a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
memberikan penjelasan kepada masyarakat adat khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang pentingnya bukti hak terhadap
pemilikan tanah yang dimiliki dan perlindungan hukum hak atas tanah di Indonesia dengan bukti hak berupa sertipikat merupakan alat bukti
yang kuat. b.
penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi dalam mempercepat proses pendaftaran
tanah menuju tertib administrasi pertanahan. c.
memberikan manfaat bagi notaris agar memberikan penyuluhan hukum kepada siapa saja yang datang menghadap kepadanya tentang
perlindungan hukum hak atas tanah bagi pemegang sertipikat ataupun yang akan mendaftarkan haknya.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan informasi yang didapat dari penelusuran kepustakaan khususnya di lingkungan Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Hukum dan Magister
Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, ternyata penelitian dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK SERTIPIKAT
HAK MILIK YANG
DIKLAIM SEBAGAI
MILIK MASYARAKAT
ADAT DI
KABUPATEN DAIRI” belum pernah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Namun demikian,
judul penelitian
yang ada
kaitannya dengan
Perlindungan hukum bagi pemilik sertipikat hak atas tanah, kaitannya dengan masyarakat adat, telah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain:
1. Husni Adam ; Perlindungan Hukum yang diberikan oleh PP 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah kepada Pemegang Sertifikasi Hak atas tanah
study kasus di kantor Pertanahan Kota Medan. Pasca Sarjana USU, 2008 2. Elviana Sagala; Perlindungan Hukum Terhadap pemegang sertipikat Hak
Atas tanah yang masuk ke dalam kawasan hutan akibat terbitnya keputusan Mentri Kehutanan Nomor SK. 44 Menhut-II2005 Tentang
Penunjukan Kawasan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Studi Di Kabupaten Labuhan Batu, Mkn USU, 2012
3. Juniyell Mulih ; Eksistensi Tanah Ulayat Marga Pinem Di Desa Pamah, Kec. Tanah Pinem, Kab. Dairi, Fakultas Hukum USU, 2012
4. Olivia Banurea ; Analisis Yuridis atas jual lepas tanah adat kendala pendaftarannya. Study pada tanah adat suku pak-pak di kabupaten Pak-pak
Bharat. Fakultas Hukum USU, 2012 5. Eviandi ; Eksistensi tanah adat ulayat dalam system UUPA, Pasca
Sarjana USU 1997. 6. S. Chandra ; Perlindungan hukum terhadap pemegang Sertipikat hak atas
tanah Studi kasus: Kepemilikan hak atas tanah terdaftar yang berpotensi hapus di kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Substansi permasalahan yang di bahas di dalam keenam penelitian diatas adalah berbeda dengan pembahasan dalam penelitian ini. Oleh karena itu maka
penelitian ini adalah asli dan dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.
F. Kerangka Teori Dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Dalam dunia ilmu, teori menempati kedudukan yang sangat penting, karena teori memberikan sarana untuk dapat merangkum serta memahami
masalah yang dibicarakan secara lebih baik
35
. Defenisi teori menurut Pendapat Gorys Keraf adalah asas-asas umum dan abstrak yang diterima secara abstrak
yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena-fenomena yang ada
36
. Suatu teori merupakan seperangkat konstruk konsep, batasan dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan
sistematis tentang fenomena dengan merinci hubungan-hubungan variabel dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi gejala itu.
37
Menurut Soerjono Soekanto, teori adalah suatu sistem yang berisikan proposisi-proposisi yang telah diuji kebenarannya untuk menjelaskan aneka
macam gejala sosial yang dihadapinya dan memberikan pengarahan pada aktivitas penelitian yang dijalankan serta memberikan taraf pemahaman tertentu
38
. Teori akan memberikan sebuah sarana penjelasan yang bermanfaat dan
akan membantu untuk memperbandingkan teori-teori itu dan menilai manfaat
35
Khudzaifah Dimiyati,Teorisasi Hukum Studi Tentang Perkembangan Pemikiran Hukum di Indonesia 1945-1990 Yogyakarta: Gajah Mada University,1990,hlm 14 dikutip dari
bukunya Fred N.Kerlinger,The Foundation of Behavioral Research,Third Edition,1986,by Holt,Renihart and Winston Inc, Diterjemahkan oleh Landung R. Simatupang, hlm 41.
36
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press,2010 hlm 6
37
Khudzaifah Dimiyati, Op.Cit., hlm 41
38
Soerjono Sukanto, Op.Cit., hlm 13
Universitas Sumatera Utara
teori-teori tersebut
39
. Teori hukum mengkaji struktur dan fungsi norma-norma positif dalam sistem hukum positif. Teori hukum masih memfokuskan
perhatiannya secara konsisten terhadap hukum dan sistemnya. Pendapat L.B. Curzon, yang kurang lebih menekankan bahwa lingkup
kajian dalam teori hukum tidak semata-mata hukum, tetapi juga meliputi aspek- aspek lainnya yang tidak lepas dari praktek hukum, seperti tema keadilan dan
sebagainya.
40
Ketika teori hukum umum menyatakan bahwa objek penyelidikannya hukum, diberikan tidak hanya dalam pengertian objektif tapi juga pengertian
subjektif. Teori Hukum Umum membangun sebuah kontradiksi dasar ke dalam fondasinya, yaitu dualisme hukum objektif dan hak subjektif
41
. Dengan demikian teori hukum umum menyatakan bahwa hukum sebagai
hukum objektif adalah norma, kompleks norma, sebuah sistem, dan dalam pada itu menyatakan bahwa hukum sebagai hak subjektif adalah kepentingan atau
kehendak.
42
Pembedaan antara sistem hukum yang baik, yang dalam hal tertentu sejalan dengan moralitas dan keadilan, dan sebuah sistem hukum yang tidak baik
adalah pembedaan yang keliru, karena satu kadar minimum keadilan jelas terwujud setiap kali perilaku manusia dikontrol oleh peraturan yang diumumkan
secara publik dan diterapkan secara yudisial
43
.
39
Khudzaifah Dimiyati, Op.Cit., hlm 42
40
E. Fernando M.Manullang, Menggapai Hukum Berkeadilan, Tinjauan Hukum Kodrat dan Antinomi Nilai, Buku Kompas, Jakarta 2007, hlm 16
41
Hans Kelsen, Pengantar Stanley L Poulson, Pengantar Teori Hukum, Nusa Media Bandung 2010, diterjemahkan oleh Siwi L Paulson, hlm 74
42
Ibid.
43
H.L.A. Hart, Konsep Hukum, diterjemahkan M. Khozim, Bandung, Nusa Media, 2011, hlm 319
Universitas Sumatera Utara
Tesis ini menganalisa tentang Perlindungan hukum terhadap pemilik sertipikat
hak atas tanah yang diklaim sebagai milik masyarakat adat di kabupaten Dairi, menggunakan teori Konflik dari Karl Max
44
, dan teori Kepastian Hukum legal certainty dari Ronald Drorkin
45
. “Teori Konflik memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui
proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan
kondisi semula
46
. Teori konflik melihat pertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Teori konflik menganggap bahwa di dalam masyarakat tidak akan
selamanya berada pada keteraturan. Buktinya dalam masyarakat manapun pasti pernah mengalami konflik-konflik atau ketegangan-ketegangan
47
. Teori konflik juga mengatakan bahwa konflik itu perlu agar terciptanya perubahan sosial.
Teori konflik melihat perubahan sosial disebabkan karena adanya konflik kepentingan, tapi pada suatu titik tertentu, masyarakat mampu mencapai sebuah
kesepakatan bersama. Di dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang dilakukan sehingga terciptalah suatu konsensus.
Teori Kepastian Hukum legal certainty, tujuannya semata-mata untuk mewujudkan kepastian hukum
48
. Meskipun aturan hukum atau penerapan hukum terasa tidak adil dan tidak memberikan manfaat bagi mayoritas warga masyarakat,
44
Bernhard Limbong, Op.Cit., hlm., 31Terjemahan dari Tom Bottomore.et.al.,Karl Marx: Selected Writings in Sociology and Social Philosphy,Penguins Books, Victoria,1979,hlm
34.
45
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum legal Theory Teori Peradilan Judicial Prudence, termasuk Interpretasi Undang-undang
legisprudence , Kharisma Putra Utama, Jakarta 2009, hlm 284
46
Bernhard Limbong, Op.Cit., hlm 32
47
Ibid.
48
Achmad Ali, Op.Cit., hlm 282
Universitas Sumatera Utara
hal itu tidak menjadi soal, asalkan Kepastian Hukum legal certainty dapat terwujud. Hukum identik dengan kepastian
49
. Pada hakekatnya konflik pertanahan yang akhirnya menjadi sengketa di
Indonesia disebabkan oleh
50
: 1. Kurang tertibnya administrasi pertanahan masa lalu;
2. Ketimpangan struktur penguasaan dan pemilikan tanah; 3. Sistem publikasi pendaftaran tanah yang negatif;
4. Meningkatnya kebutuhan tanah, sehingga harga tanah tidak dapat dikendalikan;
5. Peraturan perundangan saling tumpang tindih, baik secara horizontal maupun vertikal;
6. Masih banyaknya terdapat tanah terlantar; 7. Kurang cermat notaris dan pejabat pembuat akta tanah dalam menjalankan
tugasnya; 8. Belum terdapat persamaan persepsi para penegak hukum;
9. Para penegak hukum belum kurang berkomitmen untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan secara konsekwen dan konsisten;
Kegiatan pendaftaran tanah dilakukan untuk menjamin kepastian hukum dan kepastian hak atas tanah. Kepastian hukum yang dimaksud dalam kegiatan
pendaftaran tanah antara lain:
51
49
Ibid.
50
Ibid., hlm 65
51
Aartje Tehupeiory, Op Cit., hal 9
Universitas Sumatera Utara
1. Kepastian hukum mengenai orang atau badan yang menjadi pemegang hak subjek hak
2. Kepastian hukum mengenai lokasi, batas, serta luas suatu bidang tanah objek hak
3. Kepastian hukum mengenai haknya. Dalam kegiatan penyelenggaraan pendaftaran tanah, ada beberapa syarat
penting untuk menjamin kepastian hukum yaitu:
52
1. Peta-peta kadastral
dapat dipakai
rekonstruksi di
lapangan dan
digambarkan batas yang sah menurut hak; 2. Daftar ukur membuktikan pemegang hak terdaftar di dalamnya sebagai
pemegang hak yang sah menurut hukum; 3. Setiap hak dan peralihannya harus didaftarkan
2. Konsepsi
Dalam bahasa Latin, maka kata conception di dalam bahasa Belanda: begrip adalah pengertian atau merupakan hal yang dimengerti
53
. Dalam penelitian hukum, adanya kerangka konsepsional diungkapkan dan landasan atau
kerangka teoritis menjadi syarat yang sangat penting. Dalam kerangka konsepsional diungkapkan beberapa konsepsi atau
pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum, dan didalam landasankerangka teoritis diuraikan segala sesuatu yang terdapat dalam teori
52
Ibid., hlm 10
53
Soerjono Sukanto Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu tinjauan singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm 6
Universitas Sumatera Utara
sebagai suatu system aneka “theore’ma” atau ajaran di dalam bahasa Belanda: “leerstelling”
54
Konsepsi merupakan pedoman operasional yang akan memudahkan proses penelitian. Oleh karena itu untuk memperoleh penjelasan yang relevan bagi
pemahaman pengkajian ilmiah di dalam penulisan tesis ini, maka terdapat istilah- istilah yang dijumpai dalam penelitian ini adalah:
1. Perlindungan Hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada Pemilik Sertipikat Hak Milik nomor 10, tanggal 20 November 1975, atas
nama ‘X’. Perlindungan hukum sebagai gambaran dari fungsi hukum yaitu konsep
dimana hukum dapat memberikan keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian
55
. 2. Masyarakat hukum adat adalah sekelompok masyarakat pakpak yang
terikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar
keturunan
56
3. Hak ulayat dan yang serupa itu dari masyarakat hukum adat Pakpak Kabupaten
Dairi untuk
selanjutnya disebut
hak ulayat,
adalah kewenangan yang menurut hukum adat dipunyai oleh masyarakat hukum
54
Ibid., hlm 7
55
Elviana Sagala, Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Sertipikat Hak Atas Tanah Yang masuk Ke Dalam Kawasan Hutan Akibat Terbitnya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.44MENHUT-II2005 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara, Tesis, Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara Medan, 2012, hlm 34
56
Pasal 1 ayat 3 Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum
Adat
Universitas Sumatera Utara
adat pakpak atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para warganya .
4. Tanah ulayat adalah bidang tanah yang diatasnya terdapat hak ulayat dari suatu masyarakat hukum adat Pakpak Kabupaten Dairi.
5. Sertipikat Hak Milik adalah surat tanda bukti hak atas tanah yang dimiliki oleh Hulman Hutapea.
6. Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data
yuridis dan data fisik suatu obyek pendaftaran tanah yang sudah ada haknya
57
. 7.
Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi
pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai
bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya
dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya
58
. 8.
Hak atas tanah adalah hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang- undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria, selanjutnya disebut UUPA
59
.
57
Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran tanah
58
Pasal 1 ayat 20 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
59
Pasal 1 ayat 5 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
Universitas Sumatera Utara
9. Hak milik adalah hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat
dipunyai orang atas tanah
60
10. Sengketa Pertanahan
yang selanjutnya
disingkat Sengketa
adalah perselisihan pertanahan antara orang perseorangan, badan hukum, atau
lembaga yang tidak berdampak luas secara sosio-politis
61
. 11. Konflik Pertanahan yang selanjutnya disingkat Konflik adalah perselisihan
pertanahan antara orang perseorangan, kelompok, golongan, organisasi, badan hukum, atau lembaga yang mempunyai kecenderungan atau sudah
berdampak luas secara sosio-politis
62
.
G. Metode Penelitian 1.
Sifat dan Jenis Penelitian
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian dan bukan nya sekedar mengamati dengan teliti terhadap suatu objek yang mudah terpegang
ditangan. Penelitian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu research yang berasal dari kata re kembali dan to searh mencari
63
. Penelitian memegang peranan penting dalam membantu manusia untuk memperoleh
pengetahuan baru dalam memecahkan masalah, disamping akan menambah ragam pengetahuan
lama
64
. Penelitian
merupakan suatu
sarana pokok
dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan oleh
60
Pasal 20 ayat 1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang undang-undang pokok agraria
61
Pasal 1 ayat 2 Peraturan Kepala BPN No. 3 tahun 2011, tentang Pengelolaan Pengkajian Dan Penanganan Kasus Pertanahan.
62
Pasal 1 ayat 3 Peraturan Kepala BPN No. 3 tahun 2011
63
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2003, hlm 27
64
Ibid., hlm 45
Universitas Sumatera Utara
karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa
dan konstruksi terhadap data yang dikumpulkan dan diolah
65
. Metode ilmiah
merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah
66
. Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian yuridis normatif.
Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif mengenai
permasalahan hukum. Tahapan pertama penelitian hukum normatif adalah penelitian yang
ditujukan untuk mendapatkan hukum obyektif norma hukum, yaitu dengan mengadakan penelitian terhadap masalah hukum. Tahapan kedua penelitian
hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum subjektif hak dan kewajiban. Dalam penelitian pada umumnya dibedakan antara
data yang diperoleh langsung dari masyarakat dan dari bahan-bahan pustaka. Yang diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data primer data dasar,
sedangkan yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka lazimnya dinamakan data sekunder.
Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penelitian ini bersifat Deskriptif yaitu
Penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran atau
Merumuskan masalah sesuai dengan keadaan fakta yang ada.
2. Metode Pengumpulan Data
65
Soerjono Soekanto Sri Mamuji, Op.Cit., hlm 1
66
Ibid., hlm 46
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Normatif, dan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penelitian kepustakaan library
research, terhadap bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tersier yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti.
3. Sumber Data
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder yaitu yang mencakup
67
: 1.
Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat yang terdiri dari:
a. Norma dasar atau kaidah dasar yaitu Pembukaan UUD 1945 b. Peraturan dasar :
- batang tubuh UUD 1945
c. peraturan perundang-undangan d. bahan hukum yang tidak dikodofikasi seperti hukum adat
e. yurisprudensi Dalam penelitian ini sumber data primer yang berasal dari perundang-
undangan khususnya UU No. 5 tahun 1960 tentang Undang-undang Pokok agraria, PP 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah, Peraturan Menteri Negara
AgrariaKepala BPN No.51999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat, Peraturan Kepala BPN No. 3 tahun 2011,
tentang Pengelolaan Pengkajian Dan Penanganan Kasus Pertanahan, Undang-
67
Ibid., hal 13
Universitas Sumatera Utara
undang nomor 51 Prp 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Ijin Yang Berhak atau Kuasanya.
2. Bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum
primer seperti buku, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum. 3.
Bahan hukum tertier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, contohnya kamus.
Untuk memperdalam data sekunder tersebut dilakukan wawancara terhadap responden yang ditentukan yaitu Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten
Dairi, Notaris dan pemegang sertipikat hak atas tanah yang tanahnya diklaim sebagai milik masyarakat adat dan tokoh masyarakat adat.
4. Alat Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dalam penelitian ini maka dipakailah alat pengumpulan data sebagai berikut:
a. Study dokumen, dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang relevan dengan masalah yang diteliti.
b. Wawancara, dilakukan
dengan cara
wawancara langsung
dengan menggunakan pedoman wawancara, sehingga diperoleh data yang dalam
dan lengkap, sehingga dapat digunakan untuk mendapat jawaban dari permasalahan yang dirumuskan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan, dilaksanakan 2 dua tahap penelitian yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Penelitian Lapangan Dilakukan penelitian ke lapangan untuk memperoleh data primer yang
merupakan bahan utama penelitian. b. Penelitian kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, baik yang berupa hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum
tersier.
6. Analisis Data
Seluruh data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder dianalis secara kualitatif. Analisis data tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Setelah itu dengan menggunakan metode deduktif, ditarik suatu kesimpulan dari data yang telah selesai dianalisis tersebut
yang merupakan hasil penelitian, sehingga memungkinkan menghasilkan kesimpulan yang menjawab permasalahan yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI DASAR MASYARAKAT