jawaban  yang  dapat  dilihat  pada  lampiran  17  dan  18.  Panduan skoring dapat dilihat pada lampiran 19 dan 20.
b.  Non tes Teknik  non  tes  yang  digunakan  peneliti  adalah  dengan  pengamatan
langsung atau observasi dan angket kuisioner. 1.  Lembar Observasi
Lembar  observasi  dipakai  untuk  menilai  aktivitas  dan respon siswa terhadap pemahaman  materi ekosistem dan  media
yang digunakan yaitu media animasi dan video. Kisi-kisi lembar observasi  siswa  dan  lembar  observasi  siswa  dapat  dilihat  pada
lampiran 21 dan 22. 2.  Angket kuesioner
Angket kuesioner dipakai untuk mengetahui dan melihat peningkatan motivasi belajar siswa terhadap pemahaman materi
ekosistem dan penggunaan  media animasi  serta video. Kisi-kisi kuesioner dan  lembar kuesioner dapat dilihat pada lampiran 23
dan 24.
E. Analisis Data
Data dari penelitian ini adalah data mentah berupa data yang diperoleh dari  masing-masing siklus. Data  mentah tersebut berupa data kuantitatif dan
kualitatif.
Tabel 3.1 Analisis data
Jenis data Alat Pengambilan data
Sumber data
Cara analisis data
1.  Hasil belajar
2.  Motivasi Pre-test dan Post-test
Lembar observasi motivasi belajar siswa dan kuesioner
motivasi siswa Siswa
Siswa Analisis
kuantitatif Analisis
kualitatif
Analisis  secara  kuantitatif  adalah  analisis  yang  menggunakan  angka- angka ataupun statistik yang kompleks. Analisis ini biasanya digunakan untuk
menganalisis  data  utama  yang  diperoleh  dari  siswa  melalui  hasil  tes. Sementara hasil observasi dan kuesioner dianalisis dengan analisis kualitatif.
Data hasil belajar dalam penelitian ini mencakup 2 ranah, yaitu ranah kognitif dan afektif. Setiap ranah memiliki pedoman penilaian yang berbeda.
Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa ranah kognitif berpedoman pada hasil tes tertulis dalam  bentuk pilihan ganda dan  teka-teki silang, sedangkan
untuk mengetahui tingkat hasil belajar dan motivasi belajar berpedoman pada lembar  observasi  dan  kuesioner.  Penghitungan  hasil  belajar  setiap  ranah
adalah sebagai berikut. 1.  Ranah Kognitif
Pengukuran  hasil  belajar  siswa  pada  ranah  ini  menggunakan  tes tertulis.  Panduan  skoring  dapat  dilihat  pada  lampiran  .    Adapun  teknik
penskoran adalah :
  Ketuntasan individu Setiap siswa dalam kegiatan belajar mengajar dikatakan tuntas
jika  memperoleh  nilai ≥ 65. Tes kognitif dilaksanakan setiap  akhir
siklus, yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Keterangan : Ki
= ketuntasan individu ∑x
= jumlah jawaban yang benar ∑xi
= skor maksimum Untuk  mengetahui  peningkatan  hasil  belajar  siswa,  secara
individual digunakan uji komparasi, dalam prosesnya, dilakukan uji untuk nilai rerata kelas dari nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II.
  Ketuntasan kelas Dalam  ketuntasan  klasikal,  akan  dikatakan  mencapai  target
dari indikator keberhasilan jika ≥ 75  siswa mencapai KKM.
100
1
x n
n KK
Keterangan : KK
=  Ketuntasan Klasikal n
1
=  Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65
n =  Jumlah siswa yang ikut tes banyaknya siswa
Ki =
∑ ∑
x 100
untuk  mengetahui  peningkatan  hasil  belajar  siswa  secara  klasikal digunakan  uji  yang  sama  dengan  ketuntasan  individu,  yaitu  dengan
menggunakan uji komparasi. Dalam uji  ini  akan  dibandingkan  nilai ketuntasan dari hasil sebelum tindakan, nilai tes siklus I dan nilai tes
siklus II.   Rerata kelas
Rerata kelas dihitung dengan menggunakan rumus
Keterangan : ̅
= rerata hitung ∑
= jumlah skor siswa N
= banyaknya data jumlah siswa 2.  Ranah Afektif
Data  dari  ranah  afektif  diambil  dari  2  data  yakni  data  lembar observasi dan kuesioner.
a.  Lembar Observasi Observasi  ialah  metode  atau  cara-cara  menganalisis  dan
mengadakan  pencatatan  secara  sistematis  mengenai  tingkah  laku dengan  melihat  atau  mengamati  individu  atau  kelompok  secara
langsung Purwanto, 2009 :149. Dalam penelitian kali ini, observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar IPA siswa kelas
VII  A  dalam  pembelajaran.  Data  hasil  observasi  kemudian
̅ =
∑
digunakan  sebagai  bahan  analisis  apakah  siswa  termotivasi  untuk belajar  menggunakan  media  animasi  dan  video.  Penghitungan
terhadap  data  motivasi  digunakan  untuk  mengukur  skor  kelompok, dan persentase siswa yang termotivasi. Rumus yang digunakan untuk
menghitung  skor  kelompok  dan  persentase  siswa  yang  termotivasi adalah :
p =
∑
Keterangan : p = persentase skor hasil observasi kelompok siswa
Tabel 3.2 Klasifikasi skor observasi kelompok  siswa
Persentase skor yang diperoleh Kategori
66,68 ≤ p ≤ 100
Tinggi 33,34
≤ p
≤ 66,67 Sedang
≤ p ≤ 33,33
Rendah Suharsimi, 2007
Berdasarkan  tabel  diatas,  siswa  yang  memiliki  skor  observasi 66,68  - 100  masuk dalam kategori tinggi. Siswa yang memiliki skor
observasi  antara  33,34    -  66,67    masuk  dalam  kategori  sedang, sementara  siswa  yang  memperoleh  skor  0    -  33,33    masuk  dalam
kategori rendah. b.  Kuesioner atau Angket
Angket  merupakan  sejumlah  pertanyaan  tertulis  yang digunakan  untuk  memperoleh  informasi  dari  responden  dalam  arti
laporan  tentang  pribadinya  atau  hal-hal  yang  diketahui  Arikunto,
1998:  140.  Angket  dalam  penelitian  ini  terdiri  dari  daftar-daftar butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakan
untuk  mengumpulkan  data  yang  berkaitan  dengan  motivasi  belajar siswa dan media animasi dan video.
Pada  penelitian  ini,  kuesioner  motivasi  belajar  siswa  yang digunakan  terdiri  dari  30  item.  Tiap-tiap  pernyataan  disediakan
empat  alternatif  jawaban  dimana  siswa  harus  memilih  salah  satu jawaban.  Empat  alternatif  jawaban  tersebut  antara  lain  sangat  tidak
setuju  STS,  tidak  setuju  TS,  setuju  S,  dan  sangat  setuju  SS. Pernyataan-pernyataan  tersebut  terdiri  dari  item  positif  dan  item
negatif. Penetapan  skor  untuk  pernyataan  positif  dan  pernyataan
negatif seperti pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Penetapan skor kuesioner
Pilihan Jawaban Skor
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju 4
1 Setuju
3 2
Tidak Setuju 2
3 Sangat Tidak Setuju
1 4
Skor  yang  diperoleh  dari  masing-masing  kuesioner  motivasi belajar  siswa  kemudian  dijumlahkan  dan  dibagi  dengan  skor
maksimal dikali ∑ pernyataan dan dikali 100 .
p =
∑
Keterangan : p = persentase skor motivasi siswa
Skor  ini  digunakan  sebagai  skor  motivasi  belajar  siswa. Langkah  pertama  yang  dilakukan  adalah  menghitung  skor  motivasi
belajar awal kuesioner dibagi pada akhir siklus I dan skor motivasi belajar akhir setelah dibagi kuesioner pada  siklus II untuk  masing
masing siswa seperti termuat dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.4 Skor motivasi belajar akhir sesudah diberi tindakan
Nama Siswa
nomor pernyataan Total Skor
1 2
3 4
... Siswa 1
Siswa 2 Siswa 3
dst.
Tabel 3.5 Klasifikasi hasil persentase skor motivasi belajar siswa
Persentase skor yang diperoleh Kategori
66,68 ≤ p ≤ 100
Tinggi 33,34
≤ p
≤ 66,67 Sedang
≤ p ≤ 33,33
Rendah Suharsimi, 2007
Berdasarkan tabel diatas, siswa yang memiliki skor motivasi 0  - 33,33    masuk  dalam  kategori  rendah.  Siswa  yang  memiliki  skor
motivasi  antara  33,34    -  66,67    masuk  dalam  kategori  sedang, sementara  siswa  yang  memperoleh  skor  motivasi  66,68    -  100
masuk dalam kategori tinggi.
Untuk  mengetahui  apakah  ada  peningkatan  motivasi  belajar siswa  dalam  belajar  IPA  terpadu  pada  materi  ekosistem  dengan
menggunakan  media  animasi  dan  video,  maka  data  di  analisis dengan  menggunakan  analisis  statistik  Test-T  uji  T.  Test  T
digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependent, atau satu kelompok yang di test dua kali Suparno, 2007 : 97.
Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut :
| | =
− ∑
− ∑
−
1
Dimana : X1 : skor motivasi awal kuisioner
X2 : skor motivasi akhir kuisioner D : perbedaan antara skor tiap subyek X1-X2
N : jumlah pasangan skor Df : N-1
T
critical
dicari  atau  diperoleh  dari  tabel  dengan  level signifikan  α  =  0,05  Jika  ǀT
real
ǀ    T
critical
ǀ  maka  signifikan,  berarti terjadi  peningkatan  motivasi  belajar  siswa.  Jika
ǀT
real
ǀ    T
critical
ǀ maka  tidak  signifikan,  berarti  tidak  terjadi  peningkatan  motivasi
belajar.
F. Indikator Keberhasilan