informasi dan pengguna. Komponen-komponen tersebut memiliki kualifikasi dan fokus yang berbeda dalam sebuah lingkungan kolaboratif.
Misalnya, pustakawan memiliki spesialisasi tradisional dalam organisasi dan koleksi informasi berbasis kertas bagi pengguna ke akses secara fisik,
sementara profesional komputer memiliki fokus pada pengembangan pengetahuan tertentu masalah teknologi.
Jadi infrastuktur perpustakaan digital adalah sarana dan fasilitas yang digunakan dalam operasional perpustakaan digital. Infrastrukur perpustakaan
digital ini dapat berupa fasilitas jaringan terintrgrasi yang tersusun dari perangkat keras hardware dan perangkat lunak software. Dengan adanya infrastuktur
perpustakaan yang baik maka pengelolaan perpustakaan digital akan berlangsung baik. karena tanpa adanya infrastruktur perpustakaan digital perpustakaan akan
sulit memenuhi kebutuhan informasi penggunanya pengelolaan informasi. Untuk itu, pengaplikasian teknologi informasi merupakan syarat mutlak bagi
perpustakaan agar bisa memasuki jaringan informasi global dengan menggunakan berbagai teknologi komunikasi global.
2.5.4. Pustakawan Digital.
Berhadapan dengan fenomena perubahan yang terjadi, pustakawan harus memiliki kemampuan untuk melihat dengan jelas apa sesungguhnya yang berubah
dan apa yang tetap sama. Nilai-nilai yang menjadi dasar profesi pustakawan kelihatannya akan tetap sama, tetapi cara nilai-nilai tersebut diterjemahkan
kedalam kegiatan dan operasi akan mengalami perubahan secara mendasar. Misi perpustakaan untuk mengumpulkan, mengorganisasikan dan menyediakan akses
terhadap sumberdaya informasi tetap relevan, tetapi teknologi dan cara untuk melakukannya mengalami perubahan. Penyediaan sumberdaya informasi berbasis
cetak tidak lagi memadai, tetapi harus dilengkapi dengan sumberdaya berbasis elektronik yang yang jumlah dan kecepatan penyebarannya terus meningkat.
Menurut Siregar 1997 : 7 : “Pustakawan harus menerima tanggung jawab dan berintegrasi dengan
lingkungan jaringan informasi. Internet yang menawarkan suatu cara baru untuk berkomunikasi dan untuk memperoleh akses terhadap berbagai jenis
informasi, membuka tantangan baru bagi pustakawan untuk mengeksplorasi dan memanfaatkannya untuk kepentingan pengguna.
Pustakawan harus mengambil inisiatif untuk mengorganisasikan dan
Universitas Sumatera Utara
mengakses lebih baik apa yang terdapat atau yang dapat diperoleh melalui internet. Katalog online harus dikembangkan dan selanjutnya dimuat
dalam jaringan lokal dan Internet. Layanan referens interaktif dan pengiriman dokumen secara elektronik juga sudah saatnya untuk
dikembangkan. Sebagai contoh, Perpustakaan Nasional Singapura menawarkan pelayanan online melalui Internet, dimana masyarakat dapat
mengakses katalog, memperpanjang pinjaman buku, mengirimkan pertanyaan kepada pustakawan referens dan mengusulkan pengadaan
bahan-bahan baru. Pada tahap selanjutnya, pustakawan harus melibatkan diri dalam pengembangan bahan-bahan elektronik, jika perlu bekerjasama
dengan pihak lain.
Berkaitan dengan pengembangan perpustakaan digital virtual, England dan Shaffer 2004 dalam Siregar 1998 : 8 menyebutkan bahwa :
Pustakawan mempunyai peluang untuk meluncur dari stereotip masa lalu dan menetapkan mereka dalam lingkungan informasi dan pelayanan masa
depan. Peran pustakawan akan beralih dari penekanan pada pengadaan, preservasi dan penyimpanan ke penekanan pada pengajaran, konsultasi,
penelitian, preservasi akses demokratis terhadap informasi, dan kolaborasi dengan profesional komputer dan informasi dalam perancangan dan
pemeliharaan sistem akses informasi.
Berbagai tantangan yang cukup berat yang dihadapi oleh pustakawan dewasa ini dan mendatang, sehubungan dengan adanya suatu evolusi dari
perpustakaan klasik menuju suatu perpustakaan yang berfungsi sebagian sebagai perpustakaan digital disebut dengan “hybrid libraries” HL. HL sebagai
konsekuensinya adanya percepatan evolusi di ICT Information Technology and Telecommunications, dimana aplikasi ICT lebih menonjol tidak hanya mengelola
perpustakaan klasik, tapi juga kreasi baru, penyebaran dan akses sumber informasi dalam bentuk digital melalui jaringan komputer.
Lebih jauh Rader 1999 : 10 menyatakan bahwa : Pustakawan sudah seharusnya muncul sebagai pemimpin dalam
lingkungan informasi digital dimana format baru informasi dan pengetahuan mulai berpengaruh terhadap proses belajar mengajar dan
penelitian. Bahkan pustakawan sudah seharusnya aktif dan terlibat dalam upaya mengubah strategi pembelajaran. Keterlibatan tersebut memberikan
peluang kepada pustakawan untuk memfasilitasi keterpaduan informasi digital kedalam kurikulum, menawarkan keahliannya dalam mengajarkan
keahlian informasi kepada mahasiswa, membantu dosen menjadi cakap dalam hal format informasi digital, dan menyediakan fasilitas fisik belajar
kepada mahasiswa. Fasilitas fisik tersebut termasuk laboratorium
Universitas Sumatera Utara
komputer, ruang belajar kelompok, studio belajar kolaboratif dan studio telekonferens interaktif.
Masih berkaitan dengan peran pustakawan, Rader 1999 : 12
memperkirakan di masa depan, kualitas Pustakawan Perguruan Tinggi akan diukur dengan basis bagaimana mereka menghubungkan pelanggan dengan
informasi dan pengetahuan yang mereka butuhkan, tanpa memperdulikan dimana muatan contents dapat ditemukan. Pustakawan akan diukur dalam hal
bagaimana mereka memenuhi kebutuhan informasi dan kebutuhan belajar mahasiswa. Pustakawan akan dilihat sebagai mitra pengajar dengan dosen untuk
membantu mahasiswa berkembang ke arah konsumen informasi yang efektif. Selanjutnya disebutkan Siregar 1999 : 3 :
Bahwa lingkungan dimana pustakawan bekerja akan berubah, dengan ciri- ciri seperti berikut : akses yang lebih besar terhadap jajaran informasi,
kecepatan yang meningkat dalam pemerolehan informasi, kompeleksitas yang lebih besar dalam penelusuran, analisis dan mata rantai informasi,
perubahan teknologi yang cepat, lemahnya standarisasi perangkat keras dan lunak, belajar terus bagi pengguna dan staf, dan investasi finansial
yang lebih besar untuk teknologi. Pustakawan harus menerima tanggung jawab dan berintegrasi dengan
lingkungan jaringan informasi. Internet yang menawarkan suatu cara baru untuk berkomunikasi dan untuk memperoleh akses terhadap berbagai jenis informasi,
membuka tantangan baru bagi pustakawan untuk mengeksplorasi dan memanfaatkannya untuk kepentingan pengguna. Pustakawan harus mengambil
inisiatif untuk mengorganisasikan dan mengakses lebih baik apa yang terdapat atau yang dapat diperoleh melalui Internet. Katalog online harus dikembangkan
dan selanjutnya dimuat dalam jaringan lokal dan Internet. Layanan referens interaktif dan pengiriman dokumen secara elektronik juga sudah saatnya untuk
dikembangkan.
2.6. Situs Web Perpustakaan Digital.