Hakikat Pernikahan Usia Dini a. Pengertian dan batasan usia dini

suami dan istri, tatkala suami selesai bekerja pada siang hari dan kemudian kembali kerumahnya pada sore harinya ia dapat berkumpul dengan istri dan anak-anaknya. Hal ini dapat melenyapkan semua kelelahan dan deritanya pada siang hari. Begitu pula sebaliknya. 5 Untuk menjalin kerja sama suami istri dalam membina keluarga dan mendidik anak-anak. Dengan kerja sama yang harmonis diantara suami dan istri bahu membahu untuk mencapai hasil yang baik, mendidik anak yang shaleh yang memiliki iman yang kuat dan ruh Islam yang kokoh lahirlah rumah tangga yang tentram dan bahagia. 16 Landasan bagi sesorang untuk melakukan suatu perbuatan pada dasarnya adalah tujuan yang ingin diraih dari melakukan tersebut. Begitupun halnya dengan pernikahan, seseorang ingin melaksanakannya karena dilandasi oleh tujuan yang ingin diraih. Adapun tujuan pernikahan secara rinci dapat dikemukan sebagai berikut; 1 Melaksanakan libido seksual 2 Memperoleh keturunan 3 Memperoleh keturunan yang saleh 4 Memperoleh kebahagiaan dan ketentraman 5 Mengikuti sunnah Nabi 6 Menjalankan perintah Allah 7 Untuk berdakwah Dengan tercapainya ketujuh tujuan diatas dapat kita jadikan rujukan untuk membentuk keluarga Sakinah dalam naungan panji Islam dan hidup dengan keridhoan Allah.

5. Hakikat Pernikahan Usia Dini a. Pengertian dan batasan usia dini

16 H. Abd Qodir Djaelani, Keluarga Sakinah Surabaya; PT. Bina Ilmu 1995 Cet. I hal. 41-46 Sebelum penulis membahas tentang pengertian pernikahan Dini, terlebih dahulu harus diketahui batasan usia muda. Mendefinisikan usia muda remaja memang tidak mudah karena kalau kita lihat sampai saat ini belum ada kata sepakat antara para ahli ilmu pengetahuan tentang batas yang pasti mengenai usia muda, karena menurut mereka hal ini tergantung kepada keadaan masyarakat dimana usia muda itu di tinjau .17 Ada beberapa pengertian usia muda yang ditinjau dari beberapa segi diantaranya : Usia muda remaja menurut bahasa adalah : “Mulai dewasa, sudah mencapai umur untuk kawin ” 18 Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa : “Usia muda remaja adalah anak yang pada masa dewasa, dimana anak-anak mengalami perubahan- perubahan cepat di segala bidang. Mereka bukan lagi anak-anak baik untuk badan, sikap dan cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang, masa ini dimulai kira-kira umur 13 tahun dan berakhir kira-kira 21 tahun ”.19 Masa remaja adalah suatu periode peralihan yaitu masa peralihan dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa. Ini berarti anak-anak pada masa ini harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan juga harus mempelajari sikap dan pola perilaku yang baru pengganti perilaku dan pola yang ditinggalkan. Akibat peralihan ini remaja bersikap Ambivalensi. Disatu pihak si anak remaja ingin diperlakukan sebagai orang dewasa, jangan selalu diperintah seperti anak kecil, tetapi dilain pihak segala kebutuhannya masih minta dipenuhi seperti halnya pada anak-anak. Masa remaja merupakan periode perubahan yang sangat pesat baik dalam perubahan fisiknya maupun perubahan sikap dan perilakunya. Ada empat perubahan yang bersifat universal selama masa remaja yaitu: 17 Salihun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja, Jakarta: Kalam Mulia, 1999 Cet ke-1 hal. 69 18 WJS. Poerwadarminta, kamus umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1983, hal 813 19 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung , tt Cet ke-3 h. 106 1. Meningkatnya emosi, intensitasnya tergantung pada tingkat perubahan fisik dan fsikologis yang terjadi, perubahan emosi ini banya terjadi pada masa remaja awal. 2. Perubahan fisik, perubahan peran dan minat yang diharapkan oleh kelompok sosial menimbulkan masalah-masalah baru sehingga selama masa ini si remaja merasa ditimbuni masalah. 3. Dengan berubahnya minat dan perilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Apa yang dianggap penting dan bernilai pada masa kanak-kanak sekarang ini tidak lagi. Kalau pada masa kanak-kanak kuantitas dipentingkan sekarang segi kualitas yang diutamakan 4. Sebagian besar remaja bersikap ambivalensi terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk melaksankan tanggung jawab tersebut .20 Dalam Agama Islam tidak dijelaskan batasan umur remaja, tetapi hal ini dapat dilihat ketika seseorang telah mencapai akil baligh, itu ditandai haid menstruasi yang pertama bagi perempuan sehingga sudah boleh dinikahkan. Dan wanita Indonesia rata-rata haid pada usia kurang lebih 13 tahun. Sedangkan yang laki-laki ditandai dengan bermimpi atau mengeluarkan mani ejakulasi dan sudah boleh menikah juga . 21 Elizabet B.Harlock mendefinisikan usia remaja dan membaginya dalam tiga tingkatan yaitu: pra remaja 10-12 tahun, remaja awal 13-16 Tahun, remaja Akhir 17-21 tahun . 22 Menurut WHO Batasan Usia muda terbagi dalam dua bagian yaitu: usia muda awal 10-14 tahun dan usia muda akhir 15-20 tahun . 23 Dari penjelasan diatas, ada perbendaan pendapat dari beberapa ahli tentang batasan usia muda, namun dala hal ini penulis mencoba menyimpulkan bahwa usia muda itu adalah mulai dari umur 10 tahun sampai 21 tahun. Yang tercakup didalamnya antara lain masa pra remaja, remaja awal dan 20 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta; Pedoman Ilmu Jaya, 2007 cet, III hal 25-26 21 Ali Akbar, Merawat Cinta Kasih, Jakarta : Pustaka Antara, 1975 Cet. Ke-2 h. 27 22 Mahmud Yunus, Pendidikan Seumur Hidup, Jakarta: Lodaya, 1987, h.52 23 Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 1989 Cet. Ke-1, h.9-10 remaja akhir. Jadi pernikahan dini yang penulis maksud disini adalah hubungan antara dua insan yang berlainan jenis kelamin yang didasari atas rasa suka sama suka sebagai landasan terlaksananya ketentuan-ketentuan syariat Agama untuk membentuk mahligai rumah tangga yang sakinah mawaddah dan warahmah yang dilakukan pada saat pasangan tersebut berusia anatara 10-21 tahun.

b. Remaja dan Masalah yang Dihadapinya

Ahmad Muzakir dan Joko Sutrisno dalam bukunya Psikologi Pendidikan Di dalam lapangan psikologi ada yang beranggapan bahwa ada hubungan erat antara jasmani dan rohani, sehingga pertumbuhan jasmani selalu disertai oleh pertumbuhan rohani dan adanya perubahan jasmani yang menyolok disertai pula oleh perubahan rohaniyah pula. Dengan demikian terdapat saling pengaruh mempengaruhi antara kedua macam pertumbuhan itu. Dengan bersendi pada pandangan yang demikian itu pula maka orang mengadakan pembagian pertumbuhan dan perubahan- perubahan jasmani. Aris Toteles adalah salah seorang yang mengadakan pembagian atas perkembangan dengan dasar perubahan jasmani itu. Oleh Aristoteles, anak lahir samapai 21 tahun dibagi menjadi tiga periode yang mengikuti dibatasi adanya perubahan jasmani yang dianggapnya penting. Adapun perubahan jasmani yang dianggapnya penting ialah terjadinya pertukaran gigi pada umur tujuh tahun, dan tumbuhnya tanda-tanda pubertas seperti perubahan suara, kumis, dan tanda-tanda kelamin sekunder lainnya yang timbul pada umur 14 tahun. Atas dasar pembagian itu dilakukan sebagai berikut; 0-7 tahun, periode anak kecil, 7- 14 tahun periode anak sekolah, 14-21 tahun, periode pubertas Pembagian lain didasarkan atas dasar sifat-sifat psikis semata-mata. Pembagian itu antara lain dikemukakan oleh Charlot Buhlerr Comenius mengadakan pembagian pertumbuhan yang dimuat dalam bukunya Digactica Magna, berdasarkan kepentingan pengajaran bagi sianak. Pembagian itu anatara lain: 0-6 tahun, sekolah ibu, 6-12 tahun, sekolah bahasa ibu, 12-18 tahun, sekolah bahasa latin, 18-24 tahun, sekolah tinggi. Dalam rangka mencari dasar-dasar yang bersendi praktek-praktek pendidikan, perekembangan dapat dibagi sebagai berikut: Masa Vital 0- 2, Masa kanak-kanak 2-6, Masa sekolah 6-12 tahun, Masa remaja 12- 18 tahun, Masa transisi dari masa remaja kemasa dewasa 18-21 tahun, Masa dewasa 21-24 tahun. Berdasarkan klasifikasi yang ditulis oleh Ahmad Muzakir dan Joko Sutrisno penulis mengutif bahwa pada masa remaja dapat diambil diketahui masalah masala-yang timbil akibat masa perkembangan dan pertumbuhan remaja itu sendiri adalah sebagai berikut : Masa usia 6-12 tahun Dinamakan masa sekolah, karena pada usia 6-12 tahun, anak telah untuk mengikuti mata pelajaran sekolah dasar bagi anak normal adapun tanda-tanda kematangan itu antara lain: Dalam lapangan perasaan anak lekas merasa puas, mudah gembira, tetapi belum dapat mengikuti kepuasan, kesedihan dan kegembiraan yang dialami orang lain. Pada akhir periode ini anak mengalami apa yang disebut individualisme kedua. Pada masa ini anak hasratnya kuat, kepercayaan pada diri sendiri kuat, cita-citanya hebat. Pada masa itu merupakan waktu yang baik untuk timbulnya gerombolan anak-anak liar. Perkelahian anak-anak terjadi disebabkan oleh karena anak-anak sering menonjolkan dirinya. Pada masa ini biasanya terdapat minat yang istimewa yang berwujud nafsu mengumpulkan. Anak gemar mengumpulkan perangko, kartu pos bergambar dan sebagainya. Pada masa remaja 12-18 tahun Pada permulaan masa ini anak mengalami perubahan-perubahan jasmani yang berwujud timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder, suaranya berubah naka laki-laki pada umumnya menurun satu oktaf, lengan dan kaki mengalami pertumbuhan yang cepat sekali, sehingga anak-anak menjadi canggung dan kaku. Kelenjar-kelenjar baru mulai tumbuh. Keadaan anak yang demikian menimbulkan gangguan psikis. Oleh Rumke dinamakan gangguan Regulasi Perubahan rohani juga timbul. Anak telah mulai berfikir secara abstrak. Ingatan logis makin lama makin lemah. Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang satu dengan yang lain tidak dalam keadaan seimbang, akibatnya anak sering mengalami gangguan-gangguan. Oleh gangguan ini dinamakan gangguan integrasi Kehidupan sosial anak remaja berkembang sangat luas. Akibatnya anak berusaha melepaskan diri dari kekangan-kekangan orang tua untuk mendapatkan kebebasan. Akan tetapi disamping itu anak masih tergantung kepada orang tua, dengan demikian terjadi pertentangan antara hasrat kebebasan dan perasaan ketergantungan kepada orang tua. Hal ini yang menyebabkan apa yang oleh Rumke dinamakan gangguan individulisasi. Rumke berpendapat bahwa ketiga gangguan itu Integrasi, Regulasi, dan individulisasi selalu dialami oleh anak yang memulai masa remaja, bahkan anak yang tidak mengalami tersebut tidak akan dapat mencapai kedewasaan secara normal. Pada masa remaja anak telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta persahabatan, agama dan kesusilaan, kebebasan dan kebaikan. maka dari itu dapat dinamakan masa pembentukan dan penentuan nilai dan cita- cita.pada bagian akhir masa remaja anak telah menunjukan perbedaan minat, antara laki-laki dan perempuan. Selain itu anak juga telah mulai berpikir tentang tanggung jawab, sosial dan agama. Masa Transisi 18-21 Tahun Pada masa tarnsisi dari masa remaja kemasa dewasa awal, remaja telah mengalami ketenangan batin. Akan tetapi sifat radikal dan revolusioner masih tetap menggelora. Sedikit demi sedikit ia menginsyafi bahwa orang tidak dapat menggapai segala cita-citanya dalam hidupnya. Anak mulai berpandangan realistis. Pada masa ini jasmaniahnya mengalami perkembangan yang terbaik dan yang paling indah dibandingkan dengan masa-masa yang lain. Anak mulai berpikir mengenai : siapa yang akan menjadi teman hidupnya nanti. Kadang-kadang begitu besarnya perhatian dalam lapangan ini sehingga perhatian dalam hal-hal lain ter sisihkan. Masa dewasa 21-24 tahun Pada masa ini telah menginjak masa dewasa. Setelah masa ini pada umumnya seseorang telah menunjukan kematangan jasmani dan rohani, Orang telah memiliki keyakinan dan pendirian yang tetap, telah memikirkan secara sungguh-sungguh tentang hidup berkeluarga dan telah menerjunkan diri kedalam masyarakat ramai dengan ikut aktif dalam berbagai tugas sosial, masuk dalam organisasi sosial, banyak yang berkecimpung kedalam dunia politik. Mereka telah mempunyai tanggung jawab sosial baik sebagai bapak dalam keluarga maupun sebagai anggota masyarakat .24

c. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menikah Usia dini

Ketika seseorang memutuskan untuk menikah dini maka sebaiknya mempersiapkan diri terlebih dahulu sehingga nantinya memiliki bekal untuk menjalani hidup berumah tangga serta menghindari dari kemungkinan-kemungkinan yang buruk. Hal-hal yang diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memiliki kesiapan merupakan faktor utama terlaksananya pernikahan.