Meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi ekosistem siswa kelas X A SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat dengan metode observasi.

(1)

ABSTRAK

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem dengan menggunakan metode observasi. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XA, SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat tahun ajaran 2012/2013. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan tidak adanya peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa tetapi dari aspek afektif dan psikomotor siswa menunjukkan adanya perubahan motivasi siswa dalam mempelajari biologi khususnya materi ekosistem dengan menggunakan metode observasi. Rata-rata posttest I sebesar 46,92 % dan posttest II sebesar 45,75 %. Sedangkan untuk rata-rata nilai motivasi sebesar 76,93 % dengan persentase siswa yang masuk kategori tinggi sebesar 87,50 % dan kategori sedang sebesar 12,50 %. Berdasarkan data yang sudah diperoleh, maka ada peningkatan motivasi belajar siswa namun tidak adanya peningkatan hasil belajar siswa.


(2)

This research aims to determine the increase of motivation and learning outcomes of biology in ecosystem subject using the method of observation. The study was conducted in class XA, SMA Negeri 1 Menyuke West Borneo year of 2012/2013. Classroom Action Research was conducted in two cycles consisting of four stages : planning , acting, observation, and reflecting . The study was conducted in two cycles, cycle I and cycle II. Each cycle consists of 3 meetings.

The results obtained showed no increase in the cognitive learning outcomes of student but affective and psychomotor aspects indicate a change in motivation of students in the study of ecosystem subject using observation method. The average of posttest I was showed 46.92 % and posttest II was 45.75 %. While for the average value of motivation was 76.93 % with percentage of students who entered high category at 87.50% and 12.50 % for the medium category. Based on the data obtained, then there is an increase in student motivation and not an increase in student learning outcomes .

Keywords : Motivation and Learning Outcomes Biology , Content Ecosystem , Observation Method


(3)

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI EKOSISTEM SISWA KELAS XA SMA NEGERI 1 MENYUKE

KALIMANTAN BARAT DENGAN METODE OBSERVASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh : Monica Adelia NIM : 091434001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI EKOSISTEM SISWA KELAS XA SMA NEGERI 1 MENYUKE

KALIMANTAN BARAT DENGAN METODE OBSERVASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh : Monica Adelia NIM : 091434001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv Persembahan

“ …..I am st r ong when I am on your shou lder s ; you r aise me u p t o mor e t han I c an be…..”

J osh Gr oban – You Raise M e U p

Kupersembahkan karyaku ini untuk :

Tuhan Yesus yang selalu menyertai dan mencurahkan roh kudusnya serta

memberikan kesehatan;

Bapak dan mamaku tersayang yang selalu memberikan dukungan dan doa, ;

Adik-adikku yang selalu memberikan keceriaan ;

Mario Adi yang setiap hari memberikan semangat dan dukungan ;

Romo Johanes Don Bosco Ngeljaratan MSC dan Romo Yonarius Kompu CP,


(8)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI EKOSISTEM SISWA KELAS XA SMA NEGERI MENYUKE KALIMANTAN BARAT DENGAN METODE OBSERVASI”.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Biologi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang sudah dicapai tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Keluargaku, orangtuaku Bapak Adrianus dan Ibu Ansela Emiliana serta

adik-adikku Lapida Yunianti dan Gregorius Alfred Purnama Putra, terimakasih atas doa, semangat, dukungan moral dan dukungan materiil yang telah diberikan. 2. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M. Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

berkenan meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dalam menyusun skripsi.

3. Semua Dosen dan semua Staf Sekretariat Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Pauji, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat.


(9)

(10)

(11)

(12)

ix ABSTRAK

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem dengan menggunakan metode observasi. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XA, SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat tahun ajaran 2012/2013. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan tidak adanya peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa tetapi dari aspek afektif dan psikomotor siswa menunjukkan adanya perubahan motivasi siswa dalam mempelajari biologi khususnya materi ekosistem dengan menggunakan metode observasi. Rata-rata posttest I sebesar 46,92 % dan posttest II sebesar 45,75 %. Sedangkan untuk rata-rata nilai motivasi sebesar 76,93 % dengan persentase siswa yang masuk kategori tinggi sebesar 87,50 % dan kategori sedang sebesar 12,50 %. Berdasarkan data yang sudah diperoleh, maka ada peningkatan motivasi belajar siswa namun tidak adanya peningkatan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Motivasi dan Hasil Belajar Biologi, Materi Ekosistem, Metode Observasi


(13)

x ABSTRACT

This research aims to determine the increase of motivation and learning outcomes of biology in ecosystem subject using the method of observation. The study was conducted in class XA, SMA Negeri 1 Menyuke West Borneo year of 2012/2013. Classroom Action Research was conducted in two cycles consisting of four stages : planning , acting, observation, and reflecting . The study was conducted in two cycles, cycle I and cycle II. Each cycle consists of 3 meetings.

The results obtained showed no increase in the cognitive learning outcomes of student but affective and psychomotor aspects indicate a change in motivation of students in the study of ecosystem subject using observation method. The average of posttest I was showed 46.92 % and posttest II was 45.75 %. While for the average value of motivation was 76.93 % with percentage of students who entered high category at 87.50% and 12.50 % for the medium category. Based on the data obtained, then there is an increase in student motivation and not an increase in student learning outcomes .

Keywords : Motivation and Learning Outcomes Biology , Content Ecosystem ,


(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Hipotesis ... 3

E. Variabel ... 3

F. Tujuan Penelitian ... 4

G. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Motivasi ... 5

1. Pengertian Motivasi ... 5

2. Jenis-jenis Motivasi ... 6

3. Model Motivasi ARCS ... 7


(15)

xii

5. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi ... 10

B. Hasil Belajar ... 12

C. Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ... 17

D. Metode Pembelajaran Observasi ... 19

1. Pengertian Observasi ... 19

2. Tujuan Metode Observasi ... 20

3. Keunggulan Metode Observasi ... 20

4. Kelemahan Metode Observasi ... 21

5. Langkah-langkah Metode Observasi ... 21

E. Ekosistem ... 21

F. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 22

G. Kerangka Berpikir ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Setting Penelitian ... 26

a. Lokasi Penelitian ... 26

b. Obyek Penelitian ... 26

c. Subyek Penelitian ... 26

d. Waktu Penelitian ... 26

C. Rancangan Tindakan ... 27

a. Pra Tindakan ... 27

b. Siklus I ... 28

c. Siklus II ... 31

D. Instrumen Penelitian ... 35

E. Analisis Data ... 37

F. Target/Indikator Keberhasilan ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 44


(16)

xiii

2. Siklus II ... 50

3. Motivasi Akhir ... 54

B. Analisis Data ... 55

1. Motivasi Belajar Siswa ... 55

2. Hasil Belajar Siswa ... 56

C. Pembahasan ... 57

1. Motivasi Belajar ... 57

2. Aspek Afektif ... 59

3. Aspek Psikomotor ... 60

4. Aspek Kognitif ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Keterbatasan Penelitian ... 64

C. Saran... 65


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jenis dan Cara Analisis Data ... 38

Tabel 3.2 Klasifikasi Hasil Persentase Skor Motivasi Belajar Siswa ... 41

Tabel 3.3 Penetapan Skor Kuisioner ... 41

Tabel 3.4 Skor Motivasi Belajar Akhir (sesudah diberi tindakan) ... 42

Tabel 3.5 Target/Indikator Keberhasilan ... 43

Tabel 4.1 Tabel Data Hasil Pretest ... 46

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 48

Tabel 4.3 Data Posttest Siklus I ... 49

Tabel 4.4 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... 52

Tabel 4.5 Data Posttest Siklus II ... 53

Tabel 4.6 Data Motivasi Akhir Siswa ... 54

Tabel 4.7 Motivasi Belajar Siswa ... 55

Tabel 4.8 Analisis Aspek Afektif dan Psikomotor Siswa Siklus I dan Siklus II ... 56


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Penelitian Kemmis dan Mc. Taggart ... 24

Gambar 2 Siswa Mengerjakan Pretest ... 45

Gambar 3 Siswa Melakukan Observasi Diluar Kelas dan Berdiskusi ... 47

Gambar 4 Siswa Mempresentasikan Hasil Obsevasi dan Diskusi ... 47

Gambar 5 Siswa Mencoba Menjawab Pertanyaan Teman ... 51

Gambar 6 Siswa Melakukan Observasi ... 52

Gambar 7 Grafik Kategori Motivasi Siswa ... 58

Gambar 8 Grafik Kategori Aspek Afektif Siswa ... 59

Gambar 9 Grafik Kategori Aspek Psikomotor Siswa ... 60

Gambar 10 Grafik Persentase Pencapai KKM ... 61


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Universitas ... 67

Lampiran 2 Materi Ekosistem Siklus I ... 68

Lampiran 3 Materi Ekosistem Siklus II ... 81

Lampiran 4 Silabus ... 94

Lampiran 5 Rencana Program Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 99

Lampiran 6 Rencana Program Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 114

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 127

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 131

Lampiran 9 Kisi-kisi Soal Pretest ... 135

Lampiran 10 Soal Pretest ... 137

Lampiran 11 Kunci Jawaban Pretest ... 138

Lampiran 12 Panduan Skoring Pretest ... 142

Lampiran 13 Kisi-kisi Soal Posttest Siklus I dan Siklus II ... 143

Lampiran 14 Soal Posttest I ... 145

Lampiran 15 Soal Posttest II ... 147

Lampiran 16 Kunci Jawaban Posttest I ... 149

Lampiran 17 Kunci Jawaban Posttest II ... 153

Lampiran 18 Panduan Skoring Posttest I ... 157

Lampiran 19 Panduan Skoring Posttest II ... 158

Lampiran 20 Kisi-kisi Lembar Observasi ... 159

Lampiran 21 Lembar Observasi ... 160

Lampiran 22 Kisi-kisi Kuisioner ... 163

Lampiran 23 Lembar Kuisioner ... 165

Lampiran 24 Daftar Nilai Pretest ... 168

Lampiran 25 Daftar Kelompok Siklus I ... 169

Lampiran 26 Daftar Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 170

Lampiran 27 Daftar Nilai Posttest Siklus I ... 171

Lampiran 28 Daftar Kelompok Siklus II ... 172


(20)

xvii

Lampiran 30 Daftar Nilai Posttest Siklus II ... 176

Lampiran 31 Daftar Skor Motivasi Siswa ... 177

Lampiran 32 Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 178

Lampiran 33 Hasil Pretest ... 179

Lampiran 34 Hasil Observasi Siklus I ... 181

Lampiran 35 Hasil Pengisian LKS 1 dan 2 ... 184

Lampiran 36 Hasil Pengisian Posttest Siklus I ... 188

Lampiran 37 Hasil Observasi Siklus II ... 190

Lampiran 38 Hasil Pengisian LKS 3 dan 4 ... 193

Lampiran 39 Hasil Pengisian Posttest Siklus II ... 198


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada beberapa faktor, di antaranya guru sebagai fasilitator dan motivator, sarana dan prasarana, dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat berbagai komponen utama yaitu tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi (Sudjana, 2005 : 30). Untuk mendapat hasil belajar yang optimal, unsur-unsur dalam proses pembelajaran diusahakan memberikan kontribusi maksimal pada proses pembelajaran.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada guru bidang studi biologi SMA Negeri 1 Menyuke, diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan kebanyakan menggunakan metode ceramah yang terkadang juga diselingi dengan kegiatan tanya jawab. Dalam hal ini, guru lebih mendominasi dan tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Keadaan ini memungkinkan siswa merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pelajaran sehingga membuat mereka malas-malasan dalam mengikuti pelajaran dan kebanyakan mengalihkan perhatian dengan melamun, menggambar dan mengobrol dengan teman di sebelahnya. Media pembelajaran yang ada di sekolah ini juga sangat terbatas, seperti whiteboard dan buku paket. Tapi tidak semua siswa memiliki buku paket.


(22)

Kondisi seperti ini menyebabkan masih kurangnya nilai yang dicapai siswa pada setiap tes di akhir semester. Materi ekosistem menunjukkan nilai yang rendah pada hasil tes akhirnya yaitu nilai terendah 40 dan tertinggi 69. Kurang dari 50 % siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Indikator keberhasilan mengajar di SMA Negeri 1 Menyuke, minimal 80 % hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai KKM adalah 60.

Rendahnya pencapaian KKM pada materi Ekosistem disebabkan oleh metode belajar yang digunakan cenderung membosankan, penggunaan media pembelajaran yang kurang optimal, motivasi belajar siswa yang kurang sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran rendah dan dampaknya adalah penurunan nilai siswa.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik diperlukan tindakan perbaikan pada proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah dengan melakukan perubahan atau mengadakan variasi metode pembelajaran yang diberikan. Dalam pembelajaran mengenai materi Ekosistem, metode pembelajaran yang baik adalah dengan menggunakan metode observasi yakni siswa diminta untuk mengamati langsung dengan objek penelitian mereka. Dengan metode observasi, siswa akan merasa tertantang mengeksplorasikan rasa keingintahuan mereka terhadap suatu fenomena alam.

Guna meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XA SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat khususnya pada materi Ekosistem, maka perlu


(23)

dilakukan peningkatan penggunaan metode pembelajaran khususnya metode observasi. Keunggulan metode observasi yakni menyajikan media obyek secara nyata tanpa manipulasi, dalam pelaksanaannya mudah, siswa akan merasa senang dan tertantang, serta siswa akan memiliki motivasi dalam belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan metode Observasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi ekosistem rata-rata siswa kelas XA SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah :

a. Aspek belajar yang diteliti meliputi aspek kognitif dan aspek psikomotorik.

b. Materi yang dibahas terbatas pada KD 4.1 materi Ekosistem. D. Hipotesis

Dari rumusan masalah di atas, dapat diambil hipotesis Metode Observasi mampu meningkatkan motivasi dan hasil materi belajar materi Ekosistem siswa kelas XA SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat.

E. Variabel

Variabel terikat : Motivasi dan hasil belajar siswa Variabel bebas : Metode Observasi


(24)

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Menyuke dengan menggunakan metode observasi.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti

Memperbaiki proses pembelajaran di sekolah ini serta meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

2. Bagi guru/sekolah

Mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan mengetahui cara meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

3. Bagi siswa

Meningkatkan kerjasama dalam kelompok, mendapatkan pengalaman baru sehingga dapat termotivasi untuk belajar lebih giat, meningkatkan hasil belajar yang dicapai.


(25)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa Latin “movere”, yang berarti menggerakkan. Wlodkowski (Siregar dan Nara, 2010 : 49) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Sedangkan Imron (Siregar dan Nara, 2010 : 49) menjelaskan, bahwa motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation, yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi.

Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu (Cropley, dalam Siregar dan Nara, 2010 : 49). Hampir senada, Winkels (Siregar dan Nara, 2010 : 49) mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini bermakna jika seseorang melihat suatu manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh, maka ia akan berusaha keras untuk mencapai tujuan tersebut. Ames dan Ames (Siregar dan Nara, 2010 : 50) menjelaskan motivasi dari pandangan kognitif. Menurut pandangan ini,


(26)

motivasi didefinisikan sebagai persfektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya.

2. Jenis-Jenis Motivasi

Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Sarjanaku : 2012). Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong motivasional.

Motivasi intrinsik dalam realitasnya lebih memiliki daya tahan yang lebih kuat dibanding motivasi ekstrinsik. Hal ini terjadi karena faktor ekstrinsik dapat saja justru mengakibatkan daya motivasi individu berkurang ketika faktor ekstrinsik tersebut mengecewakan seorang individu. Menurut teori kebutuhan, setiap manusia bertindak senantiasa didorong untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan (needs) tertentu. Kebutuhan tersebut, pada diri manusia senantiasa menuntut pemenuhan. Pemenuhan kebutuhan dimulai dari tingkatan yang paling dasar dan secara hierarkis menuju kepada kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow (Sarjanaku : 2012).


(27)

3. Model Motivasi ARCS

Dari berbagai motivasi yang berkembang, Keller (Siregar dan Nara, 2010 : 52) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut ARCS model yaitu

Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction (kepuasan). Dalam proses belajar dan pembelajaran, keempat kondisi motivasional tersebut sangat penting dipraktikkan untuk terus dijaga sehingga motivasi siswa terpelihara selama proses belajar dan pembelajaran berlangsung.

Attention (perhatian) yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu seseorang ini muncul karena dirangsang melalui elemen-elemen baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, dan kontradiktif/kompleks. Terdapat beberapa strategi untuk merangsang minat dan perhatian, yaitu sebagai berikut :

a. Gunakan metode penyampaian yang bervariasi. b. Gunakan media untuk melengkapi pembelajaran. c. Gunakan humor dalam penyajian pembelajaran.

d. Gunakan peristiwa nyata, anekdot dan contoh-contoh untuk memperjelas konsep yang diutarakan.

e. Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.

Relevance (relevansi), yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa. Ada tiga strategi


(28)

yang dapat digunakan untuk menunjukkan relevansi dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut :

a. Sampaikan kepada siswa apa yang akan dapat mereka lakukan setelah mempelajari materi pembelajaran.

b. Jelaskan manfaat pengetahuan/keterampilan yang akan dipelajari. c. Berikan contoh, latihan/tes yang langsung berhubungan dengan

kondisi siswa atau profesi tertentu.

Confidence (kepercayaan diri), yaitu merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Ada sejumlah strategi untuk meningkatkan kepercayaan diri, yaitu sebagai berikut :

a. Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak pengalaman berhasil.

b. Menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga siswa tidak dituntut mempelajari banyak konsep sekaligus. c. Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan

persyaratan untuk berhasil.

d. Menggunakan strategi yang memungkinkan kontrol keberhasilan ditangan siswa.

e. menumbuhkan kepercayaan diri siswa dengan pernyataan-pernyataan yang membangun.


(29)

f. Berikan umpan balik konstruktif selama pembelajaran, agar siswa mengetahui sejauh mana pemahaman dan prestasi belajar mereka.

Satisfaction (kepuasan) merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan serupa. Ada sejumlah strategi untuk mencapai kepuasan, yaitu sebagai berikut :

a. Gunakan pujian secara verbal, umpan balik yang informatif, bukan ancaman atau sejenisnya.

b. Berikan kesempatan kepada siswa untuk segera

menggunakan/mempraktikkan pengetahuan yang baru dipelajari. c. Minta kepada siswa yang telah menguasai untuk membantu

teman-temannya yang belum berhasil.

d. Bandingkan prestasi siswa dengan prestasinya sendiri di masa lalu dengan suatu standar tertentu, bukan dengan siswa lain.

4. Fungsi Motivasi

Fungsi motivasi menurut M. Ngalim Purwanto (Sarjanaku : 2012) yaitu :

 Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau motor yang memberi energi (kekuatan) seseorang untuk melakukan suatu tugas.

 Motif itu merupakan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan cita-cita atau suatu tujuan.


(30)

 Motif itu menyeleksi suatu perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbuatan yang mana harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Dalam buku Belajar dan Pembelajaran, Ali Imron (Siregar dan Nara, 2010 : 53) mengemukakan enam unsur atau faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran. Keenam faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Cita-cita/aspirasi pembelajar. b. Kemampuan pembelajar. c. Kondisi pembelajar.

d. Kondisi lingkungan pembelajar.

e. Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran. f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar.

Cita-cita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Hal ini dapat diamati dari banyaknya kenyataan, bahwa motivasi seorang pembelajar menjadi begitu tinggi ketika ia sebelumnya sudah memiliki cita-cita. Implikasinya dapat terlihat dalam proses pembelajaran.

Kemampuan pembelajar juga menjadi faktor penting dalam mempengaruhi motivasi. Seperti dapat dipahami bersama bahwa setiap


(31)

manusia memiliki kemampuan berbeda-beda. Karena itu, seseorang yang memiliki kemampuan di bidang tertentu, belum tentu memiliki kemampuan di bidang lainnya. Kemampuan pembelajar juga demikian, korelasinya dengan motivasi akan terlihat ketika si pembelajar mengetahui bahwa kemampuannya ada pada bidang tertentu, sehingga ia akan termotivasi dengan kuat untuk terus menguasai dan mengembangkan kemampuannya dibidang tersebut.

Kondisi pembelajar juga menjadi faktor yang mempengaruhi motivasi. Hal ini dapat terlihat dari kondisi fisik maupun kondisi psikis pembelajar. Pada kondisi fisik, hubungannya dengan motivasi dapat dilihat dari keadaan fisik seseorang. Jika kondisi fisik sedang kelelahan, maka akan cenderung memiliki motivasi yang rendah untuk belajar atau melakukan berbagai aktivitas. Sementara, jika kondisi fisik sehat dan segar bugar maka akan cenderung memiliki motivasi yang tinggi. Selain kondisi fisik, maka dapat juga diamati dari kondisi psikis. Hal ini dapat terlihat jika seseorang kondisi psikisnya sedang tidak bagus maka motivasi juga akan menurun. Tetapi sebaliknya jika kondisi psikologis seseorang dalam keadaan bagus, gembira, atau menyenangkan maka kecenderungan motivasinya akan tinggi.

Kondisi lingkungan pembelajar sebagai faktor yang mempengaruhi motivasi, dapat diamati dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial yang mengitari pembelajar. Misalnya, lingkungan fisik yang tidak nyaman untuk


(32)

belajar akan berdampak pada menurunnya motivasi belajar. Lingkungan sosial juga berpengaruh, hal ini dapat diamati dari lingkungan sosial yang ada di sekitar pembelajar seperti teman sepermainannya, lingkungan keluarganya, atau teman sekelasnya. Lingkungan sosial yang tidak menunjukkan kebiasaan belajar dan mendukung kegiatan belajar akan berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar, tetapi jika sebaliknya, maka akan berdampak pada meningkatnya motivasi belajar.

Faktor dinamisasi belajar juga mempengaruhi motivasi. Hal ini dapat diamati pada sejauh mana upaya memotivasi tersebut dilakukan, bagaimana juga dengan bahan pelajaran, alat bantu belajar, suasana belajar dan sebagainya yang dapat mendinamisasi proses pembelajaran. Makin dinamis suasana belajar, maka cenderung akan semakin memberi motivasi yang kuat dalam proses pembelajaran.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Hananto, 2011). Howard Kingsley (Sudjana 2010 : 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Sedangkan Gagne (Sudjana 2010 : 22) membagi lima kategori hasil belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris. Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan


(33)

pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

a. Tipe hasil belajar : Pengetahuan

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata

knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya.

b. Tipe hasil belajar : Pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang


(34)

telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan.

c. Tipe hasil belajar : Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. d. Tipe hasil belajar : Analisis

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya.

e. Tipe hasil belajar : Sintesis

Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Berpikir kreatif merupakan salah satu


(35)

hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan. Seseorang yang kreatif sering menemukan atau menciptakan sesuatu. Kreatifitas juga beroperasi dengan cara berpikir divergen. Dengan kemampuan sintesis, orang mungkin menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinya atau operasionalnya.

f. Tipe hasil belajar : Evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil, dll. Dilihat dari segi tersebut mala dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.

a. Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan


(36)

reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

c. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d. Organisasi, yakni pengembangan dari niai ke dalam satu system organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain.

e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Di dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

3. Ranah Psikomotoris

Ranah psikomotis berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni :

a. Gerakan reflex (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar). b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

c. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.


(37)

d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.

e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.

f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Menurut Ahmadi dan Joko (Haedlaniez, 2012) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah :

1. Faktor dari luar

Faktor dari luar terdiri dari dua bagian penting, yakni : a. Faktor environmental input (lingkungan)

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik/alam termasuk didalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan, udara, dan sebagainya. Belajar pada keadaan udara yang segar, akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap. Lingkungan social, baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya juga mempengaruhi proses dan hasil belajar.


(38)

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah dirancangkan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berwujud faktor-faktor keras (hardware), seperti :

 Gedung perlengkapan belajar  Alat-alat praktikum

 Perpustakaan, dsb.

Adapun faktor-faktor lunak (software), seperti :  Kurikulum.

 Bahan/program yang harus dipelajari.  Pedoman-pedoman belajar, dsb. 2. Faktor dari dalam

Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, maka sebenarnya kondisi individu si pelajar/anaklah yang memegang peranan paling menentukan. Faktor dari dalam adalah kondisi individu atau anak yang belajar itu sendiri. Faktor individu dapat dibagi menjadi dua bagian : a. Kondisi fisiologis anak

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan


(39)

sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.

b. Kondisi psikologis anak

Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

D. Metode Pembelajaran Observasi 1. Pengertian Observasi

Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar (Teacher Creative Corner, 2010). Dengan metode observasi siswa akan merasa tertantang mengeksplorasi rasa keingintahuannya tentang fenomena dan rahasia alam yang senantiasa menantang. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung kepada obyek yang akan dipelajari. Sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang obyektif yang kemudian dianalisa sesuai tingkat perkembangan siswa. Item yang dianalisa siswa kemudian digunakan sebagai bahan penyusunan evaluasi bagi siswa.

Metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.


(40)

Dengan metode observasi siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisa dengan materi pembelajaran yang dibawakan guru. Hal tersebut jarang terjadi pada pola pembelajaran konvensional. Dalam pola pembelajaran konvensional sering guru menyampaikan materi yang terkadang siswa mampu mengerjakannya akan tetapi tidak tahu bahwa apa yang dikerjakannya tersebut berguna baginya dalam mewujudkan kompetensi dirinya. Metode observasi membantu proses perkembangan kognitif siswa yang terangsang melakukan adaptasi kognitif. Proses adaptasi kognitif berupa akomodasi dan asimilasi. Manfaat yang lain adalah dalam rangka menanamkan rasa cinta kepada lingkungan dan alam.

2. Tujuan Metode Observasi

Menurut Purnomo (Kurniawan, 2011 : 17) tujuan dari digunakannya metode observasi yaitu :

a. Untuk memperoleh data atau fakta.

b. Untuk melihat, mengamati, dan menghayati secara langsung dan nyata mengenai objek tertentu.

c. Untuk memperoleh kesimpulan dari hasil observasi yang dilakukan. 3. Keunggulan dan Kelemahan Metode Observasi

Metode observasi memiliki sejumlah keunggulan (Teacher Creative Corner, 2010), di antaranya adalah :


(41)

b. Mudah pelaksanaannya.

c. Siswa akan merasa senang dan tertantang. d. Siswa akan memiliki motivasi dalam belajar.

Menurut Purnomo (Kurniawan, 2011 : 17) metode observasi memiliki berbagai kelemahan di antaranya adalah :

a. Memerlukan waktu persiapan yang lama.

b. Memerlukan biaya dan tenaga yang lebih besar dalam pelaksanaannya. 4. Langkah-Langkah Metode Observasi

Menurut Purnomo (Kurniawan, 2011 : 17), dalam pelaksanaan metode observasi, langkah-langkah yang dilakukan adalah :

a. Melakukan pengamatan.

b. Mengumpulkan data (inventarisasi data). c. Analisis, interpretasi, dan evaluasi data. d. Penarikan kesimpulan.

e. Penyusunan laporan. E. Ekosistem

Ekosistem adalah materi belajar pada kelas X. Materi ini terdapat pada KD 4.1 yaitu : Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan. Secara garis besar, materi yang akan dibahas meliputi :


(42)

 Komponen Abiotik  Komponen Biotik

 Pola-Pola Hubungan dalam Ekosistem  Suksesi dan Klimaks

 Aliran Energi  Rantai Makanan  Jaring-Jaring Makanan  Piramida Ekologi  Daur Biogeokimia

Terkait materi diatas dapat dilihat pada lampiran 2dan lampiran 3. F. Hasil Penelitian yang Relevan

Kurniawan (2011 : 39) dalam penelitiannya yang berjudul “Perbandingan Keefektifan Metode Observasi dan Diskusi Terhadap Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem Pada Siswa Kelas X Semester 2 SMA Negeri Mijen Tahun Pelajaran 2010/2011” menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok observasi sebesar 74,8 % lebih besar daripada nilai rata-rata kelompok diskusi yaitu sebesar 64,2 %.

G. Kerangka Berpikir

Dari penelitian yang relevan di atas, pembelajaran menggunakan metode observasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa sedangkan metode observasi belum diterapkan di SMA Negeri 1 Menyuke maka peneliti memutuskan untuk


(43)

melakukan penelitian dengan menggunakan metode observasi di dalam pembelajaran supaya motivasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat.


(44)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Penelitian ini dalam pelaksanaan disekolah akan menggunakan model Kemmis & Mc. Taggart. Rancangan Kemmis & Taggart dapat mencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap : perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai.


(45)

Penjelasan alur di atas adalah :

1. Rancangan/rencana awal. Sebelum mengadakan penelitian, terlebih dahulu menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2. Pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini guru menerapkan tindakan yang telah disusun dan direncanakan sebelumnya, yang tidak lain adalah langkah-langkah kegiatan pembelajaran terkait dengan penerapan metode pembelajaran observasi yang telah dipilih dan ditetapkan.

3. Pengamatan atau observasi. Tahap ini pelaksanaannya bersamaan dengan tahap sebelumnya, yakni pelaksanaan tindakan. Dan jika pelaksana tindakan (guru) sekaligus bertindak sebagai pengamat, maka instrumen pengamatan sebaiknya telah disiapkan secara terstruktur dan sistematis.

4. Refleksi. Tahap ini merupakan kegiatan untuk merenungkan dan memikirkan kembali tindakan-tindakan yang sudah maupun yang belum dilakukan, keberhasilan dan kekurangannya, hambatan-hambatan yang dihadapi selama melakukan tindakan, dan lain sebagainya. Apabila guru pelaksana tindakan juga berstatus sebagai pengamat (peneliti), maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembali, melakukan ”dialog” dengan dirinya sendiri untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rencana, atau untuk menemukan hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan ”self evaluation”,


(46)

introspeksi, oto-kritik, dan sebagainya yang sudah barang tentu diharapkan bisa bersikap obyektif. Untuk menjaga obyektifitas yang diharapkan seringkali diperlukan hasil refleksi itu divalidasi atau minimal dikonsultasikan dengan teman sejawat, ketua jurusan, kepala sekolah, atau pihak lain yang kompeten dalam bidang itu. Jadi pada intinya, kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi tindakan, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus penelitian berikutnya.

B. Setting

a. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Menyuke, yang beralamat di Desa Darit, Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

b. Obyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar, pada materi Ekosistem.

c. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XA semester genap tahun pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang. Tetapi setelah pelaksanaannya, jumlah siswa yang memiliki nilai lengkap adalah 24 orang.


(47)

d. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada bulan November 2012-September 2013.

C. Rancangan Tindakan a. Pra Tindakan

1) Identifikasi masalah, langkah ini diawali dengan menganalisis hasil belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian pada materi Ekosistem dari tahun sebelumnya.

2) Observasi, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang kegiatan belajar mengajar biologi di kelas XA SMA Negeri 1 Menyuke.

3) Analisis studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul penelitian.

4) Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen, hingga memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian dari dosen yang bersangkutan.

5) Permintaan ijin untuk melakukan penelitian kepada Sekretariat Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Surat ijin dapat dilihat pada lampiran 1.

6) Menghubungi pihak SMA Negeri 1 Menyuke, dengan menemui kepala sekolah, bagian kurikulum dan guru mata pelajaran biologi dengan menyerahkan surat ijin penelitian dari Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.


(48)

b. Siklus I Pertemuan 1

1) Planning

Peneliti mempersiapkan perangkat yang akan digunakan sebagai penunjang penelitian seperti RPP, silabus, materi pembelajaran, dan soal-soal yang akan diberikan yang berkaitan dengan Ekosistem. Peneliti juga mempersiapkan proyektor yang akan digunakan untuk menampilkan materi yang akan disampaikan.

2) Acting

a) Menyampaikan masalah dan kemudian menampilkan gambar komponen penyusun ekosistem.

b) Melakukan tanya jawab mengenai gambar yang telah ditampilkan. c) Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar.

d) Membagikan LKS 1 pada masing-masing kelompok sebagai panduan kegiatan.

e) Mengajak siswa ke sekitar halaman sekolah untuk melakukan pengamatan komponen ekosistem yang ada di sekitar.

f) Membimbing kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan. g) Meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil observasinya. h) Menjelaskan materi kepada siswa.


(49)

3) Observing

Peneliti mengamati siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan dalam lampiran.

4) Reflecting

Peneliti melakukan refleksi tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan hari ini serta melihat kekurangan dan kelebihan siswa. Evaluasi dilakukan dengan melihat LKS 1 yang telah dikerjakan oleh siswa dan lembar observasinya.

Pertemuan 2

1) Planning

Peneliti mempersiapkan perangkat yang akan digunakan sebagai penunjang penelitian seperti RPP, silabus, materi pembelajaran, dan soal-soal yang akan diberikan yang berkaitan dengan Ekosistem. Peneliti juga mempersiapkan proyektor yang akan digunakan untuk menampilkan materi yang akan disampaikan.

2) Acting

a. Menyampaikan masalah dan kemudian menampilkan gambar mengenai pola interaksi dalam ekosistem.

b. Melakukan tanya jawab mengenai gambar yang telah ditampilkan. c. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar.

d. Membagikan LKS 2 pada masing-masing kelompok sebagai panduan kegiatan.


(50)

e. Mengajak siswa ke sekitar halaman sekolah untuk melakukan pengamatan jenis-jenis simbiosis yang terjadi di lingkungan sekitar. f. Membimbing kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan. g. Meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil observasinya. h. Menjelaskan materi kepada siswa.

i. Diskusi/tanya jawab.

3) Observing

Peneliti mengamati siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan dalam lampiran.

4) Reflecting

Peneliti melakukan refleksi tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan hari ini serta melihat kekurangan dan kelebihan siswa. Evaluasi dilakukan dengan melihat LKS 2 yang telah dikerjakan oleh siswa dan lembar observasinya.

Pertemuan 3

1) Planning

Peneliti mempersiapkan perangkat yang akan digunakan sebagai penunjang penelitian seperti RPP, silabus, materi pembelajaran, dan soal-soal yang akan diberikan yang berkaitan dengan Ekosistem. Peneliti juga mempersiapkan proyektor yang akan digunakan untuk menampilkan materi yang akan disampaikan.


(51)

2) Acting

a. Menyampaikan masalah dan kemudian menampilkan gambar mengenai suksesi.

b. Melakukan tanya jawab mengenai gambar yang telah ditampilkan. c. Menjelaskan materi suksesi pada powerpoint.

d. Menyimpulkan pelajaran.

e. Memberikan soal posttest I kepada siswa.

3) Observing

-

4) Reflecting

Hasil tes dan lembar observasi siswa dibahas dan didiskusikan, kemudian di identifikasi kekurangan dan kelebihan selama proses siklus I. Hasil refleksi antara observer dan peneliti digunakan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I dan menjadi tindak lanjut dalam siklus II.

c. Siklus II Pertemuan 1

1) Planning

Dari hasil refleksi pada siklus I, peneliti akan membagi kelompok dengan cara menggabungkan siswa yang nilainya baik bersama dengan siswa yang nilainya masih di bawah rata-rata. Kemudian mempersiapkan perangkat mengajar yang telah dibuat serta mempersiapkan media ajar.


(52)

2) Acting

a. Menyampaikan masalah dan kemudian menampilkan gambar mengenai aliran energi.

b. Melakukan tanya jawab mengenai gambar yang telah ditampilkan. c. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar.

d. Membagikan LKS 3 pada masing-masing kelompok sebagai panduan kegiatan.

e. Mengajak siswa ke sekitar halaman sekolah untuk melakukan pengamatan rantai makanan yang ada di lingkungan sekitar.

f. Membimbing kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan. g. Meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil observasinya. h. Menjelaskan materi kepada siswa.

i. Diskusi/tanya jawab.

3) Observing

Peneliti mengamati siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan dalam lampiran.

4) Reflecting

Peneliti melakukan refleksi tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan hari ini serta melihat kekurangan dan kelebihan siswa. Evaluasi dilakukan dengan melihat LKS yang telah dikerjakan oleh siswa dan lembar observasinya.


(53)

Pertemuan 2

1) Planning

Peneliti mempersiapkan perangkat yang akan digunakan sebagai penunjang penelitian seperti RPP, silabus, materi pembelajaran, dan soal-soal yang akan diberikan yang berkaitan dengan Ekosistem. Peneliti juga mempersiapkan proyektor yang akan digunakan untuk menampilkan materi yang akan disampaikan.

2) Acting

a. Menyampaikan masalah dan kemudian menampilkan video dan gambar jaring-jaring makanan.

b. Melakukan tanya jawab mengenai video dan gambar yang telah ditampilkan.

c. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar.

d. Membagikan LKS 4 pada masing-masing kelompok sebagai panduan kegiatan.

e. Mengajak siswa ke sekitar halaman sekolah untuk melakukan pengamatan piramida ekologi yang ada di sekitar.

f. Membimbing kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan. g. Meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil observasinya. h. Menjelaskan materi piramida ekologi kepada siswa.


(54)

3) Observing

Peneliti mengamati siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan dalam lampiran.

4) Reflecting

Peneliti melakukan refleksi tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan hari ini serta melihat kekurangan dan kelebihan siswa. Evaluasi dilakukan dengan melihat LKS yang telah dikerjakan oleh siswa dan lembar observasinya.

Pertemuan 3

1) Planning

Peneliti mempersiapkan perangkat yang akan digunakan sebagai penunjang penelitian seperti RPP, silabus, materi pembelajaran, dan soal-soal yang akan diberikan yang berkaitan dengan Ekosistem. Peneliti juga mempersiapkan proyektor yang akan digunakan untuk menampilkan materi yang akan disampaikan.

2) Acting

a. Menyampaikan masalah dan kemudian menampilkan gambar daur biogeokimia.

b. Melakukan tanya jawab mengenai gambar yang telah ditampilkan. c. Menjelaskan materi daur biogeokimia pada powerpoint.

d. Menyimpulkan pelajaran.


(55)

3) Observing

4) Reflecting

Hasil yang sudah diperoleh dari observasi siklus II ini seperti wawancara, tes evaluasi, LKS, dan lembar observasi siswa akan dibahas kemudian ditarik kesimpulan. Apakah tindakan yang sudah dilakukan berhasil atau tidak. Diharapkan pada akhir siklus II, hasil belajar dan motivasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat.

D. Instrument Penelitian 1. Instrument Pembelajaran

Instrument pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus yang dapat dilihat pada lampiran 4 dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6, dan juga dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8.

2. Instrument Pengumpulan Data a. Tes

Tes digunakan untuk mengukur aspek kognitif siswa. Tes berfungsi untuk mengukur tingkat kemajuan dan perkembangan yang telah dicapai oleh siswa setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Pada tiap akhir siklus guru akan memberikan posttest untuk mengukur kemampuan siswa terhadap penguasaan materi


(56)

ekosistem. Dalam penelitian ini diberikan pretest, posttest siklus I dan

posttest siklus II.

Pada awal proses pembelajaran guru akan memberikan pretest

yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa sebelum diberikan metode. Pretest terdiri dari 10 soal uraian dengan bobot berbeda untuk masing-masing soal sesuai dengan tingkat kesulitan soal. Kisi-kisi pretest dapat dilihat pada lampiran 9. Soal

pretest dapat dilihat pada lampiran 10. Soal pretest disertai dengan kunci jawaban dan panduan skoring yang dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12.

Posttest pada tiap siklus bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah diajarkan materi ekosistem dengan metode observasi. Posttest siklus I dan siklus II terdiri dari 10 butir soal uraian dengan bobot soal berbeda pada masing-masing soal sesuai dengan tingkat kesulitan soal. Kisi-kisi soal posttest siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 13. Soal posttest siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 14 dan 15 serta dilengkapi dengan kunci jawaban yang dapat dilihat pada lampiran 16 dan 17. Panduan skoring dapat dilihat pada lampiran 18 dan 19. Dengan cara ini, siswa dapat diketahui tingkat perkembangan hasil belajarnya.


(57)

b. Non Tes

a. Observasi/Pengamatan

Meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (penciuman, pendengaran, peraba, pengecap, rekaman gambar, rekaman suara, dan lain-lain) (Suparno, 2007 : 63).

Pengamatan langsung berdasarkan lembar observasi untuk menilai aspek afektif dan psikomotor siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kisi-kisi lembar observasi siswa dan lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 20 dan 21.

b. Angket/Kuisioner

Angket/kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui (Suparno, 2007 : 61).

Kuisioner motivasi diberikan pada akhir siklus II. Berfungsi utuk mengetahui tingkat motivasi siswa setelah diberikan tindakan. Kisi-kisi dan lembar kuisioner dapat dilihat pada lampiran 22 dan 23.

E. Analisis Data

Data dari penelitian ini adalah data mentah berupa data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh dari masing-masing siklus.


(58)

Tabel 3.1 : Jenis dan Cara Analisis Data Jenis Data Alat

Pengambilan Data

Sumber Data Cara Analisis Data

Kuantitatif

1. Hasil belajar 2. Motivasi

belajar

Tes

Kuisioner Siswa

Analisis kuantitatif Analisis kuantitatif Kualitatif 1. Aktifitas siswa selama proses pembelajaran 2. Motivasi belajar Lembar Observasi

Kuisioner Siswa

Analisis kualitatif

Analisis kualitatif 1. Ranah Kognitif

Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah ini menggunakan tes tertulis. Panduan skoring dapat dilihat pada lampiran 18 dan 19. Adapun teknik penskoran adalah :

a) Ketuntasan individu

Setiap siswa dalam kegiatan belajar mengajar dikatakan tuntas jika memperoleh nilai ≥ 60. Tes kognitif dilaksanakan setiap akhir siklus, yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

(Ropiani, 2012) Keterangan :

Ki = ketuntasan individu

∑x = jumlah jawaban yang benar

∑xi = skor maksimum

Ki

=


(59)

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, secara individual digunakan uji komparasi. Dalam prosesnya, dilakukan uji untuk membandingkan nilai rerata kelas dari hasil tes sebelum tindakan dengan nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II.

b) Ketuntasan kelas

Dalam ketuntasan klasikal, akan dikatakan mencapai target dari indikator keberhasilan jika ≥ 75 % siswa mencapai KKM.

%

100

1

x

n

n

KK

Keterangan :

KK = Ketuntasan Klasikal

n1 = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 n = Jumlah siswa yang ikut tes (banyaknya siswa)

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal digunakan uji yang sama dengan ketuntasan individu, yaitu dengan menggunakan uji komparasi. Dalam uji ini akan dibandingkan nilai ketuntasan dari hasil sebelum tindakan, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II.

c) Rata-rata kelas

Rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan rumus :

(Suparno, 2007)

̅

=


(60)

Keterangan :

̅ = rata-rata hitung

∑ = jumlah skor siswa

N = banyaknya data (jumlah siswa) 2. Ranah Afektif dan Psikomotor

Data dari ranah afektif diambil dari dua data yaitu lembar observasi dan kuisioner.

1. Lembar Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam penelitian kali ini, observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar IPA siswa kelas XA dalam pembelajaran. Data hasil observasi kemudian digunakan sebagai bahan analisis apakah siswa termotivasi untuk belajar menggunakan metode observasi.

Penghitungan terhadap data motivasi digunakan untuk mengukur skor kelompok dan presentase siswa yang termotivasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung skor kelompok dan presentase siswa yang termotivasi adalah :

p =

∑ %

(Sudjana, 2009 : 133) Keterangan :


(61)

dan untuk penghitungan persentase siswa yang masuk kategori tinggi dihitung dengan menggunakan rumus :

p = x 100 %

Tabel 3.2 : Klasifikasi Hasil Persentase Skor Motivasi Belajar Siswa Persentase skor yang diperoleh Kategori

66,68% ≤ p≤ 100% Tinggi

33,34% ≤ p≤ 66,67% Sedang

0% ≤ p≤ 33,33% Rendah

(Suharsimi, 2007) 2. Kuisioner

Dalam penelitian ini, kuisioner digunakan untuk mengambil data mengenai motivasi belajar siswa setelah mengalami proses pembelajaran menggunakan metode observasi.

Pada penelitian ini, kuisioner motivasi belajar siswa yang digunakan terdiri dari 30 item. Tiap-tiap pernyataan disediakan empat alternatif jawaban dimana siswa harus memilih salah satu jawaban. Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari item positif dan item negatif. Penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.3 : Penetapan Skor Kuisioner Pilihan Jawaban Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3


(62)

Skor yang diperoleh dalam kuisioner motivasi belajar siswa kemudian dijumlahkan dan skor ini digunakan sebagai skor motivasi belajar siswa. Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung skor motivasi belajar awal (kuisioner dibagi pada akhir siklus I) dan skor motivasi belajar akhir (setelah dibagi kuisioner pada siklus II) untuk masing masing siswa seperti termuat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.4. Skor Motivasi Belajar Akhir (Sesudah Diberi Tindakan)

No. Kode

Siswa

Skor Nilai

Skor %

kategori

1. 01

2. 02

3. 03

4. 04


(63)

F. Target / Indikator Keberhasilan

3.5 Target/Indikator Keberhasilan

Indikator Awal Target

Skor rata – rata 45 70

Hasil belajar 45 % mencapai KKM 80 % mencapai KKM

Motivasi belajar Belum terukur 80 % motivasi belajar tinggi


(64)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian dimulai pada tanggal 6 Mei 2013 dan dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari 6 pertemuan. Siklus I terdiri dari 3 x pertemuan dan siklus II terdiri dari 3 x pertemuan. Di dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai guru biologi sedangkan guru pamong berperan sebagai observer. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif dan motivasi belajar pada ranah afektif. Untuk perubahan hasil belajar dilihat dari pretest dan

posttest pada tiap akhir siklus, sedangkan perubahan motivasi belajar dilihat dari lembar observasi dan kuisioner.

Pelaksanaan penelitian pada siklus I dan II terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berikut deskripsi tentang pembelajaran Biologi materi ekosistem dengan menggunakan metode observasi. 1. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Guru menentukan materi yang akan disampaikan pada pertemuan-pertemuan siklus I. Materi-materi yang diberikan pada siklus I adalah : 1) Pertemuan 1 : Pengertian Ekosistem, Komponen Abiotik,

Komponen Biotik.


(65)

3) Pertemuan 3 : Suksesi b. Pelaksanaan (Acting)

Siklus I dimulai pada hari Senin tanggal 6 Mei 2013. Sebelum penelitian dilakukan, guru memberikan tes awal (pretest) dengan materi ekosistem. Pada tes awal, siswa yang mengikuti tes sebanyak 35 orang siswa dari 36 orang siswa dikelas. Ada 1 orang siswa yang tidak hadir. Tetapi untuk perhitungan nilai disesuaikan dengan jumlah siswa yang memiliki nilai lengkap yaitu 24 siswa. Posttest akan diberikan pada akhir siklus.

Gambar 2 : Siswa Mengerjakan Pretest

Dari hasil pretest yang telah dilakukan diperoleh persentase rata-rata kelas yaitu 36,91 % dan termasuk dalam kualifikasi rendah. Berikut adalah tabel data hasil pretest.


(66)

Tabel 4.1 : Tabel Data Hasil Pretest

No Jenis Data yang diamati Hasil yang diperoleh

1. Nilai tertinggi 68

2. Nilai terendah 20

3. Jumlah siswa yang tuntas belajar (≥ 60) 3

4. Jumlah siswa yang belum tuntas belajar (< 60) 21

5. Rata-rata kelas 39,5

6. Ketuntasan kelas 8 %

Daftar nilai pretest dapat dilihat pada lampiran 24.

Setelah mengerjakan pretest selama 20 menit, proses pembelajaran menggunakan metode observasi dimulai dengan memberikan apersepsi mengenai hal dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan komponen penyusun ekosistem disertai tanya jawab dan kemudian dilanjutkan dengan meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang dilakukan.

Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan membagikan LKS 1 kepada masing-masing kelompok. Kemudian guru mengajak siswa ke luar kelas untuk melakukan observasi dan berdiskusi selama 30 menit. Daftar kelompok siklus I dapat dilihat pada lampiran 25.


(67)

Gambar 3 : Siswa Melakukan Observasi Di luar Kelas Sambil Berdiskusi Mengerjakan LKS

Guru menunjuk 2 kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kemudian guru membenarkan konsep mengenai ekosistem.

Gambar 4 : Siswa Mempresentasikan Hasil Observasi dan Diskusi

Guru dan siswa menyimpulkan apa yang sudah dipelajari pada hari ini. Kemudian guru memberikan tugas untuk mempelajari materi selanjutnya.


(68)

c. Observasi (Observing) dan Evaluasi (Evaluating) 1. Data Hasil Observasi

Observasi kegiatan siswa dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Pada siklus I dilakukan 2 kali observasi. Persentase siswa yang termasuk kategori tinggi pada siklus I sebesar 100 %. Berikut adalah data hasil observasi yang sudah dilakukan selama siklus I :

Tabel 4.2 : Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

Kategori

AFEKTIF PSIKOMOTOR

∑ Siswa Skor % ∑ Siswa Skor %

Tinggi (T) 24 100 % 24 100 %

Sedang (S) - 0 % - 0 %

Rendah (R) - 0 % - 0 %

Daftar hasil observasi siswa pada siklus I dapat dilihat pada

lampiran 26.

2. Evaluasi Hasil Belajar Siklus I

Pada akhir siklus I diadakan posttest untuk mengetahui nilai kognitif siswa. Data evaluasi hasil belajar siswa dalam siklus I pada tabel berikut :


(69)

Tabel 4.3 : Data Posttest Siklus I

Aspek Pencapaian Hasil Belajar

Nilai Tertinggi 72

Nilai Terendah 20

Σ Siswa Tuntas ≥ 60 6

Σ Siswa Tidak Tuntas ≤ 60 18

Skor Rata-rata 46,92

% KKM 25 %

Tabel diatas menunjukkan bahwa, terdapat 6 siswa atau 25 % siswa telah mencapai KKM dan 18 siswa atau 75 % siswa tidak mencapai KKM. Skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 46,92. Daftar nilai posttest siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran 27.

d. Refleksi (Reflecting)

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I masih belum berjalan dengan lancar dikarenakan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah masih banyak siswa yang kurang niat untuk belajar. Hal ini terlihat dari masih banyaknya nilai siswa yang berada di bawah standar ketuntasan minimal. Beberapa faktor yang menyebabkan nilai siswa masih dibawah standar adalah karena penggunaan media tidak maksimal dan juga ada siswa yang masih susah di minta untuk melakukan ulangan susulan.


(70)

Berdasarkan analisis nilai tes di atas, maka diperoleh nilai siswa dari hasil tes siklus I dengan ketuntasan klasikal siswa sebesar 25 %. Persentase ini masih belum mencapai indikator keberhasilan karena masih ada 18 siswa yang belum mencapai KKM. Maka akan diadakan siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

Berdasarkan hasil pada siklus I, maka peneliti dan guru bidang studi Biologi membagi siswa kembali ke dalam 6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 6 siswa. Kelompok pada siklus II ini dibuat berbeda karena pada siklus I masih ada beberapa siswa yang memiliki nilai kurang bagus dalam mengerjakan LKS.

Materi-materi yang akan disampaikan pada siklus II adalah : 1) Pertemuan 1 : Aliran Energi, Rantai Makanan

2) Pertemuan 2 : Jaring-jaring Makanan, Piramida Ekologi 3) Pertemuan 3 : Daur Biogeokimia

b. Pelaksanaan (Acting)

Siklus II dimulai pada tanggal 14 Mei 2013. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran. Kemudian guru memberikan salam kepada siswa dan siswa menjawabnya. Guru memberikan apersepsi mengenai fenomena kehidupan sehari-hari yang berkaitan


(71)

dengan Rantai Makanan. Pemberian apersepsi diselingi dengan tanya jawab. Kemudian guru meluruskan jawaban-jawaban siswa. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

Gambar 5 : Siswa Mencoba Menjawab Pertanyaan Teman

Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok. Setelah siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing, guru membagikan LKS 3 kepada siswa dan menjelaskan sedikit materi mengenai Rantai makanan. Daftar kelompok siklus II dapat dilihat pada lampiran 28. Kemudian guru mengajak siswa melakukan observasi di luar ruangan dan diskusi.


(72)

Gambar 6 : Siswa Melakukan Observasi

Pada bagian penutup, guru meminta siswa mengumpulkan LKS dan memberikan siswa tugas untuk membaca materi selanjutnya.

c. Observasi (Observing) dan Evaluasi (Evaluating) 1. Data Hasil Observasi

Observasi kegiatan siswa dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Pada siklus II dilakukan 2 kali observasi. Persentase siswa yang termasuk kategori tinggi pada siklus II sebesar 100 %. Berikut adalah data hasil observasi yang sudah dilakukan selama siklus II :

Tabel 4.4 : Data hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

Kategori

AFEKTIF PSIKOMOTOR

∑ Siswa Skor% ∑ Siswa Skor%

Tinggi (T) 24 100 % 24 100 %

Sedang (S) - 0 % - 0 %


(73)

Pada aspek afektif dan psikomotor, semua siswa masuk dalam kategori tinggi. Daftar hasil observasi siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 29.

2. Evaluasi Hasil Belajar Siklus II

Pada akhir siklus II diadakan posttest untuk mengetahui nilai kognitif siswa. Data evaluasi hasil belajar siswa dalam siklus II pada tabel berikut :

Tabel 4.5 : Data Posttest Siklus II

Aspek Pencapaian Hasil Belajar

Nilai Tertinggi 68

Nilai Terendah 32

Σ Siswa Tuntas ≥ 60 4

Σ Siswa Tidak Tuntas ≤ 60 20

Skor Rata-rata 45,75

% KKM 16,67 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa ada 4 siswa atau 16,67 % siswa telah mencapai KKM dan 20 siswa atau 83,33 % siswa tidak mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar siswa adalah 45,75. Daftar nilai dapat dilihat pada lampiran 30.

d. Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, proses pembelajaran menggunakan metode observasi masih kurang optimal. Setiap langkah pembelajarannya tidak berjalan sesuai dengan rencana dikarenakan oleh beberapa hal. Salah satu faktor yang menghambat


(74)

adalah dikarenakan listrik sering mati sehingga penggunaan media powerpoint tidak bisa dilakukan. Kemudian juga masih ada siswa yang membolos dan susah untuk disuruh melakukan ulangan susulan sehingga masih banyak nilai siswa yang kosong sama seperti siklus I.

Berdasarkan analisis nilai tes di atas, diperoleh nilai minimal siswa dari hasil tes siklus II dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 16,67 %. Persentase ini masih belum mencapai indikator keberhasilan dan mengalami penurunan dibandingkan siklus I.

3. Motivasi Akhir

Pada tahap ini, peneliti mencari tahu mengenai motivasi akhir siswa terhadap tindakan yang telah dilakukan. Dengan perolehan skor rata-rata sebesar 76,93 % kategori tinggi. Data motivasi akhir siswa sesudah tindakan penelitian diperoleh hasil pada tabel berikut :

Tabel 4.6 : Motivasi Akhir Siswa Persentase skor yang

diperoleh Kategori Σ Siswa

Motivasi Akhir

66,68% ≤ p≤ 100% Tinggi 21 87,50 %

33,34% ≤ p≤ 66,67% Sedang 3 12,50 %

0% ≤ p≤ 33,33% Rendah - 0 %

Tabel di atas menunjukkan tingkat motivasi siswa setelah tindakan penelitian dilakukan. Berdasarkan data terlihat bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria tinggi sebanyak 87,50 % dan siswa


(75)

yang memiliki motivasi sedang sebanyak 12,50 %. Daftar skor motivasi siswa dapat dilihat pada lampiran 31.

B. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data komparatif yaitu dengan membandingkan antara hasil belajar siklus I dengan hasil belajar pada siklus II.

1. Motivasi Belajar Siswa

Peningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan metode observasi diukur dengan menggunakan kuisioner motivasi belajar siswa yang diukur pada akhir pembelajaran siklus II. Dari pengukuran motivasi siswa pada akhir tindakan menunjukkan bahwa penggunaan metode observasi mampu membuat motivasi siswa mencapai target keberhasilan. Berikut ini disajikan tabel motivasi belajar siswa.

Tabel 4.7 : Motivasi Belajar Siswa

Kategori Motivasi Akhir

Tinggi 87,50 %

Sedang 12,50 %


(76)

2. Hasil Belajar Siswa

a. Aspek Afektif dan Psikomotor

Dari hasil analisis aspek afektif dan psikomotor diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.8 : Analisis Aspek Afektif dan Psikomotor Siswa Siklus I dan Siklus II

Kriteria Pencapaian Hasil Belajar

Afektif Psikomotor Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

Tinggi (T) 100 % 100 % 100 % 100 %

Sedang (S) 0 % 0 % 0 % 0 %

Rendah (R) 0 % 0 % 0 % 0 %

b. Aspek Kognitif

Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode observasi dihitung dengan menggunakan tes hasil belajar siswa. berikut merupakan data perbandingan tes hasil belajar siswa siklus I dan siklus II.

Tabel 4.9 : Analisis Hasil Tes Kognitif Siswa Komponen Siklus I Siklus II Posttest I Posttest II

Nilai Rata-rata 46,92 45,75


(77)

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat dengan menggunakan metode observasi masih belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Tetapi pada motivasi siswa sudah mengalami peningkatan. Dalam ketiga aspek yang diukur masih belum mengalami peningkatan semua khususnya aspek kognitif. Dalam pengukuran motivasi siswa menggunakan metode observasi, motivasi siswa termasuk dalam kategori tinggi.

1. Motivasi Belajar

Tingkat motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan lembar kuisioner. Kuisioner diberikan pada akhir siklus II. Motivasi awal siswa sebelum diberi tindakan belum terukur dan ketika setelah diberi tindakan rata-rata motivasinya adalah 76,93 %.

Tidak ada siswa yang pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Semua siswa sangat antusias mengikuti pelajaran dan bekerjasama dengan baik dalam kelompok ketika mengerjakan LKS. Siswa sangat memperhatikan guru ketika menjelaskan dan berani bertanya serta menjawab pertanyaan teman ketika diberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab.


(78)

Gambar 7 : Grafik Kategori Motivasi Siswa

Pada penghitungan kategori motivasi siswa, siswa yang masuk kategori tinggi sebanyak 87,5 %, kategori sedang 12,5 % dan kategori rendah 0 %. Meski pun masih ada siswa yang masuk dalam kategori sedang, ini disebabkan siswa kurang memperhatikan maksud dari pertanyaan dan ada beberapa pertanyaan yang terlewatkan.

87,5

12,5

0 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tinggi Sedang Rendah

M otivasi Akhir


(79)

2. Aspek Afektif

Gambar 8 : Grafik Kategori Aspek Afektif Siswa

Dari gambar 8, terlihat bahwa sikap siswa pada siklus I masuk kategori tinggi sebesar 100 % dan pada siklus II sebesar 100 %. Dari data yang telah diperoleh dapat dinyatakan bahwa pencapaian hasil belajar siswa pada aspek afektif sudah melebihi indikator keberhasilan.

100

0 0

100

0 20 40 60 80 100 120

Tinggi Sedang Rendah

Siklus I Siklus II


(80)

3. Aspek Psikomotor

Gambar 9 : Grafik Kategori Aspek Psikomotor Siswa

Dari gambar 9 dapat dilihat bahwa pada siklus I dan siklus II, skor rata-rata aspek psikomotor siswa ada dalam kategori tinggi. Sebanyak 100 % siswa mendapat skor tinggi. Dari data yang sudah diperoleh dapat dinyatakan bahwa pencapaian motivasi siswa pada aspek psikomotor sudah melebihi indikator keberhasilan.

4. Aspek Kognitif

Berdasarkan analisis hasil tes aspek kognitif siswa yang dilakukan pada akhir pertemuan siklus I (posttest I) dan akhir pertemuan siklus II (posttest II), persentase pencapaian KKM dapat dilihat pada gambar 10.

100

0 0

100

0 0

0 20 40 60 80 100 120

Tinggi Sedang Rendah

Siklus I Siklus II


(1)

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata posttest siklus I sebesar 46,92 % dan pada posttest siklus II terjadi penurunan menjadi 45,75 %.

Dari hasil peningkatan motivasi belajar dalam pembelajaran biologi dalam materi ekosistem dengan metode observasi dalam penelitian ini, proses ini menunjukkan bahwa metode observasi merupakan salah satu metode yang mampu meningkatkan motivasi siswa. Dengan metode observasi, siswa menjadi termotivasi untuk mengamati ekosistem di luar kelas. Tetapi pada tingkat kemampuan kognitif tidak menunjukkan peningkatan.

Hal-hal yang membuat hasil belajar siswa tidak mengalami peningkatan adalah :

a) Siswa terlalu menganggap remeh soal yang diberikan guru dengan menjawab semaunya.

b) Berdasarkan pengalaman dari guru PPL yang pernah mengajar di kelas tersebut, siswa belum bisa menerima kehadiran guru baru sepenuhnya sehingga siswa masih belum serius dalam mengikuti pembelajaran yang diampu oleh guru baru tersebut. Hal ini juga terlihat ketika peneliti pertama kali masuk ke kelas untuk melakukan observasi awal dan juga pada saat pertama mengajar.


(2)

c) Ketika pulang ke rumah, siswa tidak mengulang kembali pelajaran yang sudah diterima di sekolah. Hal ini terlihat ketika posttest dilakukan masih banyak siswa yang mengaku tidak belajar.

d) Ada siswa yang tidak benar-benar mengerti maksud dari soal yang diberikan sehingga tidak menjawab dengan tepat.

e) Dalam posttest I dan posttest II masih ada siswa yang tidak hadir sehingga penghitungan nilai siswa harus disesuaikan dengan jumlah siswa yang memiliki nilai lengkap.


(3)

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Menyuke, dapat dilihat bahwa rata-rata motivasi belajar siswa pada akhir siklus II mencapai 76,93 %. 87,50 % siswa termasuk dalam kategori tinggi dan 12,50 % siswa termasuk dalam kategori sedang. Dan pada aspek kognitif tidak mengalami peningkatan. Pada siklus I persentase pencapaian KKM sebesar 25 % dan pada siklus II sebesar 16,67 %.

Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode observasi mampu membuat motivasi siswa mencapai target keberhasilan. Sedangkan untuk aspek kognitif, tidak mencapai target keberhasilan.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Listrik sering padam sehingga tidak bisa menggunakan LCD/viewer ketika menyampaikan materi. Hal ini membuat siswa kurang tertarik dengan penjelasan guru.

2. Pada saat penelitian sempat terjadi banjir sehingga ada beberapa siswa yang rumahnya terendam banjir tidak dapat hadir.


(4)

3. LCD/viewer yang tersedia hanya ada 1 sehingga menyulitkan guru ketika ingin menggunakan LCD/viewer karena banyak guru lain juga yang akan menggunakannya.

C. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk SMA Negeri 1 Menyuke adalah :

1. Agar motivasi siswa meningkat, sebaiknya guru menggunakan metode yang bervariasi. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode observasi.

2. Pentingnya manajemen waktu agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

3. Hasil penelitian pembelajaran Biologi dengan menggunakan metode observasi dapat digunakan sebagai referensi oleh siapa pun untuk diaplikasikan dalam praktik mengajar.

4. Tersedianya sarana dan prasarana seperti LCD/viewer untuk membantu dalam penyampaian materi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Hananto, Senno, 2011, Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli, http://www.scribd.com/doc/51282702/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ahli, diakses tanggal 11 Februari 2013

Kristinah, Indun. 2009 . Biologi : Makhluk Hidup dan Lingkungannya SMA/MA untuk Kelas X. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Kurniawan, Edi, 2011, Perbandingan Keefektifan Metode Observasi dan Diskusi Terhadap Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem pada Siswa Kelas X Semester 2 SMA Negeri 1 Mijen Tahun Pelajaran 2010/2011, Skripsi, IKIP PGRI, Semarang, 17, 39

Kuswanto, 2011, Observasi (Pengamatan Langsung di Lapangan), http://klikbelajar.com/umum/observasi-pengamatan-langsung-di-lapangan/, diakses tanggal 11 Februari 2013

Muhyadi, 2010, Model-Model Penelitian Tindakan Kelas, staff.uny.ac.id, diakses tanggal 20 Februari 2013

Sarjanaku, 2012, Fungsi Motivasi Menurut Para Ahli, http://www.sarjanaku.com/2012/04/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli.html, diakses tanggal 11 Februari 2013

Sarjanaku, 2012, Macam-macam Motivasi Menurut Para Ahli, http://www.sarjanaku.com/2012/04/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli.html, diakses tanggal 11 Februari 2013

Siregar, Eveline dan Nara, Hartini, 2010, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor : Ghalia Indonesia. hal. 49, 50, 52

Sudjana, Nana, 2005, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru, hal. 30

Sudjana, Nana, 2010, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya, hal. 22-31

Sudjana, Nana. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru, hal. 133

Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1 untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliah Kelas X. jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Suparno, Paul. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma


(6)

Syamsuri, Istamar, 2007, Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 2, Malang : Erlangga, hal. 147-174

Teacher creative corner, 2010, Karakteristik Metode Observasi. http://baliteacher.blogspot.com/2010/10/karakteristik-metode-observasi.html, diakses tanggan 11 Februari 2013


Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN.

0 2 19

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi ekosistem.

1 6 289

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A pada materi ekosistem SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat menggunakan media animasi dan video.

0 1 252

Penerapan metode observasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi vertebrata di Kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 1 203

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi ekosistem siswa kelas X A SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat dengan metode observasi

0 0 85

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul pada materi animalia melalui metode Joyful Learning

0 6 199

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A pada materi ekosistem SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat menggunakan media animasi dan video

0 5 250

Penerapan metode observasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi vertebrata di Kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

0 1 201

Penerapan pendekatan scientific untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa kelas x mia 1 sma negeri 1 Karanganom Artikel

0 0 6

PERBANDINGAN PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DAN KONVENSIONAL TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 MENYUKE KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT.

0 14 104