16
emosional, perilaku individu membahayakan diri sendiri, orang lain,dan merusak sekitar.
11
Individu  terlebih  dahulu  menjalani  pemeriksaan  kondisi  fisik,  vital  signs, dan pemeriksaan laboratorium dasar, sebelum memperoleh antipsikotik.
12
2.10.2. Psikoterapi
Terapi  kejiwaan  atau  psikoterapi  pada  penderita  skizofrenia  baru  dapat diberikan  apabila  penderita  dengan  terapi  psikofarmaka  sudah  mencapai  tahapan
dimana  kemampuan  menilai  realitas  reality  testing  abilityRTA  sudah  kembali pulih  dan  pemahaman  diri  insight  sudah  baik.  Psikoterapi  diberikan  dengan
catatan bahwa penderita masih tetap mendapat terapi psikofarmaka.
9
Psikoterapi  ini  banyak  macamnya  tergantung  dari  kebutuhan  dan  latar belakang  penderita  sebelum  sakit  pramorbid,  sebagai  contoh  mislanya  :
psikoterapi  suportif,  psikoterapi  Re-edukatif,  psikoterapi  Re-konstruktif, psikoterapi  kognitif,  psikoterapi  psikodinamik,  psikoterapi  perilaku,  psikoterapi
keluarga. Secara  umum  tujuan  dari  psikoterapi  adalah  untuk  memperkuat  struktur
kepribadian,  mematangkan  kepribadian  maturing  personality,  memperkuat  ego ego  strength,  meningkatkan  citra  diri  self  esteem,  memulihkan  kepercayaan
diri  self  confidence,  yang  kesemuanya  untuk  mencapai  kehidupan  yang  berarti dan bermanfaat meaningfulness of life.
9
2.10.3. Terapi psikososial
Salah  satu  dampak  dari  gangguan  jiwa  skozofrenia  adalah  terganggunya fungsi  sosial  penderita  atau  hendaya  impairment.  Dengan  terapi  psikososial  ini
dimaksudkan  penderita  agar  mampu  kembali  beradaptasi  dengan  lingkungan sosial  sekitarnya  dan  mampu  merawat  diri,  mampu  mandiri  sehingga  tidak
menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat. Penderita  selama  menjalani  terapi  psikososial  ini  hendaknya  masih  tetap
menjalani  terapi  psikofarmaka  sebagaimana  juga  halnya  waktu  menjalani psikoterapi.  Kepada  penderita  skizofrenia  diupayakan  untuk  tidak  menyendiri,
tidak  melamun,  banyak  kegiatan  dan  kesibukan  dan  banyak  bergaul silaturrahmisosialisasi.
9
17
2.10.4. Terapi psikoreligius
Terapi  keagamaan  psikoreligius  terhadap  penderita  skizofrenia  ternyata mempunyai  manfaat.  Larson,  dkk  1982  dalam  penelitiannya  membandingkan
keberhasilan terapi terhadap dua kelompok penderita skizofrenia. Dari kelompok yang  mendapat terapi keagamaan  menpunyai respon gejala klinis gangguan  jiwa
skizofrenia  lebih  cepat  hilang,  lamanya  perawatan  lebih  pendek,  hendaya impairment  lebih  cepat  teratasi,  kemapuan  adaptasi  lebih  cepat  dibandingkan
dengan kelompok yang tidak mendapat terapi keagamaan.
9
Terapi  keagamaan  yang  dimaksudkan  dalam  penelitian  diatas  adalah berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sholat, berdoa, memanjatkan puji-pujian
kepada  tuhan,  ceramah  keagamaan,  kajian  kitab  suci  dan  lain  sebagianya. Pemahaman  dan  penafsiran  yang  salah  terhadap  agama  dapat  mencetuskan
terjadinya  gangguan  jiwa  skizofrenia,  yang  dapat  diamati  dengan  adanya  gejala- gejala  waham  delusi  keagamaan  atau  jalan  pikiran  yang  patologis  dengan  pola
sentral keagamaan.
9
Dengan  terapi  psikoreligius  ini  gejala  patologis  dengan  pola  sentral keagamaan  tadi  dapat  diluruskan,  dengan  demikian  keyakinan  atau  keimanan
penderita dapat dipulihkan kembali ke jalan yang benar.
2.11. Definisi depresi