Jenis Penelitian Uji Keseimbangan

27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat, Subyek, dan Waktu Penelitian

1. Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Kabupaten Klaten. Subyek penelitiannya adalah peserta didik kelas VIII Semester II Tahun Pelajaran 20092010.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap. Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian ini adalah: a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan meliputi: pengajuan judul, penyusunan draf proposal penelitian, seminar draf proposal dan pengajuan ijin penelitian. Tahap ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2009 sampai bulan Februari 2010. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi: uji coba instrumen penelitian, eksperimen dan pengumpulan data. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Februari 2010 sampai bulan April 2010. c. Tahap Penyelesaian Tahap ini mencakup proses analisis data, penyusunan laporan penelitian dan ujian tesis. Tahap ini dilaksanakan pada bulan April 2010 sampai dengan bulan Juli 2010.

B. Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu karena peneliti tidak mungkin mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan 28 kecuali beberapa dari variabel-variabel yang diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiyono 2003 : 82 bahwa “Tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol danatau memanipulasikan semua variabel yang relevan”. Manipulasi variabel dalam penelitian ini dilakukan pada variabel bebas yaitu Teams-Games-Tournaments TGT pada kelas eksperimen I dan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions STAD pada kelas eksperimen II. Untuk variabel bebas yang lain adalah aktivitas belajar siswa dijadikan sebagai variabel yang ikut mempengaruhi variabel terikat. 2. Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial 2 x 3, untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat. Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Aktivitas belajar siswa B A Tinggi 1 b Sedang 2 b Rendah 3 b Model Pembelajaran Teams-Games- Tournament TGT 1 a 11 ab 12 ab 13 ab Model Pembelajaran Student Team Achievement Divisions STAD 2 a 21 ab 22 ab 23 ab

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa semester II kelas VIII SMP Negeri Kabupaten Klaten yang terdiri dari 65 SMP.

2. Teknik Pengambilan Sampel

29 Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang dianggap mewakili keseluruhan populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Dalam penelitian ini sebagai sampelnya adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling , yang pelaksanaannya dilakukan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Didata semua SMP Negeri yang berada di Kabupaten Klaten. Populasi dibagi berdasarkan peringkat sekolah sehingga terbentuk tiga peringkat : atas, tengah dan bawah. Data SMP Negeri di Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut. Tabel 3.2 Data SMP Negeri di Kabupaten Klaten No. Nama Sekolah Total Rata-rata Nilai UAN Peringkat 1. SMP Negeri 2 Klaten 33,43 Atas 2. SMP Negeri 1 Delanggu 32,89 Atas 3. SMP Negeri 1 Klaten 31,46 Atas 4. SMP Negeri 1 Cawas 31,20 Atas 5. SMP Negeri 1 Pedan 30,91 Atas 6. SMP Negeri 1 Karanganom 29,80 Atas 7. SMP Negeri 2 Karangdowo 29,41 Atas 8. SMP Negeri 1 Wedi 29,11 Atas 9. SMP Negeri 2 Wonosari 29,08 Atas 10. SMP Negeri 4 Klaten 29,02 Atas 11. SMP Negeri 1 Karangdowo 28,87 Atas 12. SMP Negeri 2 Trucuk 28,74 Atas 13. SMP Negeri 1 Polanharjo 28,70 Atas 14. SMP Negeri 3 Klaten 28,44 Atas 15. SMP Negeri 1 Manisrenggo 28,40 Atas 16. SMP Negeri 3 Karanganom 28,39 Atas 17. SMP Negeri 1 Prambanan 28,39 Atas 18. SMP Negeri 3 Manisrenggo 27,97 Atas 19. SMP Negeri 3 Gantiwarno 27,95 Atas 20. SMP Negeri 1 Bayat 27,73 Atas 21. SMP Negeri 2 Manisrenggo 27,32 Atas 22. SMP Negeri 1 Juwiring 26,94 Atas 23. SMP Negeri 3 Pedan 26,58 Sedang 24. SMP Negeri 2 Jogonalan 26,32 Sedang 25. SMP Negeri 3 Tulung 26,21 Sedang 26. SMP Negeri 1 Wonosari 26,19 Sedang 27. SMP Negeri 7 Klaten 26,17 Sedang 30 28. SMP Negeri 1 Jogonalan 26,14 Sedang 29. SMP Negeri 3 Delanggu 26,00 Sedang 30. SMP Negeri 1 Tulung 25,95 Sedang 31. SMP Negeri 1 Ceper 25,89 Sedang 32. SMP Negeri 2 Karanganom 25,81 Sedang 33. SMP Negeri 1 Kebonarum 25,73 Sedang 34. SMP Negeri 4 Delanggu 25,71 Sedang 35. SMP Negeri 2 Tulung 25,55 Sedang 36. SMP Negeri 2 Ceper 25,54 Sedang 37. SMP Negeri 3 Trucuk 25,51 Sedang 38. SMP Negeri 1 Jatinom 25,43 Sedang 39. SMP Negeri 2 Wedi 25,42 Sedang 40. SMP Negeri 1 Karangnongko 25,34 Sedang 41. SMP Negeri 5 Klaten 25,34 Sedang 42. SMP Negeri 1 Gantiwarno 25,19 Sedang 43. SMP Negeri 3 Karangdowo 25,13 Sedang 44. SMP Negeri 2 Bayat 25,07 Sedang 45. SMP Negeri 3 Bayat 25,06 Sedang 46. SMP Negeri 3 Cawas 24,82 Rendah 47. SMP Negeri 1 Kemalang 24,70 Rendah 48. SMP Negeri 6 Klaten 24,61 Rendah 49. SMP Negeri 1 Kalikotes 24,44 Rendah 50. SMP Negeri 2 Jatinom 24,43 Rendah 51. SMP Negeri 1 Trucuk 24,39 Rendah 52. SMP Negeri 2 Pedan 24,38 Rendah 53. SMP Negeri 4 Karanganom 24,25 Rendah 54. SMP Negeri 1 Ngawen 24,20 Rendah 55. SMP Negeri 2 Delanggu 24,19 Rendah 56. SMP Negeri 3 Ceper 24,14 Rendah 57. SMP Negeri 3 Jatinom 24,10 Rendah 58. SMP Negeri 2 Prambanan 24,01 Rendah 59. SMP Negeri 3 Polanharjo 23,90 Rendah 60. SMP Negeri 2 Cawas 23,80 Rendah 61. SMP Negeri 2 Karangnongko 23,79 Rendah 62. SMP Negeri 2 Gantiwarno 23,54 Rendah 63. SMP Negeri 2 Kemalang 23,41 Rendah 64. SMP Negeri 2 Polanharjo 23,38 Rendah 65. SMP Negeri 2 Juwiring 22,96 Rendah diperoleh dari unit pelaksana teknis pendidikan Kab. Klaten tahun 2008 b. Berdasarkan data sekolah tersebut, pada masing-masing peringkat dipilih secara random satu sekolah sebagai sampel. 31 c. Dari masing-masing sekolah sampel yang terpilih diambil dua kelas secara random untuk dijadikan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Sebagai sampel dalam dalam penelitian ini terambil tiga sekolah yaitu SMP Negeri 1 Karangdowo sebagai sampel sekolah peringkat atas, SMP Negeri 3 Pedan sebagai sampel sekolah peringkat tengah dan SMP Negeri 3 Cawas sebagai sampel sekolah peringkat bawah. Masing-masing sekolah diambil dua kelas untuk kelas dengan model pembelajaran TGT dan kelas dengan model pembelajaran STAD.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

1. Model Pembelajaran

a. Definisi operasional: suatu cara atau model yang digunakan dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, dalam hal ini terdiri dari Teams-Games-Tournaments TGT pada kelompok eksperimen I, dan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions STAD pada kelompok eksperimen II. b. Skala pengukuran: skala nominal c. Kategori: Teams-Games-Tournaments TGT untuk kelompok eksperimen I dan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions STAD untuk kelompok eksperimen II. d. Simbol: A, dengan kategori 1 a , 2 a dimana 1 a = Teams-Games- Tournaments TGT, dimana 2 a = Student Team Achievement Divisions STAD. 2. Aktivitas belajar siswa a. Definisi operasional : kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar yang bersifat fisik maupun mental. 32 b. Skala pengukuran : skala interval yang diubah ke dalam skala ordinal yang terdiri dari 3 kategori yaitu kelompok tinggi dengan skor lebih dari s X 2 1 + , kelompok sedang dengan skor antara s X 2 1 + sampai s X 2 1 - dan kelompok rendah dengan skor kurang dari s X 2 1 - . c. Kategori : skor angket aktivitas belajar siswa d. Simbol : B, dengan kategori 1 b , 2 b , 3 b dimana 1 b = aktivitas belajar siswa tinggi, 2 b = aktivitas belajar siswa sedang, 3 b = aktivitas belajar siswa rendah. b. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika. a. Definisi operasional : prestasi belajar matematika adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses belajar matematika sehingga terdapat proses perubahan dalam pemikiran serta tingkah laku yang ditunjukkan dengan nilai. b. Skala pengukuran : skala interval. c. Kategori : nilai tes prestasi belajar matematika pada pokok bahasan kubus dan balok. d. Simbol : ab

2. Jenis Metode Pengumpulan Data

Metode atau instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Metode Dokumentasi

Suharsimi Arikunto 2006 mengemukakan bahwa metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapor, agenda dan sebagainya. Pada penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data nilai ujian akhir semester ganjil mata pelajaran matematika kelas VIII pada siswa-siswa yang diambil sebagai sampel. Data 33 nilai ujian tersebut digunakan untuk uji keseimbangan rata-rata antara kelompok eksperimen I dengan kelompok eksperimen II dan digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam tim-tim.

b. Metode Angket

Metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, responden, atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis Budiyono, 2003:47. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas belajar siswa. Angket dalam penelitian ini terdiri dari 32 pertanyaan dengan 5 pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Untuk pertanyaan yang bersifat positif maupun negatif skor diberikan sebagai berikut. Tabel 3.3 Pemberian Skor untuk Metode Angket Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif Skor Sangat Setuju Sangat Tidak Setuju 5 Setuju Tidak Setuju 4 Kurang Setuju Kurang Setuju 3 Tidak Setuju Setuju 2 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju 1

c. Metode Tes

Menurut Budiyono 2003:54, metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek penelitian. Dalam penelitian ini metode tes dipergunakan untuk mengukur hasil belajar siswa baik yang diberi pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT maupun STAD. Metode tes ini diberikan setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan. Tes yang digunakan berupa tes berbentuk pilihan ganda berjumlah 30 soal dengan 4 pilihan jawaban. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis. Sebelum tes digunakan untuk memperoleh data dari sampel sebagai objek penelitian, 34 terlebih dahulu diadakan uji coba tes pada kelas di luar kelas eksperimen I dan eksperimen II.

3. Uji Coba Angket

Guna menjamin bahwa angket yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi kelayakan, sebelum digunakan angket akan diuji coba terlebih dahulu. Adapun uji angket yang dilakukan adalah: validitas, reliabilitas dan konsistensi internal.

a. Uji Validitas angket

Dalam penelitian ini jenis validitas angket yang diutamakan adalah validitas isi. Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam angket mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak di ukur oleh tes itu isinya harus tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistika tetapi analisis rasional yaitu dengan melihat apakah item-item tes telah ditulis sesuai dengan blue- printnya yaitu telah sesuai dengan batasan domain ukur yang telah ditetapkan semula dan memeriksa apakah masing-masing item telah sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkapnya Saifuddin Azwar, 2003:175.

b. Uji Reliabilitas Angket

Dengan melakukan uji reliabilitas angket dalam penelitian ini digunakan Teknik Cronbach Alpha Budiyono, 2003:70: ÷ ÷ ø ö ç ç è æ - ÷ ø ö ç è æ - = å 2 2 11 1 1 t i s s n n r Dengan: 11 r = indeks reliabilitas angket n = banyaknya butir angket 2 i s = variansi butir ke- i , i = 1, 2, ..,n 35 2 t s = variansi skor-skor yang diperoleh subyek uji coba Kriteria Uji: Angket dikatakan reliabel jika 7 , 11 ³ r

c. Uji Konsistensi Internal Angket

Untuk menentukan konsisten internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Adapun yang uji konsistensi internal angket dalam penelitian ini digunakan rumus dari Karl Pearson berikut Budiyono, 2003: 65: 2 2 2 2 å å å å å å å - - - = Y Y n X X n Y X XY n r xy Dengan: xy r = indeks konsistensi internal untuk butir ke- i n = banyaknya subyek yang dikenai angket X = skor untuk butir ke- i dari subyek uji coba Y = total skor dari subyek uji coba Kriteria Uji: Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke- i kurang dari 0,30 maka butir tersebut harus dibuang.

4. Uji Coba Soal Tes Prestasi Belajar

Seperti halnya dengan angket, guna menjamin bahwa soal tes prestasi belajar yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi kelayakan, sebelum digunakan soal tes prestasi belajar akan diuji coba terlebih dahulu. Adapun uji coba soal tes prestasi belajar yang dilakukan adalah: validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.

a. Uji Validitas Soal Tes Prestasi Belajar

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang tepat dan 36 akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Tipe validitas terbagi atas validitas isi, validitas konstrak, dan validitas berdasar kriteria. Dalam penyusunan dan pengembangan tes prestasi belajar tipe validitas yang terpenting adalah validitas isi, yaitu sejauh mana item-item dalam tes memang telah sesuai untuk mengukur prestasi yang domainnya telah dibatasi secara spesifik Saifuddin Azwar, 2003:178.

b. Uji Reliabilitas Soal Tes Prestasi Belajar

Estimasi reliabilitas soal tes prestasi belajar dapat dilakukan melalui salah satu pendekatan umum, yaitu metode satu kali tes, metode tes ulang dan metode bentuk sejajar Budiyono, 2003:66. Dengan pertimbangan efisiensi maka dalam penelitian ini pendekatan yang dipakai adalah metode satu kali tes. Adapun rumus yang digunakan adalah dalam uji reliabilitas ini adalah Teknik Cronbach Alpha: ÷ ÷ ø ö ç ç è æ - ÷ ø ö ç è æ - = å 2 2 11 1 1 t i s s n n r Dengan: 11 r = indeks reliabilitas soal n = banyaknya butir soal 2 i s = variansi butir ke- i , i = 1, 2, …, n 2 t s = variansi skor-skor yang diperoleh subyek uji coba Kriteria uji: Soal dikatakan reliabel jika 7 , 11 ³ r

c. Uji Daya Pembeda Butir Soal Tes Prestasi Belajar

Daya pembeda item butir soal adalah kemampuan item dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Semakin besar perbedaan antara proporsi penjawab benar dari kelompok tinggi dan dari kelompok rendah, semakin besarlah daya beda suatu item Saifuddin Azwar, 2003:137. 37 Untuk sampel yang berjumlah kecil, dalam menghitung daya beda terlebih dahulu ditetapkan masing-masing 50 dari kelompok tinggi sebagai banyaknya penjawab dari kelompok tinggi dan 50 dari kelompok rendah sebagai banyaknya penjawab dari kelompok rendah. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: R iR T iT N n N n d - = dengan: n iT = Banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi N T = Banyaknya penjawab dari kelompok tinggi n iR = Banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok rendah N R = Banyaknya penjawab dari kelompok rendah Kriteria Uji: Daya pembeda dinyatakan memenuhi syarat jika d ≥ 0,3.

d. Uji Tingkat kesukaran

Butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran setiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut Saifuddin Azwar, 2003:134: N n p i = dengan: p = indeks kesukaran n i = banyaknya siswa yang menjawab item dengan benar N = banyaknya siswa yang menjawab item Kriteria Uji: Butir soal akan digunakan bila memenuhi syarat: 70 , 30 , £ £ p

E. Uji Keseimbangan

38 Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok kelompok dengan model pembelajaran TGT dan kelompok dengan model pembelajaran STAD mempunyai rataan yang seimbang. Data yang digunakan untuk uji keseimbangan adalah data kemampuan awal siswa yaitu nilai ujian akhir semester ganjil mata pelajaran matematika kelas VIII pada siswa-siswa yang diambil sebagai sampel. Untuk data kemampuan awal tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t yaitu Budiyono, 2004:151: 1. Hipotesis 2 1 : m m = H siswa pada kelompok dengan model TGT dan kelompok dengan model STAD sama kemampuannya 2 1 1 : m m ¹ H siswa pada kelompok dengan model TGT dan kelompok dengan model STAD tidak sama kemampuannya 2. Taraf Signifikansi : a = 0,05 3. Statistik uji 2 2 1 ~ 1 1 2 1 2 1 - + + - = n n t n n s X X t p Dengan 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 - + - + - = n n s n s n s p 1 X = rataan nilai kelompok dengan model TGT 2 X = rataan nilai kelompok dengan model STAD 2 1 s = variansi nilai kelompok dengan model TGT 2 2 s = variansi kelompok dengan model STAD 1 n = jumlah siswa kelompok dengan model TGT 2 n = jumlah siswa kelompok dengan model STAD 4. Daerah kritik þ ý ü î í ì - = v v t t t t t DK ; 2 ; 2 atau a a 39 5. Keputusan Uji H diterima jika nilai statistik uji amatan tidak berada di daerah kritik dan H ditolak jika nilai statistik berada di daerah kritik. Laporan uji keseimbangan dapat dilihat pada Lampiran 2.

F. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

The Effectiveness of Using Teams Games Tournaments (TGT) in Teaching Reading of Narrative Text, (A Quasi-Experimental Study at the Second Year Students of SMPN I Pakuhaji)

0 10 0

EKSPERIMENTASI PENGAJARAN FISIKA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENTS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL UNTUK MENINGKATKAN

0 6 34

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES Pengaruh Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (Tgt) Dan Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Taksonomi Bloom.

0 2 16

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES Pengaruh Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (Tgt) Dan Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Taksonomi Bloom.

0 2 12

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (Teams Games Tournaments) Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Siswa Kelas IV MI M Gading 1 Klaten Utara

0 0 16

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan Media Games Puzzle Ditinjau dari Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas X SMA Tahun Pelajaran 2016/2017 di Kabupaten Sragen.

0 1 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA

0 0 7