g. Pergeseran midline adalah pergeseran garis tengah lengkung gigi terhadap garis
tengah muka. h.
Rheumatoid arthritis adalah suatu keadaan progresif yang ditandai dengan
pembengkakan, rasa sakit yang timbul hilang, dan keterbatasan pergerakan sendi yang terlibat.
i. Gangguan sendi temporomandibula
adalah kondisi
abnormal sendi
temporomandibula yang timbul karena kebutuhan fungsional melampaui kebutuhan adaptasi, ditandai dengan adanya rasa sakit atau nyeri sendi, bunyi pada
sendi dan keterbatasan pergerakan mandibula.
3.7 Alat penelitian
Alat penelitian meliputi : a.
Kursi
b. Kaliper digital Krisbow model kw06-358 150 mm x 6” dengan ketelitian 0,01
mm
Gambar 10. Kaliper digital Krisbow dok.
c. Kalkulator
d. Kertas dan ATK Alat Tulis Kantor
e. Masker
f. Sarung tangan
g. Kaca mulut
3.8 Cara Kerja 3.8.1 Pemilihan sampel
Sampel diperoleh melalui pengisian kuesioner dan pemeriksaan klinis rongga mulut pada mahasiswa FKG USU angkatan 20112012, 20122013 dan 20132014.
Subjek yang terpilih diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan, manfaat dan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Apabila subjek bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian maka subjek diminta untuk menandatangani informed concent.
3.8.2 Pengukuran Pembukaan Mulut Maksimal Aktif dan Pasif 3.8.2.1 Contoh Pengukuran Pembukaan Mulut Maksimal Aktif
a. Sampel penelitian duduk dengan posisi tegak dimana kepala sampel didukung oleh sandaran kursi.
Gambar 11. Posisi duduk subjek di kursi Dok b. Sampel penelitian membuka mulutnya semaksimal mungkin tanpa bantuan
jari sampel pembukaan mulut maksimal aktif.
Gambar 12. Pembukaan mulut maksimal aktif dok.
c. Pengukuran jarak interinsisal saat pembukaan mulut maksimal aktif dengan menggunakan kaliper digital.
Gambar 13. Pengukuran pembukaan mulut maksimal aktif dengan kaliper digital dok.
d. Pencatatan hasil pengukuran jarak interinsisal saat pembukaan mulut maksimal aktif pada lembar pengamatan.
Jarak Interinsisal Pembukaan Mulut Maksimal Aktif
32,30 mm
3.8.2.2 Contoh Pengukuran Pembukaan Mulut Maksimal Pasif
a. Sampel penelitian membuka mulutnya semaksimal mungkin dengan bantuan empat jari kiri jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking
sampel.
Gambar 14. Pembukaan mulut maksimal pasif Dok
b. Pengukuran jarak interinsisal saat pembukaan mulut maksimal pasif menggunakan kaliper digital dimana kaliper digital diletakkan di sebelah kanan jari
tangan kiri sampel.
Gambar 15. Pengukuran pembukaan mulut maksimal pasif
dengan kaliper digital dok.
d. Pencatatan hasil pengukuran jarak interinsisal saat pembukaan mulut maksimal pasif pada lembar pengamatan.
Jarak Interinsisal Pembukaan Mulut Maksimal Aktif
32,30 mm
3.8.3 Perhitungan Opening Ratio Contoh Perhitungan
Opening Ratio ditentukan menggunakan rumus:
Jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal aktif OR =
x 100 Jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal pasif
32,30 OR =
x 100 35,62
OR = 90,7
Normal penelitian AL Tuhafi AA Tabel 1
3.9 Alur Penelitian
Populasi Penelitian
Sampel duduk tegak dengan kepala didukung oleh sandaran kursi Kuesioner
Sampel Penelitian
Pengukuran pembukaan mulut maksimal aktif
Pengukuran pembukaan mulut maksimal pasif
Nilai pembukaan mulut maksimal aktif
Nilai pembukaan mulut maksimal pasif
Opening Ratio
Pengolahan data
Analisa data
3.10 Analisis Data
Data yang telah diperoleh dengan menggunakan sistem komputerisasi meliputi gambaran statistik jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal aktif, jarak
interinsisal pembukaan mulut maksimal pasif, serta Opening Ratio. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji T tidak berpasangan dan uji Oneway Anova. Uji
T tidak berpasangan digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal aktif, jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal
pasif, serta Opening Ratio antara mahasiswa FKG USU laki-laki dan perempuan kelompok umur 17-22 tahun. Adapun uji Oneway Anova digunakan untuk
mengetahui adanya perbedaan jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal aktif, jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal pasif, serta Opening Ratio antar
kelompok umur 17, 18, 19, 20, 21 dan 22 tahun.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan pada mahasiswa FKG USU suku Batak kelompok umur 17-22 tahun dengan oklusi Klas I Angle dengan jumlah sampel 60
orang yang dibagi atas 30 orang laki-laki dan 30 orang perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi jarak interinsisal pembukaan mulut maksimal
aktif, pasif, serta Opening Ratio. Sampel diambil secara purposive sampling melalui penyebaran kuesioner dan pemeriksaan klinis rongga mulut sehingga diperoleh
sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Sebelum dilakukan pengukuran pembukaan mulut maksimal, sampel diminta
untuk duduk dengan rileks selama sepuluh menit di ruang tunggu. Sampel penelitian kemudian didudukkan pada kursi dengan posisi tegak dimana kepala sampel
didukung oleh sandaran kursi. Pengukuran pembukaan mulut maksimal aktif dilakukan saat mulut sampel terbuka maksimal tanpa bantuan jari gambar 11.
Pembukaan mulut maksimal pasif dilakukan saat sampel membuka mulutnya semaksimal mungkin dengan batuan empat jari yaitu jari telunjuk, jari tengah, jari
manis dan jari kelingking gambar 13. Pengukuran pembukaan mulut maksimal aktif dan pasif dilakukan dengan menggunakan kaliper digital. Pengukuran pembukaan
mulut maksimal aktif dan pasif dilakukan dengan menggunakan kaliper digital karena prosedurnya yang mudah dan memberikan hasil yang akurat. Hasil pengukuran jarak
interinsisal pembukaan mulut maksimal aktif dan pasif kemudian digunakan untuk menghitung Opening Ratio.
Data di tabel 6 menunjukkan data karakteristik sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin dan umur. Pada penelitian ini dipilih 60 orang sampel yang terdiri dari
30 orang laki-laki 50 dan 30 orang perempuan 50. Sampel berumur 17-22 tahun dan jumlah sampel bagi setiap kelompok umur berbeda. Untuk kelompok umur
17 tahun jumlah sampel sebanyak 3 orang 5, kelompok umur 18 tahun jumlah