31 antara perbedaan tingkat suku bunga di dua Negara dengan nilai tukar mata
uangnya terhadap mata uang Negara lain. Dalam hal ini tingkat suku bunga nominal bukan merupakan alat ukur yang akurat karena masih mengandung
unsur inflasi di dalamnya. Berdasarkan pada prinsip International Fisher’s Effect, maka dapat di
rumuskan bahwa :
R = [ l + i : l + i
1
] – 1
Dengan R adalah kurs, i adalah tingkat suku bunga domestic, dan i
1
adalah tingkat suku bunga yang terjadi di luar negeri negara kedua. Apabila kedua
sisi persamaan
tersebut menghasilkan
nilai sama,
maka mengindikasikan bahwa investasi antar kedua Negara akan menghasilkan
return yang sama.
D. Tingkat Inflasi
Teori Inflasi menurut A.P. Lehner inflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan Excess Demand terhadap barang-barang dalam
perekonomian secara keseluruhan Anton H. Gunawan, 1991. Sementara itu Ackley mendefinisikan inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus
menerus dari barang dan jasa secara umum bukan satu macam barang saja dan sesaat. Menurut definisi ini, kenaikan harga yang sporadis bukan
dikatakan sebagai inflasi Iswardono, 1990. Menurut Boediono 1995 inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus
menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut
32 inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan
kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain. Tingkat laju inflasi ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran
terhadap barang dan jasa yang mencerminkan perilaku para pelaku pasar atau masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat
tersebut adalah ekspektasi terhadap laju inflasi di masa yang akan datang. Ekspektasi laju inflasi yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk
mengalihkan aset finansial yang dimilikinya menjadi asset riil, seperti tanah, rumah, dan barang-barang konsumsi lainnya. Begitu juga sebaliknya
ekspektasi laju inflasi yang rendah akan memberikan insentif terhadap masyarakat untuk menabung serta melakukan investasi pada sektor-sektor
produktif,
Neny Erawati2002 : 99.
Inflasi sering diartikan sebagai kecenderungan naiknya harga secara
umum danterus menerus, dalam waktu dan tempat tertentu Korteweg, 1973; Ackley, 1978; Nopirin, 1997; serta Boediono, 2001. Keberadaannya sering
diartikan sebagai salah satu masalah utama dalam perekonomian negara, selain pengangguran dan ketidakseimbangan neraca pembayaran. Namun
demikian, meskipun menjadi salah satu masalah besar dalam perekonomian, sebagian ahli sepakat bahwa dampak positif inflasi akan maksimal dengan
tingkat inflasi yang agak rendah, berkisar antara 5 - 6 per tahun Glassburner, Chandra, 1981 : 106. Dengan kata lain, tingkat inflasi yang
kurang atau lebih dari angka tersebut, akan memiliki kecenderungan memberi dampak negatif bagi perekonomian.
33 Menurut Winardi dalam Setiawan 2006, definisi inflasi adalah sebagai
suatu kenaikan relatif dalam tingkat harga umum. Inflasi dapat timbul bila jumlah barang serta jasa yang ditawarkan atau karena kehilangan kepercayaan
terhadap mata uang nasional dan terdapat adanya gejala yang meluas untuk menukar dengan barang-barang.
Inflasi di definisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi prosentase kenaikan
harga berbeda dari suatu periode keperiode lainnya, dan berbeda pula dari suatu Negara ke Negara lainnya. Inflasi adalah suatu kecenderungan dari
harga-harga untuk menaik secara umum dan terud menerus. Sadono Sukirno : 2004 : 15
Teori Keynes mengatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat hidup diluar batas kemampuan ekonomisnya. Teori ini memperlihatkan bagai mana
perebutan rejeki antara golongan-golongan masyarakat yang dapat menimbulkan permintaan agregat yang lebih dari pada jumlah barang yang
tersedia apabila timbul “inflation gap” . Selama inflation gap tetap ada, selama itu pula proses inflasi akan berkelanjutan.
Komponen Inflasi
Ada tiga komponen yang hams dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, Prathama dan Mandala 2001:203
1. Kenaikan harga Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi
darpada harga periode sebelumnya.
34 2. Bersifat umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik.
3. Berlangsung terus menerus Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan
inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.
Jenis Inflasi
Kondisi inflasi menurut Samuelson 1998:581, berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1 Merayap {Creeping Inflation Laju inflasi yang rendah kurang dari 10 pertahun, kenaikan harga
berjalan lambat dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.
2 Inflasi menengah {Galloping Inflation Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang
berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang arrinya harga-harga minggubulan ini lebih tinggi dari minggubulan
lalu dan seterusnya. 3 Inflasi Tinggi {Hyper Inflation
Inflasi yang paling parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali dan nilai uang merosot dengan tajam. Biasanya
keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja.
35
Metode Pengukuran Inflasi
Suatu kenaiikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk
mengukur laju inflasi Nopirin,1987 :25 antara lain: a ConsumerPriceIndex CPI
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:
Cost of marketbasket ingiven year CPI=
X 100 Cost of marketbasket in base year
b Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index
Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah raw material, bahan baku atau barang setengah jadi.
Indeks PPI ini sejalan dengan indeks CPI. c
GNP Deflator GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan
indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih
banyak dibanding dengan kedua indeks diatas:
GNP Nominal GNP Deflator =
X 100 GNP Riil
36
Faktor - faktor yang mempengaruhi Inflasi
Menurut Samuelson dan Nordhaus 1998:587, ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi:
a. Demand Pull Inflation Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat
dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian, menarik harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran dan pennintaan agregat.
b. Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode
pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang efektif. Sedangkan faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak
hanya dipengaruhi oleh Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation tetapi juga dipengaruhi oleh :
a Domestic Inflation Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga
barang secara umum di dalam negeri. b ImportedInflation
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang import secara umum.
37
E. Nilai Tukar