Terapi psikofarmaka Psikoterapi Pengobatan skizofrenia

15 c Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan delusion of control, dipengaruhi delusion of influence, atau passivity delusion of passivity,dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.  Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara relatif tidak nyatatidak menonjol.

2.10. Pengobatan skizofrenia

Ganguan jiwa skizofrenia adalah salah satu penyakit yang cenderung berlanjut kronis, menahun. Oleh karenanya terapi pada skizofrenia memerlukan watu relatif lama berbulan bahkan bertahun, hal ini dimaksudkan untuk menekan sekecil mungkin kekambukan relaps. Terapi pada skozofrenia bersifat komprehensif yaitu meliputi terapi psikofarmaka, psikoterapi, terapi psikososial dan terapi psikoreligius. 9

2.10.1 Terapi psikofarmaka

Skizofrenia diobati dengan obat antipsikotik yang tipikal dan atipikal. 10 Obat yang golongan tipikal meliputi : Klorpromazin,Flufenazin, Tioridazin, Haloperidol dan lain-lain, sedangkan obat golongan atipikal meliputi : Klozapin, Olanzapin, Risperidon, Quetapin, Aripiprazol dan lain-lain. Pemakaian antipsikotik dalam menanggulangi skizofrenia telah mengalami pergeseran. Bila mulanya menggunakan antipsikotik tipikal, kini pilihan beralih ke antipsikotik atipikal, yang dinyatakan lebih superior dalam menanggulangi gejala negatif dan kemunduran kognitif. 12 Adanya perbedaan efek samping yang nyata antara antipsikotik atipikal dan antipsikotik tipikal. Antipsikotik atipikal:  Menimbulkan lebih sedikit efek samping neurologis.  Lebih besar kemungkinan dalam menimbulkan efek samping metabolik, misalnya pertambahan berat badan, diabetes mellitus, atau sindroma metabolik. 12 Penanggulangan memakai antipsikotik diusahakan sesegera mungkin, bila memungkinkan secara klinik, karena eksaserbasi psikotik akut melibatkan distres 16 emosional, perilaku individu membahayakan diri sendiri, orang lain,dan merusak sekitar. 11 Individu terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kondisi fisik, vital signs, dan pemeriksaan laboratorium dasar, sebelum memperoleh antipsikotik. 12

2.10.2. Psikoterapi

Terapi kejiwaan atau psikoterapi pada penderita skizofrenia baru dapat diberikan apabila penderita dengan terapi psikofarmaka sudah mencapai tahapan dimana kemampuan menilai realitas reality testing abilityRTA sudah kembali pulih dan pemahaman diri insight sudah baik. Psikoterapi diberikan dengan catatan bahwa penderita masih tetap mendapat terapi psikofarmaka. 9 Psikoterapi ini banyak macamnya tergantung dari kebutuhan dan latar belakang penderita sebelum sakit pramorbid, sebagai contoh mislanya : psikoterapi suportif, psikoterapi Re-edukatif, psikoterapi Re-konstruktif, psikoterapi kognitif, psikoterapi psikodinamik, psikoterapi perilaku, psikoterapi keluarga. Secara umum tujuan dari psikoterapi adalah untuk memperkuat struktur kepribadian, mematangkan kepribadian maturing personality, memperkuat ego ego strength, meningkatkan citra diri self esteem, memulihkan kepercayaan diri self confidence, yang kesemuanya untuk mencapai kehidupan yang berarti dan bermanfaat meaningfulness of life. 9

2.10.3. Terapi psikososial

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Skizofrenia Rawat Inap di Rumah Sakit Jiwa Medan Tahun 2001

0 42 85

Prevalensi Penderita Skizofrenia Paranoid Dengan gejala Negatif di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Tahun 2010

0 11 45

Demografi, Faktor Risiko, dan Terapi Pasien Anak dengan Autisme di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2010-2012

0 4 62

Prevalensi Penderita Skizofrenia Paranoid Dengan gejala Negatif di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Tahun 2010

0 8 45

PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI IBU DARI PENDERITA SKIZOFRENIA RAWAT INAP DENGAN IBU DARI PENDERITA PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI IBU DARI PENDERITA SKIZOFRENIA RAWAT INAP DENGAN IBU DARI PENDERITA SKIZOFRENIA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 0 14

BAB 1 PENDAHULUAN PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI IBU DARI PENDERITA SKIZOFRENIA RAWAT INAP DENGAN IBU DARI PENDERITA SKIZOFRENIA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 0 6

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP STRES KERJA PERAWAT BANGSAL RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN

0 3 27

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (SOCIAL SUPPORT) DENGAN KEJENUHAN KERJA (BURNOUT) PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (SOCIAL SUPPORT) DENGAN KEJENUHAN KERJA (BURNOUT) PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (SOCIAL SUPPORT) DENGAN KEJENUHAN KERJA (BURNOUT) PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 17