13
beda tergantung dengan batasan-batasan seperti yang tercantum di anggaran dasar atau di dokumen yang diberikan kepada kreditur. Oleh
sebab itu dividen yang dibayarkan terkadang lebih besar dari laba yang diperoleh perusahaan pada periode ini. Apabila dividen yang
dibayarkan lebih besar dari laba perusahaan saat ini, maka perusahaan akan mempertimbangkan untuk melakukan pembayaran secara
bertahap. 2 Dividen Saham
Apabila perusahaan tidak memiliki cukup dana untuk membagikan dividen tunai, maka dividen saham bisa menjadi
alternatif terbaik. Dividen saham merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Tujuan dilakukan
pembayaran dividen dalam bentuk saham karena perusahaan akan memperoleh manfaat berupa saving kas, sehingga kas tersebut dapat
digunakan untuk kepentingan yang lain.
2. Kebijakan dividen
Sartono 2010 berpendapat bahwa kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan sebagai laba ditahan yang nantinya akan digunakan sebagai pembiayaan investasi pada masa
yang akan datang. Apabila perusahaan akan membagikan laba perusahaan dalam bentuk dividen, maka akan mengurangi laba ditahan dan akan
14
berdampak terhadap pengurangan total sumber dana intern. Jika perusahaan akan menahan laba yang diproleh, maka dana intern
perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mengakui biaya agensi yang lebih tinggi dapat
membayar dividen dengan tingkat yang lebih tinggi, Yarram dan Dollery 2015.
Pembayaran dividen yang lebih tinggi akan meningkatkan harga saham, yang berarti nilai perusahaan juga meningkat. Tetapi, pembayaran
dividen yang tinggi secara tidak langsung akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk investasi, sehingga akan menurunkan tingkat
pertumbuhan perusahaan dan dapat menurunkan harga saham. Terdapat teori kebijakan dan pembayaran dividen menurut
Modigliani-Miler dan Gordon-Lintner 1963 dalam Sartono 2010, teori tersebut antara lain:
a. Teori tidak relevan Teori ini menganggap bahwa kebijakan dividen tidak
membawa dampak apapun bagi perusahaan, baik harga saham maupun biaya modal. Keputusan apakah laba akan dibayarkan dalam bentuk
dividen atau akan ditahan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan. Karena pada teori ini menyebutkan bahwa nilai perusahaan ditentukan
oleh earning power dari asset perusahaan. Penelitian yang sesui dengan teori ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Suparno 2013. Pada penelitian tersebut menyatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return
sebelum dan sesudah ex-dividend date, karena pembayaran dividen tidak akan mempengaruhi kemakmuran pemegang saham dan
informasi pembayaran dividen yang terdapat pada laporan keuangan tidak relevan untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan.
b. Bird-in-the hand theory Teori ini berpendapat bahwa investor menyukai dividen,
karena kas di tangan lebih bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain. Konsekuensinya, harga saham perusahaan akan sangat ditentukan
oleh besarnya dividen yang dibagikan. Dengan demikian, semakin tinggi dividen yang dibagikan, semakin tinggi pula harga saham.
Teori ini sesui dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sularso 2003 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan return
sebelum dan sesudah ex-dividend date, hal ini dilihat dengan adanya rata-rata abnormal return positif di sekitar tanggal ex-dividend date
yang menandakan bahwa harga saham bereaksi positif terhadap informasi ex-dividend date, sehingga informasi tersebut merupakan
good news .
c. Information content hypothesis Teori ini mengemukakan bahwa pembayaran dividen selalu
diikuti dengan kenaikan harga saham, harga saham yang tinggi dapat dilihat dari tanggal pengumuman sampai pada tanggal sebelum ex-
16
dividend date . Pada teori ini, perusahaan enggan untuk menurunkan
tingkat dividen yang akan dibagikan, sehingga perusahaan akan meningkatkan dividen apabila laba perusahaan di tahun yang akan
datang meningkat atau stabil.
3. Pengertian Ex-Dividend Date