Keaslian Penelitian Kerangka Teori Dan Konsepsi

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan memberikan penjelasan kepada masyarakat adat khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang pentingnya bukti hak terhadap pemilikan tanah yang dimiliki dan perlindungan hukum hak atas tanah di Indonesia dengan bukti hak berupa sertipikat merupakan alat bukti yang kuat. b. penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi dalam mempercepat proses pendaftaran tanah menuju tertib administrasi pertanahan. c. memberikan manfaat bagi notaris agar memberikan penyuluhan hukum kepada siapa saja yang datang menghadap kepadanya tentang perlindungan hukum hak atas tanah bagi pemegang sertipikat ataupun yang akan mendaftarkan haknya.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan informasi yang didapat dari penelusuran kepustakaan khususnya di lingkungan Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Hukum dan Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, ternyata penelitian dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK SERTIPIKAT HAK MILIK YANG DIKLAIM SEBAGAI MILIK MASYARAKAT ADAT DI KABUPATEN DAIRI” belum pernah dilakukan. Universitas Sumatera Utara Namun demikian, judul penelitian yang ada kaitannya dengan Perlindungan hukum bagi pemilik sertipikat hak atas tanah, kaitannya dengan masyarakat adat, telah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain: 1. Husni Adam ; Perlindungan Hukum yang diberikan oleh PP 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah kepada Pemegang Sertifikasi Hak atas tanah study kasus di kantor Pertanahan Kota Medan. Pasca Sarjana USU, 2008 2. Elviana Sagala; Perlindungan Hukum Terhadap pemegang sertipikat Hak Atas tanah yang masuk ke dalam kawasan hutan akibat terbitnya keputusan Mentri Kehutanan Nomor SK. 44 Menhut-II2005 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara Studi Di Kabupaten Labuhan Batu, Mkn USU, 2012 3. Juniyell Mulih ; Eksistensi Tanah Ulayat Marga Pinem Di Desa Pamah, Kec. Tanah Pinem, Kab. Dairi, Fakultas Hukum USU, 2012 4. Olivia Banurea ; Analisis Yuridis atas jual lepas tanah adat kendala pendaftarannya. Study pada tanah adat suku pak-pak di kabupaten Pak-pak Bharat. Fakultas Hukum USU, 2012 5. Eviandi ; Eksistensi tanah adat ulayat dalam system UUPA, Pasca Sarjana USU 1997. 6. S. Chandra ; Perlindungan hukum terhadap pemegang Sertipikat hak atas tanah Studi kasus: Kepemilikan hak atas tanah terdaftar yang berpotensi hapus di kota Medan. Universitas Sumatera Utara Substansi permasalahan yang di bahas di dalam keenam penelitian diatas adalah berbeda dengan pembahasan dalam penelitian ini. Oleh karena itu maka penelitian ini adalah asli dan dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.

F. Kerangka Teori Dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Dalam dunia ilmu, teori menempati kedudukan yang sangat penting, karena teori memberikan sarana untuk dapat merangkum serta memahami masalah yang dibicarakan secara lebih baik 35 . Defenisi teori menurut Pendapat Gorys Keraf adalah asas-asas umum dan abstrak yang diterima secara abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena-fenomena yang ada 36 . Suatu teori merupakan seperangkat konstruk konsep, batasan dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan merinci hubungan-hubungan variabel dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi gejala itu. 37 Menurut Soerjono Soekanto, teori adalah suatu sistem yang berisikan proposisi-proposisi yang telah diuji kebenarannya untuk menjelaskan aneka macam gejala sosial yang dihadapinya dan memberikan pengarahan pada aktivitas penelitian yang dijalankan serta memberikan taraf pemahaman tertentu 38 . Teori akan memberikan sebuah sarana penjelasan yang bermanfaat dan akan membantu untuk memperbandingkan teori-teori itu dan menilai manfaat 35 Khudzaifah Dimiyati,Teorisasi Hukum Studi Tentang Perkembangan Pemikiran Hukum di Indonesia 1945-1990 Yogyakarta: Gajah Mada University,1990,hlm 14 dikutip dari bukunya Fred N.Kerlinger,The Foundation of Behavioral Research,Third Edition,1986,by Holt,Renihart and Winston Inc, Diterjemahkan oleh Landung R. Simatupang, hlm 41. 36 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press,2010 hlm 6 37 Khudzaifah Dimiyati, Op.Cit., hlm 41 38 Soerjono Sukanto, Op.Cit., hlm 13 Universitas Sumatera Utara teori-teori tersebut 39 . Teori hukum mengkaji struktur dan fungsi norma-norma positif dalam sistem hukum positif. Teori hukum masih memfokuskan perhatiannya secara konsisten terhadap hukum dan sistemnya. Pendapat L.B. Curzon, yang kurang lebih menekankan bahwa lingkup kajian dalam teori hukum tidak semata-mata hukum, tetapi juga meliputi aspek- aspek lainnya yang tidak lepas dari praktek hukum, seperti tema keadilan dan sebagainya. 40 Ketika teori hukum umum menyatakan bahwa objek penyelidikannya hukum, diberikan tidak hanya dalam pengertian objektif tapi juga pengertian subjektif. Teori Hukum Umum membangun sebuah kontradiksi dasar ke dalam fondasinya, yaitu dualisme hukum objektif dan hak subjektif 41 . Dengan demikian teori hukum umum menyatakan bahwa hukum sebagai hukum objektif adalah norma, kompleks norma, sebuah sistem, dan dalam pada itu menyatakan bahwa hukum sebagai hak subjektif adalah kepentingan atau kehendak. 42 Pembedaan antara sistem hukum yang baik, yang dalam hal tertentu sejalan dengan moralitas dan keadilan, dan sebuah sistem hukum yang tidak baik adalah pembedaan yang keliru, karena satu kadar minimum keadilan jelas terwujud setiap kali perilaku manusia dikontrol oleh peraturan yang diumumkan secara publik dan diterapkan secara yudisial 43 . 39 Khudzaifah Dimiyati, Op.Cit., hlm 42 40 E. Fernando M.Manullang, Menggapai Hukum Berkeadilan, Tinjauan Hukum Kodrat dan Antinomi Nilai, Buku Kompas, Jakarta 2007, hlm 16 41 Hans Kelsen, Pengantar Stanley L Poulson, Pengantar Teori Hukum, Nusa Media Bandung 2010, diterjemahkan oleh Siwi L Paulson, hlm 74 42 Ibid. 43 H.L.A. Hart, Konsep Hukum, diterjemahkan M. Khozim, Bandung, Nusa Media, 2011, hlm 319 Universitas Sumatera Utara Tesis ini menganalisa tentang Perlindungan hukum terhadap pemilik sertipikat hak atas tanah yang diklaim sebagai milik masyarakat adat di kabupaten Dairi, menggunakan teori Konflik dari Karl Max 44 , dan teori Kepastian Hukum legal certainty dari Ronald Drorkin 45 . “Teori Konflik memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula 46 . Teori konflik melihat pertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Teori konflik menganggap bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya berada pada keteraturan. Buktinya dalam masyarakat manapun pasti pernah mengalami konflik-konflik atau ketegangan-ketegangan 47 . Teori konflik juga mengatakan bahwa konflik itu perlu agar terciptanya perubahan sosial. Teori konflik melihat perubahan sosial disebabkan karena adanya konflik kepentingan, tapi pada suatu titik tertentu, masyarakat mampu mencapai sebuah kesepakatan bersama. Di dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang dilakukan sehingga terciptalah suatu konsensus. Teori Kepastian Hukum legal certainty, tujuannya semata-mata untuk mewujudkan kepastian hukum 48 . Meskipun aturan hukum atau penerapan hukum terasa tidak adil dan tidak memberikan manfaat bagi mayoritas warga masyarakat, 44 Bernhard Limbong, Op.Cit., hlm., 31Terjemahan dari Tom Bottomore.et.al.,Karl Marx: Selected Writings in Sociology and Social Philosphy,Penguins Books, Victoria,1979,hlm 34. 45 Achmad Ali, Menguak Teori Hukum legal Theory Teori Peradilan Judicial Prudence, termasuk Interpretasi Undang-undang legisprudence , Kharisma Putra Utama, Jakarta 2009, hlm 284 46 Bernhard Limbong, Op.Cit., hlm 32 47 Ibid. 48 Achmad Ali, Op.Cit., hlm 282 Universitas Sumatera Utara hal itu tidak menjadi soal, asalkan Kepastian Hukum legal certainty dapat terwujud. Hukum identik dengan kepastian 49 . Pada hakekatnya konflik pertanahan yang akhirnya menjadi sengketa di Indonesia disebabkan oleh 50 : 1. Kurang tertibnya administrasi pertanahan masa lalu; 2. Ketimpangan struktur penguasaan dan pemilikan tanah; 3. Sistem publikasi pendaftaran tanah yang negatif; 4. Meningkatnya kebutuhan tanah, sehingga harga tanah tidak dapat dikendalikan; 5. Peraturan perundangan saling tumpang tindih, baik secara horizontal maupun vertikal; 6. Masih banyaknya terdapat tanah terlantar; 7. Kurang cermat notaris dan pejabat pembuat akta tanah dalam menjalankan tugasnya; 8. Belum terdapat persamaan persepsi para penegak hukum; 9. Para penegak hukum belum kurang berkomitmen untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan secara konsekwen dan konsisten; Kegiatan pendaftaran tanah dilakukan untuk menjamin kepastian hukum dan kepastian hak atas tanah. Kepastian hukum yang dimaksud dalam kegiatan pendaftaran tanah antara lain: 51 49 Ibid. 50 Ibid., hlm 65 51 Aartje Tehupeiory, Op Cit., hal 9 Universitas Sumatera Utara 1. Kepastian hukum mengenai orang atau badan yang menjadi pemegang hak subjek hak 2. Kepastian hukum mengenai lokasi, batas, serta luas suatu bidang tanah objek hak 3. Kepastian hukum mengenai haknya. Dalam kegiatan penyelenggaraan pendaftaran tanah, ada beberapa syarat penting untuk menjamin kepastian hukum yaitu: 52 1. Peta-peta kadastral dapat dipakai rekonstruksi di lapangan dan digambarkan batas yang sah menurut hak; 2. Daftar ukur membuktikan pemegang hak terdaftar di dalamnya sebagai pemegang hak yang sah menurut hukum; 3. Setiap hak dan peralihannya harus didaftarkan

2. Konsepsi

Dalam bahasa Latin, maka kata conception di dalam bahasa Belanda: begrip adalah pengertian atau merupakan hal yang dimengerti 53 . Dalam penelitian hukum, adanya kerangka konsepsional diungkapkan dan landasan atau kerangka teoritis menjadi syarat yang sangat penting. Dalam kerangka konsepsional diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum, dan didalam landasankerangka teoritis diuraikan segala sesuatu yang terdapat dalam teori 52 Ibid., hlm 10 53 Soerjono Sukanto Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu tinjauan singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm 6 Universitas Sumatera Utara sebagai suatu system aneka “theore’ma” atau ajaran di dalam bahasa Belanda: “leerstelling” 54 Konsepsi merupakan pedoman operasional yang akan memudahkan proses penelitian. Oleh karena itu untuk memperoleh penjelasan yang relevan bagi pemahaman pengkajian ilmiah di dalam penulisan tesis ini, maka terdapat istilah- istilah yang dijumpai dalam penelitian ini adalah: 1. Perlindungan Hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada Pemilik Sertipikat Hak Milik nomor 10, tanggal 20 November 1975, atas nama ‘X’. Perlindungan hukum sebagai gambaran dari fungsi hukum yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian 55 . 2. Masyarakat hukum adat adalah sekelompok masyarakat pakpak yang terikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar keturunan 56 3. Hak ulayat dan yang serupa itu dari masyarakat hukum adat Pakpak Kabupaten Dairi untuk selanjutnya disebut hak ulayat, adalah kewenangan yang menurut hukum adat dipunyai oleh masyarakat hukum 54 Ibid., hlm 7 55 Elviana Sagala, Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Sertipikat Hak Atas Tanah Yang masuk Ke Dalam Kawasan Hutan Akibat Terbitnya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.44MENHUT-II2005 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan Di Provinsi Sumatera Utara, Tesis, Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara Medan, 2012, hlm 34 56 Pasal 1 ayat 3 Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat Universitas Sumatera Utara adat pakpak atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para warganya . 4. Tanah ulayat adalah bidang tanah yang diatasnya terdapat hak ulayat dari suatu masyarakat hukum adat Pakpak Kabupaten Dairi. 5. Sertipikat Hak Milik adalah surat tanda bukti hak atas tanah yang dimiliki oleh Hulman Hutapea. 6. Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik suatu obyek pendaftaran tanah yang sudah ada haknya 57 . 7. Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya 58 . 8. Hak atas tanah adalah hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang- undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, selanjutnya disebut UUPA 59 . 57 Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran tanah 58 Pasal 1 ayat 20 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 59 Pasal 1 ayat 5 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Universitas Sumatera Utara 9. Hak milik adalah hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah 60 10. Sengketa Pertanahan yang selanjutnya disingkat Sengketa adalah perselisihan pertanahan antara orang perseorangan, badan hukum, atau lembaga yang tidak berdampak luas secara sosio-politis 61 . 11. Konflik Pertanahan yang selanjutnya disingkat Konflik adalah perselisihan pertanahan antara orang perseorangan, kelompok, golongan, organisasi, badan hukum, atau lembaga yang mempunyai kecenderungan atau sudah berdampak luas secara sosio-politis 62 .

G. Metode Penelitian 1.

Sifat dan Jenis Penelitian Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian dan bukan nya sekedar mengamati dengan teliti terhadap suatu objek yang mudah terpegang ditangan. Penelitian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu research yang berasal dari kata re kembali dan to searh mencari 63 . Penelitian memegang peranan penting dalam membantu manusia untuk memperoleh pengetahuan baru dalam memecahkan masalah, disamping akan menambah ragam pengetahuan lama 64 . Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan oleh 60 Pasal 20 ayat 1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang undang-undang pokok agraria 61 Pasal 1 ayat 2 Peraturan Kepala BPN No. 3 tahun 2011, tentang Pengelolaan Pengkajian Dan Penanganan Kasus Pertanahan. 62 Pasal 1 ayat 3 Peraturan Kepala BPN No. 3 tahun 2011 63 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2003, hlm 27 64 Ibid., hlm 45 Universitas Sumatera Utara karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa dan konstruksi terhadap data yang dikumpulkan dan diolah 65 . Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah 66 . Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian yuridis normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif mengenai permasalahan hukum. Tahapan pertama penelitian hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum obyektif norma hukum, yaitu dengan mengadakan penelitian terhadap masalah hukum. Tahapan kedua penelitian hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum subjektif hak dan kewajiban. Dalam penelitian pada umumnya dibedakan antara data yang diperoleh langsung dari masyarakat dan dari bahan-bahan pustaka. Yang diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data primer data dasar, sedangkan yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka lazimnya dinamakan data sekunder. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penelitian ini bersifat Deskriptif yaitu Penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran atau Merumuskan masalah sesuai dengan keadaan fakta yang ada.

2. Metode Pengumpulan Data

65 Soerjono Soekanto Sri Mamuji, Op.Cit., hlm 1 66 Ibid., hlm 46 Universitas Sumatera Utara Penelitian ini menggunakan metode penelitian Normatif, dan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penelitian kepustakaan library research, terhadap bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tersier yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

3. Sumber Data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder yaitu yang mencakup 67 : 1. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat yang terdiri dari: a. Norma dasar atau kaidah dasar yaitu Pembukaan UUD 1945 b. Peraturan dasar : - batang tubuh UUD 1945 c. peraturan perundang-undangan d. bahan hukum yang tidak dikodofikasi seperti hukum adat e. yurisprudensi Dalam penelitian ini sumber data primer yang berasal dari perundang- undangan khususnya UU No. 5 tahun 1960 tentang Undang-undang Pokok agraria, PP 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah, Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN No.51999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat, Peraturan Kepala BPN No. 3 tahun 2011, tentang Pengelolaan Pengkajian Dan Penanganan Kasus Pertanahan, Undang- 67 Ibid., hal 13 Universitas Sumatera Utara undang nomor 51 Prp 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Ijin Yang Berhak atau Kuasanya. 2. Bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti buku, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum. 3. Bahan hukum tertier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, contohnya kamus. Untuk memperdalam data sekunder tersebut dilakukan wawancara terhadap responden yang ditentukan yaitu Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi, Notaris dan pemegang sertipikat hak atas tanah yang tanahnya diklaim sebagai milik masyarakat adat dan tokoh masyarakat adat.

4. Alat Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dalam penelitian ini maka dipakailah alat pengumpulan data sebagai berikut: a. Study dokumen, dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang relevan dengan masalah yang diteliti. b. Wawancara, dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara, sehingga diperoleh data yang dalam dan lengkap, sehingga dapat digunakan untuk mendapat jawaban dari permasalahan yang dirumuskan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan, dilaksanakan 2 dua tahap penelitian yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Penelitian Lapangan Dilakukan penelitian ke lapangan untuk memperoleh data primer yang merupakan bahan utama penelitian. b. Penelitian kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, baik yang berupa hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.

6. Analisis Data

Seluruh data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder dianalis secara kualitatif. Analisis data tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setelah itu dengan menggunakan metode deduktif, ditarik suatu kesimpulan dari data yang telah selesai dianalisis tersebut yang merupakan hasil penelitian, sehingga memungkinkan menghasilkan kesimpulan yang menjawab permasalahan yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara

BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI DASAR MASYARAKAT

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Hak Atas Tanah Yang Telah Diterbitkan Sertipikatnya Atas Nama Pihak Lain (Study Pada Sertipikat Hak Milik Nomor 1022, Di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 85 135

Pendaftaran Tanah Milik Adat Menjadi Hak Milik di Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Tamiang

1 40 131

PEROLEHAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH KARENA PERALIHAN (JUAL BELI) DALAM MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KOTA SAMARINDA.

0 3 14

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PEROLEHAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH KARENA PEROLEHAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH KARENA PERALIHAN (JUAL BELI) DALAM MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KOTA SAMARINDA.

0 3 14

SKRIPSI PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK MILIK ADAT (LETTER C) PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK MILIK ADAT (LETTER C) SECARA SPORADIK DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI KABUPATEN BANYUMAS.

0 3 13

PEMBERIAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH YANG DIPEROLEH KARENA PERALIHAN HAK (HIBAH) DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 10

Perlindungan Hukum Bagi Pemilik Hak Atas Tanah dalam Kasus Sertipikat Ganda - Ubaya Repository

0 0 2

PEMBATALAN SERTIPIKAT HAK MILIK YANG MEN

0 0 1

SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH SEBAGAI ALAT PEMBUKTIAN YANG SEMPURNA

0 0 6

BAB II FAKTOR PENYEBAB TERBITNYA SERTIPIKAT HAK MILIK NOMOR 1.022 DIATAS TANAH MILIK PIHAK LAIN A. Peralihan Hak Milik Atas Tanah Dengan Dasar Jual Beli - Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Hak Atas Tanah Yang Telah Diterbitkan Sertipikatnya Atas Nama Pi

0 0 24