Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

38 David Luther Lubis : Kekuatan Otot Dasar Panggul Pada Wanita Pasca Persalinan Normal Dan Pasca Seksio Sesarea Dengan Perineometer, 2009.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Telah dilakukan penelitian pengukuran kekuatan otot dasar panggul terhadap 30 ibu pasca persalinan normal dan 30 ibu pasca seksio sesarea. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional study yang dilakukan di beberapa rumah sakit, antara lain : RSUP.H .Adam Malik,RSU.Pirngadi Medan,dan RSU Sundari. Selama periode 1 Januari 2007-31 Januari 2009. Tabel 1. Sebaran sampel penelitian berdasarkan kelompok usia ibu USIA Tahun KELOMPOK Total PASCA PERSALINAN NORMAL PASCA SEKSIO SESAREA n n 21-25 26-30 31-35 14 9 7 46,7 30,0 23,3 8 14 8 26,7 46,7 26,7 22 23 15 TOTAL 30 100 30 100 60 Chi Square p=0,248 Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 12 dan dilakukan analisis dengan menggunakan 39 David Luther Lubis : Kekuatan Otot Dasar Panggul Pada Wanita Pasca Persalinan Normal Dan Pasca Seksio Sesarea Dengan Perineometer, 2009. uji Chi Square, uji t independent dan uji t berpasangan. Hasil penelitian yang diperoleh diuraikan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut: Hasil kelompok usia terbanyak dalam penelitian ini adalah 21-25 tahun sebanyak 14 sampel 46,7 pada kelompok PPN, dan 26-30 tahun sebanyak 14 sampel 46,7 pada kelompok SS. Dari uji statistik Chi Square tidak ada perbedaan bermakna pada kedua kelompok p0,05. Hal ini berarti kedua kelompok sampel homogen tabel 1. Tabel 2. Sebaran sampel penelitian berdasarkan kelompok usia kehamilan USIA KEHAMILAN Minggu KELOMPOK Total PASCA PERSALINAN NORMAL PASCA SEKSIO SESAREA n n 37-39 ≥ 40 18 12 60,0 40,0 28 2 93,3 6,7 46 14 TOTAL 30 100 30 100 60 Chi Square p=0,002 Distribusi usia kehamilan terbanyak dalam penelitian ini adalah 37-39 minggu baik pada kelompok persalinan normal maupun kelompok seksio sesarea yaitu masing-masing 18 kasus 60 dan 28 kasus 93,3. Dari uji statistik Chi Square terdapat perbedaan bermakna diantara keedua kelompok p0,05 yang berarti kedua kelompok tidak homogen, hal ini mungkin disebabkan karena pada kelompok seksio sesarea lebih banyak 40 David Luther Lubis : Kekuatan Otot Dasar Panggul Pada Wanita Pasca Persalinan Normal Dan Pasca Seksio Sesarea Dengan Perineometer, 2009. ditemukan pada usia kehamilan 37-39 minggu yang diterminasi kehamilannya tabel 2. Tabel 3. Sebaran sampel penelitian berdasarkan kelompok Indeks Massa Tubuh IMT KELOMPOK Total PASCA PERSALINAN NORMAL PASCA SEKSIO SESAREA n n Kurus Normal Gemuk 3 25 2 10,0 83,3 6,7 1 24 5 3,3 80,0 16,7 4 49 7 TOTAL 30 100 30 100 60 Chi Square p=0,314 Distribusi Indeks Massa Tubuh terbanyak dalam penelitian ini adalah status gizi normal pada kelompok persalinan normal maupun kelompok seksio sesarea yaitu masing-masing 25 kasus 83,3 dan 24 kasus 80,0. Dari uji statistik Chi Square tidak terdapat perbedaan bermakna diantara kedua kelompok p0,05, hal ini berarti bahwa kedua kelompok homogen tabel 3. 41 David Luther Lubis : Kekuatan Otot Dasar Panggul Pada Wanita Pasca Persalinan Normal Dan Pasca Seksio Sesarea Dengan Perineometer, 2009. Tabel 4. Sebaran sampel penelitian berdasarkan kelompok berat badan lahir BBL gram KELOMPOK Total PASCA PERSALINAN NORMAL PASCA SEKSIO SESAREA n n 2500-2999 3000-3499 3500-3999 16 11 3 53,3 36,7 10,0 12 17 1 40,0 56,7 3,3 27 29 4 TOTAL 30 100 30 100 60 Chi Square p=0,334 Distribusi kelompok terbanyak menurut berat badan lahir dalam penelitian ini adalah untuk 2500-2999 gram kelompok persalinan normal 16 kasus 53,3, 3000-3499 gram kelompok seksio sesarea, 17 kasus 56,7 dan pada 3500-3999 gram kelompok persalinan normal 3 kasus 10. Dari uji statistik Chi Square tidak ada perbedaan bermakna pada kedua kelompok p0,05, hal ini berarti kedua kelompok sampel homogen tabel 4. 42 David Luther Lubis : Kekuatan Otot Dasar Panggul Pada Wanita Pasca Persalinan Normal Dan Pasca Seksio Sesarea Dengan Perineometer, 2009. Tabel 5. Korelasi berat badan lahir dengan kekuatan otot dasar panggul pada kelompok pasca PPN dan pasca SS Berat Badan Lahir BBL n r p PPN Tanpa Kontraksi a Kontraksi b 30 30 - 0,615 - 0,793 0,0001 0,0001 SS Tanpa Kontraksi a Kontraksi b 30 30 - 0,807 - 0,375 0,0001 0,041 Keterangan : a Uji Korelasi Spearman b Uji Korelasi Pearson Signifikan Dari data diatas dapat dilihat korelasi BBL dengan kekuatan otot dasar panggul dimana koefisien korelasi BBL pada PPN Tanpa Kontraksi = -0,615 dan Kontraksi = -0,793. Dan pada Pasca SS Tanpa Kontraksi = -0,807 dan Kontraksi = -0,375. Jadi oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin besar BBL semakin menurun pula kekuatan otot dasar panggul. 43 David Luther Lubis : Kekuatan Otot Dasar Panggul Pada Wanita Pasca Persalinan Normal Dan Pasca Seksio Sesarea Dengan Perineometer, 2009. Tabel 6. Kekuatan ODP antara kelompok pasca PPN dan pasca SS Kelompok n Mean SD p a ODP tanpa kontraksi PPN SS 30 30 4,69 7,01 ,912 ,969 ,000 ODP kontraksi PPN SS 30 30 9,41 11,09 ,880 ,941 ,000 Uji t Independen Pengukuran kekuatan ODP tanpa kontraksi besarnya rerata berbeda antara persalinan normal dan seksio sesarea yaitu masing-masing 4,69 ± 0,912 mmHg dan 7,01 ± 0,880 mmHg dengan nilai p0,05 dan uji t- independent, maka perbedaan tersebut secara statistik bermakna. Sedangkan pada kelompok dengan kontraksi juga berbeda antara persalinan normal dan seksio sesarea yaitu : masing-masing 9,41 ± 0,969 mmHg dan 11.09 ± 0,941 mmHg, dengan uji t independen diperoeh nilai p0,05 yang berarti perbedaan tersebut secara statistik bermakna tabel 6. 44 David Luther Lubis : Kekuatan Otot Dasar Panggul Pada Wanita Pasca Persalinan Normal Dan Pasca Seksio Sesarea Dengan Perineometer, 2009. Grafik 1. Perbandingan kekuatan ODP tanpa kontraksi Pada grafik 1 menunjukkan kekuatan otot dasar panggul tanpa kontraksi antara wanita pasca PPN dan SS. Rerata kekuatan otot dasar panggul tanpa kontraksi pada pasca PPN lebih rendah dibandingkan dengan pasca SS. 45 David Luther Lubis : Kekuatan Otot Dasar Panggul Pada Wanita Pasca Persalinan Normal Dan Pasca Seksio Sesarea Dengan Perineometer, 2009. Grafik 2. Perbandingan kekuatan ODP dengan kontraksi Pada grafik 2. menunjukkan adanya perbedaan kekuatan otot dasar panggul dengan adanya kontraksi antara wanita pasca PPN dan SS. Rerata kekuatan otot dasar panggul kontraksi pada pasca PPN lebih rendah dibandingkan dengan pasca SS. 46 David Luther Lubis : Kekuatan Otot Dasar Panggul Pada Wanita Pasca Persalinan Normal Dan Pasca Seksio Sesarea Dengan Perineometer, 2009. Tabel 7. Kekuatan ODP antara tanpa kontraksi dengan ada kontraksi Kelompok Kelompok Kontraksi n Mean SD p a PPN Tanpa Kontraksi Kontraksi 30 30 4,69 9,41 ,912 ,969 ,000 SS Tanpa Kontraksi Kontraksi 30 30 7,01 11,09 ,880 ,941 ,000 Uji t berpasangan Pada pasca persalinan normal pengukuran kekuatan ODP tanpa kontraksi dan dengan kontraksi terdapat perbedaan besarnya rerata yaitu masing-masing 4,69 ± 0,912 mmHg dan 9,41 ± 0,969 mmHg dengan nilai p0,05 dari uji t-independent, maka perbedaan tersebut secara statistik bermakna. Sedangkan kekuatan ODP pada kelompok pasca seksio sesarea tanpa kontraksi dan dengan kontraksi juga terdapat perbedaan kekuatan ODP yaitu masing-masing 7,01 ± 0.880 mmHg dan 11.09 ± 0,941 mmHg, dengan uji t indpenden diperoleh nilai p0,05 yang berarti perbedaan tersebut secara statistik bermakna tabel 7 47 David Luther Lubis : Kekuatan Otot Dasar Panggul Pada Wanita Pasca Persalinan Normal Dan Pasca Seksio Sesarea Dengan Perineometer, 2009. Grafik 3. Perbandingan kekuatan ODP pada pasca PPN Pada grafik 3 menunjukkan kekuatan otot dasar panggul wanita pasca PPN antara tanpa kontraksi dengan adanya kontraksi. Rerata kekuatan otot dasar panggul tanpa kontraksi lebih rendah dibandingkan dengan adanya kontraksi. Grafik 4. Perbandingan kekuatan ODP pada pasca SS 48 David Luther Lubis : Kekuatan Otot Dasar Panggul Pada Wanita Pasca Persalinan Normal Dan Pasca Seksio Sesarea Dengan Perineometer, 2009. Grafik 4 menunjukkan adanya perbedaan kekuatan otot dasar panggul wanita pasca seksio sesarea antara tanpa kontraksi dengan adanya kontraksi. Rerata kekuatan otot dasar panggul tanpa kontraksi lebih rendah dibandingkan dengan adanya kontraksi.

4.2 Pembahasan