4.3 Analisis Data
4.3.1 Analisis Tampilan Visual Dalam Scene Iklan Djarum 76 Versi “Wani Piro “ Dengan Pendekatan Semiotika John Fiske
Tampilan Visual dalam scene Iklan Rokok Djarum 76 versi “Wani Piro” di televisi ini dianalisis dengan menggunakan kerangka analisis semiotik dalam
film iklan yang dikemukakan oleh John Fiske yang membaginya dalam tiga level, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Pada level ini
realitas dapat dilihat dari setting, wardropbe, tata rias, kostum, gesture, ekspresi, cara berbicara, dan tingkah laku. Level Representasi meliputi kerja kamera,
pencahayaan, editting, suara dan casting. Sedangkan level ideologi meliputi tanda-tanda nonverbal yang menjadi suatu kesatuan dan penerimaan sosial seperti
kelas, patriarki, dan gender.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.1.1 Tampilan Visual dalam Scene 1
Dalam scene 1 tampilan visual diawali dengan munculnya seseorang pemuda dengan menaruh map berwarna kuning ke meja dengan maksud
memberikan map tersebut kepada seorang petugas di kantor. Deskripsi visual yang ditampilkan adalah :
Level Realitas
Setting : Setting dalam scene 1 ini menampilkan seorang pemuda yang sedang
duduk dan menyerahkan map berwarna kuning ke meja dan ditujukan kepada salah satu seorang pegawai. Komposisi visualnya sebuah kondisi
dimana suasana kantor pegawai negeri dimana tugasnya adalah mengabdi dan melayani masyarakat.
Wardrobe :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pada scene 1 ini seorang pemuda menggunakan kemeja abu-abu memberi kesan formal saat mendatangi kantor pelayanan masyarakat untuk suatu
keperluan administrasi di kantor tersebut. Sedangkan seorang pegawai tersebut menggunakan kemeja biru gelap layaknya seragam pegawai
negeri dan tampak dari belakang. Property :
Property yang digunakan pada scene 1 ini antara lain adalah map berwarna kuning, meja, segelas teh di atas meja, dan tumpukan map-map serta
berkas-berkas di tumpuk di atas meja bagian kanan untuk memperkuat kesan kantor pelayanan masyarakat yang beroperasi.
Level Representasi
Sudut pengambilan gambar Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Medium Shoot
MS yang bisa digunakan untuk objek dengan tampilan gambar yang jika objeknya adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga sedikit
ruang di atas kepala. Sudut pengambilan gambar menggunakan medium shoot dimaksudkan untuk memperjelas ekspresi pemuda yang meletakkan
map di meja dan ekspresi yang ramah untuk mendapatkan pelayanan administrasi dari kantor tersebut.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Level Ideologi
Level ideologi dalam scene ini yaitu ekspresi sang warga yang senyum dengan ramah ketika meletakkan map berwarna kuning kepada seorang
pegawai negeri yang sedang bertugas dan duduk di meja, ekspresi senyum pemuda tersebut memberikan kesan ramah dan berharap untuk
mendapatkan pelayanan dari seorang pegawai.
Analisis
Analisis yang diperoleh dari scene 1 yakni scene ini menampilkan dua tokoh sang pemuda dan sang pegawai negeri. Dimana sang meletakkan map
berwarna kuning dengan ekspresi wajah tersenyum ramah kepada pegawai yang sedang bertugas dengan harapan mendapatkan pelayanan administrasi dari
pegawai dan sedang duduk tampak dari belakang dengan suasana kantor. Segala property yang digunakan sesuai dengan apa yang biasanya terdapat dalam meja
kantor. Pengambilan gambar pada scene ini menggunakan Medium Shot MS agar menjelaskan ekspresi tokoh sang pemuda yang tersenyum ramah dan
mengharapkan pelayanan administrasi, serta latar belakang dengan settingan suasana kantor dapat terlihat dengan jelas dalam satu frame.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.1.2 Tampilan Visual dalam Scene 2
Dalam scene 2 tampilan visual dilanjutkan dengan adanya tokoh pegawai negeri. Disini sang pegawai negeri memberikan isyarat dengan tangan
memberikan kode minta uang. Deskripsi visual yang ditampilkan adalah
:
Level Realitas Setting :
Setting dalam scene 2 ini menampilkan tokoh pegawai negeri mengenakan yang sedang mengisyaratkan menggunakan tangannya dengan maksud
menagih uang.
Level Representasi
Sudut pengambilan gambar :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Close Up yang biasa digunakan untuk menampilkan ekspresi wajah dalam detail sehingga
memenuhi layar, dan mengaburkan objek dengan konteksnya. Sudut pengambilan gambar menggunakan close up agar dapat memfokuskan
kepada ekspresi pegawai yang sedang memberikan isyarat melalui tangannya yang memberikan arti uang, dan maksudnya adalah untuk
melakukan tindak korupsi berupa menagih pungutan liar kepada pemuda tersebut.
Level Ideologi
Level ideologi dalam scene ini yaitu ekspresi pegawai negeri yang memberikan isyarat dengan tangan yang bermaksud menagih pungutan liar
pungli dan dengan ekspresi wajah yang normal untuk mendapatkan pelayanan dari pegawai tersebut.
Analisis
Analisis yang diperoleh dari scene 2 yakni scene ini yaitu menampilkan tokoh pegawai negeri dimana pegawai tersebut memberikan
kode dengan tangan yang biasa memiliki arti uang dan bermaksud menagih uang kepada warga untuk melakukan tindak korupsi berupa
pungutan liar. Pengambilan gambar pada scene ini menggunakan Close Up agar ekspresi tokoh pegawai tersebut dapat terlihat dengan jelas pada saat
memberikan kode dengan tangannya untuk melakukan tindak korupsi tersebut berupa pungutan liar dalam satu frame.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.1.3 Tampilan Visual dalam Scene 3
Dalam scene 3 ini tampilan visual dilanjutkan dengan pemuda yang pergi meninggalkan meja pegawai negeri tersebut dengan membawa map berwarna
kuning dengan ekspresi wajah yang marah lalu mengumpat “Cok, dasar rampok”. Deskripsi visual yang ditampilkan adalah :
Level Realitas
Setting : Setting dalam scene 3 ini menampilkan pemuda yang sedang berjalan
meninggalkan pegawai tersebut dimana perlengkapan yang terdapat dalam kantor dan terlihat pegawai yang lainnya sedang duduk di mejanya
masing-masing dan salah satu pegawai yang di sebelah kanan terlihat sedang tidur dengan posisi duduk di mejanya dan dapat menjelaskan
situasi kantor pegawai negeri saat itu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Property : Property yang digunakan pada scene 3 ini, seperti map berwarna kuning
yang dibawa oleh pemuda dan terlihat juga kantong plastik berwarna merah, yang memberi kesan sederhana pada kantong plastic berwarna
merah tersebut, maka dari sini hal tersebut menandakan bahwa praktek korupsi tidak hanya berada di tingkat ekonomi atas tetapi di tingkat
masyarakat ekonomi ke bawah pun juga berlaku tindak korupsi dan pungutan liar.
Level Representasi
Sudut Pengambilan Gambar : Pengambilan gambar dalam scene ini adalah menggunakan Medium Shot
MS yang biasa digunakan untuk objek dengan tampilan gambar yang jika objeknya adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga
sedikit ruang di atas kepala. Disini ekspresi warga yang sedang sedang mengumpat karena geram dan kesal terhadap budaya korupsi tersebut
dapat terlihat jelas dari kepala hingga dada, serta latar belakang yang menggambarkan suasana di kantor pada satu frame.
Level Ideologi
Level ideologi dalam scene ini yaitu disini pemuda yang tingkat ekonominya di bawah sedang berjalan keluar meninggalkan pegawai
dengan ekspresi wajah yang marah lalu mengumpat “Cok, dasar rampok”.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dapat terlihat pula pada background di belakang warga beberapa pegawai yang sedang duduk di meja dan salah satu pegawai yang berada di sebelah
kanan pada layar tersebut sedang tidur dengan posisi duduk di atas meja yang memberikan kesan malas dan tidur pada saat jam kerja.
Analisis
Analisis yang diperloh dari scene 3 yakni scene ini menampilkan tokoh pemuda yang sedang berjalan keluar kantor meninggalkan pegawai tersebut
mengumpat “Cok, dasar rampok” dengan ekspresi muka kesal dan geram terhadap budaya korupsi yang ada di kantor pelayanan masyarakat tersebut,
ditambah background beberapa pegawai yang terlihat di belakang pegawai di mejanya masing-masing dan dapat terlihat salah satu pegawai yang sedang tidur
di mejanya dengan posisi duduk yang menandakan bahwa telah lalai dengan tanggung jawabnya yang seharusnya melayani masyarakat dengan iklhas. Setting
dalam scene ini masih berasda di dalam kantor. Property yang digunakan pada terdapat pada pemuda yaitu kantong plastik yang dibawa oleh pemuda hal tersebut
menandakan bahwa pemuda tersebut bukanlah dari kalangan ekonomi atas karena kantong plastik harganya murah. Pengambilan gambar pada scene ini
menggunakan Medium Shot MS agar ekspresi tokoh warga yang sedang mengumpat dengan wajah yang kesal dan geram dapat terlihat dengan jelas serta
latar belakang pegawai-pegawai dan suasana kantor dapat terliat dalam satu
frame.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.1.4 Tampilan Visual dalam Scene 4
Gambar 4.4 Tampilan visual dalam scene 4
Dalam scene 4 tampilan visual dilanjutkan dengan munculnya tokoh jin yang keluar dari sebuah poci dan seorang pemuda. Disini sambil mengacungkan
jari telunjuk, jin berkata “Kuberi satu permintaan, monggo”. Perkataan jin tersebut ditujukan kepada sang warga yang terlihat dari bagian belakang.
Level Realitas
Setting : Setting dalam scene 4 ini menampilkan tokoh jin dan seorang pemuda di
halaman luar kantor. Komposisi visualnya adalah pemuda dan jin tersebut saling berhadapan.
Wardrobe
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pada scene 4 ini pemuda menggunakan kemeja berwarna abu-abu memberi kesan formal. Sedangkan jin menggunakan kemeja berwarna
kuning dengan motif batik bunga-bunga berwarna emas dan menggunakan blangkon di kepala yang memberi kesan tradisional, karena batik
merupakan pakaian tradisional adat Jawa, dan rokok Djarum 76 ini selalu identik dengan adat jawa dari tiap-tiap iklannya karena memang rokok
tersebut paling banyak terjual di wilayah Jawa.
Level Representasi
Sudut Pengambilan Gambar Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Medium Shot
MS yang biasa digunakan untuk objek dengan tampilan gambar yang jika objeknya adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga
sedikit ruang di atas kepala. Disini ekspresi Jin dapat terlihat dengan jelas dari kepala hingga dada, serta latar belakang yang menggambarkan
suasana outdoor. Pencahayaan
Pencahayaan pada scene ini mendapat cahaya dari sinar matahari dan sangat kuat kesan siang hari pada outdoor.
Level Ideologi
Level ideologi dalam scene ini yaitu disini jin menawarkan untuk memberikan satu permintaan untuk dikabulkan dengan mengacungkan jari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
telunjuk dan berbicara dengan logat jawa dan ekspresi yang ramah untuk
memperkuat nuansa adat Jawa yang disertai pakaian jin.
Analisis
Analisis yang diperoleh dari scene 4 yakni munculnya jin dari sebuah poci dengan menggunakan pakaian adat tradisional Jawa. Disini jin menawarkan satu
permintaan untuk dikabulkan sambil mengacungkan jari telunjuknya dan berbicara dengan logat jawa serta ekspresi yang ramah. Sedangkan pemuda
tampak dari bagian belakang terdiam melihat jin tersebut. Setting iklan ini dilakukan pada halaman luar kantor dengan pencahayaan dari sinar matahari
untuk menguatkan suasana halaman di siang hari. Property yang digunakan sesuai dengan apa yang biasanya terdapat di halaman kantor yaitu pohon, rumput, dan
terlihat bangunan kantor yang tampak dari jauh. Pengambilan gambar pada scene ini menggunakan Medium Shot MS agar ekspresi jin serta latar belakang dengan
settingan halaman luar kantor di siang hari dapat terlihat dengan jelas dalam suatu frame.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.1.5 Tampilan Visual dalam Scene 5
Gambar 4.5 Tampilan visual dalam scene 5
Dalam scene 5 tampilan visual dilanjutkan dengan ditampilkannya tokoh warga dan jin. Komposisi visualnya sebuah kondisi dimana pemuda menjawab
dan meminta permintaan yang ditawarkan oleh jin dengan berkata “mau korupsi, pungli, sogokan hilang dari muka bumi”. Pada scene ini sang jin pun terlihat
memperhatikan dan mendengarkan permintaan sang pemuda dengan tangan dilipat di dada.
Level Realitas
Setting : Setting dalam scene 5 ini menampilkan tokoh pemuda dan jin . Komposisi
visualnya sebuah kondisi dimana pemuda memberikan permintaan kepada jin agar budaya korupsi hilang dari muka bumi dengan menunjukkan
ekspresi wajah yang kesal terhadap budaya dan tindak korupsi, sedangkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
jin disini mendengarkan permintaan pemuda sambil melipat tangan di dada. Pada scene ini, gambar visual dibuat seolah-olah pemuda
memberikan permintaan kepada jin dan jin memperhatikan perkataan dan permintaan pemuda.
Level Representasi
Sudut Pengambilan Gamber : Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Medium Shot
MS yang biasa digunakan untuk objek dengan tampilan gambar yang jika objeknya adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga
sedikit ruang di atas kepala. Disini ekspresi pemuda yang sedang meminta kepada jin dengan ekspresi wajah yang kesal terhadap budaya korupsi dan
ekspresi jin dapat terlihat dengan jelas dari kepala hingga pinggang, serta latar belakang yang menggambarkan suasana outdoor di halaman luar
kantor instansi pemerintah tersebut. Pencahayaan
Pencahayaan pada scene ini mendapat cahaya dari sinar matahari sehingga warga dan jin dapat terlihat dengan jelas. Dengan pencahayaan dari sinar
matahari langsung, sangat kuat kesan siang hari pada scene ini.
Level Ideologi
Level ideologi dalam scene ini yaitu disini pemuda sedang mengatakan permintaannya kepada jin agar pungli, korupsi dan sogokan dihilangkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dari muka bumi dengan ekspresi wajah yang kesal dan geram yang dapat terlihat dari wajahnya. Dan jin mendengarkan dengan ekspresi yang
memperhatikan pemuda sambil melipat tangannya di dada, untuk lebih menguatkan bahwa jin sangat memperhatikan dan mendengarkan
permintaan yang dikatakan oleh pemuda.
Analisis
Analisis yang diperoleh dari scene 5 yakni scene ini menampilkan dua tokoh pemuda dan jin. Dimana pemuda sedang memberikan permintaan kepada
jin agar budaya dan tindak korupsi dihilangkan dari muka bumi dengan wajah kesal dan geram terhadap budaya korupsi. Sedangkan jin melihat ke arah pemuda
dengan ekspresi wajah mendengarkan dan memperhatikan pemuda sambil melipat tangannya di dada. Setting iklan ini dilakukan pada outdoor halaman luar kantor
Instansi Pemerintah dengan pencahayaan langsung dari sinar matahari untuk memperkuat kesan siang hari. Property yang digunakan adalah kantong plastik
berwarna merah berisi map berwarna kuning. Pengambilan gambar pada scene ini menggunakan Medium Shot MS agar ekspresi tokoh pemuda yang sedang
kecewa dan kesal terhadap budaya korupsi itu terlihat jelas dalam suatu frame.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.1.7 Tampilan Visual dalam Scene 6
Gambar 4.6 Tampilan visual dalam scene 6
Dalam scene 6 ini tampilan visual dilanjutkan dengan memperlihatkan jin berkata “bisa diatur” sedang mengelus dada yang tampak dari depan lalu
menambahkan perkataan “wani piro?” sambil memberikan kode menagih uang menggunakan tangannya ke arah pemuda dan sang pemuda yang ditampilkan dari
bagian belakang dan melihat ke arah ekspresi wajah jin.
Level Realitas
Setting : Setting dalam scene 6 ini menampilkan tokoh pemuda dan jin. Komposisi
visualnya sebuah kondisi dimana jin tampak wajahnya dari depan sedang mengelus dada yang dapat menandakan keprihatinan kepada budaya
korupsi yang terjadi di kalangan manusia, sedangkan pemuda tampak dari belakang sedang melihat dan memperhatikan ke arah wajah sang jin. Pada
scene ini, gambar visual dibuat seolah-olah mereka sedang berbincang- bincang di outdoor halaman luar kantor.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Level Representasi
Sudut Pengambilan Gambar Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Close Up yang
biasa digunakan untuk menampilkan ekspresi wajah dalam detail sehingga memenuhi layar, dan mengaburkan objek dengan konteksnya. Sehingga
dapat diperjelas ekspresi jin yang sedang prihatin dan mengelus dada terhadap budaya korupsi yang terjadi pada umat manusia.
Level Ideologi
Level ideologi dalam scene ini yaitu menampilkan dua tokoh pemuda dan jin. Disini jin diperlihatkan dari depan sedang mengelus dada yang
memberi kesan prihatin terhadap budaya korupsi. Sedangkan seorang pemuda yang tampak dari bagian belakang sedang melihat dan
memperhatikan ekspresi jin yang sedang menunjukkan ekspresi prihatin tersebut.
Analisis
Analisis yang diperoleh dari scene 6 yakni scene ini menampilkan dua tokoh yaitu pemuda dan jin. Dimana jin tampak dari depan sedang
mengelus dada menandakan keprihatinan terhadap budaya korupsi yang terjadi pada umat manusia, sedangkan si pemuda tampak dari belakang
sedang melihat dan memperhatikan ekspresi jin. Setting iklan ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dilakukan pada outdoor halaman luar kantor Instansi Pemerintah dengan pencahayaan langsung dari sinar matahari untuk memperkuat kesan siang
hari. Property yang digunakan adalah pohon-pohon dan atap bangunan kantor pada background. Pengambilan gambar pada scene ini
menggunakan Close Up agar ekspresi jin dapat terlihat dengan jelas dalam suatu frame.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.1.7 Tampilan Visual dalam Scene 7
Gambar 4.7 Tampilan visual dalam scene 7
Dalam scene 7 tampilan visual dilanjutkan oleh jin tersenyum dengan kesan mengejek sambil memberikan kode menagih uang dengan tangannya ke
arah pemuda untuk memperkuat kesan mengejek. Disini pemuda melihat ke arah wajah jin dengan ekspresi kesal, marah, dan sekaligus heran.
Level Realitas Setting :
Setting dalam scene 7 ini menampilkan tokoh pemuda dan jin. Komposisi visualnya sebuah kondisi dimana jin tersenyum dengan kesan sambil
memberikan kode menagih uang dengan tangannya yang menandakan melakukan tindak korupsi juga yaitu pungutan liar ke arah warga untuk
memperkuat kesan mengejek. Disini pemuda melihat ke arah wajah jin dengan ekspresi kesal, marah, dan sekaligus heran kenapa jin pun bisa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sampai ikut melakukan tindak korupsi yang meminta sogokan kepadanya. gambar visual dibuat seolah-olah mereka sedang berada di outdoor
halaman luar kantor.
Level Representasi
Sudut Pengambilan Gambar Pengambilan gambar dalam shot ini adalah menggunakan Medium Shot
MS yang biasa digunakan untuk objek dengan tampilan gambar yang jika objeknya adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga
sedikit ruang di atas kepala. Disini ekspresi warga dan jin dapat terlihat dengan jelas sedang melakukan tindak korupsi juga yaitu meminta
pungutan liar kepada seorang pemuda yang sedang kesal terhadap budaya korupsi. Mereka terlihat dari kepala hingga pinggang, serta latar belakang
yang menggambarkan suasana outdoor di halaman luar kantor instansi pemerintah tersebut.
Pencahayaan Pencahayaan pada scene ini mendapat cahaya dari sinar matahari sehingga
warga dan jin dapat terlihat dengan jelas. Dengan pencahayaan dari sinar matahari langsung, sangat kuat kesan siang hari pada scene ini.
Level Ideologi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Level ideologi dalam scene ini yaitu sebagai jin pun juga dapat meminta sogokan yang termasuk melakukan tindak korupsi dan dengan ekspresi
tersenyum sambil memberikan kode menagih uang dengan tangannya ke arah pemuda untuk memperkuat kesan mengejek. Disini pemuda melihat
ke arah jin dengan ekspresi terbelalak dan dapat memberi kesan kesal, marah, dan sekaligus heran karena sampai jin pun ikut melakukan tindak
korupsi.
Analisis
Analisis yang diperoleh dari scene 7 yakni pada scene ini tetap menampilkan dua tokoh yaitu pemuda dan jin. Disini jin pun menagih uang dan
melakukan tindak korupsi dengan tangannya ke arah warga untuk memperkuat kesan mengejek mengejek, dari hal ini dapat disimpulkan bahwa tindak korupsi
benar-benar telah membudaya di setiap lapisan masyarakat karena sampai jin pun tidak mau kalah dan ikut melakukan tindak korupsi yang meminta sogokan
kepada seorang pemuda. Disini pemuda melihat ke arah wajah jin dengan ekspresi kesal, marah, dan sekaligus heran kenapa sampai jin pun ikut melakukan tindak
korupsi. Setting iklan ini dilakukan pada outdoor halaman luar kantor Instansi Pemerintah dengan pencahayaan langsung dari sinar matahari untuk memperkuat
kesan siang hari. Pengambilan gambar pada scene ini menggunakan Medium Shot MS agar ekspresi tokoh warga dan jin serta latar belakan halaman kantor terlihat
dengan jelas dalam suatu frame.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.4 Narasi Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Wani Piro”