E. Tata Cara Penelitian 1.
Determinasi buah L. siceraria
Determinasi sampel buah L. siceraria yang digunakan berdasarkan pengamatan ciri morfologinya yang dibandingkan dengan literatur.
2. Penetapan kadar air simplisia serbuk kering buah L. siceraria
Penetapan kadar air dilakukan termopan, yaitu dengan menguji jumlah air yang menguap dari simplisia serbuk buah L. siceraria. Alat yang digunakan
pada uji ini adalah Moisture Balance yang terdapat di Laboratorium Kimia Analisis, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma.
Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan 5 gram sampel dan menimbang bobot simplisia sebagai bobot sebelum pemanasan bobot a.
Kemudian alat dipanaskan pada suhu 110 C selama 15 menit, dan setelah
menimbang bobot simplisia setelah pemanasan bobot b. Selisih bobot a dan b merupakan kadar air dari simplisia yang diselidiki.
3. Pembuatan ekstrak etanol buah L. siceraria
Buah labu air yang didapat dari pasar Beringharjo Yogyakarta dibersihkan dengan cara dicuci dengan air mengalir, dikupas kulitnya, dipotong
kecil – kecil, dibuang bijinya kemudian diblender dan dimaserasi menggunakan
pelarut etanol. Maserasi diulangi sebanyak tiga kali. Maserasi yang pertama dilakukan selama 2 x 24 jam, kemudian disaring dengan penyaring Buchner
sehingga diperoleh filtrat dan ampas. Ampas dimaserasi lagi selama 1 x 24 jam. Ampas yang didapat dimaserasi kembali selama 1 x 24 jam. Kemudian pelarut
diuapkan dengan rotary evaporator hingga tidak ada pelarut yang menetes lagi.
4. Pembuatan sediaan ekstrak etanol buah L. siceraria 15
Ekstrak etanol buah L. siceraria dibuat suspensi dengan melarutkan 15
gram ekstrak dalam 100 mL CMC Na sehingga didapatkan konsentrasi 15 bv. 5.
Penyiapan dan perlakuan hewan uji
Hewan uji yang digunakan ditempatkan dalam kandang selama 1 minggu untuk adaptasi. Dua puluh lima ekor tikus yang telah diadaptasikan dibagi secara
acak dalam 5 kelompok. Kelompok I diberikan CMC-Na 1. Kelompok II diberikan doksorubisin dosis 4,5 mgkg BB. Kelompok III diberikan doksorubisin
dosis 4,5 mgkg BB secara intraperitonial dan ekstrak dosis 1000 mgkg BB secara p.o. Kelompok IV diberikan doksorubisin dosis 4,5 mgkg BB secara
intraperitonial dan ekstrak dosis 750 mgkg BB secara p.o. Kelompok V diberikan doksorubisin dosis 4,5 mgkg BB secara intraperitonial dan ekstrak dosis 500
mgkg BB secara p.o. Ekstrak diberikan terlebih dahulu selama 10 hari, kemudian dipejani doksorubisin pada hari ke-11, 13, 15. Isolasi limpa dilakukan pada hari
ke-19.
Tabel 1. Perlakuan terhadap Hewan Uji
Pelarut ekstrak CMC Na 1 p.o EELA 1000 mgkg p.o
EELA 750 mgkg p.o EELA 500 mgkg p.o
Pelarut doksorubisin NaCl fisiologis Doksorubisin i.p
Pengambilan organ limpa
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 I
II III
IV V
Kelompok Hari ke-
6. Isolasi organ limpa tikus