dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dilihat dari sisi yang kedua.
2.7 Kamus Data
Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang
digunakan dalam sistem secara persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran,
penyimpanan dam proses Ladjamudin, 2005 : 70.
2.8 State Transition Diagram STD
Alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen
yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna Whitten et.al, 2004 : 636.
2.9 Normalisasi
Banyak definisi mengenai Normalisasi, salah satunya menyebutkan bahwa normalisasi merupakan suatu proses pengelompokkan data ke
dalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud tebentuk satu database yang mudah
untuk dimodifikasi Ladjamudin, 2005 : 168. Langkah- langkah dalam pembuatan normalisasi adalah sebagai berikut:
25
1. Bentuk Tidak Normal Unnormalized Form Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak
ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat
menginput. 2. Bentuk Normal Kesatu First Normal Form1NF
Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi
diantara setiap baris pada suatu tabel dan setiap atribut harus mempunyai nilai data atomic bersifat atomic value. Syarat normal
kesatu adalah 1. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu
record demi record nilai field berupa “atomic value”.
2. Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda. 3. Telah ditentukannya primary key untuk tabel atau relasi tersebut.
4. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian. 3. Bentuk Normal Kedua Second Normal Form 2NF
Bentuk normal kedua didasari atas konsep full functional dependency
ketergantungan fungsional sepenuhnya yang dapat didefinisikan jika A dan B adalah atribut-atribut dari suatu relasi, B
dikatakan full functional dependency memliki ketergantungan sepenuhnya terhadap A, jika B tergantung fungsional terhadap A,
26
tetapi tidak secara tepat memliki ketergantungan fungsional dari subset himpunan bagian dari A. Syarat normal kedua adalah
1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. 2. Atribut bukan kunci, haruslah memiliki ketergantungan fungsional
sepenuhnya pada kunci utama primary key. 4. Bentuk Normal Ketiga
Walaupun relasi 2NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada 1NF, namun relasi tersebut masih mungkin mengalami
kendala bila terjadi anomaly peremajaan update terhadap relasi tersebut. Anomaly update ini disebabkan oleh suatu ketergantunagn
transitif. Syarat normal ketiga adalah 1. Bentuk data telah memenuhi criteria bentuk normal kedua.
2. Atribut bukan kunci non key, haruslah tidaklah memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya.
Seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsionalitas terhadap primary key direlasi itu
saja.
2.10 Metode Penelitian