Pendahuluan Pengujian Sifat KimiaBottom Ash Pengujian Sifat Fisik Bottom Ash Pengujian Sifat Mekanis Tanah 4.4.1 Pengujian Pemadatan Tanah Asli Compaction

54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Pada bab iniakan dijelaskan mengenai hasil pengujian dan pembahasan penelitian uji kuat tekan bebas tanah lempung dengan campuran semen 2 dan bottom ash yang bervariasi antara 2 sampai 14 dan uji CBR pada semen 1 dan variasi bottom ash dalam range 6 ,8, 10 dan 12 . Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utaradengan sampel tanah yang diperoleh dari Desa Sihaporas, Sibuluan.

4.2 Pengujian Sifat KimiaBottom Ash

Berdasarkan penelitian laboratorium kimia analitik FMIPA USU yang dilakukan terhadap bottom ash yang diperoleh dari PT. Asahi Sibolga dapat dilihat pada Tabel 4.1. adanya perbedaan data senyawa kimia dikarenakan oleh perbedaan sampel bottom ash yang digunakan. Tabel 4.1. Komposisi kimia bottom ash no Parameter Hasil satuan Metode 1 SiO2 28,45 Gravimetri 2 Fe2O2 0,04 Spektrofotometri 3 Al2O3 5,31 Gravimetri 4 CaO 0,34 Titrimetri Sumber : Hasil penelitian laboratorium kimia analitik FMIPA USU Universitas Sumatera Utara 55

4.3 Pengujian Sifat Fisik Bottom Ash

Adapun hasil uji sifat fisik tanah asli ditunjukkan pada Tabel 4.2. Hasil- hasil pengujian sifat fisik tanah ini meliputi : Tabel 4.2Data uji sifat fisik bottom ash Untuk pengujian batas-batas atterberg di diperoleh hasil bahwa bottom ash termasuk kedalam tanah non plastis.

4.4 Pengujian Sifat Fisik Tanah 4.3.1. Pengujian Sifat Fisik Tanah Asli

Adapun hasil uji sifat fisik tanah asli ditunjukkan pada Tabel 4.3. Hasil- hasil pengujian sifat fisik tanah ini meliputi :  Kadar Air  Berat Jenis  Batas-batas Atterberg  Uji Analisa Butiran Tabel 4.3Data uji sifat fisik tanah No Pengujian Hasil 1 Berat Jenis Specific Gravity 2,66 2 Persen lolos saringan no 200 15,83 No Pengujian Hasil 1 Kadar Air Water Content 14,68 2 Berat Jenis Specific Gravity 2,66 3 Batas Cair Liquid Limit , LL 48,15 4 Batas Plastis Plastic Limit , PL 13,54 5 Indeks Plastisitas Plasticity Index , PI 34,61 6 Persen lolos saringan no 200 58,90 Universitas Sumatera Utara 56 Menurut sistem klasifikasi AASHTO, dimana diperoleh data berupa persentase tanah lolos ayakan no. 200 sebesar 58,90 dan nilai batas cair liquid limit sebesar 48,15 maka sampel tanah memenuhi persyaratan 35 lolos ayakan no. 200 dengan minimal lolos ayakan no. 200 sebesar 36, memiliki batas cair liquid limit ≥ 41 dan indeks plastisitas plasticity index 11, sehingga tanah sampel dapat diklasifikasikan dalam jenis tanah A-7-6. Menurut sistem klasifikasi USCS, dimana diperoleh data berupa persentase tanah lolos ayakan no. 200 sebesar 58,90 dan nilai batas cair liquid limit sebesar 48,15 sehingga dilakukan plot pada grafik penentuan klasifikasi tanah yaitu yang ditunjukkan pada Gambar 4.2.Dari hasil plot diperoleh tanah termasuk dalam kelompok CL yaitu lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai sedang. Gambar 4.2Plot grafik klasifikasi USCS Universitas Sumatera Utara 57 Gambar 4.3Grafik analisa saringan Gambar 4.4Grafik batas cair Liquid Limit, Atterberg Limit

4.3.2 Pengujian Sifat Fisik Tanah dengan Bahan Stabilisator

Adapun hasil pengujian sifat fisik tanah yang telah dicampur dengan bahan stabilisator berupa 2 semen dan bottom ashdengan variasi penambahan kadar campuran yang berbeda ditunjukkan pada Tabel 4.3. Grafik hubungan antara nilai batas cair LL dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 10 100 K a d a r Ai r Pukulan Universitas Sumatera Utara 58 4.5, hubungan antara nilai batas plastis PL dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.6, dan hubungan antara nilai indeks plastisitas IP dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.7. Tabel 4.4Data hasil uji Atterberg Limit Sampel Batas - Batas Atterberg LL PL IP Tanah Asli 48,15 13,54 34,61 2 Semen, 14 hari 46,09 15,04 31,05 2 Cement + 2 BA , 14 hari 45,47 15,76 29,71 2 Cement + 3 BA , 14 hari 45,22 15,97 29,25 2 Cement+ 4 BA , 14 hari 44,44 16,50 27,94 2 Cement+ 5 BA , 14 hari 43,77 17,30 26,47 2 Cement+ 6 BA , 14 hari 43,12 17,51 25,61 2 Cement+ 7 BA , 14 hari 42,01 18,52 23,39 2 Cement+ 8 BA , 14 hari 41,98 18,86 23,12 2 Cement+ 9 BA , 14 hari 41,26 19,36 21,90 2 Cement+ 10 BA , 14 hari 40,80 19,85 20,95 2 Cement+ 11 BA , 14 hari 40,24 20,35 19,89 2 Cement+ 12 BA , 14 hari 39,85 21,59 18,26 2 Cement + 13 BA , 14 hari 39,35 22,26 17,09 2 Cement+ 14 BA , 14 hari 39,14 22,65 16,49 Universitas Sumatera Utara 59 4.3.2.1Batas cair LL Gambar 4.5Grafik hubungan antara nilai batas cair LL dengan variasi campuran 2 Semen dan Bottom Ash. Dalam Gambar 4.5 menunjukkan hasil pengujian terhadap batas cair liquid limit dari tanah yang telah diberi bahan pencampur bottom Ashstabilisator. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh bahwa hasil pengujian untuk tanah lempung terganggu disturbed dengan campuran Semen 2 tanpa penambahan bottom ash menghasilkan penurunan terhadap batas cair yaitu sebesar 46,09 terhadap hasil pengujian batas cair sampel tanah tidak terganggu undisturbed. Untuk sampel tanah terganggu disturbed dengan campuran semen 2 dan dilakukan penambahan variasi kadar campuran bottom Ash diperoleh hasil bahwa nilai batas cair pada penambahan bottom ash mengalami penurunan secara bertahap. Hal ini dapat dimungkinkan karena adanya proses reaksi pengikatan antara Semen dan bottomashsehingga tanah menjadi butiran yang lebih besar yang menjadikan gaya tarik menarik antar partikel dalam tanah menurun. 38 40 42 44 46 48 50 2 4 6 8 10 12 14 B a ta s C a ir 2 PC + Bottom Ash Batas Cair Campuran Universitas Sumatera Utara 60

4.3.2.1 Batas plastis PL

Gambar 4.6Grafik hubungan antara nilai batas plastis PL dengan variasi campuran 2 Semen dan Bottom Ash Dalam Gambar 4.6 menunjukkan hasil pengujian terhadap batas plastis plastic limit dari tanah yang telah diberi bahan pencampur bottom ashstabilisator. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh bahwa hasil pengujian untuk tanah lempung terganggu disturbed dengan campuran semen 2 tanpa penambahan bottom ash mengalami peningkatan terhadap batas plastis yaitu sebesar 15,04 terhadap hasil pengujian batas cair sampel tanah tidak terganggu undisturbed. Untuk sampel tanah terganggu disturbed dengan campuran semen 2 dan dilakukan penambahan variasi kadar campuran Bottom ash 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 diperoleh hasil bahwa nilai batas plastis juga mengalami peningkatan secara signifikan. 12 14 16 18 20 22 24 2 4 6 8 10 12 14 B a ta s P la st is 2PC + Bottom Ash Batas Plastis Campuran Batas Cair Tanah Asli Universitas Sumatera Utara 61

4.3.2.3. Indeks plastisitas IP

Gambar 4.7Grafik hubungan antara nilai IP dengan variasi campuran 2 semen dan bottom ash. Dalam Gambar 4.7 menunjukkan hasil pengujian terhadap nilai indeks plastisitas dari tanah yang telah diberi bahan pencampurbottom ash stabilisator. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh bahwa hasil pengujian untuk tanah lempung terganggu disturbed dengan campuran semen 2 tanpa penambahan bottom ash menghasilkan penurunan terhadap nilai indeks plastisitas pada sampel tanah tidak terganggu undisturbed. Untuk sampel tanah terganggu disturbed dengan campuran semen 2 dan dilakukan penambahan variasi kadar campuran bottom ash diperoleh hasil bahwa nilai indeks plastisitas pada penambahan bottom ash 2 15 18 21 24 27 30 33 36 2 4 6 8 10 12 14 In d e ks P la st is it a s 2 PC + Bottom Ash Indeks Plastis Campuran Indeks Plastis Tanah Asli Universitas Sumatera Utara 62 penurunan dengan nilai mencapai 31,05 . Begitu juga dengan nilai Indeks plastisitas campuran variasi bottom ash juga mengalami penurunan .

4.5 Pengujian Sifat Mekanis Tanah 4.4.1 Pengujian Pemadatan Tanah Asli Compaction

Dalam pengujian ini akan diperoleh hubungan antara kadar air optimum dan berat isi kering maksimum. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode pengujian dengan uji pemadatan compaction standart. Dimana alat yang digunakan diantaranya :  Mould cetakan Ø 10,2 cm, diameter dalam Ø 10,16 cm.  Berat penumbuk 3,5 kg dengan tinggi jatuh 30 cm.  Sampel tanah lolos saringan no 4. Berdasarkan hasil uji sifat mekanis tanah yang dilakukan pada sampel tanah maka diperolehlah hasil uji pemadatan tanah sesuai dengan yang tertera dalam Tabel 4.3. Tabel 4.5Data uji pemadatan tanah asli No Hasil Pengujian Nilai 1 Kadar Air Optimum 21,41 2 Berat isi kering maksimum 1,29 grcm3 Universitas Sumatera Utara 63 Gambar 4.8Kurva kepadatan tanah asli

4.4.2 Pengujian Pemadatan Tanah Compaction dengan Bahan Stabilisator

Adapun hasil pengujian sifat mekanis tanah yang telah dicampur dengan bahan stabilisator berupa Semendan bottom ash ditunjukkan pada Tabel 4.5. dan hubungan antara nilai berat isi kering dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.8 dan hubungan kadar air optimum dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.9. 4.4.2.1 Berat isi kering maksimum γ d maks Dari hasil uji pemadatan tanah pada tanah asli diperoleh nilai berat isi kering tanah sebesar 1,29 grcm³. Pada Gambar 4.9 menunjukkan nilai berat isi kering maksimum pada tanah yang diberi campuran 2 semen tanpa campuran bottom ash mengalami peningkatam menjadi sebesar 1,32 grcm³. Dan untuk sampel 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2 15 17 19 21 23 25 27 29 γ d g rc m 3 w Zero Air Void Compaction Curve Universitas Sumatera Utara 64 campuran 2 persen semen dan variasi 2 bottom ash mengalami peningkatan berat isi kering hingga mencapai maksimum di campuran 9 bottom ash lalu mengalami penurunan berat isi kering dimulai dari campuran 10 BA-14 BA. Hal ini dapat disebabkan oleh karena lama pemeraman yang mempengaruhi proses reaksi posolanik dan reaksi pertukaran ion antar campuran. Gambar 4.9 Grafik hubungan antara berat isi kering maksimum γ d maks tanah asli dan variasi campuran Bottom Ash 1,25 1,30 1,35 1,40 1,45 1,50 1,55 5 10 15 γd m ak s g rc m ³ 2PC + Bottom Ash Tanah Asli Universitas Sumatera Utara 65 Tabel 4.6Data hasil uji compaction Sampel γ d maks W opt grcm³ Tanah Asli 1,29 21,41 2 Semen 1,32 21,26 2 Semen + 2 BA 1,33 20,38 2 Semen + 3 BA 1,34 20,01 2 Semen + 4 BA 1,35 19,45 2 Semen + 5 BA 1,37 18,98 2 Semen+ 6 BA 1,40 18,65 2 Semen + 7 BA 1,43 18,46 2 Semen + 8 BA 1,44 18,26 2 Semen + 9 BA 1,50 17,96 2 Semen + 10 BA 1,48 18,00 2 Semen + 11 B, 1,45 19,08 2 Semen + 12 BA 1,39 20,31 2 Semen + 13 BA 1,37 21,38 2 Semen + 14 BA 1,36 21,86 Dari hasil uji pemadatan tanah pada tanah asli diperoleh nilai kadar air optimum tanah sebesar 20,00 . Pada Gambar 4.9 menunjukkan nilai kadar air optimum pada tanah yang diberi campuran 2 semen dan variasi bottom ash mengalami penurunan hingga mencapai kadar air minimum di campuran 9 bottom ash, namun setelah itu mengalami peningkatan kembali dimulai dari 10 BA hingga 14 BA. Universitas Sumatera Utara 66

4.4.3 Pengujian CBR California Bearing Capacity Laboratorium

Dalam pengujian ini akan diperoleh hubungan antara nilai CBR tanah pada tanah aslidan nilai CBR pada tiap variasi tanah yang telah dicampur dengan 2 semen dan 2 sampai 14 bottom ash , dan perbandingan antara nilai CBR campuran 1 semen dengan 2 semen untuk variasi jumlah bottom ash yang berbeda. Hasil uji CBR yang dilakukan pada setiap variasi campuran ditunjukkan pada Tabel 4.6. Pada Gambar 4.11 ditunjukkan CBRantara tanah asli dengan nilai CBR dari setiap variasi campuran. Pada Gambar 4.12 ditunjukkan perbandingan nilai CBR 1 PC dengan 2 PC. Gambar 4.11. Grafik nilai CBR 2 PC dengan variasi campuran bottom ash 2 4 6 8 10 12 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 C B R TANAH + 2 PC + BA Universitas Sumatera Utara 67 Tabel 4.7Data hasil uji CBR 2 dan 1 PC semendengan variasi campuran bottom ash Sampel γ d maks grcm³ CBR Sampel γ d maks grcm³ CBR Tanah Asli 1,29 5,84 2 Semen 1,32 7,29 1 Semen 1,32 7,08 2 semen + 2 BA 1,33 7,92 2 semen + 3 BA 1,34 8,26 2 semen +4 BA 1,35 8,55 2 semen + 5 BA 1,37 8,83 2 semen + 6 BA 1,40 9,07 1 Semen + 6 BA 1,38 8,90 2 semen + 7 BA 1,43 9,36 2 semen + 8 BA 1,44 9,66 1 Semen + 8 BA 1,43 9,54 2 semen +9 BA 1,50 9,93 2 semen +10 BA 1,48 9,77 1 Semen + 10 BA 1,43 9,62 2 semen + 11 BA 1,45 9,46 2 semen + 12 BA 1,39 9,18 1 Semen + 12 BA 1,30 9,03 2 semen + 13 BA 1,37 8,87 2 semen + 14 BA 1,36 8,36 Universitas Sumatera Utara 68 Gambar 4.12. Grafik nilai CBR 1 PC dengan variasi campuran bottom ash Gambar 4.13. Grafik perbandingan nilai CBR 2 PC, 1 PC dan tanah asli dengan variasi campuran bottom ash 2 4 6 8 10 12 1 3 5 7 9 11 13 Tanah Asli TANAH ASLI+1 PC TANAH+2P C 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 6 8 10 12 C B R Tanah + 1 PC + BA Universitas Sumatera Utara 69 Pada gambar 4.13 dapat kita lihat bahwa nilai CBR untuk 2 PC dan 1 PC tidak terpaut jauh. Pada tabel 4.8 akan memperlihatkan selisih nilai CBR antara keduanya. Tabel 4.8Data selisih hasil uji antara CBR 2 dan 1 PC semendengan variasi campuran bottom ash sampel CBR Sampel CBR selisih 2 semen + 6 BA 9,07 1 Semen + 6 BA 8,90 0,17 2 semen + 8 BA 9,66 1 Semen + 8 BA 9,54 0,12 2 semen +10 BA 9,77 1 Semen + 10 BA 9,62 0,15 2 semen + 12 BA 9,18 1 Semen + 12 BA 9,03 0,15 Nilai CBR tanah pada tanah asli adalah sebesar 5,84. Dari Gambar 4.11 memperlihatkan dengan naiknya nilai CBR terlihat bahwa nilai CBR selalu naik sampai dengan kadar bottom ash 9 dengan nilai CBR sebesar 9,93 kemudian menurun pada kadar bottom ash yang lebih tinggi ketika mencapai kadar bottom ashsebesar 10-14. Hal tersebut dapat diakibatkan dengan adanya reaksi pozolanyang mengakibatkan konsistensi tanah menjadi lebih baik.Reaksi antara silika SiO 2 dan alumina AL 2 O 3 yang membentukkalsium silikat hidrat seperti: tobermorit, kalsium aluminat hidrat 4CaO.Al 2 O 3 .12H 2 O dan gehlenit hidrat 2CaO.Al 2 O 3 .SiO 2 .6H 2 O yang tidak larut dalam air. Pembentukan senyawa- senyawa ini berlangsung lambat dan menyebabkan tanah menjadi lebih keras, lebih padat dan lebih stabil. Dimanabottom ash yang mengandung unsur kimia seperti Al 2 O 3, Fe 2 O 3 , CaO dan MgO akan diserap oleh permukaan butiran lempung yang memiliki kandungan yang berbentuk halus dan bermuatan negatif. Ion Universitas Sumatera Utara 70 positif seperti ion hydrogen H + , ion sodium Na + , dan ion kalium K + , serta air yang berpolarisasi, semuanya melekat pada permukaan butiran lempung yang dapat mengakibatkan kenaikan kekuatan konsistensi tanah tersebut. Universitas Sumatera Utara 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan klasifikasi USCS, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis CL Clay – Low Plasticity . 2. Berdasarkan klasifikasi AASHTO, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis A- 7-6 . 3. Dari hasil uji Water Content didapat bahwa nilai kadar air tanah asli sebesar 14,68. 4. Dari hasil uji Specific Gravity didapat bahwa nilai berat spesifik tanah yaitu sebesar 2,66 5. Dari uji Atterberg pada tanah asli diperoleh nilai Liquid Limit sebesar 48,15dan indeks plastisitas IP sebesar 34,61 . Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan diketahui dari variasi 2 PC + BA nilai indeks plastisitas dan nilai Liquid Limit semakin meningkat. Dan dari percobaan diperoleh dengan penambahan 2 PC + 14 BA, memiliki indeks plastisitas IP yang paling rendah yakni 16,49. Dengan nilai Liquid Limit sebesar 39,14. 6. Hasil uji Proctor Standart menghasilkan nilai kadar air optimum tanah sebesar 12,41 dan berat isi kering maksimum sebesar 1,29 grcm³, sedangkan dari hasil percobaan menggunakan stabilitator didapat nilai berat isi maksimum yaitu sebesar 1,50grcm³ dengan variasi 2 PC + 9 BA dengan waktu pemeraman selama 14 hari. Universitas Sumatera Utara