Meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A pada materi ekosistem SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat menggunakan media animasi dan video.

(1)

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat pada materi ekosistem dengan menggunakan media animasi dan video.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis & Mc Taggart. Metodologi penelitiannya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yakni siklus I dan Siklus II, dimana siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan siklus II dalam 2 kali pertemuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi siswa, kuesioner dan hasil pre-test, post-test I dan posttest II.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang signifikan terhadap motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat pada materi ekosistem dengan menggunakan media animasi dan video. Hal tersebut dapat dilihat dari : (1) nilai rata-rata kelas untuk pre-test adalah 49,09; post-test siklus I adalah 93,94; dan post-test siklus II adalah 91,09. Pada saat pre-test hanya 15,15 % siswa mencapai KKM namun pada saat post-test I dan post-test II mengalami peningkatan menjadi 100 % siswa mencapai KKM. (2) motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan secara signifikan dari siklus I yaitu 96,97 % siswa memiliki motivasi tinggi, 3,03 % siswa memiliki motivasi sedang. Selanjutnya pada siklus II motivasi siswa meningkat menjadi 100 % siswa memiliki motivasi tinggi. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media animasi dan video dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem.


(2)

This research aims to increase the motivation and learning outcomes of IPA students of class VII A at State Junior High School of I Sendawar Kutai Barat in ecosystem subject using animation and video.

This research was Classroom Acting Research using Kemmis & Mc Taggart model. The research methodology consisted of 4 steps that is planning, acting, observing and reflecting. This research was implemented in 2 cycles consisting of first cycle and second cycle, where the first cycle was implemented in 3 meetings and the second cycle was implemented in 2 meetings. The data were collected by using student observation sheet, questionnaire and evaluation of pre-test, first post-test and second post-test.

The results obtained show a significant increase in motivation and learning outcomes of IPA VII A class students at State of Junior High School of I Sendawar Kutai Barat in ecosystem subject used animation and video. This can be seen as follows : (1) the average grade of pre-test was 49,09; post-test in first cycle was 93,94; and post-test in second cycle was 91,09. At the first cycle pre-test there is only 15,15 % of students achieving KKM but at the first cycle post-test and second cycle post-test the ratio increased to 100 % of students achieving KKM. (2) students motivation also increased significanted from the first cycle that 96,97 % of students have high motivation, 3,03 % students are less motivated. Later in the second cycle students motivation increase to 100 % of students having high motivation. Based on these results it can be concluded that the use of animation and video can enhance student motivation an learning outcomes at the ecosystem subject.


(3)

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII A PADA MATERI EKOSISTEM SMP NEGERI 1 SENDAWAR KUTAI BARAT MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DAN

VIDEO SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh : Mario Adi Winatta

NIM : 091434043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII A PADA MATERI EKOSISTEM SMP NEGERI 1 SENDAWAR KUTAI BARAT MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DAN

VIDEO SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh : Mario Adi Winatta

NIM : 091434043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBA HA N

“Sukses terdiri dari 1% bakat dan 99% keringat”

Thomas Alfa Edison

Kupersembahkan karyaku ini teristimewa untuk :

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberi kesehatan;

Ayah dan Ibuku tercinta yang telah mendoakan dan memberi dukungan dalam

pembuatan skripsi dari awal hingga akhir;

Kakak dan adik-adikku tersayang yang menberikan semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini;


(8)

v MOTTO

The Spir iT Ca r r ieS On

I know that my soul will transcend

I may never find all the answers

I may never understand why

I may never prove

What I know to be true

But I know that I still have to try


(9)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII A PADA MATERI EKOSISTEM DI SMP NEGERI 1 SENDAWAR KUTAI BARAT MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DAN VIDEO”.

Skripsi ini dapat disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Biologi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan.

3. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi .

4. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku dosen pembimbing I yang berkenan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang berkenan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(10)

vii

6. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

7. Bapak Ayonius, S. Pd., M.M, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat, yang telah memberikan surat rekomendasi penelitian di SMP Negeri I Sendawar Barong Tongkok, Kutai Barat.

8. Bapak Marlan Rikeh, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat.

9. Bapak Tulus, A.Md, selaku guru biologi yang telah membantu dan memberikan masukan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat.

10.Siswa-siswi Kelas VII A SMP Negeri I Sendawar tahun ajaran 2012/2013 yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.

11.Seluruh keluargaku, terutama kedua orang tuaku Bapak Anastasius Edison dan Ibu Yeliana, kakakku Mariska Nadia Norhayati dan Jonarlex, serta adik-adikku Ermelinda Sri Novita Sari, Valeria Marselina, dan Daniel Agustiawan, keponakanku Joris Evan Laua, terima kasih atas doa, motivasi, semangat dan dukungan materiil serta dukungan moral yang telah diberikan selama pengerjaan sampai selesainya skripsi ini.

12.Monica Adelia, yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.


(11)

viii

13.Teman-teman angkatan 2009 yang tercinta yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi dan terima kasih atas kerjasama dan kebersamaan selama 4 tahun di Pendidikan Biologi.

14.Pangeran, Yohanes Christian, Lapida Yunianti, Osry, Adit Gentili.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.


(12)

(13)

(14)

xi ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat pada materi ekosistem dengan menggunakan media animasi dan video.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis & Mc Taggart. Metodologi penelitiannya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yakni siklus I dan Siklus II, dimana siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan siklus II dalam 2 kali pertemuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi siswa, kuesioner dan hasil pre-test, post-test I dan posttest II.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang signifikan terhadap motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat pada materi ekosistem dengan menggunakan media animasi dan video. Hal tersebut dapat dilihat dari : (1) nilai rata-rata kelas untuk pre-test adalah 49,09; post-test siklus I adalah 93,94; dan post-test siklus II adalah 91,09. Pada saat pre-test hanya 15,15 % siswa mencapai KKM namun pada saat post-test I dan post-test II mengalami peningkatan menjadi 100 % siswa mencapai KKM. (2) motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan secara signifikan dari siklus I yaitu 96,97 % siswa memiliki motivasi tinggi, 3,03 % siswa memiliki motivasi sedang. Selanjutnya pada siklus II motivasi siswa meningkat menjadi 100 % siswa memiliki motivasi tinggi. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media animasi dan video dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem.

Kata kunci : Motivasi, Hasil Belajar, IPA, Materi Ekosistem, Media Animasi, Video.


(15)

xii ABSTRACT

This research aims to increase the motivation and learning outcomes of IPA students of class VII A at State Junior High School of I Sendawar Kutai Barat in ecosystem subject using animation and video.

This research was Classroom Acting Research using Kemmis & Mc Taggart model. The research methodology consisted of 4 steps that is planning, acting, observing and reflecting. This research was implemented in 2 cycles consisting of first cycle and second cycle, where the first cycle was implemented in 3 meetings and the second cycle was implemented in 2 meetings. The data were collected by using student observation sheet, questionnaire and evaluation of pre-test, first post-test and second post-test.

The results obtained show a significant increase in motivation and learning outcomes of IPA VII A class students at State of Junior High School of I Sendawar Kutai Barat in ecosystem subject used animation and video. This can be seen as follows : (1) the average grade of pre-test was 49,09; post-test in first cycle was 93,94; and post-test in second cycle was 91,09. At the first cycle pre-test there is only 15,15 % of students achieving KKM but at the first cycle post-test and second cycle post-post-test the ratio increased to 100 % of students achieving KKM. (2) students motivation also increased significanted from the first cycle that 96,97 % of students have high motivation, 3,03 % students are less motivated. Later in the second cycle students motivation increase to 100 % of students having high motivation. Based on these results it can be concluded that the use of animation and video can enhance student motivation an learning outcomes at the ecosystem subject.


(16)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... x

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Hipotesis ... 5

E. Variabel Penelitian ... 5

F. Tujuan Penelitian ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Belajar ... 8

B. Pembelajaran ... 10


(17)

xiv

1) Ranah Kognitif ... 12

2) Ranah Psiklomotorik ... 13

3) Ranah Afektif ... 15

D. Motivasi ... 17

E. Media Animasi dan Video ... 25

F. Materi Ekosistem ... 31

G. Hasil Penelitian yang Relevan ... 33

H. Kerangka Berpikir ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Setting Penelitian ... 37

1. Lokasi Penelitian ... 37

2. Waktu Penelitian ... 38

3. Subyek Penelitian ... 38

4. Obyek Penelitian ... 38

C. Rancangan Tindakan ... 38

a. Pra Tindakan ... 38

b. Siklus I ... 39

c. Siklus II ... 42

D. Instrumen Penelitian ... 44

1. Instrumen Pembelajaran ... 44

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 44

E. Analisis Data ... 46

F. Indikator Keberhasilan ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 55

B. Hasil Penelitian dan Analisis Data... 75

1. Hasil Belajar Siswa ... 75


(18)

xv

C. Pembahasan ... 76

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 77

a) Berdasarkan Tabel dan Grafik ... 77

b) Berdasarkan Analisis SPSS ... 79

1) Uji T Pre-test dengan Post-test I ... 79

2) Uji T Hasil Post-test I dengan Post-test II ... 80

2. Aspek Afektif (Lembar Observasi) ... 82

3. Motivasi Belajar (Kuesioner) ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran... 89


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kekurangan dan Kelebihan Media Animasi ... 28

Tabel 2.2 Kekurangan dan Kelebihan Media Video ... 31

Tabel 3.1 Analisis Data ... 47

Tabel 3.2 Klasifikasi Skor Observasi Kelompok Siswa ... 50

Tabel 3.3 Penetapan Skor Kuesioner ... 51

Tabel 3.4 Skor Motivasi Belajar Akhir ... 52

Tabel 3.5 Klasifikasi Hasil Persentase Skor Motivasi Belajar Siswa ... 52

Tabel 3.6 Indikator Keberhasilan ... 54

Tabel 4.1 Data Hasil Pre-test ... 57

Tabel 4.2 Data Motivasi Akhir Siklus I ... 64

Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 65

Tabel 4.4 Data Hasil Post-test I ... 66

Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... 73

Tabel 4.6 Data Hasil Post-test II ... 74

Tabel 4.7 Data Motivasi Akhir Siswa ... 74

Tabel 4.8 Analisis Hasil Kognitif Siswa ... 75

Tabel 4.9 Analisis Aspek Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II ... 76


(20)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pembagian Ranah Kognitif ... 13

Gambar 2 Siklus PTK Menurut Kemmis & Taggart ... 36

Gambar 3 Siswa Mengerjakan Pre-test ... 57

Gambar 4 Siswa berdiskusi untuk menjawab LKS ... 58

Gambar 5 Guru Memberi Apersepsi ... 59

Gambar 6 Guru Memberikan Tujuan Pembelajaran ... 60

Gambar 7 Siswa Menonton Video Komponen Ekosistem ... 60

Gambar 8 Siswa Melakukan Kegiatan Diskusi ... 61

Gambar 9 Guru Menjelaskan Tentang Komponen Ekosistem ... 61

Gambar 10 Guru Menampilkan Media Animasi Komponen Ekosistem ... 62

Gambar 11 Siswa Menyusun Animasi Rantai Makanan Secara Benar ... 62

Gambar 12 Siswa Bermain Kuis Who Want’s To Be A Millionaire ... 62

Gambar 13 Kegiatan Penutup Pertemuan II ... 63

Gambar 14 Siswa Mengerjakan Post-test I ... 64

Gambar 15 Siswa Mengisi Kuesioner ... 64

Gambar 16 Guru Memberi Apersepsi Siklus II ... 69

Gambar 17 Guru Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Siklus II ... 69

Gambar 18 Siswa Mencermati Video Siklus II ... 69

Gambar 19 Guru Membimbing Siswa dalam Berdiskusi Siklus II ... 70

Gambar 20 Bersama-sama Mengecek Jawaban LKS 3 & 4 ... 70

Gambar 21 Menjelaskan Materi dengan Powerpoint ... 71

Gambar 22 Siswa Mengerjakan Post-test II ... 72

Gambar 23 Siswa Mengisi Lembar Kuesioner ... 72

Gambar 24 Grafik Pencapaian % KKM ... 77

Gambar 25 Grafik Skor Rata-rata Kelas Aspek Kognitif ... 78

Gambar 26 Grafik Skor Rata-rata Aspek Afektif Siswa ... 83

Gambar 27 Grafik Kategori Aspek Afektif Siswa ... 83

Gambar 28 Grafik Rata-rata Skor Motivasi Belajar Siswa ... 84


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Universitas ... 94

Lampiran 2 Surat Rekomendasi Penelitian ... 95

Lampiran 3 Materi Ekosistem Siklus I ... 96

Lampiran 4 Materi Ekosistem Siklus II ... 112

Lampiran 5 Silabus ... 122

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 126

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 136

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 143

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 152

Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Pre-test ... 160

Lampiran 11 Soal Pre-test ... 162

Lampiran 12 Kunci Jawaban Pre-test ... 166

Lampiran 13 Panduan Skoring ... 167

Lampiran 14 Kisi-kisi Soal Post-Test I dan Post-test II ... 168

Lampiran 15 Soal Post-test I ... 170

Lampiran 16 Soal Post-test II ... 175

Lampiran 17 Kunci Jawaban Soal Pot-test I ... 181

Lampiran 18 Kunci Jawaban Soal Post-test II ... 182

Lampiran 19 Panduan Skoring Soal Post-test I ... 183

Lampiran 20 Panduan Skoring Soal Post-test II ... 184

Lampiran 21 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa ... 185

Lampiran 22 Lembar Observasi Siswa ... 186

Lampiran 23 Kisi-kisi Kuesioner ... 188

Lampiran 24 Lembar Kuesioner... 189

Lampiran 25 Daftar Skor Motivasi Akhir Siklus I ... 191

Lampiran 26 Daftar Nilai Pre-test ... 192

Lampiran 27 Data Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 193

Lampiran 28 Daftar Nilai Post-test I ... 195


(22)

xix

Lampiran 30 Daftar Nilai Post-test II ... 197 Lampiran 31 Data Skor Motivasi Siswa Siklus II ... 198 Lampiran 32 Hasil Lembar Observasi Siswa ... 199 Lampiran 33 Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 201 Lampiran 34 Hasil Pre-test ... 203 Lampiran 35 Hasil Post-test I ... 205 Lampiran 36 Hasil Post-test II ... 211 Lampiran 37 Surat Keterangan dari Sekolah ... 217 Lampiran 38 Hasil LKS 1 ... 218 Lampiran 39 Hasil LKS 2 ... 221 Lampiran 40 Hasil LKS 3 ... 225 Lampiran 41 Hasil LKS 4 ... 227


(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada beberapa faktor diantaranya guru sebagai fasilitator dan motivator siswa, sarana dan prasarana (termasuk media pembelajaran), serta keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran terdapat komponen utama yaitu, tujuan, bahan, metode, alat/media, serta penilaian yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi (Sudjana, 2005 : 30).

Dengan pesatnya perkembangan dunia dalam era globalisasi, terutama dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional juga harus terus-menerus dikembangkan sejalan dengan perkembangan zaman. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 BAB I pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesera didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selama ini pendidikan di Indonesia masih menggunakan metode tradisional berupa ceramah (Teacher centered), sistem pendidikan seperti ini tidak memadai lagi untuk merespon perkembangan masyarakat yang sangat


(24)

dinamis. Metode pendidikan yang harus diterapkan sekarang adalah dengan mengembangkan pendidikan yang terintegrasi dengan memadukan 4 faktor dalam proses pembelajaran yaitu pengamatan-bertanya-bernalar-bereksperimen dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya adalah dalam proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi seperti microsoft powerpoint, animasi flash, video dan lain-lain.

Penelitian ini menggunakan metode pendidikan di atas, yaitu melakukan proses belajar mengajar yang dipadukan dengan penggunaan media ICT.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengikuti proses belajar mengajar sejak dari SD hingga SMA, rata-rata para guru khususnya yang berkaitan dengan pelajaran ilmu alam lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa disertai media yang menarik minat siswa. Terkadang siswa hanya disuruh mencatat buku saja. Berdasarkan pengalaman di atas, sebenarnya pembelajaran di dalam kelas dapat dibuat menarik dan membuat siswa menjadi lebih aktif di antaranya menggunakan metode permainan maupun penggunaan media pembelajaran. Selain itu, berdasarkan apa yang telah dijabarkan oleh guru IPA SMP Negeri 1 Sendawar, khususnya kelas VII A, proses pembelajaran sebagian besar menggunakan metode ceramah yang diselingi tanya jawab antara guru dan siswa. Guru tidak melakukan variasi metode dan media pembelajaran, sehingga membuat siswa menjadi jenuh dan pasif. Hal ini disebabkan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) guru mendominasi hampir semua waktu pembelajaran, sehingga akhirnya siswa menjadi ngantuk, tidak memiliki gairah belajar dan tidak bersemangat.


(25)

Ditambah lagi dengan media pembelajaran yang dipakai terbatas, terkadang tidak menggunakan media pembelajaran, keterbatasan sarana prasarana, guru tidak membuat lembar kerja dan sering meminta siswa mencatat dari buku paket.

Kondisi tersebut secara tidak langsung berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VII A, dimana hasil tes yang dilakukan pada akhir pelajaran, pokok bahasan ekosistem, menunjukkan hasil yang masih rendah yakni dengan nilai rata-rata 50. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan belum berhasil atau belum optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Indikator keberhasilan mengajar di SMP Negeri 1 Sendawar adalah minimal 70 % hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM).

Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru atau peneliti dapat melihat sendiri praktek pembelajaran terhadap siswa sejauh mau dilihat dari sudut pandang aspek interaksi dalam proses belajar mengajar. Dengan mengacu pada hal tersebut, guru dapat melakukan refleksi terhadap apa yang telah dilakukan di kelas. Dalam hal ini berarti bahwa dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran sehingga kelas menjadi aktif. Salah satu usaha meningkatkan hasil belajar siswa di SMP adalah dengan menggunakan media animasi sebagai alat bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar.


(26)

Beberapa keunggulan dari media animasi dan video adalah media ini melibatkan siswa dalam penggunaannya, siswa merasa senang dengan adanya gambar animasi yang bergerak, siswa dapat langsung melihat video tentang ekosistem, variasi gambar dan video yang variatif sehingga tidak monoton dalam pembelajaran. Untuk itu, peneliti memilih penelitian dengan judul meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VII A pada materi ekosistem di SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat menggunakan media animasi dan video.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan menggunakan media animasi dan video dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA terpadu siswa kelas VII A pada materi ekosistem di SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat?

C. Batasan masalah

Agar penelitian ini terfokus pada satu hal maka perlu adanya batasan masalah, diantaranya :

1. Materi/konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ekosistem. SK yang dipakai adalah 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem. KD 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.

2. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media animasi dan video. Untuk media animasi berisi tentang satuan dalam ekosistem,


(27)

habitat, rantai makanan dan interaksi dalam ekosistem semua itu menggunakan teknik animasi komputer (Computer Graphics animation) dan bersifat interaktif. Sedangkan video berisi tentang satuan dalam ekosistem dan macam-macam interaksi yang terjadi dalam ekosistem. 3. Obyek penelitian adalah motivasi dan hasil belajar. Motivasi dan hasil

belajar dilihat dari aspek kognitif dan afektif yang dicapai siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sendawar pada pokok bahasan ekosistem. Aspek kognitif dilihat dari hasil tes (post-test I dan II), sedangkan aspek afektif berupa motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran diambil dari data kuesioner dan lembar observasi siswa.

D. Hipotesis

Penggunaan media animasi dan video pada materi ekosistem dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa VII A SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat.

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan variabel yang dikelompokkan menjadi 2 macam variabel yaitu : variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel bebas : penggunaan media animasi dan video. b. Variabel terikat : motivasi dan hasil belajar siswa.


(28)

F. Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar dengan menggunakan media animasi dan video pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat Tahun Ajaran 2012/2013 pada pokok bahasan Ekosistem.

G. Manfaat penelitian

Penelitian dikatakan bernilai jika mampu memberikan manfaat bagi pihak lain.

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan yang sangat berharga khususnya dalam perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penggunaan media video animasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Manfaat praktis

i. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki praktek-praktek pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

ii. Bagi siswa, meningkatkan motivasi dan hasil belajar, mengembangkan wawasan serta meningkatkan kemampuan


(29)

menganalisis suatu masalah melalui pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.

iii. Bagi guru, sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan menumbuhkan budaya meneliti agar terjadi inovasi pembelajaran.

iv. Bagi peneliti, sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktek-praktek pembelajaran yang dilakukan selama ini sudah efektif dan efisien.


(30)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah lepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri maupun bersama-sama di dalam kelompok. Sesungguhnya sebagian besar dari aktivitas manusia sehari-hari merupakan kegiatan belajar. Contohnya ketika seorang anak diajak ibunya makan buah, namun sebelum itu harus mencuci tangan dan kemudian membuka kulkas dan melihat buah yang ada di kulkas, kemudian ibunya mengatakan itu ada pisang warnanya kuning, apel warnanya merah, salak warnanya cokelat. Hal ini dapat membuktikan bahwa semua hal yang dilakukan manusia sehari-hari adalah kegiatan belajar.

Selain itu, belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di dalamnya bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82 % anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5-6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajarnya sendiri. Tetapi angka tinggi tersebut turun secara drastis menjadi hanya 18 % waktu mereka berusia 16 tahun. Sehingga konsekuensinya, 4 dari 5 remaja dan orang dewasa memulai pengalaman belajarnya yang baru dengan perasaan yang tidak nyaman (Nichol, dalam Neno, 2013).


(31)

Belajar adalah sebuah proses perubahan dalam diri manusia. Perubahan ini di tampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan pengetahuan, sikap, kebiasaan, keterampilan, daya pikir dan kemampuan-kemampuan lainnya. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), “belajar adalah berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”. Selain itu, belajar menurut Jhon B. Watson (Hidayatin, 2013) adalah suatu proses dari

conditioning reflect (respon) melalui pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain.

Dari sejumlah pandangan para ahli mengenai definisi belajar, menurut Wragg (Miku_chan, 2013), kita dapat menemukan beberapa ciri umum kegiatan belajar antara lain sebagai berikut :

1. Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja.

2. Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan.

3. Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai dengan perubahan tingkah laku.


(32)

B. Pembelajaran

Secara umum, pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat , bakat dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004: 2).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan pembelajaran sebagai proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Selain itu, pembelajaran juga didefinisikan sebagai suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum (Duffy dan Roehler, dalam Pojok Bahasa dan Sastra, 2012). Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Gagne dan Briggs, dalam Kartika 2008, 2).

Ciri-ciri pembelajaran adalah :

 Merupakan upaya sadar dan disengaja.

 Pembelajaran harus membuat siswa belajar.

 Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.


(33)

C. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dari kegiatan siswa yang mengalami pendidikan dalam kurun waktu tertentu yang telah ditentukan sebelumnya yang kemudian dituangkan dalam suatu angka sebagai hasil belajar. Ada beberapa pendapat mengenai aktivitas belajar menurut para ahli yaitu menurut Ahmadi (2004:142) menyatakan bahwa pengenalan seseorang terhadap hasil belajar atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya. Sementara Hamalik (dalam Ratini, 2011) menyatakan bahwa guru perlu mengenal hasil belajar siswa yang telah diperoleh sebelumnya.

Selain itu, Hamalik juga memaparkan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2006:30).

Dalam proses belajar mengajar ada 3 ranah yang dipergunakan yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Ketiga ranah ini adalah hasil penelitian dari Bloom, Krathwohl, dan Simpson. Mereka membuat penggolongan perilaku berkenaan dengan kemampuan internal dalam hubungannya dengan tujuan pembelajaran. Hasil penelitian ini dikenal dengan Taksonomi Instruksional Bloom dan kawan-kawan, meliputi ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.


(34)

1) Ranah kognitif

Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual atau pikiran dan terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,sintesis,evaluasi.

 Pengetahuan

Pengetahuan mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan didalam ingatan (memori otak). Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode.

 Pemahaman

Mencakup kemampuan menangkap inti dan makna dari hal-hal yang dipelajari.

 Penerapan

Mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Perilaku ini misalnya tampak dalam kemampuan menggunakan prinsip.

 Analisis

Mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

 Sintesis

Mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya tampak didalam kemampuan menyusun suatu program kerja.


(35)

 Evaluasi

Mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Contoh kemampuan menilai hasil karangan.

Gambar 1 : pembagian ranah kognitif

Keenam perilaku ini bersifat hirarkis, yaitu perilaku tersebut menggambarkan tingkat kemampuan yang dimiliki sesorang. Perilaku terendah adalah pengetahuan dan yang tertinggi adalah evaluasi.

2) Ranah psikomotorik

 Persepsi

Mencakup kemampan memilah-milah atau mendeskripsikan sesuatu secara khusus dan menyadari adanya perbedaan antara sesuatu tersebut. Contohnya dapat memilah warna, pemilahan angka 6 & 9.


(36)

 Kesiapan

Kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan dimana akan terjadi suat gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup aktifitas jasmani dan rohani (mental).

 Gerakan terbimbing

Kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh.

 Gerakan terbiasa

Kemampuan melakukan gerakan tanpa contoh.

 Gerakan kompleks

Kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien dan tepat. Misalnya keterampilan merakit mikroskop.

 Penyesuaian pola gerakan

Kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.

 Kreatifivitas

Kemampuan melahirkan pola-pola gerak yang baru atas dasar inisiatif sendiri.

Kemampuan di atas merupakan satu rangkaian dan merupakan tingkatan dalam proses belajar motorik. Tingkatan paling rendah adalah persepsi dan yang paling tinggi adalah kreativitas.


(37)

3) Ranah afektif

 Penerimaan

Kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut.

 Partisipasi

Mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

 Penilaian dan penentuan sikap

Mencakup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.

 Organisasi

Merupakan kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.

 Pembentukan pola hidup

Merupakan kemampuan penghayatan nilai dan membentuknya menjadi pola nilai hidup pribadi.

Ketiga ranah yang sudah dijabarkan diatas merupakan satu kesatuan, tidak terpisah-pisah, dan saling terkait satu dengan yang lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar a. Faktor internal


(38)

 Faktor jasmaniah (fisiologis)

Yang termasuk dalam faktor ini antara lain : pengelihatan, pendengaran, struktur tubuh dan lain-lain.

 Faktor psikologis

Yang termasuk faktor psikologis antara lain :

- intelektual (taraf intelegensi, kemampuan dan cara belajar); - non intelektual (motivasi, sikap, perasaan, minat dan kondisi

psikis);

 Faktor kondisi fisik.

Yang dimaksud dengan faktor fisik di atas adalah kondisi tubuh siswa dalam keadaan sehat atau tidak.

b. Faktor eksternal

Merupakan faktor yang berasal dari luar individu, antara lain :

- faktor pengaturan belajar di sekolah (kurikulum, disiplin sekolah, guru, fasilitas belajar dan pengelompokan siswa);

- faktor sosial di sekolah (sistem sosial, status sosial dan interaksi guru dan siswa);

- faktor situasional (keadaan politik ekonomi, keadaan waktu dan tempat atau iklim) (W.S. Winkel, dalam Haryanto, 2010).


(39)

D. Motivasi

Motivasi belajar berasal dari kata “motif”, yang diartikan sebagai penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, dalam Yasin, 2011). Selain itu juga ada pendapat lain tentang motivasi, yaitu motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan (Soeharto dkk., dalam Yasin, 2011).

Dalam buku Psikologi Pendidikan, Drs. M. Dalyono mengatakan bahwa motivasi adalah daya gerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang dari dalam diri sendiri dan juga dari luar (dalam Yasin, 2011). Secara khusus, motivasi belajar menurut A.M. Sardiman (2005: 75) adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Linda S. Lumsden (dalam Krisnanto, 2012) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian di dalam proses pembelajaran.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya gerak baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar, dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.


(40)

Dalam melakukan kegiatan belajar, seseorang membutuhkan dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu yang berasal dari diri sendiri dan dari lingkungan.

1. Faktor individual

Adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

2. Faktor sosial

Adalah faktor yang berasal dari luar individu, seperti keluarga, keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial (Purwanto, 2002:102).

Selain 2 faktor diatas, Dimyanti dan Mudjiono, (1999 : 100) mengemukakan bahwa juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar, antara lain :

 cita-cita/aspirasi siswa

 kemampuan siswa

 kondisi siswa dan lingkungan

 unsur-unsur dinamis dalam belajar


(41)

Keller (1983), dalam Siregar dan Nara, (2010 : 52-53) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yang disebut sebagai ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction).

1) Attention (Perhatian)

Adalah dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu seseorang muncul karena dirangsang melalui elemen-elemen baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, dan kontradiktif/kompleks. Ada beberapa strategi yang digunakan untuk merangsang minat dan perhatian, yaitu :

a. menggunakan metode penyampaian yang bervariasi; b. menggunakan media untuk melengkapi pembelajaran; c. menggunakan humor dalam penyajian pembelajaran;

d. menggunakan peristiwa nyata, anekdot dan contoh-contoh untuk memperjelas konsep yang diutarakan;

e. menggunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa. 2) Relevance (Relevansi)

Yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa. Ada tiga strategi yang dapat digunakan untuk menunjukkan relevansi dalam pembelajaran, antara lain:

a. menyampaikan kepada siswa apa yang akan dapat mereka lakukan setelah mempelajari materi pembelajaran;


(42)

b. menjelaskan manfaat pengetahuan/keterampilan yang akan dipelajari;

c. memberikan contoh, latihan/tes yang langsung berhubungan dengan kondisi siswa atau profesi tertentu.

3) Confidence (Kepercayaan diri)

Adalah merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Ada beberapa strategi untuk meningkatkan kepercayaan diri, yaitu :

a. meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan cara melakukan sharing tentang pengalaman orang yang berhasil;

b. menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga siswa tidak dituntut mempelajari banyak konsep sekaligus; c. meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan

persyaratan untuk berhasil. Contohnya, jika ingin mendapatkan nilai baik dalam tes, siswa harus belajar dengan rajin;

d. menggunakan strategi yang memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan siswa;

e. meningkatkan kepercayaan diri siswa dengan memberikan pernyataan-pernyataan yang membangun;

f. memberikan umpan balik konstruktif selama pembelajaran, agar siswa mengetahui sejauh mana pemahaman dan prestasi belajar mereka.


(43)

4) Satisfaction (Kepuasan)

Merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa. Ada berberapa strategi untuk mencapai kepuasan, antara lain :

a. menggunakan pujian secara verbal, umpan balik yang informatif, bukan ancaman atau sejenisnya;

b. memberikan kesempatan kepada siswa untuk segera menggunakan atau mempraktekkan pengetahuan yang baru dipelajari;

c. memberikan kesempatan kepada siswa yang telah menguasai untuk membantu teman-temannya yang belum berhasil;

d. membandingkan prestasi siswa dengan prestasinya sendiri dimasa lalu dengan suatu standar tertentu, bukan dengan siswa lain.

Prinsip ARCS yang paling penting untuk kondisi di SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat adalah prinsip Attention (perhatian). Karena rata-rata siswa di sana kurang memiliki kemauan untuk belajar ditambah lagi guru tidak menggunakan media pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran (dalam hal ini media animasi dan video) diyakini mampu meningkatkan semangat belajar siswa di sana. Dalam penyiapan proses pembelajaran guru dan peneliti menggunakan media animasi dan video untuk meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa. Video ditampilkan lebih awal pada saat kegiatan pendahuluan, sementara media animasi digunakan pada saat


(44)

kegiatan inti untuk memperjelas pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari.

Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah sekaligus penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku, mempengaruhi tingkah laku dan mengubah tingkah laku siswa. Menurut Sardiman (Qym, 2009), ada tiga fungsi motivasi, yaitu :

1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan.

Tanpa motivasi, tidak akan timbul suatu perbuatan. Motivasi dalam hal ini berperan sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah.

Motivasi berfungsi sebagai pengarah memiliki arti sebagai motivasi yang mengarahkan perubahan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumus tujuannya.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak

Berarti motivasi dapat menggerakkan tingkah laku seseorang. Selain itu, motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong dalam meraih prestasi.


(45)

Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

1. Motivasi intrinsik

Hamalik (Zaifbio, 2012) berpendapat bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Selain itu, Sardiman (Zaifbio, 2012) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi, tidak perlu di rangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa atau secara singkat dapat dikatakan sebagai motivasi yang tidak memerlukan rangsangan dari luar namun timbul dari dalam diri siswa.

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ini merupakan kebalikan dari motivasi intrinsik, dimana motivasi ini berasal dari luar diri siswa yang diberi rangsangan atau dorongan dari luar. Dorongan dari luar dapat berupa pujian, celaan, hadiah, hukuman, maupun teguran dari guru. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan atau dorongan dari luar (Sardiman, dalam Zaifbio, 2012). Dalam motivasi ekstrinsik, guru memiliki peran penting untuk menumbuhkan motivasi ini. Pemberian motivasi ekstrinsik harus disesuaikan dengan kebutuhan


(46)

siswa, karena jika motivasi ekstrinsik diberikan secara berlebihan maka motivasi intrinsik yang sudah ada didalam diri siswa akan berkurang bahkan hilang.

Dimyanti (Zaifbio, 2012) berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik dapat berubah menjadi motivasi intrinsik, jika siswa menyadari pentingnya belajar. Motivasi ekstrinsik juga sangat diperlukan siswa dalam pembelajaran, hal ini dikarenakan adanya kemungkinan perubahan keadaan siswa dan juga faktor lain seperti kurang menariknya proses belajar mengajar bagi siswa. Motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik di dalam pembelajaran harus saling melengkapi dan memperkuat sehingga diharapkan individu dapat mencapai tujuan yang mereka harapkan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik mempunyai peranan yang lebih besar (penting) daripada motivasi ekstrinsik. Jika motivasi intrinsik (motivasi dalam diri siswa tinggi), maka siswa akan bersemangat untuk belajar. Sementara motivasi ekstrinsik (motivasi yang berasal dari luar siswa seperti metode dan media pembelajaran) akan membantu siswa lebih bersemangat dan aktif dalam pembelajaran. Kedua motivasi ini akan saling berkolaborasi dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.


(47)

E. Media animasi & video

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari si pengirim ke penerima pesan. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2006: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Beberapa ahli memberikan batasan tentang media pembelajaran. AECT (Association of Education Communication Technology) adalah salah satunya. Dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Arsyad, 2005:3).

Menurut Bovee dalam Ouda Teda Ena (Wibowo, 2011) “media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan”. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya ungin diteruskan kepada sasaran atau penerima informasi. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Secara khusus, dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Secara khusus manfaat media menurut Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2005 : 21-23) mengidentifikasikannya sebagai berikut :

a.penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan; b.proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik; c.proses pembelajaran menjadi lebih interaktif;


(48)

d.efisiensi dalam hal waktu dan tenaga; e.meningkatkan kualitas hasil belajar siswa;

f. media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja;

g.media dapat menumbuhkan sikap positif terhadap materi dan proses belajar;

h.mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Menurut Wikipedia (Ramli, 2011), menyebutkan bahwa animasi atau lebih dikenal sebagai film animasi merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan menjadi gambar yang bergerak, dengan bantuan komputer dan grafika komputer. Flash adalah alat untuk membuat website yang interaktif dan website yang di animasikan. Animasi flash adalah gambar bergerak yang dibuat dengan menggunakan website interaktif dan web yang di animasikan.

Media animasi termasuk jenis media audio visual, karena terdapat gerak dan suara. Menurut Sudrajat (Ramli, 2011), pembelajaran audio visual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaaan bahan yang berkaitan dengan pembelajaran melalui pengelihatan dan pendengaran yang secara eksklusif, tidak selalu harus bergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis. Selain itu, Furoidah (Ramli, 2011), mendefinisikan media animasi pembelajaran sebagai media yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi


(49)

dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran.

Dilihat dari teknik pembuatannya, animasi dapat dibagi menjadi 3 golongan :

1) Animasi stop-motion (Stop Motion Animation)

Animasi ini sering juga disebut claymation, karena dalam perkembangannya animasi ini sering menggunakan clay (tanah liat) sebagai obyek yang digerakkan. Teknik stop-motion animation

merupakan animasi yang dihasilkan dari pengambilan gambar berupa obyek (boneka atau benda lainnya) yang digerakan setahap demi setahap. Dalam pengerjaannya, teknik ini memiliki tingkat kesulitan dan memerlukan kesabaran paling tinggi.

2) Animasi tradisional (Traditional Animation)

Animasi tradisional adalah teknik animasi yang paling umum dikenal sampai saat ini. Dinamakan tradisional karena teknik inilah yang digunakan pada saat animasi pertama kali dikembangkan. Animasi ini sering juga disebut cel animation, karena teknik pengerjaannya dilakukan pada celluloid transparent yang sekilas mirip sekali dengan transparansi OHP yang sering kita gunakan. Pada pembuatan animasi tradisional, setiap tahap gerakan digambar satu per satu diatas cel. Dengan berkembangnya teknologi komputer, pembuatan animasi tradisional telah dikerjakan dengan menggunakan komputer (animasi dua dimensi).


(50)

3) Animasi komputer (Computer Graphics Animation)

Animasi ini secara keseluruhan dikerjakan dengan menggunakan komputer. Mulai dari pembuatan karakter, mengatur gerakan “pemain” dan kamera, pemberian suara, serta special effect

semuanya dikerjakan dengan komputer. Dengan animasi komputer, hal-hal yang awalnya tidak mungkin digambarkan dengan animasi menjadi mungkin dan lebih mudah. Perkembangan teknologi komputer saat ini memungkinkan orang dengan mudah membuat animasi. Animasi yang dihasilkan tergantung keahlian yang dimiliki dan software yang digunakan.

Berikut ini adalah kelebihan animasi di dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam :

Tabel 2.1

Kelebihan dan kekurangan media animasi

Kelebihan Kekurangan

1. Memudahkan guru untuk menyajikan informasi mengenai proses yang cukup kompleks dalam kehidupan, misalnya siklus nitrogen, respirasi aerob, sistem peredaran darah dan proses lainnya.

2. Memperkecil ukuran objek yang cukup besar dan sebaliknya

1. Memerlukan kreatifitas dan ketrampilan yang cukup memadai untuk mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan sebagai media pembelajaran.

2. Memerlukan software khusus untuk membukanya.


(51)

Kelebihan Kekurangan seperti hewan dan mikroba.

3. Memotivasi siswa untuk

memperhatikan karena

menghadirkan daya tarik bagi siswa terutama animasi yang dilengkapi dengan suara.

4. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya

menggabungkan unsur audio dan visual.

5. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.

6. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.

3. Guru sebagai komunikator dan fasilitator harus memiliki kemampuan memahami siswanya, bukan memanjakannya dengan

berbagai animasi

pembelajaran yang cukup jelas tanpa adanya usaha belajar dari mereka atau penyajian informasi yang terlalu banyak dalam satu frame cenderung akan sulit dicerna siswa.


(52)

Video dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti sebagai teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak. Video dapat digunakan sebagi media pembelajaran yang bersifat inovatif. Selain itu, juga dapat membantu guru dalam upaya menarik minat belajar siswa. Oleh karena itu, sedikit banyak video merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi kemerosotan kegiatan belajar mengajar. Menurut Zubaidah (Purwanto, 2011), menyatakan guru-guru bisa melakukan penyesuaian dan meningkatkan daya kreativitas dalam proses penyampaian isi-isi pengajaran supaya menjadi lebih berkesan dan mudah seiring dengan citarasa dan karateristik pelajar. Video biasanya bersifat interaktif tutorial, yang berarti bahwa dengan video, guru dapat membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi.

Video mempunyai karakteristik di antaranya :

 mengatasi keterbatasan jarak dan waktu;

 dapat diulang untuk menambah kejelasan;

 pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat;

 mengembangkan pikiran, imajinasi, dan pendapat siswa;

 memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis;

 sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang;

 sangat baik dalam menjelaskan suatu proses dan keterampilan, mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa;


(53)

 semua siswa dapat belajar dengan baik melalui video, baik yang pandai maupun yang kurang;

 menumbuhkan minat dan motivasi belajar;

 penampilan dapat segera dilihat kembali untuk evaluasi.

Tabel 2.2

Kelebihan dan kekurangan media video

Kelebihan Kekurangan

1. Mengatasi jarak dan waktu.

2. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu singkat.

3. Dapat di ulang-ulang bila diperlukan untuk menambah kejelasan.

4. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.

5. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.

6. Mengembangkan imajinasi.

7. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik.

8. Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realita sosial yang akan di bedah di dalam kelas.

1. Seperti media audio-visual lainnya, video terlalu menekankan pentingnya materi daripada proses pengembangan materi itu sendiri.

2. Pemanfaatan media ini terkesan memakan biaya yang tidak sedikit (mahal).

3. Memerlukan alat bantu seperti videop player, layar ditambah LCDnya, speaker.

4. Jika listrik mati, maka media ini tidak dapat digunakan.

F. Materi Ekosistem

Ekosistem adalah salah satu materi belajar untuk siswa kelas VII. Materi ini terdapat pada KD 7.1 yaitu : Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. Secara garis besar, materi yang akan dibahas meliputi :


(54)

 Pengertian Ekologi

 Pengertian Ekosistem

 Macam-Macam Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem

 Komponen Biotik

 Komponen Abiotik

 Pengertian Habitat dan Nisia

 Organisme Autotrof dan Heterotrof

 Jenis-Jenis Interaksi dalam Ekosistem

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4.

Selain materi diatas, terdapat indikator yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar, antara lain :

 Mendefinisikan pengertian ekosistem dan istilah penting dalam ekosistem.

 Menyebutkan satuan makhluk hidup dalam ekosistem.

 Mendefinisikan pengertian habitat dan nisia.

 Menyebutkan contoh habitat dan nisia.

 Menyebutkan komponen penyusun ekosistem.

 Menjelaskan macam-macam komponen penyusun ekosistem.

 Menjelaskan daur materi dalam ekosistem.

 Menyebutkan macam-macam organisme autotrof dan/atau heterotrof.

 Menjelaskan pengertian organisme autotrof dan heterotrof.

 Menjelaskan organisme heterotrof berdasarkan jenis makanannya.


(55)

G. Hasil Penelitian yang Relevan

Revillia Ardhi (2007 : 69) dalam penelitian yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran dengan Media Animasi dan LKS Pada Pokok Bahasan Pengukuran Luas dan Keliling Daerah Segiempat Terhadap Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2006/2007”, melaporkan hasil penelitian sebagai berikut 1) Pembelajaran dengan memanfaatkan media animasi dan Lembar Kerja Siswa (LKS) mampu menciptakan pembelajaran matematika menjadi efektif, menyenangkan, tidak membosankan sehingga mempercepat proses penyampaian materi kepada siswa; 2) Besar kontribusi penggunaan media animasi dan LKS terhadap hasil belajar menunjukkan pengaruh yang positif dengan lebih baiknya hasil belajar pada kelas eksperimen daripada kelas kontrol; 3) Taraf pencapaian rata-rata ketuntasan belajar siswa pada aspek pemahaman konsep, aspek penalaran dan komunikasi dan aspek pemahaman konsep mencapai prosentase dengan derajat kepercayaan 70 % sampai 100%. Ini berarti ketuntasan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dapat dikatakan berhasil; 4) Untuk aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media animasi dan Lembar Kerja Siswa (LKS) sudah menunjukkan kategori baik karena dalam setiap pertemuan, siswa menunjukkan perubahan yang bagus artinya siswa dalam bersikap, berpendapat dan kemampuan kognitifnya menunjukkan keseriusan dalam belajar.


(56)

H. Kerangka Berpikir

Berikut ini merupakan kerangka berpikir yang dibuat oleh peneliti :

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa dikarenakan tidak adanya variasi media pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian (treatment) terhadap siswa-siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sendawar, yakni dengan menerapkan penggunaan media pembelajaran berupa media animasi dan video dalam proses belajar mengajar. Dengan diberikannya treatment tersebut diharapkan adanya perbaikan/peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sendawar Kab. Kutai Barat.

Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa akibat tidak adanya variasi media pembelajaran yang di terapkan dalam

kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan penelitian yang relevan, penerapan

media pembelajaran berupa media animasi

dan video.

Treatment

Adanya perbaikan/peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa.

Proses Belajar


(57)

35 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Hopkins seperti dikutip oleh Rochiati Wiriatmaja (2005: 11), PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalan sebuah proses perbaikan dan perubahan. Untuk itu, desain penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dilakukan secara kolaboratif antara guru mata pelajaran dengan peneliti. Selain itu, menurut T. Raka Joni (1998) dalam FX. Soedarsono (2001: 2), PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisi-kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

Secara umum, Penelitian Tindakan Kelas meliputi empat tahap yaitu : 1. Perencanaan (Planning)

2. Tindakan (Action) 3. Observasi (Observing) 4. Refleksi (Reflecting)


(58)

Keempat tahap tersebut dilakukan secara berurutan dan diidentifikasi menjadi sebuah siklus (Muhadi, 2011 : 69). Untuk penelitian ini, digunakan model penelitian yang sudah dikenal dalam dunia PTK, yakni model penelitian Kemmis & Taggart. Model ini adalah model yang bagannya menggambarkan kegiatan secara spiral dan dilakukan menggunakan 4 tahap :

Gambar 2 . Siklus Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis & Taggart

Penjelasan tahap-tahap diatas adalah : a) Perencanaan (Planning)

Merupakan tahap persiapan, planning dikembangkan berdasarkan hasil observasi awal. dari masalah yang ada dan cara pemecahannya yang telah ditetapkan, dibuatlah perencanaan kegiatan belajar mengajar.


(59)

b) Tindakan (Action)

Merupakan tahap pelaksanaan KBM yang telah direncanakan. bersamaan dengan hal ini, dilakukan juga fase observasi.

c) Observasi dan evaluasi (Observing and Evaluating)

Dalam fase ini, yang dilakukan adalah kegiatan seperti pengumpulan data yang diperlukan. untuk mendapatkan data ini perlu adanya instrumen dan prosedur pengumpulan datanya. dalam fase ini juga dilakukan analisis terhadap data dan interpretasinya. fase ini dilakukan bersama-sama dengan fase tindakan.

d) Refleksi (Reflecting).

Fase ini berisi kegiatan interpretasi hasil analisis, pembahasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut. dari hasil identifikasi tindak lanjut ini, selanjutnya akan menjadi dasar dalam menyusun tahap planning siklus berikutnya.

B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat. SMP ini termasuk dalam dalam kategori unggulan di kabupaten Kutai Barat.


(60)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 – September 2013.

3. Subyek Penelitian

Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah 33 siswa.

4. Obyek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah tentang peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan ekosistem.

C. Rancangan Penelitian a. Pra Tindakan

1) Identifikasi masalah, tahap ini diawali dengan menganalisis hasil belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian pada materi ekosistem dari tahun sebelumnya.

2) Observasi, kegiatan ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan gambaran awal tentang proses belajar mengajar IPA di SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat.

3) Studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul penelitian.

4) Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen sehingga memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian dari dosen yang bersangkutan.


(61)

5) Meminta surat ijin untuk melakukan penelitian kepada Sekretariat Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Surat ijin dapat dilihat pada lampiran 1.

6) Meminta surat rekomendasi penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat selaku instansi yang terkait dengan sekolah tempat diadakannya penelitian. Surat rekomendasi penelitian dapat dilihat pada lampiran 2.

7) Menghubungi pihak sekolah SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat, dengan menemui kepala sekolah dan guru mata pelajaran IPA dengan menyerahkan surat ijin penelitian dari Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

b. Siklus I

 Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan tindakan berupa persiapan pembelajaran menggunakan media animasi, yaitu :

 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus, tentang satuan makhluk hidup dan komponen dalam ekosistem dengan menggunakan media animasi dan video yang akan dipakai dalam kegiatan belajar mengajar.

 Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai instrumen pembelajaran.


(62)

 Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, antara lain :

1) Soal-soal yang berkaitan dengan materi ekosistem ( pre-test, post-test I dan dan Post-test II).

2) Lembar observasi motivasi belajar siswa. 3) Kuesioner

 Pelaksanaan (Acting)

Pada bagian ini, proses belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan media animasi dan video sesuai tujuan penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah :

 Pada awal pertemuan, guru mengadakan pre-test untuk memperoleh nilai awal.

 Peneliti bertindak sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa.

 Melakukan apersepsi mengenai pengetahuan siswa tentang ekosistem.

 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, 1 kelompok beranggotakan 7 orang siswa. Kemudian setiap kelompok diberi LKS untuk berdiskusi. Selanjutnya perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan diikuti dengan sesi tanya jawab.


(63)

 Melakukan tindakan/treatment sesuai dengan RPP yang sudah dibuat dengan menggunakan media animasi dan video pada materi satuan makhluk hidup dan komponen dalam ekosistem.

 Observasi dan Evaluasi (Observing and Evaluating)

Tahap observasi, dilaksanakan bersamaan dengan tahap

acting. Didalam tahap ini, observer melakukan pengamatan atas dampak dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil tes tertulis, sedangkan afektif diperoleh menggunakan lembar observasi motivasi belajar siswa dan kuesioner motivasi siswa. Selain itu, sebagai dokumentasi digunakan kamera foto.

Evaluasi berupa post test dipakai untuk mengetahui dan mendapatkan feedback pada pelaksanaan pembelajaran IPA materi satuan makhluk hidup dan komponen dalam ekosistem. Peneliti dan observer mengamati, melaksanakan treatment dan mendokumentasikan proses belajar, hasil dan masalah yang muncul dalam proses penelitian kelas. Semua bagian diatas digunakan sebagai bahan analisis dan dasar refleksi tehadap tindakan yang sudah dilakukan dan sebagai dasar penyusunan rencana tindakan selanjutnya.


(64)

 Refleksi (Reflecting)

Dalam bagian ini, hasil yang diperoleh selama proses belajar mengajar, hasil tes dan lembar observasi siswa dibahas dan didiskusikan, kemudian diidentifikasi kekurangan dan kelebihan selama proses siklus I. Hasil refleksi antara observer dan peneliti digunakan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I dan menjadi tindak lanjut dalam siklus II.

c. Siklus II

 Perencanaan (Planning)

 Identifikasi masalah berdasarkan hasil dan refleksi pada siklus I.

 Peneliti dan guru menggali data dari siklus I mengenai karakteristik siswa melalui nilai tes evaluasi akhir siklus 1 untuk membentuk kelompok baru, @ kelompok 7 orang dan bukan kelompok yang sama dengan kelompok sebelumnya.

 Melakukan perbaikan perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dipersiapkan.

 Pelaksanaan (Acting)

 Peneliti bertindak sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa.

 Melakukan apersepsi mengenai organisme autotrof dan heterotrof.


(65)

 Menjelaskan tujuan pembelajaran.

 Membagi siswa dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 7 orang. Kemudian diberikan LKS untuk berdiskusi sambil mengamati animasi yang ditampilkan dan selanjutnya perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi diikuti dengan tanya jawab.

 Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang sudah dibuat dengan menggunakan media animasi dan video pada materi organisme autotrof dan heterotrof serta interaksi yang terjadi dalam ekosistem.

 Melakukan evaluasi akhir dengan menggunakan tes evaluasi siklus II (post test II), lembar observasi motivasi belajar siswa dan kuesioner motivasi belajar siswa.

 Observasi dan evaluasi (Observing and Evaluating)

Tahap ini sama dengan tahap yang sama dengan siklus I. Pada tahap ini observer melakukan pengamatan atas dampak dan hasil setelah dilakukan treatment pada kelas VII A. Hasil pengamatan diperoleh dari lembar observasi motivasi belajar siswa dan dokumentasi dari kamera foto.

 Refleksi (Reflecting)

Hasil yang sudah diperoleh dari observasi siklus II ini seperti tes evaluasi, kuesioner motivasi siswa dan lembar


(66)

observasi siswa akan dibahas kemudian ditarik kesimpulan. Apakah tindakan yang sudah dilakukan berhasil atau tidak. Diharapkan pada akhir siklus II, motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat akan mencapai target indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini berupa silabus dapat dilihat pada lampiran 5 dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7 yang disusun oleh peneliti dengan pedoman menggunakan media animasi dan video yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test/tes awal dan post-test/tes akhir. Sedangkan non tes yang digunakan peneliti adalah melalui pengamatan langsung (observation) dengan bantuan lembar observasi siswa dan kuisioner.


(67)

a. Tes

Tes digunakan sebagai alat ukur terhadap siswa dalam cakupan ranah kognitif. Tes tersebut memiliki hubungan yang erat dengan fungsinya yaitu mengukur tingkat kemajuan dan perkembangan yang dicapai oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Tes yang digunakan dalam pengambilan data kuantitatif berupa soal-soal pilihan ganda. Pengambilan data melalui tes ini dibagi menjadi 2 cara yaitu pre-test dan post-test. Pre-test

(tes awal) bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diajarkan. Tes ini dilaksanakan sebelum proses pembelajaran dimulai. Soal pre-test diambil dari penggabungan soal post-test I dan II yang diambil secara acak. Jumlah soal tes ini adalah 20 butir soal pilihan ganda. Kisi-kisi pre-test dapat dilihat pada lampiran 10. Soal pre-test disertai kunci jawaban dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12. Panduan skoring dapat dilihat pada lampiran 13.

Post-test (tes akhir) dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa setelah diajarkan materi pembelajaran ekosistem. Post-test ini dibagi menjadi 2 yaitu post-test I dan post-test II. Kisi-kisi post-test I dan

post-test II dapat dilihat pada lampiran 14. Soal post-test I dan II


(68)

jawaban yang dapat dilihat pada lampiran 17 dan 18. Panduan skoring dapat dilihat pada lampiran 19 dan 20.

b. Non tes

Teknik non tes yang digunakan peneliti adalah dengan pengamatan langsung atau observasi dan angket (kuisioner).

1. Lembar Observasi

Lembar observasi dipakai untuk menilai aktivitas dan respon siswa terhadap pemahaman materi ekosistem dan media yang digunakan yaitu media animasi dan video. Kisi-kisi lembar observasi siswa dan lembar observasi siswa dapat dilihat pada

lampiran 21 dan 22. 2. Angket (kuesioner)

Angket (kuesioner) dipakai untuk mengetahui dan melihat peningkatan motivasi belajar siswa terhadap pemahaman materi ekosistem dan penggunaan media animasi serta video. Kisi-kisi kuesioner dan lembar kuesioner dapat dilihat pada lampiran 23 dan 24.

E. Analisis Data

Data dari penelitian ini adalah data mentah berupa data yang diperoleh dari masing-masing siklus. Data mentah tersebut berupa data kuantitatif dan kualitatif.


(69)

Tabel 3.1 Analisis data

Jenis data Alat Pengambilan data Sumber data Cara analisis data 1. Hasil belajar 2. Motivasi

Pre-test dan Post-test

Lembar observasi motivasi belajar siswa dan kuesioner

motivasi siswa Siswa Siswa Analisis kuantitatif Analisis kualitatif

Analisis secara kuantitatif adalah analisis yang menggunakan angka-angka ataupun statistik yang kompleks. Analisis ini biasanya digunakan untuk menganalisis data utama yang diperoleh dari siswa melalui hasil tes. Sementara hasil observasi dan kuesioner dianalisis dengan analisis kualitatif.

Data hasil belajar dalam penelitian ini mencakup 2 ranah, yaitu ranah kognitif dan afektif. Setiap ranah memiliki pedoman penilaian yang berbeda. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa ranah kognitif berpedoman pada hasil tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan teka-teki silang, sedangkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar dan motivasi belajar berpedoman pada lembar observasi dan kuesioner. Penghitungan hasil belajar setiap ranah adalah sebagai berikut.

1. Ranah Kognitif

Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah ini menggunakan tes tertulis. Panduan skoring dapat dilihat pada lampiran . Adapun teknik penskoran adalah :


(70)

 Ketuntasan individu

Setiap siswa dalam kegiatan belajar mengajar dikatakan tuntas jika memperoleh nilai ≥ 65. Tes kognitif dilaksanakan setiap akhir siklus, yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Keterangan :

Ki = ketuntasan individu

∑x = jumlah jawaban yang benar ∑xi = skor maksimum

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, secara individual digunakan uji komparasi, dalam prosesnya, dilakukan uji untuk nilai rerata kelas dari nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II.

 Ketuntasan kelas

Dalam ketuntasan klasikal, akan dikatakan mencapai target dari indikator keberhasilan jika ≥ 75 % siswa mencapai KKM.

%

100

1

x

n

n

KK

Keterangan :

KK = Ketuntasan Klasikal

n1 = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65

n = Jumlah siswa yang ikut tes (banyaknya siswa)

Ki

=


(71)

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal digunakan uji yang sama dengan ketuntasan individu, yaitu dengan menggunakan uji komparasi. Dalam uji ini akan dibandingkan nilai ketuntasan dari hasil sebelum tindakan, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II.

 Rerata kelas

Rerata kelas dihitung dengan menggunakan rumus

Keterangan :

̅ = rerata hitung

∑ = jumlah skor siswa

N = banyaknya data (jumlah siswa) 2. Ranah Afektif

Data dari ranah afektif diambil dari 2 data yakni data lembar observasi dan kuesioner.

a. Lembar Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Purwanto, 2009 :149). Dalam penelitian kali ini, observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar IPA siswa kelas VII A dalam pembelajaran. Data hasil observasi kemudian


(72)

digunakan sebagai bahan analisis apakah siswa termotivasi untuk belajar menggunakan media animasi dan video. Penghitungan terhadap data motivasi digunakan untuk mengukur skor kelompok, dan persentase siswa yang termotivasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung skor kelompok dan persentase siswa yang termotivasi adalah :

p =

∑ %

Keterangan :

p = persentase skor hasil observasi kelompok siswa

Tabel 3.2

Klasifikasi skor observasi kelompok siswa

Persentase skor yang diperoleh Kategori

66,68% ≤ p≤ 100% Tinggi

33,34% ≤p≤ 66,67% Sedang

0% ≤ p ≤ 33,33% Rendah

(Suharsimi, 2007)

Berdasarkan tabel diatas, siswa yang memiliki skor observasi 66,68 % - 100 % masuk dalam kategori tinggi. Siswa yang memiliki skor observasi antara 33,34 % - 66,67 % masuk dalam kategori sedang, sementara siswa yang memperoleh skor 0 % - 33,33 % masuk dalam kategori rendah.

b. Kuesioner atau Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto,


(73)

1998: 140). Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar-daftar butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa dan media animasi dan video.

Pada penelitian ini, kuesioner motivasi belajar siswa yang digunakan terdiri dari 30 item. Tiap-tiap pernyataan disediakan empat alternatif jawaban dimana siswa harus memilih salah satu jawaban. Empat alternatif jawaban tersebut antara lain sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari item positif dan item negatif.

Penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Penetapan skor kuesioner

Pilihan Jawaban

Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Skor yang diperoleh dari masing-masing kuesioner motivasi belajar siswa kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan skor maksimal dikali ∑ pernyataan dan dikali 100 %.


(74)

p =

∑ %

Keterangan :

p = persentase skor motivasi siswa

Skor ini digunakan sebagai skor motivasi belajar siswa. Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung skor motivasi belajar awal (kuesioner dibagi pada akhir siklus I) dan skor motivasi belajar akhir (setelah dibagi kuesioner pada siklus II) untuk masing masing siswa seperti termuat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.4

Skor motivasi belajar akhir (sesudah diberi tindakan)

Nama Siswa

nomor pernyataan Total Skor

1 2 3 4 ...

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 dst.

Tabel 3.5

Klasifikasi hasil persentase skor motivasi belajar siswa

Persentase skor yang diperoleh Kategori

66,68% ≤ p≤ 100% Tinggi

33,34% ≤p≤ 66,67% Sedang

0% ≤ p ≤ 33,33% Rendah

(Suharsimi, 2007)

Berdasarkan tabel diatas, siswa yang memiliki skor motivasi 0 % - 33,33 % masuk dalam kategori rendah. Siswa yang memiliki skor motivasi antara 33,34 % - 66,67 % masuk dalam kategori sedang, sementara siswa yang memperoleh skor motivasi 66,68 % - 100 % masuk dalam kategori tinggi.


(75)

Untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa dalam belajar IPA terpadu pada materi ekosistem dengan menggunakan media animasi dan video, maka data di analisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T (uji T). Test T

digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependent, atau satu kelompok yang di test dua kali (Suparno, 2007 : 97).

Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut :

| | = −

∑ −(∑ )

( −1)

Dimana :

X1 : skor motivasi awal kuisioner X2 : skor motivasi akhir kuisioner

D : perbedaan antara skor tiap subyek (X1-X2) N : jumlah pasangan skor

Df : N-1

Tcritical dicari atau diperoleh dari tabel dengan level

signifikan α = 0,05 Jika ǀTrealǀ > Tcriticalǀ maka signifikan, berarti

terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Jika ǀTrealǀ < Tcriticalǀ

maka tidak signifikan, berarti tidak terjadi peningkatan motivasi belajar.


(76)

F. Indikator Keberhasilan

Tabel 3.6

Indikator Keberhasilan

Variabel Data Indikator Ketercapaian

Motivasi belajar siswa

Kuesioner motivasi sebelum tindakan dan

sesudah tindakan

Peningkatan motivasi belajar siswa selama mengikuti Proses Belajar Mengajar (PBM) sebesar 70

% siswa termasuk dalam kategori tinggi. Hasil belajar siswa

aspek kognitif

Pre-test, Post-test I dan Post-test II

Siswa mencapai nilai kriteria ketuntasan belajar ≥

65 dengan persentase sebesar 75 % siswa

mencapai KKM Hasil belajar siswa

aspek afektif

Lembar observasi siswa Sikap siswa selama mengikuti Proses Belajar

Mengajar (PBM) masuk dalam kategori tinggi


(1)

(2)

Lampiran 40 Hasil LKS 3

226

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

Lampiran 41 Hasil LKS 4

228

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

Lampiran 41 Hasil LKS 4

230

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Penggunaan median audio visual dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Mlati Sleman pada materi ekosistem.

0 0 103

Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta pada materi ekosistem.

0 1 266

Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.

0 0 208

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.

0 0 2

Penerapan mind map pada materi hewan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas X SMAN 9 Sendawar kabupaten Kutai Barat.

0 0 190

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi ekosistem siswa kelas X A SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat dengan metode observasi.

1 2 87

Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta

0 5 206

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi ekosistem siswa kelas X A SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat dengan metode observasi

0 0 85

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A pada materi ekosistem SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat menggunakan media animasi dan video

0 5 250

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat

0 1 217