Analisis hasil belajar ranah psikomotor secara klasikal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Analisis hasil belajar ranah psikomotor siswa secara klasikal
No Jenis data yang diamati
Hasil yang diperoleh Siklus I
Siklus II
1. tertinggi
82,5 82,5
2. terendah
72,5 52,5
3. Jumlah siswa yang memiliki kategori sangat baik
85-100 Tidak Ada
Tidak Ada
4. Jumlah siswa yang memiliki kategori baik 70-
84 28 siswa
20 siswa 5.
Jumlah siswa yang memiliki kategori cukup baik 55-69
4 siswa 3 siswa
6. Jumlah siswa yang memiliki kategori kurang
baik 40-54 Tidak Ada
9 siswa 7.
Rata-rata 75,85
64,5 8.
Ketuntasan klasikal 87,5
62,5 9.
Indikator Keberhasilan 60
termasuk kategori
baik 60
termasuk kategori
baik
9. Kualifikasi
Tuntas Tuntas
Analisis hasil belajar ranah psikomotor siswa secara klasikal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32
Dari tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa, pada siklus I, persentase tertinggi yaitu 82,5 dan persentase terendah yaitu 72,5. Jumlah siswa yang
memiliki kategori sangat baik 85-100, yaitu tidak ada. Jumlah siswa yang memiliki kategori baik 70-84, yaitu sebanyak 28 siswa. Jumlah siswa yang
memiliki kategori cukup baik 55-69 yaitu sebanyak 4 siswa. Rata-rata nilai siswa yaitu 75,85. Ketuntasan klasikal pada siklus I yaitu 87,5
Sedangkan pada siklus II, persentase tertinggi yaitu 85 dan persentase terendah yaitu 52,5. Jumlah siswa yang memiliki kategori sangat baik 85-
100, yaitu tidak ada. Jumlah siswa yang memiliki kategori baik 70-84, yaitu sebanyak 19 siswa. Jumlah siswa yang memiliki kategori cukup baik55-
69 yaitu sebanyak 4 siswa. Jumlah siswa yang memiliki kategori kurang baik 40-54 yaitu sebanyak 9 siswa. Rata-rata nilai yaitu 64,5. Ketuntasan
klasikal pada siklus II yaitu 62,5. Pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II, ranah psikomotor sudah dapat dikatakan tuntas.
Dari siklus I ke siklus II, ada beberapa indikator yang persentase nya menurun. Indikator yang pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan, siklus I
mencapai persentase 75 dan siklus II menjadi 60. Siswa tidak memperhatikan alat-alat dan bahan yang disiapkan karena alat-alat dan bahan
sudah disiapkan oleh peneliti dan observer. Indikator yang kedua yaitu memperhatikan penjelasan guru, siklus I mencapai persentase 70, dan siklus II
menjadi 60. Indikator yang kelima yaitu mengamati objek dengan seksama, siklus I mencapai persentase 90, dan siklus II menjadi 65. Indikator yang
keenam yaitu menggambar hasil pengamatan, siklus I mencapai persentase 80, siklus II menjadi 65. Indikator yang keenam yaitu mendiskusikan hasil
pengamatan melalui Lembar Kerja Siswa LKS, siklus I mencapai persentase 90, siklus II menjadi 60. Indikator kedelapan yaitu tekun dalam bekerja
mencapai persentase 90, siklus II menjadi 60. Indikator yang kesembilan yaitu menggunakan waktu secara efektif, siklus I mencapai persentase 60,
siklus II menjadi 55. Pada indikator ini dapat dilihat bahwa siswa kurang
memperhatikan alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan praktikum di Laboratorium. Siswa asyik dengan praktikum yang mereka
laksanakan.
C. Pembahasan
Dalam mengetahui pengaruh penerapan metode praktikum pada materi Platyhelminthes terbimbing terhadap minat dan hasil belajar, peneliti
memperoleh berbagai hasil, baik dari minat belajar siswa maupun hasil belajar siswa ranah kognitif.
Untuk pembahasan selengkapnya diuraikan sebagai berikut:
1. Minat belajar siswa
Menurut Slameto 2010, minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang. Minat selalu
diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Pada penelitian ini, minat diukur menggunakan kuesioner. Pada kuesioner minat ini,
terdapat beberapa indikator yang ingin dicapai. Indikator yang ingin dicapai dalam kuesioner meliputi ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran, antusias
siswa terhadap mata pelajaran, dan kepuasan siswa terhadap mata pelajaran.
Pada penelitian ini, jumlah siswa yang mengisi kuesioner yaitu sejumlah 32 siswa. Analisis hasil kuesioner pada penelitian ini yaitu dengan
menggunakan analisis kuesioner tiap indikator dan analisis kuesioner setiap
siswa. Target yang ingin dicapai pada penelitian ini, yaitu minat belajar siswa mencapai 60 Kategori Baik.
Dari data tabel 4.6 di atas, pada analisis minat belajar siswa tiap indikator, persentase tertinggi yaitu 76,92, dengan kriteria baik, pada
indikator ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran. Siswa tertarik dengan metode pembelajaran yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil analisis
kuesioner dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan observer, dapat dilihat dari indikator ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran, dan
ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran yang diberikan oleh guru dapat dilihat bahwa pada saat pelaksanaaan kegiatan praktikum, siswa
melakukan kegiatan praktikum sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan oleh guru dan peneliti, siswa melakukan pengamatan dengan serius dan penuh
semangat. Pada kegiatan pengamatan, siswa mengamati struktur tubuh planaria
dengan seksama, kemudian menggambar hasil pengamatan mereka di Lembar Kerja Siswa LKS yang sudah disediakan. Selanjutnya, pada indikator siswa
senang dalam diskusi kelompok pada pembelajaran ini memiliki persentase 76,39 dengan kategori baik. Kegiatan yang dilakukan pada indikator ini yaitu
siswa mendiskusikan dan mengerjakan soal-soal pada Lembar Kerja Siswa LKS dengan kerja sama yang baik antar anggota kelompok.
Dari hasil pengamatan peneliti dan observer, dapat dilihat bahwa pada tiap kelompok, seluruh anggota kelompok bekerja pada tugas masing-masing.
Setiap anggota kelompok melakukan kegiatan pengamatan dibawah kaca pembesar dan di bawah mikroskop secara bergantian, kemudian menggambar
hasil pengamatan pada Lembar Kerja Siswa LKS, dan mengerjakan masing- masing soal pada Lembar Kerja Siswa LKS secara bersama-sama. Pada
indikator selanjutnya adalah kepuasan siswa terhadap mata pelajaran memiliki persentase 76,39, dengan kategori baik. Siswa merasa puas dengan apa yang
diperoleh baik dari segi materi pembelajaran, metode maupun evaluasi guru. Hal ini ditunjukkan bahwa siswa merasa puas terhadap materi yang
disampaikan oleh guru, siswa merasa puas dengan metode yang diberikan oleh guru yaitu pada pelaksanaan metode praktikum terbimbing, dan evaluasi yang
diberikan oleh guru, seperti pada pemberian soal-soal Post-test yang diberikan. Siswa mengerjakan soal-soal Post-test dengan antusias.
Selanjutnya pada indikator antusias siswa terhadap mata pelajaran, siswa menjadi aktif dalam pembelajaran Platyhelminthes menggunakan metode
praktikum memiliki persentase 70,83, dengan kategori baik. Hal ini ditunjukkan bahwa siswa aktif saat pelaksanaan kegiatan praktikum terbimbing.
Pada kegiatan ini, guru dan peneliti berperan sebagai pendamping siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan pelaksanaan kegiatan praktikum
terbimbing, siswa menjadi lebih aktif untuk mencari informasi, mencari ilmu dengan membuktikan kebenarannya. Seperti yang diungkapkan Salirawati
2011, bahwa peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, maka melalui praktikum mereka dapat memperoleh jawaban dari rasa ingin tahunya
secara nyata.