37
3.3 Unit Analisis
Untuk menjawab pemaknaan budaya jawa dan korupsi dalam iklan produk rokok Djarum 76 versi “Wani Piro” di televisi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan tanda-tanda dalam komposisi pada iklan tersebut. Kemudian di interpretasikan dengan menggunakan pendekatan John Fiske.
Iklan Djarum 76 versi “Wani Piro” pada televisi dengan durasi 30 detik ini, secara keseluruhan dikemas berupa paradigma dan sintagma yang terdapat
pada level realitas, level representasi dan level ideologi. Paradigma adalah sekumpulan dari sign yang merupakan anggota dari kategori-kategori yang
didefinisikan tetapi tiap-tiap signs tersebut mempunyai makna yang berbeda-beda. Sedangkan sintagma adalah kombinasi dari signs yang berinteraksi sesuai dengan
yang kita inginkan yang membentuk sebuah makna secara keseluruhan dan biasanya disebut sebagai rantai chain. Chandler, 2002:www.aber.ac.uk
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berasal dari data primer, dan sekunder.
Yang pertama dengan pengumpulan Data Primer, yaitu penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati Iklan Djarum 76 versi “Wani Piro” yang tayang
di televisi secara langsung untuk selanjutnya dianalisis berdasarkan landasan teori dari John Fiske daninterpretasi dari penulis. Data dari hasil penelitian ini
digunakan untuk mengetahui pemaknaan dalam iklan Djarum 76 versi “Wani
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38
Piro” yang terdapat padatelevisi ke dalam sistem tanda komunikasi berupa adegan-adegan dan teks yang ada.
Kedua dengan menggunakan Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan berasal dari bahan-bahan referensi studi pustaka seperti buku-
buku, jurnal, artikel-artikel, internet yang berkaitan dengan objek kajian yang diteliti. Selanjutnya dari hasil pengamatan simbol-simbol yang terdapat pada
potongan visualisasi iklan dan data-data yang diperoleh, akan dianalisis berdasarkan studi semiotik menurut John Fiske.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data di dalam penelitian ini akan dilakukan berdasarkan sign atau sistem tanda yang tampak pada cerita iklan Djarum 76 versi “Wani Piro” di
televisi. Kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan kode-kode televisi John Fiske, analisis semiotik pada iklan film dibagi menjadi beberapa element
yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Untuk selanjutnya akan dianalisis di setiap level. Pada level realitas, dianalisis beberapa kode sosial yang
merupakan realitas berupa penampilan kostum, perilaku, ekspresi dan dialog. Pada level representasi yang akan diamati, meliputi kerja kamera,
pewarnaan, dan suara yang ditransmisikan sebagai kode-kode representasi yang bersifat konvensional. Namun dalam penelitian ini, peneliti tidak akan membahas
lebih lanjut pada teknik editing, dan music yang ada dalam level representasi, karena keduanya dianggap tidak memiliki korelasi langsung terhadap pemaknaan
iklan Djarum 76 versi “Wani Piro” di televisi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
Pada level ideologi yang akan diamati, meliputi hubungan sosial oleh kode-kode ideologi, seperti individualisme, patriarki,ras, kelas, materialisme,
kapitalisme, dll.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Djarum adalah salah satu perusahaan rokok di Indonesia. Perusahaan ini mengolah dan menghasilkan jenis rokok kretek dan cerutu. Ada tiga jenis
rokok yang kita kenal selama ini. Rokok Cerutu Terbuat dari daun tembakau dan dibungkus dengan kertas sigaret, rokok putih Terbuat dari daun tembakau dan
dibungukus dengan kertas sigaret, dan rokok kretek Terbuat dari tembakau ditambah daun cengkeh dan dibungkus dengan kertas sigaret.
Rokok Kretek adalah sebuah produk yang racikannya ditemukan oleh H. Djamhari kebangsaan Indonesia pada tahun 1880 di kota Kudus Kudus kota
kretek. Saat itu H. Djamhari adalah seorang perokok dan ia sering perasa sesak napas. Saat ia menderita sesak, ia menggunakan minyak cengkeh untuk mengobati
penyakitnya. Hingga suatu ketika ia mencoba meracik daun tembakau dan bunga cengkeh untuk rokoknya. Alhasil percobaannya tersebut membuahkan hasil dan
rokok tersebut disebut kretek karena letupan api yang membakar \cengkeh menghasilkan bunyi tek-tek-tek. Lintasan Sejarah dan Peranan Bagi
Pembangunan Bangsa dan Negara, oleh Ong Hok Ham Amen Budiman
Pada tahun 1905, rokok kretek diproduksi untuk dipasarakan. M. Nitisemito adalah orang yang membangun perusahaan itu dan dinamakan Bal
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.