Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penghasilan yang diperoleh seseorang yang bekerja biasa disebut pendapatan. Pendapatan adalah sumber pemenuhan kebutuhan. Selain untuk memenuhi kebutuhan, sebagian dari pendapatan tersebut bisa diinvestasikan ke dalam berbagai bentuk, misalnya: tabungan, deposito, surat berharga, emas, atau saham. Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, tabungan merupakan simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet, giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan merupakan jenis produk bank yang paling banyak diminati oleh masyarakat karena mudah diadakan dan risiko yang timbul sangat kecil. Pembukaan rekening tabungan juga tidak memerlukan nominal uang yang besar. Besar kecilnya uang yang ditabung pun tidak terbatas. Setiap nasabah dapat menabung dengan nominal yang berbeda-beda tergantung kemampuannya. Model orang yang memiliki perencanaan dalam keuangan yang baik, akan menyisihkan uang untuk ditabung terlebih dahulu sebelum digunakan untuk konsumsi. Bukan sebaliknya, menabung jika ada sisa pendapatannya. Akan tetapi, banyak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 masyarakat yang membelanjakan pendapatan dulu sebelum menyisihkan untuk ditabung. Hal tersebut mengakibatkan uang yang ditabung sangat kecil dibanding pengeluaran yang terjadi atau bahkan tidak menabung sama sekali. Pendidikan diyakini sangat berpengaruh terhadap kecakapan, tingkah laku, dan sikap seseorang. Pola pikir setiap individu berbeda karena latar belakang pendidikan yang berbeda. Jenjang pendidikan tertinggi mempengaruhi cara berpikir masyarakat dalam manajemen diri, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Buku-buku tentang ajakan menabung cenderung hanya untuk anak-anak. Kebiasaan menabung memang harus ditanamkan sejak dini. Tidak ada buku tentang ajakan menabung untuk orang dewasa karena orang dewasa telah bisa mengelola keuangannya sendiri. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin dewasa cara pengambilan keputusan dan perencanaan masa depannya. Namun demikian, kenyataan yang terjadi malah sebaliknya. Banyak orang dewasa yang terjerat utang karena tidak bisa mengelola keuangannya dengan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan yang dimiliki seseorang, belum tentu membentuk pola pikir yang sama dengan orang lain. Lingkungan tempat tinggal tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dan lainnya. Setiap kabupaten memiliki perbedaan, seperti letak geografis, luas daerah, jumlah penduduk, dan karakteristik penduduk. Perbedaan tersebut juga mempengaruhi perkembangan dan kemajuan kabupaten tersebut dalam bidang perekonomian dan teknologi informasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Kabupaten yang cepat dalam menerima infomasi dari luar, akan berkembang dan memiliki fasilitas lengkap, misalnya: fasilitas perbankan seperti kantor cabang, ATM anjungan tunai mandiri, maupun fasilitas pembayaran dengan menggunakan kartu debit dan kredit di pertokoan. Hal tersebut bisa menarik minat masyarakat kabupaten ataupun kota madya tersebut untuk memiliki tabungan dan menggunakan fasilitas serta kemudahan yang diberikan bank. Seseorang yang tinggal di kabupaten yang memiliki kantor cabang bank dan ATM cenderung akan berperilaku menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Berbeda dengan orang yang tinggal di kabupaten yang belum banyak kantor cabang bank ataupun ATM. Mereka cenderung memilih menyimpan uangnya dalam bentuk lain, yaitu membeli ternak atau sebidang tanah. Meskipun ada juga yang akan tetap menabung di bank dengan mencari bank di luar kabupaten tempat tinggalnya karena berpikir bahwa menyimpan uang dalam bentuk tabungan lebih terjamin dan sewaktu-waktu bisa diambil; berbeda dengan menginvestasikan dalam bentuk ternak yang memerlukan pemeliharaan baik agar dapat bertahan hidup, dan jika sewaktu-waktu membutuhkan uang harus menjualnya untuk mendapatkan uang cair. Menurut Gilarso, kebutuhan needs manusia banyak dan beraneka ragam sifatnya 2002:15. Makin banyaknya kebutuhan manusia tidak lepas dari pengaruh perkembangan zaman. Zaman yang semakin maju, memacu masyarakat untuk menjadi semakin modern juga. Masyarakat yang modern bisa dilihat dari gaya hidup mereka yang canggih dalam teknologi. Saat ini, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 gaya hidup masyarakat menjadi sorotan dunia. Misalnya: dulu, makanan perlu waktu cukup lama untuk memasak; tapi sekarang, banyak beredar makanan cepat saji, seperti makanan kaleng sampai restoran cepat saji. Walaupun banyak peneliti makanan yang menilai makanan jenis ini tidak baik untuk kesehatan tapi tetap menarik bagi masyarakat karena kepraktisannya. Tidak hanya itu, pakaian juga menunjukkan arah gaya hidup yang lebih glamor. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya butik-butik di sekitar kita, yang selalu dipenuhi pengunjung. Sebagian orang membeli pakaian karena benar-benar membutuhkannya tapi ada orang yang membeli hanya sekadar ingin memiliki pakaian tersebut untuk mengikuti tren dan tidak mau dikatakan ketinggalan zaman. Selain itu, bisa kita lihat sekarang ini marak handphone Blackberry. Semua orang menginginkan handphone tersebut, padahal fungsi dan fiturnya tidak jauh berbeda dengan handphone merek lain. Masyarakat memandang nilai prestige lebih penting dibanding fungsi handphone itu sendiri. Masyarakat rela menghamburkan uang berjuta-juta hanya untuk membeli handphone. Kebiasaan masyarakat menghabiskan uang, menunjukkan bahwa teori perilaku konsumen sudah tidak lagi bisa dijadikan ukuran. Teori perilaku konsumen menyatakan bahwa “Y = S + C”. Jadi, ”Y” sebagai pendapatan dialokasikan pada ”S” sebagai tabungan dan ”C” sebagai konsumsi. Hal yang kurang menonjol saat ini adalah posisi ”S” pada pola perilaku konsumen, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 sehingga kebanyakan yang terjadi hanya Y = C. Mereka menghabiskan seluruh pendapatannya untuk konsumsi, sehingga masyarakat tidak menabung dikarenakan uang mereka sudah habis untuk konsumsi. Padahal mempunyai tabungan sebagai simpanan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan yang mendadak dan tidak terduga, seperti sakit. Oleh karena itu, diduga ada pengaruh tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, dan sikap konsumerisme terhadap keputusan menabung.

B. Batasan Masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPENSASI, STATUS/PENGAKUAN DAN KESEMPATAN BERKEMBANG TERHADAP TINGKAT EMPLOYEE ENGAGEMENT KARYAWAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

0 4 16

TESIS PENGARUH KOMPENSASI, STATUS/PENGAKUAN DAN KESEMPATAN BERKEMBANG TERHADAP TINGKAT EMPLOYEE ENGAGEMENT KARYAWAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

7 31 14

PENDAHULUAN PENGARUH KOMPENSASI, STATUS/PENGAKUAN DAN KESEMPATAN BERKEMBANG TERHADAP TINGKAT EMPLOYEE ENGAGEMENT KARYAWAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA.

1 7 11

Tingkat kepuasan kerja karyawan kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2015.

0 3 76

Pengaruh rasio keuangan terhadap peringkat obligasi.

0 0 82

Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010.

3 5 148

Pengaruh Internal Service Quality terhadap kepuasan karyawan : studi kasus di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 150

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Pengaruh sikap karyawan atas perubahan kebijakan hari kerja terhadap kinerja karyawan Universitas Sanata Dharma : studi kasus pada karyawan administratif Kampus Mrican dan Paingan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 153

Pengaruh tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, dan sikap konsumerisme terhadap keputusan menabung : studi kasus karyawan non-educatif Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 129