Susunan Badan Pengadilan Agama

lebih kuat dalam melaksanakan kewenangannya di bidang jinayah berdasarkan qanun. 42

B. Susunan Badan Pengadilan Agama

Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam undang-undang. 43 Dalam kasus perceraian tidak menutup kemungkinan untuk melakukan upaya hukum baik banding atau kasasi, dalam hal tingkat banding pemerintah menyediakan sarana untuk para pencari keadilan disaat upaya pertama gagal dan tidak sesuai dengan harapan. Untuk menggambarkan terjadinya banding maka terlebih dahulu harus mengetahui susunan organisasi baik secara hirarki institusional ataupun secara struktural. Susunan Pengadilan Agama secara umum yang diatur dalam Undang- Undang No.7 Tahun 1989 jo Undang-Undang No.3 Tahun 2006 tentang Pengadilan Agama yaitu: 1. Secara Hirarki Institusional Susunan hirarki institusional Pengadilan Agama diatur dalam pasal 6 UU No.7 Tahun 1989 Jo UU No.3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama, menurut pasal ini lingkungan Pengadilan Agama terdiri dari dua tingkatan yaitu: 44 42 Lihat UU No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama. 43 Ibid., UU No. 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama. a. Pengadilan Agama tingkat I : Pengadilan Agama sebagai pengadilan tingkat pertama yang berkedudukan di Kotamadya atau ibukota kabupaten dengan wilayah hukum meliputi wilayah kotamadya atau kabupaten. Merupakan Pengadilan terbawah yang bertindak sebagai pintu gerbang penerimaan, pemeriksaan dan pemutusan setiap perkara pada tahap paling awal dan paling bawah, yang diajukan masyarakat pencari keadilan dan dilarang menolak untuk menerima perkara yang diajukan dengan dalih apapun. Hal ini sesuai pasal 56 UU No 3 tahun 2006 tentang Pengadilan Agama yang berbunyi “Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan memutuskan suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak atau kurang jelas, melainkan wajib memeriksa dan memutuskannya” . 45 b. Pengadilan Tinggi Agama : Pengadilan Tinggi Agama sebagai pengadilan tingkat banding yang berkedudukan di ibukota propinsi dan daerah hukumnya meliputi wilayah propinsi. 46 yang bertindak memeriksa ulang suatu perkara yang telah diperiksa dan telah diputuskan oleh Pengadilan Agama tingkat pertama, dengan demikian jika dikaitkan secara hirarkis institusional maka putusan Pengadilan 44 Lihat UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan UU No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. 45 Ibid., 46 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata: Pada Pengadilan Agama Yokyakarta; Pustaka Belajar, 1996, h.16-17. Tinggi Agama dalam tingkat banding disebut “Putusan Tinggi Terakhir”. Adapun mengenai kehadiran Mahkamah Agung MA sebagaimana yang tercantum dalam penjelasan pasal 10 Ayat 3 UU No.7 Tahun 1970 merupakan “Peradilan Tinggi Terakhir Kasasi bagi semua lingkungan Peradilan” oleh karena itu Mahkamah Agung bukan Pengadilan tingkat tiga, dia bukan instansi Peradilan yang berwenang bertindak sebagai “Judex Factie” Mahkamah Agung berkedudukan Peradilan “Kasasi” , 47 yang kewenangannya hanya sebatas memeriksa dan memutuskan dalam hal-hal tertentu yang diatur dalam pasal 30 UU No.14 Tahun 1989. 2. Secara Struktural Kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. 48 Susunan Pengadilan Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera dan Sekretaris. Pimpinan Pengadilan Tinggi Agama terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua. Hakim Anggota Pengadilan Tinggi Agama adalah Hakim Tinggi. Berdasarkan UU No.7 Tahun 1989 dan SK ketua MA RI No.004 Tahun 1990 serta SK Mentri Agama RI No.303 Tahun 1990 ditetapkan bahwa 47 Lihat, UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, h.12. 48 Ibid., h. 14. struktur organisasai Pengadilan Agama dilingkungan Departemen Agama adalah : • Susunan Pengadilan Agama terdiri dari : 1. Pimpinan yang terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua, 2. Hakim Anggota, 3. Panitera, 4. Sekretaris, 5. Jurusita. • Susunan Pengadilan Tinggi Agama terdiri dari : 1. Pimpinan yang terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua, 2. Anggota yaitu Hakim Tinggi, 3. Panitera, 4. Sekretaris. 49

C. Tugas Dan Wewenang Pengadilan Agama