Menjaga Kelestarian Hutan Pelestarian Hewan Langka

47 diciptakan Allah untuk kepentingan manusia. Manusia harus dapat menjaga kelestariannya.

1. Menjaga Kelestarian Hutan

Gambar 2.7. Menjaga Kelestarian hutan diambil dari https:hadrianusnoi.wordpress.comaboutcinta-lingkungan Salah satu manfaat hutan adalah untuk pencegah banjir dan tanah longsor, penghasil kayu untuk bahan bangunan juga tempat hidup berbagai jenis hewan. Hutan sangat berguna bagi kita, oleh karena itu harus dijaga jangan sampai rusak. Jika hutan rusak kita akan rugi. Untuk melestarikan hutan pemerintah melakukan cara cara, diantaranya adalah: a perlindungan terhadap hutan yang rusak, b mengadakan penanaman pohon kembali atau reboisasi, c melarang penebangan hutan sembarangan. Hutan sebagai paru-paru dunia artinya hutan sebagai tempat penghasil udara yang sejuk dan segar oksigen yang di hirup oleh manusia dan hewan di seluruh dunia. 48

2. Pelestarian Hewan Langka

Gambar 2.8 Pelestarian hewan langka diambil dari https:hadrianusnoi.wordpress.comaboutcinta-lingkungan Suaka marga satwa adalah tempat untuk melindungi hewan langka. Selain untuk melindungi hewan langka juga untuk melestarikannya karena adanya perburuan liar oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Hewan langka yang harus dilindungi diantaranya adalah gajah, harimau, rusa, badak dan orang utan. Hewan-hewan tersebut itu adalah binatang langka dan dilindungi. Para pecinta hewan melakukan penangkaran hewan langka tujuannya untuk mengembangbiakkan hewan langka tersebut. Setelah besar dilepaskan kembali di lingkungannya. Di Indonesia banyak taman marga satwa untuk melestarikan sekaligus sebagai tempat wisata. 49

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti berpegangan pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dengan maksud untuk memperkuat argument peneliti dalam penelitian ini.

2.2.1 Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Huminata,

E.W.S pada tahun 2013 yang berjudul Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta Mengenai Keberhasilannya dalam Melaksanakan Tugas Perkembangan dan Implikasinya Terhadap Topik-topik Bimbingan Klasikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32 siswa 14 berpendapat bahwa sangat berhasil dalam melaksankan tugas perkembangannya, 129 siswa 56 berpendapat bahwa berhasil dalam melaksankan tugas perkembangannya, 63 siswa 28 berpendapat bahwa cukup berhasil dalam melaksanakan tugas perkemangannya, 6 siswa 3 berpendapat bahwa kurang berhasil dalam melaksanakan tugas perkembangannya, dan 1 siswa 0,4 berpendapat bahwa tidak berhasil dalam melaksanakan tugas perkembangannya.

2.2.2 Penelitian yang ketiga oleh Setyawan.S, pada tahun 2016 yang berjudul

Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Sesuai Kompetensi Inti-2 Dan Nilai Afektif di SMP N 2 Pakem Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru berperilaku sesuai dengan kompetensi inti-2 sebagai 1 rata-rata frekuensi aspek jujur untuk jawaban “jujur” 46,”sering” 27, “kadang-kadang” 20 dan “tidak pernah”7, 2 rata frekuensi aspek disiplin untuk jawaban “selalu” 53,”sering” 28, “kadang-kadang” 17 dan “tidak pernah” 1, 3 rata- rata frekuensi aspek tangung jawab untuk jawaban “selalu” 50, “sering”