Antropologi SMA Jilid 1
42
Kondisi psikologis yang terkait dalam gejala mestizo cul- ture adalah munculnya kecemasan dan ketidakpuasan
seseorang terhadap apa yang telah dimilikinya. Kondisi sema- cam ini merupakan sasaran empuk bagi produsen benda-benda
konsumsi yang terus menerus menawarkan produk terbarunya setiap saat. Kondisi demikian ini memudahkan munculnya
disintegrasi sosial akibat adanya kesenjangan antara masyarakat kelas bawah, kelas menengah, dan kelas atas.
5. Rejection penolakan
Proses perubahan kebudayaan yang berlangsung terlalu cepat sering menimbulkan penolakan dari sejumlah besar ang-
gota masyarakat, khususnya dari kalangan generasi tua atau kelompok konservatif yang masih sangat memegang teguh
adat istiadat tradisional. Akulturasi dalam tingkat tertentu besar kemungkinannya akan timbul pemberontakan dan revolusi,
contohnya terjadinya Revolusi Kuba dan Revolusi Merah di Cina.
Penerapan program keluarga berencana di Indonesia pada awalnya mendapatkan banyak
tantangan. Kalangan tertentu banyak menentang program keluarga berencana sebagai suatu
perilaku menyimpang yang melawan kodrat. Namun dalam perkembangan lebih lanjut pro-
gram keluarga berencana diterima sebagai salah satu alternatif terbaik untuk mengatasi laju
kepadatan penduduk.
Berbagai usaha telah dilakukan manusia untuk mengatasi berbagai masalah sosial.
Berbagai analisis dan metode telah diterapkan, namun permasalahan selalu ada. Metode yang
dipergunakan dalam pemecahan masalah sosial ada yang bersifat preventif dan ada pula yang
bersifat represif.
Metode pemecahan masalah yang bersifat preventif lebih sulit diterapkan karena harus didasarkan pada penelitian yang
mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya masalah sosial. Adapun metode represif lebih banyak dilaksanakan, yaitu
dengan cara mengambil suatu tindakan untuk mengatasi munculnya gejala permasalahan. Di dalam mengatasi masalah
sosial tidak perlu semata-mata melihat aspek sosiologis tetapi juga aspek-aspek lainnya. Dengan demikian digunakan ilmu
pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya untuk me- mecahkan masalah sosial yang dihadapi.
Sumber: http:images.google.co.id S Gambar 1.59
Penerapan program ke- luarga berencana pada awalnya mendapat-
kan banyak tantangan. Namun dalam per- kembangannya diterima sebagai salah satu
alternatif terbaik untuk mengatasi laju kepadatan penduduk.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Keberagaman Budaya di Indonesia
43
Berkaitan dengan masalah disorganisasi sebagai akibat adanya perubahan kebudayaan yang berlangsung secara terus
menerus, salah satu usaha untuk mengatasi masalah disorganisasi adalah dengan mengadakan suatu perencanaan
sosial social planning yang baik. Untuk mengadakan perencanaan sosial yang baik terlebih dahulu harus ditelaah
masalah-masalah sosial yang sedang dihadapi masyarakat.
Perencanaan sosial social planning menjadi ciri umum bagi masyarakat yang sedang mengalami perubahan atau
perkembangan. Menurut pandangan sosiologi, suatu perencanaan sosial harus didasarkan pada pengertian tentang
bagaimana kebudayaan berkembang dari taraf yang rendah ke taraf yang modern dan kompleks. Di samping itu harus
ada pengertian terhadap hubungan manusia dengan alam seki- tar, hubungan antara golongan-golongan dalam masyarakat,
dan pengaruh-pengaruh penemuan baru terhadap masyarakat dan kebudayaan.
Suatu perencanaan sosial harus didasarkan pada speku- lasi atau cita-cita pada keadaan yang sempurna. Perencanaan
sosial dari sudut sosiologi merupakan alat untuk mendapatkan perkembangan sosial, yaitu dengan jalan menguasai serta
memanfaatkan kekuatan alam dan sosial serta menciptakan tata tertib sosial.
Perencanaan sosial juga bertujuan untuk menghilangkan atau membatasi keterbelakangan unsur-unsur kebudayaan ma-
terial atau teknologi. Suatu gejala dewasa ini adalah timbulnya masalah sosial yang disebabkan oleh keterbelakangan di bidang
teknologi. Beberapa bentuk permasalahan yang berkaitan dengan penyalahgunaan sumber-sumber alam, demoralisasi
kehidupan keluarga, angka kejahatan yang tinggi, dan sakit jiwa, merupakan akibat dari keterbelakangan di bidang
teknologi.
Hal pertama yang harus ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menyesuaikan lembaga-
lembaga kemasyarakatan dengan kondisi-kondisi kemajuan serta perkembangan teknologi yang ada. Sesudah hal itu diatasi
barulah mengatasi permasalahan-permasalahan yang meng- ganggu masyarakat.
Penyesuaian terhadap kehidupan yang berkembang bergan- tung pada adanya suatu pengertian mengenai bekerjanya ma-
syarakat. Menurut George A Ludenberg, ketidaksanggupan memecahkan masalah disebabkan oleh:
1. kurangnya pengertian terhadap sifat hakikat masyarakat dan
kekuatan-kekuatan yang membentuk hubungan antarmanusia;
Praktik Antropologi
Kecakapan Sosial dan Personal
Lakukan pengamatan terhadap kondisi sosial-
budaya masyarakat di sekitar Anda. Adakah
penolakan-penolakan dari masyarakat terha-
dap masuknya budaya- budaya baru? Buatlah
laporan tertulis dari hasil pengamatan Anda,
lalu kumpulkan kepada bapakibu guru.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Antropologi SMA Jilid 1
44
2. kepercayaan bahwa masalah sosial dapat diatasi dengan
adanya keinginan untuk memecahkan permasalahan tersebut tanpa mengadakan penelitian-penelitian yang mendalam dan
objektif.
Menurut Ludenberg, kesukaran yang utama terletak pada kepercayaan umum bahwa hubungan-hubungan sosial tidak tunduk
pada penelitian ilmiah. Juga karena masyarakat percaya bahwa pemecahan-pemecahan masalah sosial telah diketahui dan tinggal
diterapkan saja. Kepercayaan tersebut merupakan anggapan yang keliru, karena setiap masalah sosial harus diteliti agar diketahui
faktor-faktornya supaya diketemukan cara-cara untuk mengatasi- nya. Perencanaan sosial bukanlah semata-mata menjadi tugas para
ahli ataupun aparat negara, melainkan memerlukan dukungan masyarakat, karena masyarakat terlibat di dalamnya.
Suatu perencanaan sosial tidak akan berarti jika individu- individu anggota masyarakat tidak belajar untuk menelaah gejala-
gejala sosial secara objektif, sehingga masing-masing dapat turut serta dalam perencanaan tersebut.
Untuk melaksanakan perencanaan sosial dengan baik diperlukan organisasi yang baik, yang berarti adanya disiplin di
satu pihak serta hilangnya kebebasan di pihak lain. Suatu konsentrasi wewenang juga diperlukan untuk merumuskan dan
menjalankan perencanaan agar tidak terseret oleh perubahan- perubahan tekanan atau kepentingan-kepentingan dari golongan
yang sudah mapan. Perlu adanya upaya proses pelembagaan dalam diri warga masyarakat dalam hal perencanaan sosial tersebut.
F. Sikap Toleransi dan Empati Sosial terhadap Keberagaman Budaya