Hubungan persepsi dan sikap siswa kelas II pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Demangan.

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD NEGERI DEMANGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Nike Nurjanah

NIM : 131134145

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(2)

(3)

(4)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk semua orang yang telah mendukung dan mendoakan saya:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang senangtiasa memberikan anugrah dan kekuatan untuk saya.

2. Kedua orang tua saya yang selalu mendampingi saya setiap saat, memberikan doa dan semangat untuk saya menyesaikan skripsi ini.

3. Almarhumah adik saya Nur Yuni Kartika sewaktu masih hidup selalu memberikan saya semangat, kekuatan dan dukungan agar saya bisa melewati skripsi ini.

4. Semua keluarga besar yang mendukung saya.

5. Is Haryanto yang selalu mendukung dan memberikan semangat.

6. Safira Esta S. yang menemaniku dan mendengarkan keluh kesahku serta memberikan dukungan.

7. Albertin yang setia menemaniku setiap saat saat untuk mengerjakan skripsi.

8. Teman kelompok payung yang selalu membantu saya dan saya repotkan, Dita, , Tria, Dhanis, Tyas, Lina, Vika, Yussi , Mira,Dessy.


(5)

MOTTO

Man Jadda Wa Jada

Barang siapa yang bersunggguh-sungguh, maka pasti akan berhasil.

Bekerjalah Sepenuh Hati

Melakukan suatu pekerjaan dengan ikhlas dan bergembira.


(6)

(7)

(8)

ABSTRAK

Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn Di SD Negeri Demangan

Nike Nurjanah Universitas Sanata Dharma

2016

Kegiatan belajar mengajar PKn yang diobservasi oleh peneliti menunjukan bahwa siswa terlihat persepsi siswa dengan nilai cukup dilihat dari hasil observasi yaitu sebesar 35% dan sikap siswa sebesar 24%. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Demangan tahun 2016 dengan materi cinta lingkungan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan bentuk jenis penelitian yang digunakan adalah Survei. Populasi dari penelitan adalah siswa kelas II dan sampel penelitan pada siswa kelas II B yaitu berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 13 perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, observasi dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini adalah analisis korelasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa ada hubungan positif antara persepsi dan sikap siswa kelas II pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Demangan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kedua variabel memiliki hubungan sedang dengan koefisien korelasi sebesar 0,592 dan signifikasi 0,000.


(9)

ABSTRACT

The Correlation Between 2nd Grade Students’ Perception and Attitude on Civic Education at SD Negeri Demangan

Nike Nurjanah Sanata Dharma University

2017

Teached and learned activities PKn who observed by the research showed that student look perception that could be seen from the result of the questionnaire which was 35%, and enough students’ attitude which was 24%. The aim of this research was to determine the relationship between students’ perception and students’ attitude on civic education especially on love the environment material at SD Negeri Demangan academic year of 2016.

This research used quantitative research and the type of the research was survey. The population of the research were 2nd grade students and the sample of the research were 26 students of 2nd grade B class which contained of 13 male students and 13 female students. Data collection technique that used was questionnaire, observation and documentation. Data analysis was a correlation analysis.

The result of the research showed that ther was positive correlation between perception and attitude of students of 2nd grade students on Civic Education at SD Negeri Demangan. Based on the result of the research, both variables had moderate correlation with correlation coefficient was 0,592 and signification which was 0,000.


(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan kemurahannya sehingga skripsi yang berjudul “ HUBUNGAN DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA MATA PELAJARAN PKn di SD NEGERI DEMANGAN”. Penulis menyadari tanpa ada bantuan dari berbagai pihak pada skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Kritik dan saran sangat beguna bagi penulis demi menyempurnakan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S. S.,M.Pd. selaku Wakil Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. P. Wahana, M.Hum. Dosen Pembimbing I satu yang dengan penuh ikhlas, sabar, dalam membimbing dan memberi petunjuk serta arahan bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. Dosen Pebimbing II yang telah membantu, memberikan saran, arahan dan selalu memberi semangat dalam proses penyusunan skripsi ini.


(11)

(12)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ... I

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Masalah ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Definisi Operasional ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Persepsi ... 9

2.1.2 Sikap ... 12

2.1.3 Model Pembelajaran PPR ... 15

2.1.4 Pembelajaran PKn ... 22

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan ... 26

2.3 Kerangka Berfikir ... 29

2.4 Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Setting Penelitian ... 31

3.2.1 Tempat Penelitian ... 31

3.2.2 Subjek Penelitian ... 32

3.2.3 Objek Penelitian ... 32

3.2.4 Waktu Penelitian ... 32

3.3 Populasi dan Sampel ... 32

3.3.1 Populasi ... 32

3.3.2 Sampel ... 33

3.4 Variabel Penelitian ... 33

3.4.1 Variabel Independent (Variabel Bebas) ... 33

3.4.2 Variabel Dependent (Variabel Terikat) ... 33

3.4.3 Variabel Moderator ... 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.5.1 Kuesioner ... 34


(13)

3.5.3 Dokumentasi ... 35

3.6 Instrumen Penelitian ... 36

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ... 43

3.7.1 Validitas ... 43

3.7.2 Reliabilitas ... 49

3.8 Teknik Analisis Data ... 51

3.8.1 Uji Asumsi ... 52

3.8.2 Uji Hipotesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Hasil Penelitian ... 56

4.1.1 Hasil Uji Asumsi ... 57

4.1.1.1 Uji Normalitas Data ... 57

4.1.1.2 Uji Homogenitas ... 58

4.1.1.3 Uji Linearitas ... 59

4.1.2 Hasil Uji Statistik ... 60

4.1.2.1 Uji Hipotesis Korelatif ... 60

4.2 Pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 64

5.3 Saran ... 65

Daftar Pustaka ... 66


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.2 Bagan Literature Map ... 28 Gambar 3.4 Bagan Variabel Penelitian ... 34 Gambar 4.1 Grafik Scaatterplot ... 60


(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 32

Tabel 3.4 Kisi-kisi Indikator Persepsi dan Sikap ... 37

Tabel 3.5 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Persepsi ... 39

Tabel 3.6 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Sikap ... 41

Tabel 3.7 Penyebaran Item Uji Coba Kuesioner Persepsi Siswa ... 42 Tabel 3.8 Penyebaran Uji Coba Kuesioner Sikap Siswa ... 43

Tabel 3.9 Expert Judgment... 44

Tabel 3.10 Rentang skor ... 45

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Persepsi ... 46

Tabel 3.12 Sebaran Item Persepsi ... 47

Tabel 3.13 Hasil Uji Validitas Sikap ... 48

Tabel 3.14 Sebaran Item Sikap ... 49

Tabel 3.15 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 50

Tabel 3.16 Reliabilitas Persepsi Siswa ... 51

Tabel 3.17 Reliabilitas Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn ... 51 Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas Persepsi Dan Sikap Siswa ... 57 Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitasn Persepsi Dan Sikap Siswa ... 58 Tabel 4.5 Hasil Uji Linearitas ... 59

Tabel 4.6 Hasil Uji korelasi ... 61


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 69

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitan.. 70

Lampiran 3 SILABUS ... 71

Lampiran 4 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ... 83

Lampiran 5 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ... 119

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas ... 121

Lampiran 7 Hasil Uji Homogenitas ... 122

Lampiran 8 Hasil Uji Linearitas ... 124

Lampiran 9 Hasil Uji Korelasi ... 126

Lampiran 10 Lembar Observasi ... 127

Lampiran 11 Expert Judgment... 128

Lampiran 12 Lembar Kuesioner Siswa ... 129

Lampiran 13 Foto Proses Pembelajaran ... 142


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, definisi operasional, dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang wajib diperoleh oleh setiap individu. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan berguna untuk bekal dalam mengembangkan kreativitas yang inovatif didukung dengan sumber daya manusia. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki sikap spiritual keagamaan, pengendalian diri, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Melalui pendidikan yang diperoleh, individu dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri. Pendidikan individu tidak hanya diperoleh dibangku sekolah namun juga diperoleh dari keluarga,lingkungan, dan pergaulan.

Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan nilai yang akan membantu siswa dalam mengembangkan kesadaran yang termuat dalam hal yang menjadi objek pembahasannya. Tujuannya agar individu menjadi masyarakat dan warga negara yang baik. Pendidikan Kewarganegaraan dapat


(18)

luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari peserta didik sebagai individu dalam berbangsa dan bernegara (Depdiknas,2006). Pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru memberikan pengalaman bagi siswa yang dapat dirasakan secara langsung. Pengalaman ini memberikan maksud agar siswa menemukan sendiri nilai apa saya yang mereka pelajari. Kemudian guru memberikan refleksi atas pengalaman yang telah mereka peroleh supaya dapat memahami nilai yang sudah dipelajari. Pemahaman akan nilai tersebut, selanjutnya menjadi rumusan bagi tindakan siswa selanjutnya dalam aksi, setelah aksi guru dapat melakukan evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan siswa selama proses pembelajaran.

Persepsi merupakan suatu proses penggunaan pengetahuan yang dimiliki untuk memperoleh pengetahuan yang baru dengan menggunakan alat indera seperti mata,telinga, dan hidung. Persepsi juga dapat diartikan sebagai pendapat. Setiap siswa mempunyai persepsi masing-masing dalam pembelajaran. Menurut Walgito (2004), persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsangan yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu. Sikap yang ada pada diri individu akan terlihat ketika berperilaku. Positif atau negatif merupakan reaksi dari sikap diri individu. Pernyataan tersebut didukung oleh Walgito (1978) yang menyatakan bahwa dengan mengetahui sikap seseorang dapat menduga bagaimana respons atau perilaku yang akan diambil oleh orang yang bersangkutan, terhadap suatu masalah atau keadaan yang


(19)

dihadapkan kepadanya. Sikap dapat masuk dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Aspek kehidupan tersebut yaitu sikap bersosial dan sikap kewarganegaraan. Dalam bidang kewarganegaraan sikap seseorang dapat mempengaruhi nilai-nilai dan norma pancasila.

Pada tanggal 29 Agusutus 2016 di SD Negeri Demangan, pembelajaran di kelas II B masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Ketika pembelajaran PKn berlangsung, siswa cenderung bosan dan ketika guru bertanya siswa menjawab tidak sesuai dengan materi yang ada di buku. Sikap siswa yang mudah bosan membuat suasana kelas menjadi tidak kondusif sebab para siswa akan melakukan hal-hal yang mereka senangi supaya tidak bosan misalkan ramai dengan teman sebangku atau menggambar. Hal ini membuat proses pembelajaran terganggu sehingga pembelajaran PKn di kelas tidak maksimal. Pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan oleh guru juga kurang. Dalam kelas ini, jumlah siswa sebanding antara laki-laki dan perempuan yaitu masing-masing berjumlah 13 siswa. Ketika memasuki kelas ini, tidak terdapat media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran. Hanya ada LKS yang dibeli masing-masing siswa dan ada buku paket yang dipinjamkan oleh sekolah sehingga pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, serta tidak membuat siswa kreatif sebab keterbatasan sarana dan prasarana.

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan, permasalahan pada persepsi yang dialami adalah ketika guru menggunakan model pembelajaran konvensional dimana guru lebih sering ceramah. Ketika


(20)

dan mudah bosan ketika pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa 35% siswa yang persepsinya cukup. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya perilaku siswa yang sering bertanya ke teman mengenai materi pembelajaran sehingga dapat dikatakan bahwa siswa kurang dapat menyerap dan mengerti, sesuai dengan indikator persepsi menurut Hamka (2002). Begitu pula dengan sikap siswa, terdapat 24% siswa yang memiliki sikap rendah. Hal ini ditunjukan dengan adanya perilaku siswa yang tidak senang dengan mata pelajaran PKn, sehingga dapat dikatakan bahwa indikator sikap siswa sesuai pendapat Walgito (2010) tergolong rendah.

Menurut Trianto (2009), model pembelajaran merupakan pendekatan yang luas dan menyeluruh serta dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Salah satu contoh model pembelajaran adalah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yaitu salah satu pedagogi untuk membantu kebutuhan pendidikan yang utuh dan menyeluruh itu. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) diharapkan dapat membantu siswa, bukan hanya menjadi lebih cerdas dalam bidang pengetahuannya, tetapi berkembang menjadi pribadi yang peka pada kebaikan, dan peka pada kebutuhan orang lain (Suparno, 2009). Subagya (2008) menyebutkan tiga unsur utama dalam PPR adalah pengalaman, refleksi dan aksi. Unsur lainnya yang belum disebutkan adalah refleksi dan aksi dimana unsur-unsur tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya. Pembelajaran PPR adalah pembelajaran dengan intergrasi dimana memadukan beberapa pembelajaran


(21)

bidang studi dan menekankan pada pengembangan nilai. Pembelajaran bidang studi disesuaikan pada konteks siswa, sedangkan pada pengembangan nilai ditekankan pada suatu pengalaman, refleksi dan aksi. Semua proses pembelajaran harus diakhiri dengan evaluasi. Evaluasi yang diberikan oleh guru memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan yang telah dialami oleh siswa. Apabila semua langkah PPR dilakukan, hasil yang diharapkan adalah siswa mampu memiliki kepribadian yang bertanggung jawab, kompeten, dan berhati nurani yang peka terhadap lingkungan sekitar.

Pemahaman bagi siswa selama pembelajaran memberikan pengalaman untuk siswa baik terlibat langsung atau tidak. Pengalaman memberikan siswa hal yang dapat dipelajari dan diingat di kemudian hari berdasarkan apa yang telah mereka peroleh. Setelah siswa mendapatkan pengalaman, guru memberikan refleksi yang gunanya untuk mengetahui nilai-nilai dari pengalaman yang sudah didapatkan. Dari hasil pemaparan siswa, guru dapat meminta siswa menetukan aksi dan dilanjutkan dengan evaluasi yang mencakup kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Persepsi dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn perlu diperbaiki, sebab persepsi siswa terhadap mata pelajaran PKn memandang bahwa mata pelajaran Pkn monoton dan pembelajaran yang dilaksanankan hanya sekali dalam seminggu kurang memberikan siswa pemahaman yang luas. Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang ditunjukan adalah tidak senang karena banyak materi.

Dengan permasalahan tersebut, peneliti menggunakan model pembelajaran dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) untuk mengetahui


(22)

Peneliti menerapkan setiap tahap dalam model Paradigma Pedagodi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran Pkn yang diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran PKn.

Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan persepsi dan sikap siswa dengan judul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA MATA PELAJARAN PKn di SD NEGERI DEMANGAN”.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn?

1.3 Tujuan Masalah

Mengetahui adanya hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti tentang penggunaan model pembelajaran PPR dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas.

1.4.2 Bagi Siswa

Siswa dapat memperoleh pengalaman dalam mempelajari KD dan memberikan contoh kegiatan cinta lingkungan serta aksi nyata


(23)

yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari melalui Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

1.4.3 Bagi Guru

Guru dapat memberikan masukan kepada guru untuk menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektf (PPR) sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar siswa.

1.5.4 Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menambah bahan bacaan penelitian yang dijadikan sebagai inspirasi dalam mengajarkan mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Persepsi adalah aktivitas seseorang dalam memberikan penilaian, pendapat, dan menginterprestasikan dengan kesan-kesan sensoris menggunakan pengindraan (melihat, mendengar, dan berbicara). 1.5.2 Sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi terhadap situasi

dari seseorang.

1.5.3 Pendidikan Kewarganegaraan adalah kegiatan yang saling berkaitan dan mempengaruhi pengajar dan siswa dengan proses belajar PKn yang baik serta mudah untuk mempelajari materi selanjutnya.


(24)

1.5.4 Paradigma Pedagogi Reflektif adalah pola pikir seni mengajar dan belajar yang mempuunyai tujuan dan pendekatan untuk menumbuhkan jiwa kemanusiaan siswa dengan sebuah pengalaman yang di alami langsung oleh siswa dengan pembelajaran di kelas melalui refleksi dan aksi.


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam landasan teori, peneliti membahas tiga topik, ketiga topik tersebut mencakup kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berfikir. Pada kajian, peneliti membahas tentang deskripsi siswa terhadap mata pelajaran PKN dan sikap siswa terhadap cinta lingkungan, teori-teori lain yang berkaitan dengan persepsi guru terhadap kemampuan belajar siswa dalam mata pelajaran PKn dan sikap terhadap cinta lingkungan serta penelitian yang relevan tentang permasalahan orang lain yang sesuai dengan permasalahan. Kerangka berfikir pada landasan teori ini mengajak pembaca untuk memahami penelitian yang akan dilakukan, serta pernyataan penelitian yang akan dilakukan, serta pertanyaan penelitian membahas tentang yang bersangkutan dengan rumusan masalah yang akan diteliti oleh peneliti.

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Persepsi

2.1.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan proses saat seseorang mengatur dan menginterprestasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka (Kuswana, 2011). Persepsi merupakan suatu proses yang mendahului oleh pengindraan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya (Walgito, 1994). Persepsi merupakan serangkaian proses rumit yang


(26)

memulainya kita memperoleh dan mengintepretasikan informasi indrawi (Lig dan Catling, 2012).

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan lewat indranya yaitu indra penglihat, pendengar, peraba, perasa, pencium (Slameto, 2010). Persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan (Purwodarminto, 1990). Persepsi adalah kesan yang diperoleh individu melalui panca indra kemudian di analisa (di organisir) di interpretasi dan kemudian di evaluasi sehingga individu tersebut memperoleh makna (Robbins, 2003).

Berdasarkan uraian di atas, persepsi merupakan aktivitas seseorang dalam memberikan penilaian, pendapat, dan menginterprestasikan dengan kesan-kesan sensoris menggunakan pengindraan (melihat, mendengar, dan berbicara).

2.1.1.2 Faktor yang mempengaruhi dalam persepsi

Suharman (2005) menjelaskan ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu :

1. Objek yang dipersepsi

Suatu objek dapat menimbulkan suatu pemikiran. Pemikiran ini berasal dari indera. Objek yang dipersepsi pada penelitian ini adalah pembelajaran PKn.


(27)

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan asal sebuah pemikiran. 3. Perhatian

Sebagai sebuah sarana untuk melakukan reseptor. 2.1.1.3 Prinsip Dasar Persepsi

Prawiradilaga & Siregar (2008) menjelaskan prinsip dasar persepsi ada lima yaitu :

1. Persepsi Bersifat Relatif

Setiap individu mempunyai pemikiran yang berbeda beda ketika berpersepsi.

2. Persepsi bersifat sangat selektif

Setiap individu mempunyai persepsi tergantung pada minat dan manfaat yang yang ingin dicapai.

3. Persepsi dapat diatur

Persepsi dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi agar individu merasa lebih jelas.

4. Persepsi bersifat subjektif

Individu dapat memperoleh persepsi dari individu lain. Persepsi individu dapat berpengaruh kepada persepsi individu lain.

5. Persepsi seseorang atau kelompok bervariasi, walau mereka berbeda dalam keadaaan yang sama.


(28)

2.1.1.4 Indikator Persepsi

Hamka (2002) menjelaskan indikator persepsi ada dua yaitu: a. Menyerap

Stimulus yang berada di luar individu diserap melalui indera, masuk ke dalam otak, mendapat tempat. Di dalam proses tersebut terjadi proses analisis, klasifikasi, dan organisasir dengan pengalaman individu yang telah dimiliki sebelumnya.

b. Mengerti

Tahapan ini terjadi dalam proses psikis. Hasil analisis berupa pengertian atau pemahaman. Pengertian atau pemahaman tersebut juga bersifat subjektif, berbeda-beda bagi setiap individu.

Berdasarkan indikator yang telah dipaparkan menurut Hamka (2002), peneliti menggunakan indikator persepsi yaitu menyerap dan mengerti. Indikator persepsi ini akan digunakan untuk menyusun kuesioner penelitian.

2.1.2 Sikap

2.1.2.1 Pengertian Sikap

Sikap (attitude) adalah istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang atau perasaan biasa-biasa saja (netral) dari sesesorang terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut bisa benda, kejadian, orang-orang atau kelompok (Sarwono, 2009). Soetarno (1989) mendefiniskan sikap sebagai pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu. Purwanto (2004) mengemukakan bahwa sikap adalah suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsangan atau situasi yang dihadapi.


(29)

Berdasarkan uraian di atas, sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi terhadap situasi dari seseorang.

2.1.2.2 Ciri-ciri Sikap

Walgito (2003) menjelaskan ciri sikap ada tiga yaitu : 1. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir.

Ciri itu berarti bahwa manusia pada waktunya dilahirkan belum membawa sikap-sikap tertentu terhadap sesuatu objek. Sikap tidak dibawa sejak lahir, berarti sikap terbentuk dalam perkembangan yang bersangkutan. Sikap manusia diperoleh dari lingkungan dimana dia tinggal dan bagaimana pergaulannya.

2. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap

Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubunganya dengan objek-objek tertentu. Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan objek tertentu akan menimbulkan sikap timbal balik antar individu.

3. Sikap dapat tertuju pada suatu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek-objek.

Individu dapat menirukan suatu sikap positif atau negatif untuk menunjukan kecenderungan menanggapi objek. Bila bersikap positif pada seseorang, orang lain cenderung bersikap positif juga. 4. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar.

Suatu sikap yang sudah terbentuk akan bisa bertahan lama atau sebentar tergantung individu.


(30)

5. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi

Ini berarti bahwa sikap terhadap sesuatu objek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan positif (yang menyenangkan) tetapi juga dapat bersifat negatif (tidak menyenangkan) terhadap objek.

2.1.2.3 Indikator Sikap

Azwar (2007) menjelaskan indikator sikap ada tiga yaitu : a. Komponen Kognitif

Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.

b. Komponen afektif

Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

c. Komponen perilaku

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.

Menurut Walgito (2010), sikap mengandung tiga indikator yang membentuk struktur sikap, yaitu kognitif (konseptual), afektif (emosional), konatif (perilaku atau action compoment) sebagai berikut:


(31)

a. Indikator kognitif merupakan komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersiapkan terhadap objek

b. Indikator afektif merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap

c. Indikator konatif merupakan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap

Berdasarkan indikator yang telah dipaparkan menurut ahli di atas, peneliti menggunakan indikator sikap menurut Walgito (2010) yang dapat membentuk struktur sikap dengan tiga indikator yaitu : kognitif, afektif, dan konatif. Ketiga indikator sikap ini akan digunakan untuk menyusun kuesioner penelitian. Di dalam instrumen terdapat penilaian positif (favorable) dan negatif (unfavorable), mulai dari kognitif, afektif, dan konatif tersebut masing-masing mempunyai penilaian positif dan negatif .

2.1.3 Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

2.1.3.1 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Tim Redaksi Kanisius (2008) menyatakan bahwa PPR merupakan pola pikir dalam menumbuh kembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani/kemanusiaan. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan pengalaman, kemudian difasilitasi dengan pertanyaan agar mampu


(32)

(mengembangkan kompetensi secara utuh), conscience (mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani),compassion (saling terlibat dengan bela rasa bagi sesama). Subagya (2010)

menyatakan bahwa PPR adalah salah satu pendekatan yang dilaksanakan pengajar untuk mendampingi siswanya dalam

pembentukan pribadi secara penuh dan mendalam menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) sebagai

seni mengajar dan cara belajar. PPR adalah suatu pendagogi bukan hanya sekedar metode pembelajaran. Suatu pedagogi berarti merupakan suatu pendekatan, misalkan cara guru mendampingi siswa sehingga siswa berkembang menjadi pribadi yang utuh (Subagya, 2015).

Berdasarkan uraian di atas, PPR adalah pola pikir seni mengajar dan belajar yang mempuunyai tujuan dan pendekatan untuk menumbuhkan jiwa kemanusiaan siswa dengan sebuah pengalaman yang di alami langsung oleh siswa dengan pembelajaran di kelas melalui refleksi dan aksi.

2.1.3.2 Dinamika PPR

Unsur utama dalam PPR ada tiga yaitu pengalaman, refleksi, dan aksi. Ketiga unsur utama itu dibantu oleh unsur sebelum pembelajaran yaitu melihat konteks, dan dibantu oleh setelah pembelajaran dengan evaluasi. Secara garis besar, PPR mempunyai dinamika sebagai berikut : (1) konteks, (2) pengalaman, (3) refleksi, (4) aksi, dan (5) evaluasi (Dominuco, 2000; Gallagher, Marianne & Musso, Peter, 2006; NN.1993, 2014; Subagya, 2012).


(33)

a. Konteks

Unsur utama dalam pembelajaran PPR adalah guru perlu mengerti konteks siswa, lingkungan, dan sekolah. Perbedaan konteks akan mempengaruhi pengalaman, model pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan yang akan dilakukan pada siswa. Konteks dalam pembelajaran merupakan tahap awal untuk membentuk siswa belajar di sekolah. Guru harus memperhatikan masing-masing kemampuan siswa sehingga dapat mengetahui materi yang akan disampikan sesuai dengan kemampuan siswa. Setiap siswa mempunyai kemampuan sendiri-sendiri dan berbeda-beda. Untuk itu, penyampaian materi pembelajaran dimulai dari yang mudah kemudian bertahan ke tingkat agak sulit kemudian ke tingkat sulit. Dengan demikian, siswa memahami pembelajaran secara bertahap.

Proses belajar mengajar diiringgi dengan ekonomi, sosial, pilitik budaya dan media (Subagya, 2015). Keberadaan ekonomi keluarga berpengaruh pula pada keberhasilan studi siswa. Suasana keluarga yang miskin dapat mempengaruhi siswa. Hal ini dapat menyebabkan siswa malu atau dikucilkan karena belum bisa membeli alat-alat sekolah. Siswa bisa saja ke sekolah berjalan kaki karena keadaan ekonomi yang mengharuskan untuk seperti ini.

b. Pengalaman


(34)

dialami, dihidupi, yang dapat menyentuh pikiran, hati, kehendak, dan perasaan. Pengalaman sangat penting dalam proses PPR. Tanpa pengalaman dalam pembelajaran maka siswa tidak dapat memahami bahan pembelajaran dan memetik inti pembelajaran dari bahan pembelajaran yang dipelajari. Ketika siswa belajar hanya diberikan materi saja tanpa mencoba atau memahami pembelajaran, maka tidak ada hasilnya dalam pembelajaran. Siswa tidak mendapatkan apa-apa dalam pembelajaran. Siswa di kelas hanya duduk diam mendapat materi namun tidak memahami materi pembelajaran apa yang dibahas.

Tugas guru menyediakan pengalaman itu untuk siswa, sehingga siswa mengalami sendiri proses mendapatkan makna dari pembelajaran. Misalkan pembelajaran PKn materi cinta lingkungan, guru memberikan suatu contoh gambar kemudian mengajarkan kepada siswa untuk mencintai lingkungan dengan cara menjaga kebersihan, merawat tanaman, dan menghiasi lingkungan agar terlihat indah serta lebih hidup dengan mengecat, membuat gambar-gambar yang mendukung cinta lingkungan. Dari pengalaman ini, siswa dapat memahami arti dari cinta lingkungan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga mendapat pengalaman sekaligus belajar untuk cinta lingkungan. Pengalaman itulah yang menjadi makna bagi siswa karena terlibat dalam proses pembelajaran materi mencintai lingkungan. Ketika siswa terlibat dalam proses menbersihakan, merawat, tanaman, dan menghiasi


(35)

lingkungan agar terlihat indah dan lebih hidup merupakan pengalaman langsung yang dapat dirasakan siswa karena siswa terlibat langsung dalam hal ini. Lalu pengalaman yang tidak langsung siswa melihat gambar, video, dan berimajinasi. Karena waktu yang terbatas, guru biasanya memberikan pengalaman tidak langsung kepada siswa.

c. Refleksi

Langkah sangat penting dalam dinamika PPR adalah refleksi. Dalam tahap ini , siswa dibantu untuk menggali pengalaman mereka sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, dan mengambil makna bagi

kehidupan pribadi, hidup bersama, dan hidup bermasyarakat (Subagya, 2015). Cara berefleksi ada lima yaitu (1) mengambil

makna, (2) pertimbangan mendalam bahan, ide, (3) pengalaman, tujuan, reaksi batin, (4) mendayakan ingatan, kehendak, dan hati, (5) catatan tentang refleksi siswa.

d. Aksi

Langkah selanjutnya dalam PPR adalah aksi. Aksi adalah tindakan entah masih batin atau sudah tindakan psikomotorik, yang dilakukan siswa setelah berefleksi pengalaman belajar (Subagya, 2015). Secara nyata, aksi dapat berupa dua hal yaitu : sikap diri yang berubah lebih baik dan tindakan nyata keluar yang dapat dilihat dan dirasakan orang lain. Kegiatan aksi diharapkan dapat melatih siwa terlibat alam kehidupan bersama orang lain sehingga


(36)

mendapatkan pengalaman dan merefleksikan dapat dalam dirinya sendiri.

e. Evaluasi

Evaluasi dimaksudkan untuk melihat secara keseluruhan proses dalam PPR terjadi dan berkembang. Semua proses PPR, terutama proses pengalaman, refleksi, dan aksi perlu dievaluasi. Penilaian menyeluruh ini kiranya tidak perlu dilakukan sesering menguji kemampuan studi, tetapi perlu direncanakan (Subagya, 2010).

2.1.3.2 Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Tim Kanisius (2010) membagi tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) menjadi dua bagian yaitu bagi para pendidik dan bagi siswa. Tujuan PPR bagi pendidik (1) guru semakin bisa memahami peserta didik; (2) guru semakin bersedia mendampingi perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran: (3) guru semakin lebih baik dalam menyajikan materi ajarnya; (4) guru semakin memperhatikan kaitan antara perkembangan intelektual dan moral; (5) mengadaptasi materi dan metode ajar demi tujuan pendidikan; (6) mengembangkan daya reflektif terkait dengan pengalaman sebagai pendidik,pengajar, dan pendamping.

Tujuan PPR bagi siswa (1) membantu peserta didik untuk menjadi manusia bagi sesama; (2) menjadi manusia yang utuh; (3) menjadi manusia yang secara intelektual berkompeten, terbuka untuk perkembangan, dan keagamaan; (4) menjadi manusia yang sanggup mencintai dan dicintai; (5) menjadi manusia yang berkomitmen untuk menegakkan keadilan dan pelayanan pada orang lain.


(37)

Dalam tujuan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dibagi menjadi dua bagian yaitu bagi para pendidik dan bagi siswa. Bagi pendidik diharapkan guru semakin dapat memahami dan mendampingi perkembangan peserta didik selama proses belajar mengajar. Bagi siswa diharapkan menjadi manusia secara intelektual berkompeten, terbuka untuk perkembangan, dan agama dengan demikian model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) memberikan inovasi baru supaya siswa lebih tertarik dan aktif ketika belajar mengajar. Peneliti dapat mengaitkan tujuan peneliti untuk menggunakan model pembelajaran PPR serta membantu guru untuk menggunakan model yang inovatif tidak hanya menggunakan model yang konvesional agar siswa tidak mudah bosan dan asik sendiri ketika pembelajaran yang inovatif seperti Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dapat mengajar siswa untuk lebih aktif, dan belajar mandiri.

2.1.3.4 Kelebihan dan kekurangan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Tim PPR Kanisius (2010) menjelaskan kelebihan dan kekurangan dalam PPR. Kelebihan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah sebagai berikut:

(1) Pemerataan perhatian oleh pendidik kepada setiap pribadi siswa; (2) Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dapat diterapan disemua

kurikulum. PPR tidak menuntut tambahan apapun dalam rancangan kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah, selain pendekatan dan cara mengajar;


(38)

(4) Setiap siswa mampu memecahkan permaslahan yang dihadapi serta dapat menemukan solusi atas bimbingan dari pendidik;

(5) Memperbaiki kelemahan peserta didik dengan tegas tetapi penuh cinta kasih;

(6) Menumbuhkan sekaligus menerapkan semangat berbagai dalam proses pembelajaran;

(7) Mencangkup semua aspek yang mendukung proses pembelajaran. Selain kelebihan, Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) juga memiliki kekurangan dalam penerapannya. Kekurangan PPR yaitu sebagai berikut:

(1) Hambatan pada jumlah siswa yang banyak dikarenakan pendidik kurang dapat memberikan perhatian secara menyeluruh pada setiap siswa. Guru dituntut untuk lebih bersabar dan tidak memilih siswa dalam memberian pehatiannya di dalam kelas.

(2) Tidak mudah menjalankan tugas sebagai pendidik sesuai dengan tujuan PPR yaitu pendidik merupakan panggilan hidup.

2.1.4 Pembelajaran PKn

PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuksan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, yang berkarakteryang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Kegiatan mengajar merupakan kegiatan untuk menyampaikan materi pembelajaran/ pengalaman belajar


(39)

kepada siswa agar siswa mampu memahami materi yang disampaikan. Kegiatan mengajar melibatkan pengajar dan siswa. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya mengingat tapi juga mengalami. Bukti bahwa sesorang telah melakukan kegiatan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku (Hamalik, 2003). Chamim (2004), Pendidikan Kewarganegaraan bagi bangsa Indonesia bearti pendidikan pengetahuan, sikap mental, nilai-nilai dan perilaku yang menjujung tinggi demokrasi sehingga terwujud masyarakat yang demokratis dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, serta demokratis.

Proses pembelajaran PKn yang dilakukan di SD menggunakan buku pembelajaran dan LKS. Guru melakukan kegiatan orientasi dan motivasi ketika akan memulai pembelajaran agar siswa bersemangat dalam pembelajaran. Kemudian guru melanjutkan dengan inti pembelajaran untuk menggali pemahaman siswa sekaligus memberikan pengalaman bagi siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Setelah siswa mendapatkan pengalaman kegiatan berikutnya adalah refleksi untuk mengetahui kesan dan pesan selama pembelajaran. Setelah berefleksi, kegiatan belajar dilanjutkan dengan kegiatan aksi untuk menunjukan pengalaman yang telah diperoleh siswa selama proses pembelajran.


(40)

proses belajar PKN yang baik serta mudah untuk mempelajari materi selanjutnya.

2.1.4.1 Tinjauan Materi : lingkungan alam dan cara pemeliharaannya.

Dalam penelitian ini, materi yang akan dipelajari adalah lingkungan alam dan cara memeliharanya. Materi ini merupakan salah satu materi dari Standar Kompetensi 2. Menampilkan sikap cinta lingkungan dan Kompetensi Dasar 2.1 Mengenal Pemtingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan dunia hewan yang dipelajari kelas II di SD Negeri Demangan semester ganjil. Materi lingkungan alam dan cara memeliharanya sebagai berikut :

a. Pengertian lingkungan alam

Lingkungan alam adalah lingkungan yang telah ada dan merupakan ciptaan Tuhan tanpa adanya campur tangan ulah manusia atau terbentuk sudah ada secara alami. Tumbuhan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Udara yang segar membuat manusia dapat bernafas dengan lega. Oleh sebab itu , manusia perlu menanam pohon pelindung sangatlah penting. Tanaman dalam pot besar dapat diletakkan di atas tanah yang tidak memerlukan tempat luas dan tanaman dalam pot-pot kecil dapat digantung pada tempat tertentu. Semua itu adalah usaha untuk membuat lingkungan tempat tinggal menjadi sejuk dan nyaman. Caranya antara lain: disiram air, diberikan pupuk, dan dibersihkan secara berkala. Ada berbagai jenis tanaman yang dapat dibudidayakan berikut ini : a) Pohon-pohon besar seperti; jati, mahoni, mangga, rambutan dan


(41)

b) Tanaman sayur-sayuran seperti; bayam, kol, kobis, sawi, wortel, kangkung, dan brokoli serta tanaman bunga : mawar, melati, kenanga, anggrek, kamboja, dan sepatu.

Dunia tumbuhan sering disebut flora. Contohnya adalah hutan. Keuntungan dengan adanya hutan antara lain: a) Sebagai paru-paru dunia artinya dunia ini akan terasa segar dengan adanya hutan, b) menahan banjir dan tanah longsor, dan c) agar tempat hidupnya berbagai jenis hewan. Hewan besar maupun kecil hidup liar di hutan. Beberapa nama hewan yang hidup di hutan misalnya: harimau, banteng, rusa, jerapah, zebra. Di samping itu, ada juga hewan-hewan yang melata atau merayap, seperti : ular, komodo dan biawak. Ada juga berbagai jenis burung seperti: rongkok, cendrawasih, elang, murai, dan lain-lain. Kehidupan hewan atau dunia hewan ini sering disebut sebagai fauna. Manusia wajib menjaga keseimbangan kehidupan , misalnya pembunuhan besar-besaran terhadap suatu jenis hewan , dapat menyebabkan hewan tersebut langka atau punah. Manusia boleh memanfaatkan keberadaan hewan untuk berbagai keperluan, misalnya: harimau, jerapah, zebra, dan banteng, dapat dipelihara di kebun binatang dan mendatangkan uang.

Berdasarkan uraian di atas, lingkungan alam adalah lingkungan yang telah ada dan merupakan ciptaan Tuhan tanpa adanya campur tangan ulah manusia atau terbentuk sudah ada secara alami. Dalam lingkungan alam, ada dunia hewan dan dunia tumbuhan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan dijaga untuk keseimbangan kehidupan. Sikap manusia dalam


(42)

menjaga lingkungan sangat berpengaruh terhadap kelestarian dunia hewan dan tumbuhan.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini mengenai implementasi PPR dalam mata pelajaran PKn materi lingkungan alam dan cara pemeliharaanya di kelas II SD. Model pembelajaran ini jarang digunakan di sekolah negeri sehingga sumber penelitian yag relevan yang diperoleh masih sedikit dan terbatas. Berikut penelitian yang relevan yang sesuai dengan implementasi PPR yang dilakukan di SD.

Irsanti (2011) melakukan penelitian mengenai PPR yang dilakukan di SD: dengan judul Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Dalam Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Competece, Conscience, danCompassion (3C) Peserta Didik Kelas III A SD Kanisius Demangan Baru 1 Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian ini menunjukan adanya peningkatan competence, concience,dan compassion maata pelajaran matematika dan bahasa Indonesia pada peserta didik kelas IIIA.

Saputri (2014) melakukan penelitian mengenai PPR yang dilakukan di SD dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Dalam Mata Pelajaran PKn Terhadap Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi di SD Kanisius Sengkan. Penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran PPR secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi yang terkandung dalam mata pelajaran PKn dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi yang


(43)

terkandung dalam mata pelajaran Pkn melalui model pembelajaran PPR lebih besar dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Dewi (2016) melakukan penelitian mengenai PPR yang dilakukan di SD dengan judul Peningkatan Sikap Kedisiplinan Dalam Pembelajaran PKn Menggunakan Model Paradigma Pedagogi Reflektif Bagi Siswa Kelas II SD NEGERI KLEDOKAN. Penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran PPR secara signifikan mampu meningkatkan sikap kedisiplinan siswa dengan rata-rata 86.71% yang cukup tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan di atas, model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion (3C) mempengaruhi dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi, dan meningkatkan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKn. Peneliti mengembangkan sebuah penelitian baru yang berjudul “Hubungan Persepsi Dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn Di SD Negeri Demangan”.


(44)

Gambar 2.2 Bagan Literature Map Irsanti (2011) mempunyai

kesimpulan penerapan PPR dalam pembelajaran tematik pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia dapat

meningkatkan 3C (Competence,Conscience,

dan Compassion) pada peserta didik kelas III A.

Saputri (2014) mempunyai kesimpulan PPR berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi yang terkandung dalam mata pelajaran PKn dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi yang terkansung dalam mata pelajaran PKn memalui model pembelajaran PPR lebih besar dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Dewi (2016) mempunyai kesimpulan penggunaan model PPR dalam upaya peningkatan sikpa kedisiplinan yang mencakup aspek kognitif,afektif,dan konatif pada mata pelajaran PKn pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan tahun ajaran 2015/2016 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : guru menyampaikan materi pelajaran dengan media, guru menggali pengalaman siswa dan mengaitkan dengan materi, siswa merefleksikan pebelajaran, guru mengajak siswa melakukan aksi dan guru mengevaluasi hasil belajar siswa

Penelitian yang akan dilakukan :

Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn di SD Negeri Demangan


(45)

2.3 Kerangka Berfikir

PKn merupakan kegiatan yang saling berkaitan dan mempengaruhi pengajar dan siswa dengan proses belajar PKN yang baik serta mudah untuk mempelajari materi selanjutnya. Pembelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting bagi siswa untuk membekali mereka mengenai pengetahuan serta menjadikan siswa mampu berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi persoalan yang ada dalam hidup. Dengan menggunakan media pembelajaran, siswa akan lebih tertarik ketika mengikuti pembelajan.

Persepsi merupakan suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan) untuk mendektasi atau meperoleh dan mengiterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung Persepsi merupakan cara pandang seseorang. Sikap dapat masuk dalam berbagai aspek kehidupan dan sikap memegang peranan penting dalam mencapai suatu tujuan. Sikap berkaitan dengan objek yang dihadapi. Sikap seseorang terhadap objek tertentu akan tercermin dari perilaku yang muncul. Untuk mengetahui sikap seseorang, orang akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku yang timbul dari orang yang bersangkutan.

Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang akan diterapkan pada mata pelajaran PKn digunakan di SD Negeri Demangan. Penelitian ini berfokus pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang membahas mengenai lingkungan alam dan cara


(46)

langkah pembelajaran PPR dan tingkat kemampuan siswa, serta sarana dan prasarana yang mendukung. Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan alternatif untuk mendukung pembelajaran, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap cinta lingkungan dari siswa. Penerapan PPR mampu menumbuhkan sikap cinta lingkungan menyangkut tiga aspek dalam PPR yaitu competence, conscience, dan compassion (3C). Ketika menggunakan model pembelajaran PPR, siswa tidak hanya mendapat nilai baik secara akademis namun bagaimana pengalaman dan merefleksikan setiap proses belajar dalam diri siswa sehingga siswa dapat belajar dari setiap hal yang dilakukan. Model pembelajaran PPR berperan sebagai variabel moderator pada penelitian ini untuk membantu peneliti mengetahui hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn dalam Cinta Lingkungan siswa kelas II B SD Negeri Demangan.

2.4 Hipotesis

Terdapat hubungan persepsi dan sikap siswa kelas II pada mata pelajaran PKn.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada BAB III akan membahas jenis penelitian, setting penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis data. Bagian-bagian tersebut akan dibahas sebagai berikut :

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan bentuk desain survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 1989). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Demangan.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian ini berisikan tempat penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian yang akan dijabarkan di bawah ini :

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Demangan beralamatkan di Jalan Munggur No.3, Demangan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY. Penelitian dilakukan ketika Program Pengalaman Lingkungan (PPL) pada semester gansal tahun ajaran 2016/2017.


(48)

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II B SD Negeri Demangan dengan jumlah siswa 26 anak. Subjek penelitian terdiri dari 13 perempuan dan 13 laki-laki.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) di kelas II SD dengan materi cinta lingkungan. 3.2.4 Waktu Penelitian

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Agustus September Oktober November Desember 1 Menetukan jenis

penelitian

2 Membuat proposal penelitian

3 Melakukan kegiatan penelitian 4 Mengolah data 5 Revisi akhir

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2011), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang sudah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Demangan.


(49)

3.3.2 Sampel

Sugiyono (2016) menjelaskan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas II B SD Negeri Demangan. Sujarweni (2014) menjelaskan teknik sampel pada penelitian ini menggunakan nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah sampling purposif yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Bebas (Variabel Independent)

Menurut Sugiyono (2011), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi siswa.

3.4.2 Variabel Terkait (Variabel Dependent)

Sugiyono (2011) menjelaskan variabel terkait adalah variabel yang dipengaruhi dikarenakan adanya variabel bebas. Variabel terkait dalam penelitian ini adalah sikap siswa.

3.4.3 Variabel Moderator

Sugiyono (2011) menjelaskan variabel moderator adalah varibel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independent dengan dependent. Variabel moderator dalam


(50)

(PPR). Di bawah ini akan diperjelas dengan bagan variabel penelitian untuk melihat ketiga hubungan variabel di atas

Variabel Independen Variabel Dependen

Variabel Moderator

Gambar 3.3. Bagan Variabel Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuisioner yang dibagikan pada siswa. Kuisioner disusun berdasarkan skala tersebut digunakan untuk mengukur sikap,pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010).

3.5.1 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2005). Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang telah menyediakan jawaban, responden memilih jawaban sesuai keadaan diri responden.

Persepsi Siswa Sikap Siswa

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)


(51)

3.5.2 Observasi

Menurut Hadi (1986), observasi merupakan suatu yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Menurut Sugiyono (2016), observasi sebagai teknik pengumpulan data meempunyai ciri-ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam lain. Basuki (2006) menjelaskan observasi merupakan proses sederhana mengamat-amati dan merekam peristiwa atau situasi.

Dari ketiga penjabaran di atas, observasi merupakan suatu kegiatan sederhana yang merekam berbagai peristiwa yang tidak terbatas oleh waktu. Observasi yang dilakukan di kelas II B SD Negeri Demangan untuk melihat persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn serta proses belajar mengajar.

3.5.2 Dokumentasi

Sugiyono (2008) menjelaskan dokumetasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlaku, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya seseorang. Dalam penelitian ini, dokumentasi berupa gambar ketika proses belajar mengajar supaya menjadi bukti dan dapat dipercaya untuk mendukung informasi yang dibutuhkan.


(52)

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar lebih mudah untuk diolah (Sujarweni, 2014). Menurut Sugiyono (2010), instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner persepsi dan sikap siswa. Penelitian ini menggunakan standar kompetensi 2. Menampilkan sikap cinta lingkungan dan kompetensi dasar 2.1 Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan dunia hewan 2.2 Melaksanakan pemeliharaan lingkungan alam. Instrumen penelitian ini menggunakan teknik non tes berupa kuesioner persepsi dan sikap siswa. Kuesioner ini sudah divalidasi oleh dosen dan diujikan kepada siswa sehingga memenuhi syarat yang valid dan reliabel. Di bawah ini merupakan instrumen penelitian yang sudah diuji validitasnya dan digunakan untuk mengumpulkan data.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi dan indikator persepsi dan sikap siswa.


(53)

Tabel 3.4 Kisi-Kisi dan Indikator Persepsi dan Sikap

No Kisi-kisi Indikator Pembagian Indikator

Pernyataan

Farvorable Unfarvorabel

1 Persepsi Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap 1,2,3 8,9,10

Mengerti 4,5,6,7 11,12,13,14

2 Persepsi tentang

langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap 15, 16 20, 21

Mengerti 17, 18, 19 22, 23, 24

3 Persepsi tentang

interaksi dalam pembelajaran PKn

Menyerap 25, 26 30, 31, 32 Mengerti 27, 28, 29 33, 34, 38

4 Sikap Sikap sebelum

mengikuti pelajaran

Kognitif 1, 2 7, 8

Afektif 3, 4 9, 10

Konatif 5, 6 11, 12

5 Sikap saat mengikuti

pelajaran

Kognitif 13, 14 19, 20

Afektif 15, 16 21, 22

Konatif 17, 18 23, 24

6 Sikap setelah

mengikuti pelajaran

Kognitif 25, 26 31, 32

Afektif 27, 28 33, 34, 35 Konatif 29, 30 36, 37, 38

Keenam indikator di atas kemudian dirinci ke dalam beberapa pernyataan yang disusun peneliti bersama dengan peneliti lain yang melakukan penelitian payung yang dibimbing oleh dosen pembimbing. Indikator dalam kuesioner ini dijabarkan dalam 30 pernyataan. Terdapat empat jawaban yaitu “Sangat Sesuai (SS)”, “Sesuai (S)”, “Tidak Sesuai (TS)”, “Sangat Tidak Sesuai (STS)”. Berikut


(54)

Berikut ini skor untuk pernyataan favorabledan pernyataan unfavorable. 1) Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor:

a) Sangat Sesuai (SS) : skor 5

b) Sesuai (S) : skor 4

c) Tidak Mempunyai Pendapat : skor 3 d) Tidak Sesuai (TS) : skor 2 e) Sangat Tidak Sesuai : skor 1

2) Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor: a) Sangat Sesuai (SS) : skor 1

b) Sesuai (S) : skor 2

c) Tidak Mempunyai Pendapat : skor 3 d) Tidak Sesuai (TS) : skor 4 e) Sangat Tidak Sesuai : skor 5

Skor di atas masih menujukan skor asli dalam kuesioner. Kemudian skor dalam Skala Likert ini dimodifikasi. Peneliti membuat empat skor dalam tiap-tiap alternatif jawaban. Hal ini dilakukan karena untuk menghindari jawaban dari responden memilih jawaban yang tidak mempunyai pendapat. Tidak ada skor 3 karena sudah dimodifikasi dari Skala Likert. Berdasarkan group discussion, peneliti bersama dengan peneliti lain yang melakukan penelitian payung yang dibimbing oleh dosen pembimbing, peneliti menggunakan tiga indikator persepsi yaitu persepsi tentang materi, media dan sarana pembelajaran pada mata pelajaran PKn, persepsi tentang langkah-langkah pembelajaran mata pelajaran PKn, dan persepsi tentang interaksi dalam pembelajaran Pkn.

1) Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor: a) Sangat Sesuai (SS) : skor 5


(55)

d) Sangat Tidak Sesuai : skor 1

2) Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor: a) Sangat Sesuai (SS) : skor 1

b) Sesuai (S) : skor 2

c) Tidak Sesuai (TS) : skor 4 d) Sangat Tidak Sesuai : skor 5

Tabel 3.5 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Persepsi

1. Persepsi mengenai materi, media, dan sarana prasarana dlam pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Menyerap

Saya menerima penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

Saya mengabaikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

2 Setelah mengamati media yang digunakan saya bertanya jika ada informasi yang belum jelas

Saya tidak mengamati media yang digunakan dalam mata pelajaran PKn

3 Materi dalam mata pelajaran PKn mudah dipahami

Materi dalam mata pelajaran PKn sukar dipahami

4

Mengerti

Media pembelajaran dapat membuat tugas saya cepat selesai

Media pembelajaran membuat tugas saya selesai dalam waktu yang lama

5 Saya menggunakan media

pembelajaran yang telah disediakan untuk mencari informasi yang dibutuhkan

Penggunaan media pembelajaran menghambat saya untuk mencari informasi yang dibutuhkan


(56)

2. Persepsi mengenai langkah-langkah pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Menyerap

Saya menerima penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

Saya mengabaikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

2 Setelah mengamati media yang

digunakan saya bertanya jika ada informasi yang belum jelas

Saya tidak mengamati media yang digunakan dalam mata pelajaran PKn

3 Materi dalam mata pelajaran PKn mudah dipahami

Materi dalam mata pelajaran PKn sukar dipahami

4

Mengerti

Media pembelajaran dapat membuat tugas saya cepat selesai

Media pembelajaran membuat tugas saya selesai dalam waktu yang lama

5 Saya menggunakan media

pembelajaran yang telah disediakan untuk mencari informasi yang dibutuhkan

Penggunaan media pembelajaran menghambat saya untuk mencari informasi yang dibutuhkan

3. Persepsi tentang interaski dalam pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Menyerap

Saya dapat mengembangkan pengetahuan yang didapatkan kepada teman

Saya mengalami hambatan dalam mengembangkan pengetahuan yang didapat 2 Saya menyadari pentingnya bekerja

sama dalam mencari pengetahuan

Saya memilih bekerja sendiri daripada bekerja sama dengan teman saat berdiskusi

3 Saya dapat membantu teman dengan cara mengajarkan tentang penggunaan media pembelajaran

Saya mengajarkan kepada teman tanpa menggunakan media pembelajaran

4 Saya dapat bekerjasama dengan kelompok untuk memecahkan permasalahan dalam belajar

Saya malas bekerjasama dengan kelompok untuk memecahkan permasalahan dalam belajar

5 Saya senang dapat berinteraksi dengan teman sekelompok

Saya sungkan berinteraksi dengan teman sekelompok 6

Mengerti

Saya dapat membantu teman yang kesulitan dalam belajar

Saya menjauhi teman yang kesulitan dalam belajar 7 Saya dapat bekerja kelompok bersama

teman

Saya mengalami kesulitan dalam bekerja kelompok bersama teman

8 Saya ikut terlibat dalam diskusi saat pembelajaran

Saya hanya mengikuti pendapat teman dalam diskusi saat pembelajaran


(57)

Berdasarkan pembagian inidkator menurut Walgito (2010), ada tiga indikator sikap yaitu kognitif,afektif, dan konatif. Peneliti menggunakan ketiga indikator tersebut untuk mengetahui sikap sebelum mengikuti pembelajaran dan sikap saat pembelajaran.

Tabel 3.6 Kisi-kisi pernyataan Kuesioner Sikap siswa 4. Sikap sebelum mengikuti pembelajaran

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Kognitif

Saya memperhatikan terhadap mata pelajaran PKn

Saya malas memperhatikan mata pelajaran PKn

2 Saya segera memberikan perhatian terhadap mata pelajaran PKn

Saya kurang memberikan perhatian terhadap mata pelajaran PKn

3

Afektif

Saya tertarik mengikuti pelajaran PKn Saya malas mengikuti pelajaran PKn

4 Saya rajin masuk sekolah saat akan belajar PKn

Saya bolos sekolah saat akan belajar PKn

5 Saya senang saat akan belajar PKn Saya tidak senang saat akan belajar PKn

6

Konatif

Saya perlu perisapan dalam mengikuti pelajaran PKn

Saya tidak perlu perisapan dalam mengikuti pelajaran PKn

7 Saya aktif menyiapkan buku PKn Saya tidak menyiapkan buku PKn

5. Sikap saat mengikuti pembelajaran

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Kognitif

Saya mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.

Saya tidak mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.

2 Mata Pelajaran PKn membuat ilmu

pengetahuan saya berkembang.

Mata pelajaran PKn tidak berpengaruh bagi kehidupan saya.

3 Mata Pelajaran PKn membuat ilmu

pengetahuan saya berkembang.

Mata pelajaran PKn tidak berpengaruh bagi kehidupan saya. 4

Afektif

Saya bersemangat dalam mengikuti pembelajaran PKn.

Saya kesulitan dalam mengikuti pembelajaran PKn.

5 Bagi menyenangkan.saya pembelajaran PKn itu Bagi saya pembelajaran PKn itu sulit. Konatif Saya mendengarkan dengan sungguh-sungguh Saya mendengarkan dengan tidak


(58)

6. Sikap setelah mengikuti pembelajaran

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1 Kognitif

Saya dapat menggunakan pengetahuan yang didapatkan dalam kegiatan sehari-hari.

Saya dapat menggunakan pengetahuan yang didapatkan terbatas di lingkungan rumah.

2

Afektif

Saya memberikan contoh sikap tindakan setelah mempelajari ilmu pengetahuan.

Saya kesulitan memberikan contoh sikap tindakan setelah mempelajari ilmu pengetahuan.

3

Saya mengetahui sikap apa yang ingin saya kembangkan setelah mengikuti pembelajaran.

Saya tidak mengetahui sikap yang ingin dikembangkan setelah mengikuti pembelajaran.

4

Konatif

Setelah mendapatkan pengetahuan, saya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah mendapatkan pengetahuan, saya tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

5

Saya berperilaku baik setelah mempelajari pembelajaran Pkn.

Saya mengalami hambatan mengembangkan perilaku setelah mempelajari Pkn.

Berdasarkan kisi-kisi penyusunan kuesioner persepsi dan sikap di atas, penyebaran item kuesioner disusun sebagai berikut :

Tabel 3.7 Penyebaran item uji coba kuesioner persepsi dan sikap mengenai model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Indikator Indiaktor Ahli Pernyata an farvorab le Pernyata an unfarvor able Jumlah pernyata an farvorabl e Jumlah pernyataa n unfarvora ble Total

Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam

pembelajaran PKn

Menyerap 1, 2, 3 8, 9, 10,

7 7 14

Mengerti 4, 5, 6, 7 11, 12, 13, 14 Persepsi tentang

langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap 15, 16 20, 21

5 5 10

Mengerti 17, 18, 19

22, 23,24 Persepsi tentang

interaksi dalam pembelajaran PKn

Menyerap 25, 26 30, 31, 32

5 5 10

Mengerti 27, 28, 29

33, 34, 38


(59)

Tabel 3.8 Penyebaran uji coba kuesioner sikap siswa Indikator Indikato r Ahli Pernyataa n farvorabl e Pernyataa n unfarvora ble Jumlah pernyataan farvorable Jumlah pernyataan unfarvorabl e Total

Sikap siswa sebelum pembelajaran

Kognitif 1, 2 7, 8

6 6 12

Afektif 3 ,4 9, 10 Konatif 5, 6 11, 12 Sikap siswa

saat

pembelajaran

Kognitif 13, 14 19, 20,

6 6 12

Afektif 15, 16 21,22 Konatif 17, 18 23, 24 Sikap siswa

setelah pembelajaran

Kognitif 25, 26 31, 32

6 8 14

Afektif 27, 28 33, 34, 35 Konatif 29, 30 36, 37, 38

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

3.7.1 Validitas

Validitas merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian yang berfungsi sebagai alat ukur. Validitas kuesioner persepsi siswa terhadap model pembelajaran PPR dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn di uji cobakan di SD Negeri Demangan pada siswa kelas II. Penelitian ini menggunakan persepsi dan sikap karena peneliti ingin melihat persepsi dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran PPR. Valid atau tidak dapat diketahui dari hasil hitung SPSS dengan melihat Correlations Person Product Momentjika valid maka taraf signifikasi lebih dari 0,05 dan taraf signifikasi 0,01. Validitas suatu instrumen banyak dijelaskan dalam konteks penelitian sosial yang variabelnya tidak dapat diamati secara langsung, seperti sikap, minat, persepsi, motivasi, dan lain sebagainya. Menurut Sugiyono (2016),


(60)

instrumen,pengujian validitas isi, dan pengujian validitas eksternal. Validitas yang digunakan ada 2 yaitu validitas isi dan validitas konstrak, validitas tersebut akan jelaskan sebagai berikut :

1. Pengujian Validitas Isi

Untuk instrument yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Peneliti membandingkan instrumen hasil konsultasi terhadap guru dan kepala sekolah dengan pernyataan hasil kuesioner yang diisi oleh siswa.

Tabel 3.8 Expert Judgment

No Komponen Penelitian Expert Judgement Rerata

Skor Dosen I Dosen II Guru SD Total

1 Kejelasan rumusan 3 4 3 10

2 Kelengkapan cakupan rumusan indicator 4 4 3 11

3 Kesesuaian dengan buku yang digunakan 4 3 3 10

4 Kesesuaian dengan indikator yang ingin dicapai

4 3 4 11

5 Kesesuaian dengan karakter peserta didik 3 3 4 10 6 Keruntutan dan sistematika isi instrument 3 4 3 10 7 Kesesuaian isi instrumen dengan buku yang

digunakan

4 4 3 11

8 Mencantummkan referensi buku dalam instrument

3 3 4 10

9 Ketepatan ejaan 4 4 3 11

10 Ketepatan pilihan kata 3 4 3 10

11 Kebakuan struktur kalimat 3 3 3 9

12 Kebakuan bentuk huruf 4 3 3 10

Total Skor 133

Rata-rata 92,36


(61)

Tabel 3.9 Rentang Skor

Kategori Rentang Nilai

Layak tidak perlu perbaikan 100

Layak dengan perbaikan 41 – 99

Tidak Layak 1 – 40

Berdasarkan dari hasil validasi tabel 3.8 di atas, peneliti mengetahui bahwa rerata skor expert judgment sebesar 92,36 menunjukkan bahwa instrumen kuesioner penelitian tersebut layak digunakan dengan perbaikan. Hal tersebut didasarkan pada hasil rata-rata dari penilaian Expert Judgement berada di rentang skor 41-99.

2. Pengujian Validitas Konstrak (Construks Validity)

Pengujian validitas konstrak dapat dilakukan dengan pendapat dari ahli (judgment expert). Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandakan teori tertentu, selanjutnya

dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Peneliti berkonsultasi dengan guru dan kepala sekolah mengenai instrumen penelitian sebagai ahli dalam hal ini. Setelah pengujian ke ahli, peneliti meneruskan dengan uji coba isntrumen.


(62)

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Persepsi

Dari tabel di atas , peneliti menggunakan validitas isi dibantu dengan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi-kisi-kisi terdapat varibel yang diteliti, indikator sebagai

tolak ukur, dan pennyataan yang telah dijabarkan dari indikator (Sujarweni, 2014). Dari hasil perhitungan di atas , pernyataan valid sebanyak 21

No Pernyataan R hitung R tabel Keputusan

1 Item 1 1 0,158 Tidak valid

2 Item 2 -0,034 0,158 Tidak Valid

3 Item 3 0,166 0,158 Valid

4 Item 4 0,322 0,158 Valid

5 Item 5 0,222 0,158 Valid

6 Item 6 0,407 0,158 Valid

7 Item 7 0,182 0,158 Valid

8 Item 8 0,031 0,158 Valid

9 Item 9 0,092 0,158 Tidak Valid

10 Item 10 0,198 0,158 Valid

11 Item 11 0,553 0,158 Valid

12 Item 12 0,114 0,158 Tidak valid

13 Item 13 -0,064 0.158 Tidak valid

14 Item 14 -0,023 0,158 Tidak valid

15 Item 15 0,196 0,158 Valid

16 Item 16 -0,073 0,158 Tidak Valid

17 Item 17 0,078 0,158 Tidak valid

18 Item 18 0,332 0,158 Valid

19 Item 19 0,088 0,158 Tidak Valid

20 Item 20 0,345 0,158 Valid

21 Item 21 0,275 0,158 Valid

22 Item 22 0,100 0,158 Tidak valid

23 Item 23 0,325 0,158 Valid

24 Item 24 0,117 0,158 Tidak valid

25 Item 25 0,005 0,158 Tidak valid

26 Item 26 0,205 0,158 Valid

27 Item 27 -0,038 0,158 Tidak valid

28 Item 28 0,167 0,158 Tidak Valid

29 Item 29 -0,058 0,158 Tidak valid

30 Item 30 0,054 0,158 Tidak valid

31 Item 31 -0,268 0,158 Valid

32 Item 32 0,168 0,158 Valid

33 Item 33 0,069 0,158 Tidak valid

34 Item 34 0,193 0,158 Valid

35 Item 35 0,485 0,158 Valid

36 Item 36 0,220 0,158 Valid

37 Item 37 0,498 0,158 Valid


(63)

sudah mewakili minimal satu pertanyaan untuk memenuhi validitas. Berikut adalah tabel indikator dan pernyataan yang mewakili indikator :

Tabel 3.12 Sebaran Item Persepsi

No Indikator No Item yang

Valid

Jumlah

1 Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn

3 ,4, 5, 6, 7, 10 6

2 Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn

11, 15, 18, 20, 21

5

3 Persepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn

23, 26, 28, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38

10

Penelitian menggunakan SPSS 16 For Windows untuk menghitung validitas soal persepsi siswa pada model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Dari perhitungan menggunakan SPSS 16 For Windows untuk 38 soal dan diberikan ke 26 siswa, soal yang valid sebanyak 21.


(64)

Tabel 3.13 Uji validitas sikap siswa

No Pernyataan R hitung R tabel Keputusan

1 Item 1 1 0,158 Tidak valid

2 Item 2 0,037 0,158 Tidak valid

3 Item 3 0,142 0,158 Tidak Valid

4 Item 4 0,131 0,158 Tidak valid

5 Item 5 0,003 0,158 Tidak Valid

6 Item 6 -0,009 0,158 Tidak Valid

7 Item 7 0,168 0,158 Valid

8 Item 8 0,198 0,158 Valid

9 Item 9 0,088 0,158 Tidak valid

10 Item 10 0,184 0,158 Valid

11 Item 11 0,204 0,158 Valid

12 Item 12 0,167 0,158 Valid

13 Item 13 0,137 0,158 Tidak Valid

14 Item 14 0,251 0,158 Valid

15 Item 15 -0,042 0,158 Tidak valid

16 Item 16 0,035 0,158 Tidak Valid

17 Item 17 -0,043 0,158 Tidak Valid

18 Item 18 0,186 0,158 Valid

19 Item 19 -0,091 0,158 Tidak valid

20 Item 20 0,072 0,158 Tidak valid

21 Item 21 0,109 0,158 Tidak valid

22 Item 22 0,106 0,158 Tidak valid

23 Item 23 0,061 0,158 Tidak valid

24 Item 24 0,097 0,158 Tidak valid

25 Item 25 0,063 0,158 Tidak valid

26 Item 26 0,088 0,158 Tidak valid

27 Item 27 0,102 0,158 Tidak valid

28 Item 28 -0,092 0,158 Tidak valid

29 Item 29 -0,071 0,158 Tidak valid

30 Item 30 0,245 0,158 Valid

31 Item 31 0,172 0,158 Valid

32 Item 32 -0,022 0,158 Tidak Valid

33 Item 33 0,004 0,158 Tidak valid

34 Item 34 0,074 0,158 Tidak valid

Dari tabel di atas , pernyataan yang valid sebanyak 9 dari 34 item. Soal dikatakan valid jika R hitung lebih besar dari R tabel. Setiap indikator sudah mewakili minimal satu pernyataan untuk memenuhi validitas. Berikut ini merupakan tabel indikator dan pernyataan yang mewakili indikator :


(65)

Tabel 3.14 Sebaran Item Sikap

No Indikator No Item yang

Valid

Jumlah 1 Sikap siswa sebelum

mengikuti pelajaran

7,8,10,11,12,14 6

2 Sikap siswa saat mengikuti pelajaran

18 1

3 Sikap siswa setelah mengikuti pelajaran

30,31 2

Peneliti menggunakan SPSS 16 For Windows untuk menghitung validitas sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Soal dikatakan valid jika R hitung lebih besar dari R tabel. Dari perhitungan SPSS 16 For Windows,peneliti sebanyak 34 pernyataan yang diajukan pada 26 siswa, soal yang valid sebanyak 9.

3.7.2 Reliabilitas

Sugiyono (2005) dalam yang menyebutkan bahwa Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Sukadji (2000) Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefesien. Koefesien digunakan untuk mengukur atau menghitung tingkat reliabilitas instrumen (Azwar, 2011). Reliabilitas digunakan untuk mengetahui ketetapan instrumen jika data reliabel. Reliabel yang dimaksud adalah jika validitas valid tetapi tidak reliabel datanya dapat digunakan hanya satu kali namun jika valid dan reliabel datanya maka dapat digunakan selanjutnya. Jika


(66)

reliabilitas kurang dari 0,6 dinyatakan kurang baik, jika 0,7 dinyatakan dapat diterima, dan di atas 0,8 dinyatakan baik.

Tabel 3.15 Kriteria koefisien reliabilitas

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Tabel di atas menunjukan bahwa interval koefisien reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas kuesioner pada penelitian ini berada pada interval 0,00 – 0,199 yang menunjukan kualifikasi sangat rendah. Pada interval 0,20 – 0,399 menunjukan kualifikasi yang rendah. Pada interval 0,40 – 0,599 menunjukan kualifikasi yang sedang. Pada interval 0,60 – 0,799 menunjukan kualifikasi yang kuat. Pada interval 0,80 – 1,000 menunjukan kualifikasi yang sangat kuat.

Pada penelitian ini, instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner persepsi dan sikap siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Peneliti melakukan validasi empiris kepada siswa kelas II di enam SD yaitu SD Negeri Ngaglek, SD Negeri 2 Sedayu, dan SD Negeri Sambi Kerep, SD Negeri Jetis Bantul, SD Negeri Plaosan 1, SD Muhammadiyah Pepe Bantul untuk mengetahui kuesioner cocok, mudah dipahami dan sesuai dengan materi yang diajarkan di SD. Hasil analisa dengan bantuan program SPSS 16 For Windowssebagai berikut :


(67)

Tabel 3.16 Reliabilitas Persepsi Siswa

Cronbach Alpha Kriteria

0.820 Sangat Kuat

Tabel di atas menunjukkan harga Alpha Cronbach’s untuk instrumen digunakan untuk persepsi siswa terhadap model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) 0,820 masuk dengan kriteria sangat kuat. Hasil tersebut menunjukan instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat yang valid.

Tabel 3.17 Realibilitas Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn

Cronbach Alpha Kriteria

0.885 Sangat Kuat

Tabel di atas menunjukkan harga Alpha Cronbach’s untuk instrumen digunakan untuk persepsi siswa terhadap model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) 0,885 masuk dengan kriteria sangat kuat. Hasil instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat yang valid.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan setelah data terkumpul untuk menguji hipotesis yang diajukan. Jenis statistik yang digunakan adalah statistik inferensial. Statistik inferensial adalah teknik analisis yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data sampel yang digunakan untuk populasi


(68)

menentukan statistik parametrik atau nonparametrik yang akan digunakan. Statistik parametrikdigunakan untuk menguji parameter suatu populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel (Sugiyono, 2012). Analisi yang digunakan adalah analisis korelasional yaitu analisis yang digunakan untuk melihat kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dengan tergantung (Sarwono, 2006).

3.8.1 Uji Asumsi 3.8.1.1 Uji Normalitas

Sugiyono (2010) berpendapat bahwa statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi dimana data setiap variabel yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. Uji normalitas digunakan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan analisis data lebih lanjut. Uji normalitas data dilakukan dengan statistik non parametrik yaitu menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov test.Menurut Sarwono (2009), kriteria yang digunakan yaitu :

a. Jika sig (2-tailed) > 0.05 distribusi data normal b. Jika sig (2-tailed) < 0.05 distribusi data tidak normal

Jika data yang diperoleh terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini correlation pearson product moment. Sedangkan jika data yang diperoleh tidak terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah statistik non parametrik dalam hal ini Mann-Whitney U-test atau Wilcoxon signed ranks test. Perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan


(1)

(2)

142


(3)

143


(4)

144

Biodata Peneliti

Nike Nurjanah lahir di Bantul, 14 Mei 1995. Peneliti telah menempuh jenjang pendidikan formal pada tahun 1999-2001 di TK PKK 54 Pucung. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Dasar pada tahun 2001-2007 di SD Negeri Cepit Bantul. Setelah selesai menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar, peneliti melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2007-2010 di SMP Negeri 2 Bantul. Peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Bambanglipuro pada tahun 2010-2013. Pada tahun 2013 peneliti menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Semasa menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar pernah mengikuti kegiatan diantaranya PPKM I, PPKM II, English Club, KMD, INSIPRO, WEEK-END MORAL, dan Seminar Pelatihan Montessori, dan Reinventing Childhood Education.


(5)

ABSTRAK

Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran PKn Di SD Negeri Demangan

Nike Nurjanah Universitas Sanata Dharma

2016

Kegiatan belajar mengajar PKn yang diobservasi oleh peneliti menunjukan bahwa siswa terlihat persepsi siswa dengan nilai cukup dilihat dari hasil observasi yaitu sebesar 35% dan sikap siswa sebesar 24%. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Demangan tahun 2016 dengan materi cinta lingkungan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan bentuk jenis penelitian yang digunakan adalah Survei. Populasi dari penelitan adalah siswa kelas II dan sampel penelitan pada siswa kelas II B yaitu berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 13 perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, observasi dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini adalah analisis korelasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa ada hubungan positif antara persepsi dan sikap siswa kelas II pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Demangan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kedua variabel memiliki hubungan sedang dengan koefisien korelasi sebesar 0,592 dan signifikasi 0,000.


(6)

ABSTRACT

The Correlation Between 2nd Grade Students’ Perception and Attitude on Civic Education at SD Negeri Demangan

Nike Nurjanah Sanata Dharma University

2017

Teached and learned activities PKn who observed by the research showed that student look perception that could be seen from the result of the questionnaire which was 35%, and

enough students’ attitude which was 24%. The aim of this research was to determine the

relationship between students’ perception and students’ attitude on civic education especially on

love the environment material at SD Negeri Demangan academic year of 2016.

This research used quantitative research and the type of the research was survey. The population of the research were 2nd grade students and the sample of the research were 26 students of 2nd grade B class which contained of 13 male students and 13 female students. Data collection technique that used was questionnaire, observation and documentation. Data analysis was a correlation analysis.

The result of the research showed that ther was positive correlation between perception and attitude of students of 2nd grade students on Civic Education at SD Negeri Demangan. Based on the result of the research, both variables had moderate correlation with correlation coefficient was 0,592 and signification which was 0,000.