Peran Badan UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN KANTOR PERTANAHAN DAN

penggunaan dan pemanfaatan sumber daya agraria, dilaksanakan dalam rangka tercapainya kepastian dan perlindungan hukum serta keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

C. Peran Badan

Pertanahan Nasional Dalam Mengatasi Konflik Pertanahan di Kabupaten Dairi Prinsip penting yang harus dipegang oleh Negara hukum adalah terjaminnya penyelenggaraan kekuasaan kehakiman yang merdeka. Arti merdeka disini adalah bebas dari pengaruh kekuasaan lain saat menyelenggarakan peradilan guna menegakkan keadilan. Konflik ataupun sengketa pertanahan dapat diselesaikan melalui pengadilan yaitu antara lain 135 : 1. Peradilan umum Hal yang dapat disampaikan ke peradilan umum antara lain: asengketa tentang kepemilikan tanah. Persengketaan tanah yang muncul umumnya disebabkan oleh anggapan masing-masing pihak yang merasa berhak atas tanah yang dinyatakan sebagai objek sengketa; bsengketa tentang keabsahan dokumen kepemilikan tanah. Sengketa ini muncul umumnya karena penerbitan hak atas tanah secara illegal; csengketa ganti rugi tanah. Persoalan pembayaran ganti rugi tanah bukanlah pekerjaan yang gampang. Selain tanah memiliki nilai ekonomis yang tinggi, tanah juga memiliki nilai religious magis. Sebagian besar masyarakat adat menganggap bahwa tanah mempunyai hubungan religious 135 Elsa Syarif, Op Cit., halaman 209 Universitas Sumatera Utara magis dengan pemilik atau pihak yang mendiaminya. Hal ini yang dapat membuat sulit pelaksanaan kompensasiganti rugi tanah. Sengketa pertanahan yang ada unsur tindak pidananya baik yang terdapat pada ketentuan KUHPidana maupun ketentuan dalam UUPA diajukan ke peradilan umum juga. Tindak Pidana dalam sengketa pertanahan diatur dalam sejumlah ketentuan. Kejahatan berupa penggelapan hak atas barang tidak bergerak seperti tanah, rumah dan sawah, ini biasa disebut kejahatan stellionaat diatur dalam pasal 384 KUHP. Undang-undang Pokok Agraria juga mengatur ketentuan tentang sengketa pertanahan yang ada unsur pidananya. Pasal 52 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Pokok- pokok Agraria berbunyi: 1 Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan dalam pasal 15 dipidana dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 bulan danatau denda setinggi-tingginya Rp. 10.000,- 2 Peraturan Pemerintah dan peraturan perundangan yang dimaksud dalam pasal 19, 22, 24, 26, ayat 1, 46, 47, 48, 49, ayat 3 dan 50 ayat 2 dapat memberikan ancaman pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 bulan danatau denda setinggi-tingginya Rp. 10.000,-. 3 Tindak pidana dalam ayat 1 dan 2 pasal ini adalah pelanggaran; Masalah-masalah tersebut masuk ranah hukum pidana sehingga pembuktiannya melalui proses pemeriksaan perkara pidana di pengadilan negeri. Hukum acara pidana yang termuat dalam Kitab Undang-Undang Universitas Sumatera Utara Hukum Acara Pidana yaitu Undang-undang nomor 8 tahun 1981 yang dipakai. Putusan perkara pidana tersebut sifatnya hanya memberikan hukuman kepada pelaku tindak pidana, bukan menentukan kepemilikan atas tanah 136 . 2. Pengadilan Tata Usaha Negara Hal yang dapat disampaikan ke Pengadilan Tata Usaha Negara adalah: a sengketa atas surat keputusan Badan Pertanahan Nasional antara lain sengketa yang timbul karena ketidakcermatan Pejabat BPN, dan pejabat Negara yang terkait seperti Lurah, Camat, Walikota atau Gubernur setempat yang berwenang dalam mengeluarkan surat keterangan atas tanah ataupun surat keterangan letak tanah. Ada pula faktor kesengajaan atau ketidaksengajaan mengeluarkan surat-surat atas tanah tanpa terlebih dahulu meneliti riwayat tanah. b Sertipikat palsu. Sertipikat palsu, sertipikat aspal maupun sertipikat tumpang tindih banyak dijumpai dikalangan masyarakat. Sebagaimana diketahui sertipikat hak atas tanah adalah tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian mengenai pemilikan tanah, sehingga dengan demikian merupakan surat berharga. Karena mempunyai nilai yang tinggi baik dari aspek ekonomi, aspek hukum dan yang lainnya, maka dalam penerbitannya diperlukan suatu proses yang memerlukan waktu dan penelitian yang diperlukan sebagai upaya untuk menghindari kekeliruan. 136 Ibid., halaman 234 Universitas Sumatera Utara c Sertipikat aspal asli tapi palsu dan sertipikat cacat hukum Beberapa kasus mengenai sertipikat terungkap bahwa terdapat penerbitan sertipikat oleh Kantor Pertanahan KabupatenKotamadya yang ternyata surat-surat bukti sebagai dasar penerbitan sertipikatnya tidak benar atau dipalsukan. d Sertipikat ganda Ini terjadi akibat kesalahan penunjukan batas oleh pemohonpemilik sendiri waktu petugas kantor pertanahan melakukan pengukuran atau permohonan yang bersangkutan 137 . Penelitian terhadap permasalahan nomor 3 dari tesis ini ditemukan data bahwa sengketa antara ‘X’ dengan Pihak ‘Y’ yang mengklaim sebagai pemilik tanah ulayat marga Ujung, tidak disampaikan ke Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi. Pihak ‘X’ sebagai pemilik hak atas tanah merasa bahwa haknya atas tanah tersebut telah dirampas dan merasa dirugikan, maka dilakukan pengaduan ke pihak kepolisian. Jadi sengketa pertanahan yang terjadi diproses secara pidana. Pada awalnya pihak pemilik hak atas tanah, telah berusaha melakukan pertemuan dengan pihak yang menguasai tanah dimaksud dengan tujuan untuk menyadarkan pihak dimaksud bahwa tindakannya itu telah melanggar hukum dan harus mengembalikanmenyerahkan tanah tersebut kepada pemiliknya. Penyelesaian sengeta tanah dengan cara musyawarah mediasi merupakan cara paling aman dalam hal penyelesaian masalah tanah, sebab permasalahan sengketa tanah ini merupakan masalah yang rumit dan sensitif sekali karena menyangkut 137 Ibid., halaman 213 Universitas Sumatera Utara aspek-aspek kehidupan manusia, yaitu sosial, ekonomis, politis dan psikologis. Dalam proses musyawarah tidak ada pihak yang dirugikan karena pada hakekatnya hasil musyawarah adalah keputusan bersama dari semua pihak yang bersengketa, sehingga masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik.Tetapi ternyata pihak yang dimaksud tidak memiliki niat baik untuk menyelesaikan masalah secara musyawarah, dan tetap pada pendiriannya bahwa tanah tersebut adalah tanah milik ulayat marga Ujung. Oleh karena sikap tersebut, pihak pemilik tanah memilih penyelesaian masalah tersebut secara pidana. Pihak ‘Y’ didakwa telah melakukan kejahatan Stellionnaat penggelapan atas barang-barang tidak bergerak dalam hal ini telah melanggar pasal 385 KUHP yang menyatakan barang siapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak, menjual, menukar atau menjadikan tanggungan utang sesuatu hak rakyat dalam memakai tanah pemerintah adat tanah partikulir atau sesuatu rumah, pekerjaan, tanaman atau bibit di tanah tempat orang menjalankan hak rakyat. Dan Hakim Pengadilan Negeri Sidikalang memutuskan melalui Putusan Nomor 232Pid.B2011PN.SDK bahwa ‘Y’ telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak Pidana “dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri dengan melawan hak memakai tanah di tanah orang lain menjalankan hak rakyat, sedang diketahuinya bahwa ada orang lain yang berhak atas tanah itu. Dan menjatuhkan pidana terhadap ‘Y’ dengan pidana penjara selama 6 enam bulan. Universitas Sumatera Utara Dalam kasus ini yang mengajukan keberatanyang merasa haknya dirugikan adalah Pihak pemilik sertipikat hak atas tanah. Pihak ‘Y’ yang mengklaim sebagai pemilik tanah ulayat marga Ujung, telah mengambil alih merampas tanah milik ‘X’ secara semena-mena dan dengan arogansi, tanpa memiliki alas hak. Dan tentu saja ini adalah pelanggaran dan bertentangan dengan hukum. Pengambilan tanah secara nekat dan paksa tanpa alas hak seperti okupasi pendudukan, intimidasi dan arogansi akan semakin meningkat bila hukum tidak ditegakkan. Hal semacam ini akan menimbulkan konflik secara horizontal yang akan meluas di tengah masyarakat. Sesuai dengan teori hukum yang digunakan dalam tesis ini yaitu Teori Konflik yang dikemukakan Karx Marx, dimana walaupun dalam masyarakat terdapat konfliksengketa, tetapi ada saatnya terjadi suatu penyelesaian terhadap konflik tersebut, sehingga tercipta ketertiban dalam masyarakat 138 . Dan juga teori Kepastian Hukum yang dikemukakan oleh Ronald Drorkin 139 dimana ‘X’ sebagai pemilik sah dari tanah yang diklaim masyarakat ulayat marga Ujung sebagai miliknya, telah diberikan perlindungan hukum dan kepastian hukum. Badan Pertanahan Nasional BPN adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala. Sesuai dengan Perpres No. 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional. Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral. 138 Bernhart Limbong, Op.Cit.,hlm 32 139 Achmad Ali, Op.Cit., hlm 284 Universitas Sumatera Utara Dan sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2011 menyatakan pengelolaan pengkajian dan penanganan kasus pertanahan merupakan salah satu fungsi Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dalam rangka menanggulangi sengketa, konflik dan perkara pertanahan guna mewujudkan kebijakan pertanahan bagi keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Setiap kasus pertanahan yang disampaikan kepada Badan Pertanahan Nasonal maka dilakukan pengelolaan pengkajian dan penanganan kasus pertanahan karena hal tersebut merupakan salah satu fungsi Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dalam rangka menanggulangi sengketa, konflik dan perkara pertanahan guna mewujudkan kebijakan pertanahan bagi keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan pengkajian dan penanganan kasus pertanahan merupakan sarana untuk menyelesaikan sengketa, konflik dan perkara pertanahan dan memperkecil potensi timbulnya masalah pertanahan. Kasus Pertanahan adalah sengketa, konflik, atau perkara pertanahan yang disampaikan kepada Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk mendapatkan penanganan penyelesaian sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan danatau kebijakan pertanahan nasional. Sertipikat sebagai tanda dan atau sekaligus alat bukti hak kepemilikan atas tanah merupakan produk hukum yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia didalamnya memuat data fisik dan yuridis. Oleh karena itu apabila ada pihak yang merasa keberatan terhadap munculnya sebuah sertipikat Universitas Sumatera Utara atau yang merasa haknya dirugikan karena terbitnya sertipikat hak atas tanah maka dapat mengajukan keberatan atau gugatan ke pengadilan. Apabila yang terjadi adalah sengketa tentang kepemilikan tanah, sengketa tentang keabsahan dokumen kepemilikan tanah sengketa ini muncul umumnya karena penerbitan hak atas tanah secara illegal, maka pihak yang dirugikan dapat mengajukan gugatan ke pengadilan umum, bila yang menjadi pihak tergugat adalah pemilik sertipikat, maka dalam hal ini pihak BPN kedudukannya sebagai turut tergugat. Dalam hal ini pihak BPN sebagai turut tergugat karena Pihak BPN sebagai lembaga Negara yang mengeluarkan sertipikat hak atas tanah sebagai bukti kepemilikan. Apabila yang diklaim adalah produk tata usaha Negara atau sengketa atas surat keputusan Badan Pertanahan Nasional, Sertipikat palsu, sertipikat ganda, maka dilakukan gugatan ke Pangadilan Tata Usaha Negara 140 . Badan Pertanahan Nasional mengupayakan solusi penyelesaian sengketa pertanahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan rasa keadilan dan menghormati hak dan kewajiban masing- masing pihak. Pada dasarnya langkah-langkah awal yang ditempuh adalah musyawarah. Mereka berwenang melakukan mediasi, negosiasi, dan fasilitasi terhadap pihak-pihak yang bersengketa dan menggagas kesepakatan diantara para pihak. BPN, Kantor Wilayah BPN Provinsi, Kantor Pertanahan KabupatenKota menyelesaikan sengketa tanah garapan, masalah ganti rugi dan santunan tanah untuk pembangunan, masalah tanah kosong, dan masalah tanah ulayat. 140 Wawancara dengan Bapak Syafrizal Pane Kepala seksi Hak tanah dan Pendaftaran tanah, Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi,tanggal 11 April 2013 Universitas Sumatera Utara Pemerintah kabupatenkota hanya sampai pada putusan penyelesaian masalah, sedangkan tindak lanjut administrasi pertanahan, tetap dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional 141 . Dalam struktur organisasi kantor pertanahan, maka pengkajian dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan merupakan bidang seksi sengketa, konflik dan perkara. Seksi bidang ini membawahi: Sub Seksi sengketa dan Konflik, Sub Seksi Perkara pertanahan. Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Kota, yang dipimpin oleh Kepala Kantor dalam bagan dapat dilihat sebagai berikut: 141 Elsa Syarif, Op Cit., hlm 276 Universitas Sumatera Utara Sumber: Website BPN RI, www.bpn.go.id, diakses tanggal 17 Juli 2013 Sengketa pertanahan adalah perselisihan pertanahan antara orang perorangan, badan hukum, atau lembaga yang tidak berdampak luas secara sosio politis sesuai Keputusan Kepala BPN RI Nomor 34 tahun 2007 tentang petunjuk Teknis Pelaksanaan dan Penyelesaian Masalah Pertanahan. Sengketa dapat timbul karena adanya perbedaanbenturan nilai cultural, perbedaan tafsir mengenai informasi, data atau gambaran objektif kondisi pertanahan setempat Universitas Sumatera Utara teknis, atau perbedaan benturan kepentingan ekonomi yang terlihat pada kesenjangan struktur pemilikan dan penguasaan tanah. Dalam menangani dan menyelesaikan sengketa tanah , Badan Pertanahan Nasional memiliki mekanisme, diantaranya 142 : 1. Sengketa pertanahan biasanya diketahui oleh Badan Pertanahan Nasional dengan adanya Pengaduan; 2. Adanya pengaduan ditindaklanjuti dengan mengidentifikasi masalah untuk mengenali masalah tersebut menjadi kewenangan Badan Pertanahan Nasional atau kewenangan Instansi lainnya ; 3. Meneliti permasalahan yang menjadi kewenangan Badan Pertanahan Nasional, untuk membuktikan kebenaran pengaduan, serta menentukan apakah pengaduan yang bersangkutan beralasan untuk diproses lebih lanjut; 4. Jika hasil penelitian perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan data fisik dan administrasi serta yuridis, maka Kepala Kantor dapat mengambil langkah-langkah pengamanan berupa pencegahan mutasi status quo. 5. Jika permasalahan bersifat strategis, maka diperlukan pembentukan tim terpadu dari beberapa unit kerja, jika bersifat politis, sosial, ekonomis, maka tim melibatkan lembaga lain, seperti Dewan Perwakilan Rakyat, Departemen Dalam Negeri, Pemerintah Daerah dan Instansi terkait lainnya; 6. Tim akan menyusun laporan hasil penelitian untuk menjadi bahan 142 http:d5er.wordpress.com20110112strategi-penanganan-sengketa-pertanahan, di akses tanggal 28 April 2013, Pukul 20.00 Wib. Universitas Sumatera Utara rekomendasi penyelesaian. Menurut Keputusan Kepala BPN RI Nomor 34 tahun 2007 tentang petunjuk Teknis Pelaksanaan dan Penyelesaian Masalah Pertanahan, konflik adalah perbedaan nilai, kepentingan, pendapat atau persepsi antara warga atau kelompok masyarakat dan atau warga atau kelompok masyarakat dengan badan hukum privat atau publik, masyarakat dengan masyarakat mengenai status penguasaan dan atau status kepemilikan dan atau status penggunaan atau pemanfaatan atas bidang tanah tertentu oleh pihak tertentu, atau status Keputusan Tata Usaha Negara menyangkut penguasaan, pemilikan dan penggunaan atau pemanfaatan atas bidang tanah tertentu, serta mengandung aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Untuk menangani dan menyelesaikan sebuah konflik pertanahan diperlukan kerangka kerja yang tepat dan efektif. Kerangka kerja tersebut dapat dibagi atas 3 tiga bagian yaitu pengkajian konflik, penanganan konflik, dan penyelesaian konflik. Tindakan pengkajian, penanganan, dan penyelesaian konflik pertanahan bertujuan untuk memberikan kepastian hukum akan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah di negeri yang penuh sumber daya alam ini 143 . Dalam menangani konflik pertanahan, hal pertama yang harus dikerjakan oleh pihak berwenang adalah menerima pengaduan. Pengaduan adalah pemberitahuan dan atau keterangan yang disampaikan oleh pengadu kepada petugas loket tentang telah terjadi suatu peristiwa atau perbuatan yang 143 Ibid., halaman 305 Universitas Sumatera Utara menimbulkan akibat hukum atas bidang tanah, baik bersifat teknis, administratif, perdata maupun pidana. Hal kedua yang harus dilakukan oleh pihak yang berwenang adalah mengumpulkan dan lalu mengolah data konflik yang telah ada. Lalu diupayakan musyawarah yaitu mempertemukan kedua belah pihak untuk mengklarifikasi data yang ada pada masing-masing pihak dalam upaya mengupayakan perdamaian. Perdamaian adalah kesepakatan dari para pihak untuk mengakhiri sengketanya. Apabila usaha melalui musyawarah tidak berhasil maka penyelesaian dilakukan melalui instansi yang berwenang yaitu melalui pengadilan 144 . Dimana BPN menfasilitasi kedua belah pihak yang bertikai untuk dicarikan jalan keluarnya. Namun jika kedua belah pihak tidak menemukan solusi dan jalan keluar dari permasalahan yang mereka hadapi di mediasi, kasus tersebut akan dilanjutkan ke pengadilan. Dan pengadilan yang akan memutuskan nantinya. Sebuah konflik atau sengketa berkembang menjadi perkara bila pihak yang merasa dirugikan telah menyatakan rasa tidak puas atas keprihatinannya, dengan melakukan pengaduan atau gugatan melalui badan peradilan umum baik secara langsung maupun melalui kuasa hukum kepada pihak yang dianggap sebagai penyebab kerugian. Penanganan kasus pertanahan dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum atas penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah. Penanganan kasus pertanahan tersebut untuk memastikan tidak terdapat tumpang 144 Lihat Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2011 tentang pengelolaan pengkajian dan penanganan kasus pertanahan. Universitas Sumatera Utara tindih pemanfaatan, tumpang tindih penggunaan, tumpang tindih penguasaan dan tumpang tindih pemilikan tanah 145 .

D. Peran Lembaga Adat Sulang Silima Dalam Menangani Sengketa Pertanahan Di Kabupaten Dairi

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Hak Atas Tanah Yang Telah Diterbitkan Sertipikatnya Atas Nama Pihak Lain (Study Pada Sertipikat Hak Milik Nomor 1022, Di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 85 135

Pendaftaran Tanah Milik Adat Menjadi Hak Milik di Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Tamiang

1 40 131

PEROLEHAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH KARENA PERALIHAN (JUAL BELI) DALAM MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KOTA SAMARINDA.

0 3 14

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PEROLEHAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH KARENA PEROLEHAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH KARENA PERALIHAN (JUAL BELI) DALAM MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KOTA SAMARINDA.

0 3 14

SKRIPSI PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK MILIK ADAT (LETTER C) PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK MILIK ADAT (LETTER C) SECARA SPORADIK DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI KABUPATEN BANYUMAS.

0 3 13

PEMBERIAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH YANG DIPEROLEH KARENA PERALIHAN HAK (HIBAH) DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 10

Perlindungan Hukum Bagi Pemilik Hak Atas Tanah dalam Kasus Sertipikat Ganda - Ubaya Repository

0 0 2

PEMBATALAN SERTIPIKAT HAK MILIK YANG MEN

0 0 1

SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH SEBAGAI ALAT PEMBUKTIAN YANG SEMPURNA

0 0 6

BAB II FAKTOR PENYEBAB TERBITNYA SERTIPIKAT HAK MILIK NOMOR 1.022 DIATAS TANAH MILIK PIHAK LAIN A. Peralihan Hak Milik Atas Tanah Dengan Dasar Jual Beli - Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Hak Atas Tanah Yang Telah Diterbitkan Sertipikatnya Atas Nama Pi

0 0 24