VALIDITAS DAN RELIABILITAS METODE PENELITIAN

skor rendah mengindikasikan sikap terhadap seks yang semakin negatif. Tabel 3.7 Sebaran Item skala Sikap terhadap Seks Komponen Objek Sikap Komponen Sikap Total Kognitif Afektif Konatif F UF F UF F UF Dengan Pasangan Tetap 16 3, 22, 26 30 18 5, 9, 17 4, 28 11 Pada Kondisi Spesifik 13, 31 8 20, 29, 33 12, 27 21 24, 32 11 Sebagai Pengalaman Hidup 1, 19 6, 11, 23 15 2, 7, 10 25 14 11 Total 5 7 5 6 5 5 33

G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1. Validitas Skala Validitas merupakan taraf sejauh mana penafsiran terhadap hasil suatu tes sungguh-sungguh dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan oleh tes tersebut Supratiknya, 2014. Suatu alat ukur dikatakan valid ketika alat tersebut dapat mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu Nasution, 2011. Substansi yang terpenting dalam validasi skala psikologis adalah membuktikan bahwa struktur seluruh aspek keperilakuan, indikator keperilakuan, dan item-itemnya memang membentuk suatu konstrak yang akurat bagi atribut yang diukur Azwar, 2015. Adapun beberapa tipe dan prosedur validitas, yaitu content validity, face validity , predictive validity, concurrent validity, convergent validity, dan discriminant validity Azwar, 2015. Peneliti menggunakan prosedur content validity atau validitas isi untuk melakukan validasi terhadap penelitian ini. Validitas isi menunjukkan kesesuaian antara isi atau content dengan konstruk yang diukur Kountour, 2003; Supratiknya, 2014. Evidensi terkait isi ini lazim diperoleh melalui penilaian pakar atau ahli profesional judgement terhadap kesesuaian antara bagian-bagian tes dan konstruk yang diukur Supratiknya, 2014. Dalam penelitian ini, peneliti meminta bantuan dosen pembimbing sebagai profesional judgement untuk melihat kesuaian antara alat ukur dan konstruk yang hendak diukur. 2. Daya Diskriminasi Item Dalam penyusunan suatu alat ukur atau skala sebagai alat pengumpulan data, biasanya selalu terdapat kesalahan error yang dapat berasal dari berbagai faktor. Saah satu cara untuk dapat mencegah terjadinya kesalahan ini adalah dengan melakukan try out terhadap skala yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan try out terhadap ketiga skala penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Try out ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut reliabel atau tidak melalui nilai reliabilitas yang dimiliki. Peneliti menggunakan dua jenis pendekatan yang berbeda untuk melakukan seleksi item. Pada skala Perilaku Seksual Pranikah peneliti memutuskan untuk tidak melakukan pengguguran item karena peneliti ingin melihat variasi dari perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja sehingga semua jenis perilaku seksual yang dijadikan sebagai item dipertahankan. Sementara itu, pada skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga dan skala Sikap terhadap Seks, peneliti menggunakan nilai koefisien korelasi item total rix untuk melakukan seleksi item. Besarnya rix bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Item yang baik dan memuaskan adalah item yang memilik rix 0,30. Koefisien yang kecil mendekati 0 atau yang memiliki tanda negatif mengindikasikan bahwa item yang bersangkutan tidak memiliki daya diskriminasi Azwar, 2015. Pada skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga, skor rix bergerak dari 0,179 sampai 0,765 dan dilakukan pengguguran pada item nomor 7 rix=0,239 dan item nomor 23 rix=0,179 karena memiliki koefisien korelasi item total yang kurang baik 0,30 untuk dijadikan sebagai alat ukur. Pada skala Sikap terhadap Seks, skor rix bergerak dari 0,340 sampai 0,838 sehingga keselurahan item memiliki koefisien korelasi item total yang baik dan tidak ada item yang digugurkan. 3. Reliabilitas Skala Reliabilitas adalah ketepatan pengukuran tanpa menghiraukan atribut apa yang diukur Nunnally, 1974, dalam Supratiknya, 2014. Pengujian reliabilitas skala dalam penelitian ini menggunakan dua jenis pendekatan, yaitu pendekatan Test-Retest Reliability dan pendekatan konsistensi internal Cronbach ’s Alpha α. Pengujian reliabilitas dengan teknik Test- Retest dilakukan untuk menguji reliabilitas skala Perilaku Seksual Pranikah. Dalam pendekatan test-retest ini dilakukan dua kali penyajian skala pada sekelompok subjek dengan memberikan tenggang waktu yang cukup di antara kedua penyajian tersebut. Dengan dua kali penyajian maka akan diperoleh dua distribusi skor skala dari satu kelompok subjek. Komputasi koefisien korelasi di antara kedua distribusi skor kelompok tersebut akan menghasilkan koefisien reliabilitas Azwar, 2015. Pengujian reliabilitas dengan pendekatan konsistensi intenal Cronbach ’s Alpha α dilakukan untuk menguji reliabilitas skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga dan skala Sikap terhadap Seks. Metode pengujian konsistensi internal berhubungan dengan konsistensi masing-masing pertanyaan pada suatu tes dalam hal mengukur apa yang sedang diukur Kountour, 2003. Metode konsistensi internal Cronbach ’s Alpha α ini merupakan teknik pengujian reliabilitas suatu tes yang paling sering digunakan dan dapat digunakan untuk tes yang jawabannya berupa pilihan Kountour, 2003. Reliabilitas suatu skala dapat dilihat dari koefisien reliabilitas r xx yang berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Apabila koefisien reliabilitas semakin tinggi atau semakin mendekati 1,00, maka dapat diartikan bahwa pengukuran tersebut semakin reliabel Azwar, 2015. a. Skala Perilaku Seksual Pranikah Dalam pengujian reliabilitas pada skala ini, peneliti melakukan test-retest kepada 25 subjek yang memiliki kriteria sesuai dengan kriteria penelitian. Pemberian test-retest dilakukan dalam jeda waktu tiga minggu. Perhitungan test-retest reliability diuji dengan menggunakan SPSS versi.21 dan diperoleh koefisien korelasi r xx sebesar 0,927. Hal ini menunjukkan bahwa skala Perilaku Seksual Pranikah yang digunakan memiliki reliabilitas baik. Tabel 3.8 Reliabilitas skala Perilaku Seksual Pranikah b. Skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga Pendekatan relibiabilitas skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga ini diuji dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal Cronbach ’s Alpha. Hasil perhitungan dengan SPSS versi.21 menunjukkan bahwa skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga ini memiliki skor Cronbach’s Alpha sebesar α = 0,924. Hal ini menunjukkan bahwa Skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga yang digunakan ini juga memiliki reliabilitas yang baik. Tabel 3.9 Reliabilitas skala Komunikasi Seksual dalam Keluarga Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items ,924 24 c. Skala Sikap terhadap Seks Pada skala Sikap terhadap Seks, peneliti melakukan adaptasi terhadap skala yang dikembangkan oleh Rini 2002, tetapi dengan melakukan beberapa perubahan pada item yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rini 2002 diperoleh skor Cronbach’s Correlations Test-Retest Pearson Correlation ,927 Sig. 2-tailed ,000 Alpha sebesar α = 0,9355 yang menunjukkan bahwa skala ini memiliki reliabilitas yang baik. Selanjutnya, dari hasil uji coba skala setelah dilakukan beberapa perubahan item diperoleh skor Cronbach’s Alpha yang lebih tinggi, yaitu sebesar α = 0,971. Hal ini menunjukkan bahwa skala Sikap terhadap Seks yang digunakan memiliki reliabilitas yang baik. Tabel 3.10 Reliabilitas Skala Sikap terhadap Seks

H. METODE DAN TEKNIK ANALISIS DATA