Diversitas Fitoplankton di Danau Tasikardi

Keterangan : Titik sampling 1 = inlet Titik sampling 2 = bagian tengah Titik sampling 3 = outlet Titik sampling 4 = peruntukan keramba Jumlah Euglena yang melimpah dibanding genus yang lain disebabkan karena kandungan oksigen di Danau Tasikardi tergolong rendah yaitu 3,935 ppm. Kondisi perairan yang memiliki kandungan oksigen terlarut rendah didominasi oleh fitoplankton dari kelas Euglenophyceae Wijaya, 2009. Euglena memiliki kemampuan adaptasi yang cukup tinggi. Euglena mampu melindungi dirinya dari zat-zat beracun yang berada di perairan sehingga Euglena mampu hidup pada perairan yang mengalami pencemaran dan dapat dijadikan sebagai indikator bagi perairan yang tercemar Sachlan, 1982. Gambar. 4 Jumlah Fitoplankton Rata-rata Selama Penelitian Genus yang paling sedikit ditemukan selama penelitian adalah Navicula. Hal ini disebabkan karena faktor fisik dan kimia di Danau Tasikardi tidak mendukung untuk pertumbuhan Navicula. Indeks keanekaragaman rata-rata di Danau Tasikardi adalah 1,1944. Berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon- Wienner Odum, 1993, kualitas air di Danau Tasikardi termasuk kriteria tercemar sedang. Menurut Wijaya 2009, Navicula tergolong salah satu fitoplankton yang hidup di air bersih. Jumlah individu fitoplankton yang tidak merata disebabkan terjadinya persaingan terhadap kebutuhan hidup fitoplankton di suatu perairan. Jenis fitoplankton yang jarang ditemukan dapat diakibatkan oleh proses suksesi dan toleransi masing-masing jenis terhadap perubahan lingkungan, sehingga mengakibatkan perbedaan struktur komunitas fitoplankton pada setiap waktu. Menurut Nontji 1984, komponen komunitas fitoplankton di suatu perairan senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu hingga akan menimbulkan proses suksesi. Jenis tertentu pada suatu saat akan muncul, kadang-kadang mengalami ledakan populasi dan pada saat lain akan berkurang atau menghilang sama sekali dan tempatnya digantikan oleh jenis lain. Kelimpahan fitoplankton pada setiap titik sampel bervariasi. Kelimpahan fitoplankton tertinggi terdapat pada titik sampel 2 yaitu 215 indcm 2 dan terendah terdapat pada titik sampel 1 yaitu 135 indcm 2 . Tingginya kelimpahan fitoplankton di titik sampel 2 didukung oleh kandungan nitrat yang tinggi yaitu 0,61 ppm dibandingkan kandungan nitrat di titik sampel 1 yaitu 0,34 ppm. Menurut Nugroho 2006, konsentrasi nitrat yang layak bagi pertumbuhan fitoplankton adalah 0,3 – 13 mgl. Nitrat adalah bentuk utama dari nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan fitoplankton Wijaya, 2009. Kelimpahan fitoplankton yang rendah di perairan Danau Tasikardi membuat kandungan oksigen terlarut rendah tetapi kandungan karbondioksida meningkat. Hal ini terjadi karena kandungan oksigen terlarut di perairan sangat dipengaruhi oleh aktifitas fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton dan tanaman air. Kandungan oksigen terlarut yang dihasilkan melalui aktifitas fotosintesis fitoplankton dipengaruhi oleh cahaya Goldman dan Horne, 1983. Kandungan karbondioksida di perairan digunakan oleh fitoplankton untuk proses fotosintesis. Kelimpahan fitoplankton yang tinggi membuat kandungan karbondioksida di perairan menjadi rendah karena digunakan dalam proses fotosintesis dan menghasilkan oksigen yang lebih banyak jika dibandingkan dengan kelimpahan fitoplankton yang lebih rendah. Kelimpahan fitoplankton yang rendah juga disebabkan oleh kandungan nitrat di perairan Danau Tasikardi rendah. Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan fitoplankton. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap komunitas fitoplankton di perairan danau Tasikardi diperoleh nilai rata-rata keanekaragaman fitoplankton sebesar 1,1944. Menurut Odum 1993, nilai indeks diversity H’ dikatakan rendah bila H’ 1, sedang bila 1 H’ 3 dan tinggi bila H’ 3, sehingga makin tinggi nilai H’ berarti makin banyak organisme yang dapat hidup di perairan tersebut. Ini berarti bahwa keanekaragaman fitoplankton di Danau Tasikardi termasuk sedang. Nilai indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada titik sampel 1 yaitu 1,5612, sedangkan yang terendah terdapat pada titik sampel 2 yaitu 0,5452. Pada titik sampel 1 kecerahannya lebih tinggi dibanding titik sampel yang lain. Hal ini yang menyebabkan keanekaragaman fitoplankton di titik sampel 1 lebih tinggi. Selain itu kandungan nitrat di titik sampel 1 sudah mencapai nilai optimum bagi pertumbuhan fitoplankton. Gambar 5. Nilai Rata-rata Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Tasikardi Indeks rata-rata keseragaman di perairan Danau Tasikardi bervariasi antara 0,2792 – 0,4472 tertinggi terdapat pada titik sampel 1, sedangkan yang terendah terdapat pada titik sampel 2. Nilai ini cenderung mendekati nilai nol 0 yang berarti keseragaman fitoplankton antara spesies rendah dengan kata lain kelimpahan individu yang dimiliki masing- masing spesies sangat jauh berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya dominansi jenis fitoplankton relatif tinggi. Indeks keseragaman menggambarkan tingkat keseimbangan komposisi jenis fitoplankton. Kelimpahan genus yang tidak merata menyebabkan keseragaman menjadi rendah. Kaswadji 1976 dalam Sinaga 2003 menyatakan bahwa suatu kondisi yang seimbang adalah apabila nilai indeks keanekaragaman H’ meningkat dan nilai indeks keseragaman E berbanding lurus dengan H’, atau dengan kata lain, apabila suatu komunitas mempunyai genus atau spesies yang beranekaragam indeks keanekaragamannya tinggi, maka jumlah individu dari masing-masing genus atau spesies itu akan seragam. Jika indeks keanekaragamannya rendah maka jumlah individu dari masing-masing genus atau spesies akan bervariasi. Diduga ketersediaan nutrien dan pemanfaatan nutrien oleh fitoplankton tidak merata, sehingga indeks kenaekaragaman H’ dan indeks keseragaman E bervariasi. Gambar 6. Nilai Rata-rata Keseragaman Fitoplankton di Danau Tasikardi Nilai rata-rata indeks dominansi D yang tertinggi terdapat pada titik sampel 2 yaitu 0,7082, sedangkan yang terendah terdapat pada titik sampel 1 yaitu 0,311. Indeks dominansi fitoplankton yang ditemukan secara keseluruhan begitu bervariasi di keempat titik sampel, nilai ini pada beberapa titik sampel tergolong rendah sedangkan di titik sampel yang lain tergolong tinggi berdasarkan ketentuan Simpson Odum, 1993, C0,4 : dominansi rendah; 0,4C0,6: dominansi sedang; dan C0,6: dominansi tinggi. Gambar 7. Nilai Rata-rata Dominansi Fitoplankton di Danau Tasikardi Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa komunitas fitoplankton pada perairan di Danau Tasikardi terdapat beberapa genus yang mendominasi. Hal ini disebabkan oleh komunitas dalam keadaan labil dan terjadi tekanan ekologis stress Nugroho, 2006. Genus yang banyak di temukan atau yang paling mendominasi adalah Euglena. Hal ini disebabkan karena kandungan oksigen di Danau Tasikardi tergolong rendah yaitu 3,935. Kondisi perairan yang memiliki kandungan oksigen terlarut rendah didominasi oleh fitoplankton dari kelas Euglenophyceae Wijaya, 2009. Euglena memiliki kemampuan adaptasi yang cukup tinggi. Euglena mampu melindungi dirinya dari zat-zat beracun yang berada di perairan sehingga Euglena mampu hidup pada perairan yang mengalami pencemaran dan dapat dijadikan sebagai indikator bagi perairan yang tercemar Sachlan, 1982.

4.2. Kandungan Karbondioksida dan Nitrogen Nitrat, Nitrit dan Amonia di Danau Tasikardi

Nilai rata-rata kandungan karbondioksida di Danau Tasikardi adalah 22 ppm. Menurut Kembarawati 2003, berdasarkan PP RI No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, standar baku karbondioksida yang memenuhi syarat adalah 12 ppm. Ini berarti kandungan karbondioksida di Danau Tasikardi termasuk tinggi. Karbondioksida yang terdapat di dalam air merupakan hasil proses difusi karbondioksida dari udara, hasil proses respirasi organisme akuatik dan jumlahnya relatif cukup banyak dibandingkan di atmosfer, karena karbondioksida memiliki sifat kelarutan yang tinggi Jeffries dan Mills, 1996. Karbondioksida yang terkandung di Danau Tasikardi sudah melebihi baku mutu kualitas air, tetapi kondisi ini tidak mempengaruhi keanekaragaman fitoplankton. Hal ini sesuai dengan hasil uji statistik yang menggunakan korelasi sederhana dengan nilai r = 0, yang berarti tidak ada hubungan antara keanekaragaman fitoplankton dengan kandungan karbondioksida di danau Tasikardi. Tingginya kandungan karbondioksida dapat berasal dari proses dekomposisi bahan organik. Pada tepi Danau Tasikardi banyak terdapat serasah- serasah daun yang berasal dari pohon-pohon di sekitar danau. Selain itu pada titik sampel 1 yaitu daerah inlet terdapat tanaman air. Bahan organik yang berasal dari tanaman air dan serasah daun tanaman darat diketahui akan menghasilkan jumlah karbondioksida yang cukup tinggi. Nilai rata-rata kandungan nitrat di Danau Tasikardi adalah 0,5452 ppm, dengan nilai tertinggi terdapat pada titik sampel 4 yaitu 0,78 dan yang terendah terdapat pada titik sampel 1 yaitu 0,34. Nilai kandungan nitrat ini sudah termasuk nilai optimum bagi pertumbuhan fitoplankton dan tingkat kesuburan perairannya dikategorikan sedang. Menurut Nugroho 2006, konsentrasi nitrat yang layak bagi pertumbuhan fitoplankton adalah 0,3 – 13 mgl dan tingkat kesuburan perairan dikatakan sedang berada pada nilai 0,227 – 1,129 mgl. Tabel 3. Kadar Karbondioksida dan Nitrogen Nitrat,Nitrit dan Amonia di Danau Tasikardi Parameter Titik sampling Nilai Rata-rata Baku mutu Karbondioksida ppm 1 22 22 12 2 22 3 22 4 22 Nitrat ppm 1 0,34 0,5425 0,3-13 2 0,61 3 0,44 4 0,78 Nitrit ppm 1 0,02 0,02 0,001 2 0,02 3 0,02 4 0,02 Amonia ppm 1 0,83 0,47 0,4 2 0,21 3 0,82 4 0,02 Ket: Baku mutu berdasarkan PP RI No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kembarawati, 2003 Keterangan : Titik sampling 1 = inlet Titik sampling 2 = bagian tengah Titik sampling 3 = outlet Titik sampling 4 = peruntukan keramba