Pendekatan Semiotik Dalam Iklan Televisi

16 mendekati makna yang ingin kita komunikasikan. Akan tetapi, kata- kata inipun tidak secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksud. b. Makna sangat dinamis. Meskipun kata-kata relatif status namun makna selalu berubah, sesuai dengan perkembangan jaman dan cultural meaning. c. Makna membutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi mengacu pada dunia nyata, komunikasi dikatakan nyata bila mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal. d. Penyingkatan yang berlebihan akan mengubah makna. Misal : Public Relation menjadi Purel. e. Karena dinamis maka, makna tidak terbatas jumlahnya. f. Keluasan makna memiliki amplikasi negatif timbulnya perbedaan pemaknaan atas suatu tanda relative interpretative. g. Makna yang dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita peroleh dari suatu teks bersifat multi aspek dan sangat kompleks, hanya sebagian saja yang dapat dijelaskan.

2.1.5 Pendekatan Semiotik Dalam Iklan Televisi

Pendekatan makna memfokuskan pada bagaimana sebuah pesan atau teks berinteraksi dengan orang disekitarnya untuk dapat menghasilkan sebuah makna. Ini berhubungan dengan peranan teks dalam budaya kita dan seringkali menimbulkan kegagalan komunikasi karena pemahaman yang berbeda antara pengirim pesan dengan penerima pesan. Namun yang ingin dicapai adalah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 17 signifikasinya dan bukan pada kejelasan pesan yang disampaikan. Pendekatan yang berasal dari perspektif tentang teks iklan dan budaya ini dinamakan pendekatan semiotik. Teks dilihat sebagai sistem tanda yang terkodekan. John Fiske 1990 menekankan bahwa teks televisi bersifat ambigu, media tersebut bersifat polisemik penuh kode dan tanda Burton, 2000:47 Semiotik adalah teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda dan simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia. Tanda dapat diartikan sebagai perangkat yang dipakai dalam upaya mencari jalan di dunia ini, di tengah manusia dan bersama manusia. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas obyek-obyek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda ecco dalam Sobur, 2001. Semiotik ingin membongkar bahasa secara keseluruhan. Dalam kaitan dengan televisi pesan dibangun dengan tidak semata-mata, rangkaian gambar dalam iklan adalah gambar bergerak yang dapat menciptakan imaji dan sistem penandaan. Menurut Fiske pada bukunya Fiske, 1990:40 analisis semiotik pada film atau dapat dibagi menjadi beberapa level yaitu: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 18 1. Level Realitas Pada level ini realitas dapat dilihat dari kostum pemain, tata rias, lingkungan, gerak tubuh, ekspresi, suara, perilaku, ucapan, dan lainnya sebagai kode budaya yang ditangkap melalui kode-kode teknis. 2. Level Representasi Meliputi kerja kamera, pencahayaan, editting, suara dan casting. 3. Level Ideologi Meliputi Suatu kesatuan dan penerimaan sosial seperti kelas, patriarki, dan gender. Pada semiotik film iklan model linguistic menggeneralisasikan secara kasar bahwa dalil-dalil dalam film iklan sama dengan bahasa tulis seperti, frame sebagai kata, shot sebagai kalimat, scene sebagai paragraf, dan squence sebagai bab. Unit analisis sebuah film iklan adalah shot yang dibatasi oleh cut dan movement. Shot adalah hasil pengambilan gambar sejak kamera menyala on hingga padam off. Scene adalah kumpulan atau rangkaian beberapa shot hingga membentuk adegan tertentu Atmaja, 2007:49. Penerapan semiotik pada iklan televisi harus memperhatikan aspek medium televisi yang berfungsi sebagai tanda yaitu jenis pengambilan kamera shot dan kerja kamera. Dengan cara tersebut peneliti bisa memakai shot apa saja yang muncul dan bagaimana maknanya. Ada banyak istilah dalam pengambilan gambar, secara umum ada empah shot yakni : 1 Close Up, 2 Medium Shot, 3 Full Shot, 4 Long Shot. Sedangkan gerakan kamera terhadap objek seperti menggerakkan kamera secara horizontal, tilting, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 19 kamera bergerak dari atas ke bawah, dan tracking, kamera bergerak mendekati atau menjauhi gambar Atmaja, 2007:126-130 Selain shot dan camera work, suara juga penting untuk diperhatikan. Suara meliputi sound effect dan musik. Televisi sebgai media audio visual tidak hanya mengandung unsur visual tetapi juga suara, karena suara merupakan aspek kenyataan hidup. Suara keras, menghentak, lemah, memiliki makna yang berbeda- beda. Setiap suara mengekspresikan sesuatu yang unik. Ada tiga jenis shot gambar yang paling dasar yaitu meliputi: 1. Longshot LS yaitu shot gambar yang jika objeknya adalah manusia maka dapat diukur antara lutut kaki hingga sedikit ruang di atas kepala. Dari jenis shot ini dapat dikembangkan lagi yaitu extreme Long Shot LES, mulai dari sedikit ruang di bawah kaki hingga ruang tertentu di atas kepala. Long Shot ini menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton mengenai penampilan tokoh termasuk bahasa tubuh, mulai dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada adegan itu 2. Medium Shot MS, yaitu shot gambar yang jika objeknya adalah manusia, maka dapat diukur sebatas dada hingga sedikit ruang di atas kepala. Dari medium shot dapat dikembangkan lagi, yaitu Wide Medium Shot WMS, gambar medium shot tapi agak melebar ke samping kanan kiri. Pengambilan gambar medium Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 20 shot menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton tentang ekspresi dan karakter, secara lebih dekat dibandingkan long shot. 3. Close-Up CU, yaitu shot gambar yang jika objeknya adalah manusia, maka diukur dari bahu hingga sedikit ruang di atas kepala. Pengambilan gambar close-up menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton tentang penguatan ekspresi dan dialog penting untuk lebih diperhatikan penonton. Extreme Close-Up, menggambarkan secara details ekspresi pemain dari suatu peristiwa lebih detail pada ekspresi tubuh, seperti mata, bibir, tangan, dan sebagainya. Sedangkan untuk teknik perpindahan kamera antara lain : 1. Zoom, yaitu gerakan kamera yang secara pelan dan cepat, baik sesungguhnya maupun buatan, menuju suatu objek. Juga diterapkan ketika menjauhi objek Suryanto, 2005:155. Biasanya digunakan untuk memberi kejutan pada penonton, penekanan dialog dan atau tokoh, setting serta informasi tentang situasi dan kondisi. 2. Dollying trucking, yaitu pergerakan kamera pengambilan gambar dengan menggunakan kendaraan beroda yang mengakomodasikan kamera dan operator kamera. Kecepatan dollying ini mampu mempengaruhi perasaan penonton. 3. Follow shot, yaitu pengambilan gambar dengan kamera bergerak berputar untuk mengikuti pemeran dalam adegan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 21 4. Swish Pan, yaitu gerakan panning ketika kamera digerakkan secara cepat dari satu sisi ke sisi lain, menyebabkan gambar di film menjadi kabur untuk memunculkan kesan gerakan mata secara cepat dari satu sisi ke sisi lain Suryanto, 2000:174

2.1.6 Pengertian dan Arti Korupsi