BAB III TAUBAT DALAM HUKUM ISLAM MENURUT IMAM MALIK DAN
PEMAAFAN DALAM HUKUM PIDANA DI INDONESIA
A. Sekilas Biografi Imam Malik
Imam Malik imam yang kedua dari imam-imam empat serangkai dalam Islam dari segi umur. Beliau dilahirkan di kota Madinah, suatu daerah di negeri Hijaz tahun
93 H12 M, dan wafat pada hati Ahad, 10 Rabi’ul Awal 179 H798 M di Madinah pada masa pemerintahan Abbasyiah dibawah kekuasaan Harunal-Rasyid. Nama
lengkapnya ialah Abu Abdillah Malik ibn Anas ibn Malik ibn Abu ‘Amir ibn al- Harits. Beliau adalah keturunan bangsa Arab dusun Zu Ashbah, sebuah dusun di kota
Himyar, jajahan Negeri Yaman. Imam Malik adalah seorang yang berbudi mulia, dengan pikiran yang cerdas,
pemberani dan teguh mempertahankan kebenaran yang diyakininya. Beliau seoarng yang mempunyai sopan santun dan lemah lembut, suka menengok orang sakit,
mengasihani orang miskin dan suka memberi bantuan kepada orang yang membutuhkannya. Beliau juga seorang yang sangat pendiam, kalau bicara dipilihnya
mana yang perlu dan berguna serta menjauhkan diri dari segala macam perbuatan yang tidak bermanfaat. Di samping itu juga beliau seorang yang suka begaul dengan
Handai Taulan, orang yang mengerti agama terutama para gurunya, bahkan begaul dengan para pejabat pemerintah atau wakil-wakil pemerintah.
Imam Malik terdidik di kota Madinah pada masa pemerintahan kholifah Sulaiman ibn Abd Malik dari Bani Umaiyah VII. Pada waktu itu di kota tersebut
hidup beberapa golongan pendukung Islam, antara lain: golongan sahabat Anshar dan Muhajirin serta para cerdik pandai ahli hukum Islam. Suasana seperti itulah imam
Malik tumbuh dan mendapat pendidikan dari beberapa guru yang terkenal. Adapun guru yang pertama dan bergaul lama serta erat adalah Imam Abd. Rahman ibn
Hurmuz salah seorang ulama besar di Madinah. Kemudian beliau belajar fiqh kepada salah seorang ulama besar kota Madinah, yang bernama Rabi’ah al-Ra’yi wafat
pada tahun 136 H . Selanjutnya Imam Malik belajar ilmu Hadits kepada imam Nafi’ Maula Ibnu Umar wafat pada tahun 117 H, juga belajar kepada Imam ibn Syihab al-
Zuhry. Menurut riwayat yang dinukil Moenawar Cholil, bahwa diantara para guru
Imam Malik yang utama itu tidak kurang dari 700 orang yang tergolong ulama tabi’in.
Adapun metode isdtidlal Imam Malik dalam menetapkan hukum Islam berpegang kepada: Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ Ahl al-Madinah, Fatwa Sahabat,
Khabar Ahad dan Qiyas, Al-Istihsan, al-Mashlahah al-Mursalah, Sadd al-Zara’I, Istishab, dan Syar’ u Man Qablana Syar’un Lana.
K
arya
-K
arya
I
mam
M
alik:
Pertama : diantara karya-karya Imam Malik adalah Kitab al-Muwathta’. Kitab
tersebut ditulis tahun 144 H. atas anjuran khalifah Ja’far al-Manshur. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Abu Bakar al-Abhary, atas Rasulullah SAW. Sahabat dan
tabi’in yang tercantum dalam kitab al-Muwathta’ sejumlah 1.720 buah. Pendapat Imam Malik ibn Anas dapat sampai kepada kita melalui dua buah kitab, yaitu al-
Muwathta dan al-Mudawanah al-kubra. Dalam kitab al-Muwathta terdapat dua aspek yaitu hadits dan aspek fiqh.
Kedua : kitab al-mudawanah al-Kubra berisi tentang kumpulan risalah yang
memuat kurang dari 1.036 masalah dari fatwa Imam Malik yang dikumpulkan Asad ibn al-furat al-Naisabury yang berasal dari Tunis.
Mazhab Imam Malik pada mulanya timbul dan berkembang dikota madinah, tempat kediaman beliau, kemudian tersiar ke negeri Hijaz.
Perkembangan Mazhab Maliki sempat surut di Mesir, karena pada masa itu berkembang pula Mazhab Syafi’i dan sebagian penduduknya telah mengikuti mazhab
Syafi’i tetapi pada zaman pemerintahan Ayyubiyah, mazhab Maliki kembali hidup. Sebagimana di Mesir, demikian pula di Andalusia, di masa pemerintahan
Hisyam ibn Add. Rahmany, para ulama yang mendapat kedudukan tinggi menjabat sebagai hakim Negara, adalah mereka yang mengatur mazhab Maliki, sehingga
mazhab Maliki ini bertambah subur dan berkembang pesat disana. Dengan demikian tepatlah apa yang dikatakan Imam ibnu Hasyim, “dua aliran mazhab yang kedua-
duanya tersiar dan berkembang pada permulaannya adalah kedudukan dan kekuasaan, yaitu: Mazhab Hanafi di Timur dan Mazhab Maliki di Andalusia.
Diantara para sahabat Imam Malik yang berjasa mengembangkan mazhabnya antara lain: ‘Utsman ibn al-Hakam al-Juzami,Abd Rahman ibn Kahalid ibn Yazid ibn
Yahya, Abd. Rahman ibn al-Qasim, Asyab ibn Abd Aziz, Ibn al-Hakam, Haris ibn Miskin dan orang-orang yang semasa dengan mereka.
43
B. Syarat-Syarat Taubat dan Cara Bertaubat Menurut Pendapat Imam Malik