Latar Belakang Pembentukan UU No. 22 tahun 2001

BAB III UNDANG-UNDANG 22 NO. 2001 TAHUN TENTANG MINYAK DAN

GAS BUMI

A. Latar Belakang Pembentukan UU No. 22 tahun 2001

Kegiatan usaha minyak dan gas bumi mempunyai peranan penting dalam memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional 52 . Berbagai macam sumber daya alam tersedia, mulai dari sumber daya alam yang dapat terbarukan sampai pada sumber daya alam yang tak terbarukan. Sumber daya alam tersebut mempunyai berbagai macam fungsi yang strategis. Begitu hal yang sama dengan sumber daya alam yang tak terbarukan seperti minyak dan gas bumi bahwa minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan yang dikuasai oleh Negara serta merupakan komoditas vital yang menguasai hajat hidup orang banyak dan mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional sehingga pengelolaannya harus dapat secara maksimal memberikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. 53 Pembentukan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 ditujukan untuk Pembangunan Nasional yang dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat. Berbagai macam cara yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, melalui reformasi disegala bidang kehidupan yang berasaskan pada Pancasila dan Undang-Undang 52 Undang-Undang Republika Indonesia Nomor 22 tahun2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Jakarta: Pustaka Yustisia, 2008, h. 6 53 Ibid., h. 5 36 Dasar1945. 54 Bahwa dalam Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, Undang-undang Nomor 15 Tahun 1962 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Kewajiban Perusahaan Minyak Memenuhi Kebutuhan Dalam Negeri, dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan usaha pertambangan minyak dan gas bumi. 55 Untuk menyesuaikan usaha pertambangan minyak dan gas bumi tersebut, maka pembuatan Undang-undang juga mempertimbangkan perkembangan nasional maupun Internasional, yang kemudian dilakukan perubahan peraturan perundang-undangan tentang pertambangan minyak dan gas bumi yang memiliki kelebihan dari undang-undang sebelumnya yakni dapat menciptakan kegiatan usaha minyak dan gas bumi yang mandiri, andal, transparan, berdaya saing, efisien, dan berwawasan pelestarian lingkungan, serta mendorong perkembangan potensi dan peranan nasional. 56 Untuk memberikan landasan hukum bagi langkah-langkah pembaruan dan penataan atas penyelenggaraan pengusahaan minyak dan gas bumi tersebut maka dibentuklah pengaturanpengelolaan Minyak dan Gas Bumi yang tertuang dalam kitab Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001. Hal 54 Hadi Setia Tunggal, SH. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Minyak dan Gas Bumi, Pertambangan Mineral dan Batubara, Panas Bumi, dan Ketenagalistrikan, Jakarta: Harvarindo, 2010, h. 37 55 Ibid., h. 37-38 56 Ibid., h. 38 tersebut bertujuan untuk merealisasikan pasal 33 ayat 3 UUD 1945, yang tertulis bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara, dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam Rancangan Undang-undang Migas sebelumnya bertujuan untuk memisahkan wewenang dan tanggung jawab pemerintah dari perusahaan. Pemerintah tidak mengatur operasional perusahaan dan perusahaan tidak seharusnya melakukan pengaturan sector. 57

B. Azas dan Tujuan Undang-Undang No. 22 tahun 2001

Dokumen yang terkait

TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN SANKSI PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NO 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DALAM MENANGGULANGI TINDAKAN SPBU YANG MELAKUKAN PENIMBUNAN BAHAN BAKAR MINYAK.

0 0 2

PEMBERLAKUAN PEMBATASAN EKSPOR MINYAK BUMI DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DAN THE GENERAL AGREEMENT ON TARIFFS AND TRADE 1994 (GATT) / WTO SERTA IMPLIKA.

0 0 2

Rancangan Undang Undang tentang Minyak dan Gas Bumi Usulan Masyarakat Sipil

0 0 84

Kedudukan Pedagang Bensin Eceran Pertamini Dalam Transaksi Penjualan Bensin Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi

1 11 9

Kedudukan Pedagang Bensin Eceran Pertamini Dalam Transaksi Penjualan Bensin Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi

1 2 26

Kedudukan Pedagang Bensin Eceran Pertamini Dalam Transaksi Penjualan Bensin Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi

4 29 18

Kedudukan Pedagang Bensin Eceran Pertamini Dalam Transaksi Penjualan Bensin Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi

0 2 1

Kedudukan Pedagang Bensin Eceran Pertamini Dalam Transaksi Penjualan Bensin Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi

0 4 9

UU NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

0 0 22

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENJUALAN GAS ELPIJI BERSUBSIDI DITINJAU DARI PASAL 53 Huruf d UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI (Studi Kasus Putusan Di Pengadilan Negeri Sungailiat) SKRIPSI

0 0 14