BAB I PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat yang diriwayatkan dengan mutawattir serta membacanya adalah
ibadah. Sebagai kitab suci umat Islam, Al-Qur’an berisi ilmu pengetahuan, hukum- hukum, kisah-kisah, filsafah, peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku dan tata
cara hidup manusia baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Kitab suci ummat Islam ini diturunkan untuk menjadi pegangan bagi seluruh umat dan
tidak diturunkan untuk satu ummat atau satu kurun waktu saja, tetapi untuk seluruh umat manusia dan sepanjang masa. Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam masa
22 tahun, 2 bulan, 2 hari, terbagi atas surat Makiyyah dan Madaniyyah yang terdiri dari 30 juz dan 114 surat.
Kajian kisah para nabi khususnya nabi Yusuf alaihi salam yang terdapat dalam al- Qur’an dalam metode pendekatan ilmu sastra merupakan suatu hal yang baru karena
masih banyak pendapat yang pro dan kontra dalam analisis ini. Akan tetapi, menurut Khalafullah, melalui pendekatan metodologis semacam ini akan banyak terungkap
dimensi seni dan sastra yang dimiliki al-Qur’an. Oleh karena itu, kajian ini lebih menitikberatkan kajian sastra yang tertuang dalam kajian struktural, namun analisis yang
akan dibahas tidak akan mengurangi ketinggian nilai sastra dalam al-Qur’an itu sendiri. Metode penyampaian kisah al-Qur’an berbeda dengan yang diterapkan dalam
literature sejarah. Deskripsi kejadian dalam kisah-kisah al-Qur’an merupakan deskripsi sastra yang memiliki nuansa kejiwaan, sehingga disimpulkan kisah-kisah al-Qur’an
adalah bagian dari kisah-kisah sastra yang disusun atas dasar kekuatan perasaan yang mampu menggugah dan menarik perhatian. Jadi, kisah-kisah al-Qur’an termasuk dalam
kategori kisah sastra-historis yang merupakan lukisan sastra tentang kejadianperistiwa, tokoh dan dialog. Kisah yang terdapat dalam al-Qur’an merupakan cerita nyata yang
dikisahkan kembali agar kita umat Islam lebih mengenal ketauhidan Sang Khalik sekaligus untuk memperlihatkan akan kebesaran kitab suci umat Islam al-Qur’an. Kisah
sastra adalah hasil lukisan seorang pengisah atas peristiwa – peristiwa yang dialami tokoh nyata. Akan tetapi, lukisan tersebut disusun berdasarkan kaidah-kaidah sastra atau nilai
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
seni dan estetika. Sehingga tidak keseluruhan peristiwa dilukiskan, hanya dibidik hal-hal khusus yang memiliki kesan dan daya tarik sendiri bagi para pembaca atau
pendengarnya. Al-Qur’an menjadikan kisahnya sebagai pelajaran dan petunjuk serta suri tauladan. Maka untuk sampai pada tujuannya ini al-Qur’an memilih cara yang tepat dan
efisien dalam memaparkan kisah sehingga pesan utamanya tercapai. Dalam wacana kesusastraan tujuan kisah adalah memberi pengaruh kejiwaan kepada orang yang
mendengar atau membacanya. Khalafullah,2002:101. Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa kajian kisah nabi Yusuf alaihi salam
dalam al-Qur’an semata-mata hanya mengkaji pendekatan kajian sastra khususnya pendekatan kajian instrinsik. Dalam penelitian ini penulis mencoba menggunakan
pendekatan struktural. Pendekatan struktural memiliki suatu konsep dasar yang menjadi ciri khasnya. Konsep dasar tersebut adalah adanya anggapan bahwa di dalam dirinya
sendiri karya sastra merupakan suatu kesatuan yang bulat dengan unsur-unsur pembangunannya yang saling berjalinan Pradopo, dkk dalam Jabrohim dan Wulandari,
2001:55. Dalam karya sastra terdapat unsur-unsur pembangun yang secara bersamaan
membentuk sebuah totalitas karya sastra tersebut, di samping unsur bahasa dan masih banyak lagi unsur yang lain. Secara garis besar, unsur sastra di kelompokkan menjadi dua
macam yaitu: unsur instrinsik dan ekstrinsik Nurgiyantoro, 1998: 23. Unsur Instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu dari
dalam sendiri, unsur inilah yang menyebabkan ide atau gagasan imajiner hadir sebagai karya sastra, yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Adapun
yang secara langsung turut membangun cerita adalah: peristiwa, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa dan lain-lain. Sedangkan unsur
ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi karya sastra itu sendiri. Yang termasuk unsur ekstrinsik adalah: psikologi
kejiwaan, sosiologi, politik, dan sejarah. Kajian unsur instrinsik dalam sebuah karya sastra menurut Nurgiyantoro 1998
banyak unsur pembangun cerita. Analisis untuk kisah nabi Yusuf alaihi salam dalam al- Qur’an lebih ditekankan dalam latar dan amanah.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan Abrams, dalam Nurgiyantoro, 1998: 216. Dalam istilah bahasa Arab latar adalah
ﺪﻬ ا ﺎ زﻮ ﺎﻜ ﺎ
اﻮأ ر ا -
ﻮ -
رﺎ إ -
‘makanun wa zamanun al-musyahidun al-masrahiyyun `au as-sinima`iyyun - wad’un - `itharun -muhithun’ ‘tempat dan waktu untuk menoton pertunjukan atau film –tempat –
letak – lingkungan’. Balbaki, 1988 Amanah merupakan keseluruhan makna atau isi suatu wacana, konsep, dan
perasaan yang hendak disampaikan pembicara untuk mengerti dan diterima pendengar. Kridalaksana, dalam Sukada, 1987:59. Amanah merupakan pesan atau hikmah yang
dapat di ambil dari sebuah cerita untuk dijadikan sebagai cermin maupun panduan hidup Nurgiyantoro, 1998: 322. Dalam istilah bahasa Arab Amanah adalah
ﺔ ﺎ ﺮ :
ﺎ ,
ﻮ آ -
تﺎ دهﻮأ اﻮ ﺔ ﻬ
‘risalah : hithabun, maktubun – wajibun `au haddafun lil hayati’ ‘Pesan : penyampaian, yang tertulis – sesuatu kepentingan yang
wajib atau panduan hidup’. Balbaki, 1988 Kisah para nabi yang terdapat dalam al-Qur’an merupakan kisah yang
menggambarkan kepribadian diri sendiri, umat dan orang-orang disekitarnya serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa-masanya. Salah satunya adalah kisah nabi
Yusuf as dalam Qs. Yusuf yang dituliskan dalam satu surah dengan banyak episode yang tergabung dalam satu kisah yang utuh. Selain itu, kisah nabi Yusuf ini merupakan ahsan
al-qashash sebaik-baik kisah, karena kisah ini kaya dengan gambaran yang benar-benar hidup, melukiskan gejolak hati seorang pemuda, kesabaran, kepedihan dan kasih sayang
seorang ayah.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukan Godah 1991:41 :
ﺔ ا
: إ ﺎ
ثاد ا ﻚ ﻮ ﺎآ ا ﺎﻬ آ ثاد ا ﺔ ﻮ
ﺔ ﺎ ,
و ﻰ ﺎ ا ة ﺎ ن ﺎ ﺎ و ﻰ ﺎﻬ ﺎ ﺎ أو ﺎﻬ ﺎ ﺮ ﺔ ﺎ ﺔ ﺮ ا
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Al-qisatu: majmu’atun min al-ahdasi yuhkiha al-katibu wa tata’allaqu tilka al-ahdasu bi syahsiyyatin insaniyyatin, muhtalifatin mutabayinatin fi tasarrufatiha wa `asalibu
hayatiha ‘ala nahwi ma tatabayyanu hayyatu al-nasi ‘ala wajhi al-`ardi. Kisah yaitu kumpulan beberapa peristiwa yang diceritakan oleh si penulis, di mana
peristiwa-peristiwa yang diceritakan tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain, dan dilakoni oleh penokohan yang manusiawi, berbeda dan beragam, baik dalam sikap
dan gaya hidup sebagaimana beragamnya sikap dan gaya hidup manusia di atas bumi. Godah, 1991: 41
Surah Yusuf merupakan surah Makiyyah karena diturunkan di Mekkah sebelum Nabi Muhammad saw hijrah dan surah ke-12 yang terdiri dari 111 ayat. Kisah nabi Yusuf
dalam Qs. Yusuf terbagi atas beberapa bagian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Surat ini dinamakan surat Yusuf adalah karena titik berat surat ini mengenai
riwayat nabi Yusuf alaihi salam. Cara penuturan kisah nabi Yusuf ini kepada nabi Muhammad saw berbeda dengan kisah-kisah nabi yang lain yaitu dalam kisah nabi-nabi
yang lain Allah menitikberatkan pada tantangan yang bermacam-macam dari kaum mereka. Kemudian mengakhiri kisah itu dengan kemusnahan para penantang para nabi-
nabi itu. Sedang dalam kisah nabi Yusuf as, Allah menonjolkan akibat yang baik dari pada kesabaran dan bahwa kesenangan itu datangnya sesudah penderitaan. Allah menguji
Nabi Ya’qub dengan kehilangan putranya Yusuf as dan penglihatannya. Menguji ketabahan dan kesabaran Yusuf as dengan dipisahkan dari orang tua dan keluarga, di
buang ke sumur dan diperdagangkan sebagai budak. Kemudian allah menguji imannya dengan godaan wanita cantik lagi bangsawan dan akhirnya dimasukkan ke dalam penjara.
Dan Allah melepaskan Yusuf dan ayahnya dari segala penderitaan dan cobaan dengan mengumpulkan mereka kembali, mengembalikan penglihatan Ya’qub dan menghidupkan
lagi cinta kasih antara Yusuf, kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya. Kisah nabi Yusuf as salah satu di antara cerita-cerita ghaib yang diwahyukan
kepada nabi Muhammad saw sebagai mukjizat bagi beliau, sedang beliau sebelum diturunkan surat ini tidak mengetahuinya. Dari cerita Yusuf alaihi salam ini, nabi
Muhammad saw mengambil pelajaran-pelajaran yang banyak dan merupakan penghibur terhadap beliau dalam menjalankan tugasnya. Adapun pokok-pokok isinya tentang
keimanan, hukum-hukum dan kisah. Hal inilah yang menjadi alasan penulis memilih surah Yusuf sebagai judul
penelitian penulis. Dan dalam melakukan penelitian ini penulis mencoba memakai
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
pendekatan struktural dengan menggunakan teori Nurgiyantoro, karena ia memaparkan pengkajian fiksi secara lebih jelas dan lengkap serta literaturnya mudah ditemukan.
BATASAN MASALAH
Agar pembahasan dapat lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok pembahasan yang diinginkan, penulis memberikan batasan yaitu :
2. Bagaimana latar kisah nabi Yusuf dalam al-Qur’an.
3. Apa amanat yang ingin disampaikan pada kisah nabi Yusuf dalam.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1.
Latar kisah nabi Yusuf dalam al-Qur’an. 2.
Amanat yang terdapat dalam kisah nabi Yusuf dalam al-Qur’an.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini adalah: 1.
Agar dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca sastra khususnya dalam menelaah latar dan amanah,
2. Untuk menambah referensi bacaaan perpustakaan Program Studi Bahasa Arab
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, dan 3.
Sebagai acuan bagi mahasiswai Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dalam menelaah aspek yang sama dari karya lainnya.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan Library Research. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif yaitu: prosedur pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis,
dan menginterpretasikan data berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya Nawawi, 1994:74.
Sumber data dalam penelitian ini diambil dari Al-Qur’an Al-Karim dan buku cerita anak tentang nabi Yusuf alaihi salam karya Romdoni Muslin terbitan tahun 2006.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tahap-tahap penelitian ini adalah : 1.
Membaca dan memahami konsep – konsep atau teori yang berkaitan dengan analisis sastra terutama analisis instrinsik.
2. Membaca Kisah nabi Yusuf dalam Qur’an surat Yusuf dan kisah Yusuf dalam
Tafsir Karya Quraish Shihab secara berulang-ulang. 3.
Mengumpulkan data berdasarkan referensi yang berhubungan dan berkaitan dengan bahan penelitian.
4. Mengklasifikasikan data dan menganalisisnya.
5. Menyusun hasil penelitian secara sistematis dalam suatu laporan ilmiah dan
mempresentasikannya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA