Stadium Pemeriksaan Penunjang TINJAUAN PUSTAKA

18

2.5 Stadium

Cara mendiagnosa endometriosis sesuai lokasinya Pelvic localization of endometriosis. Stadium endometriosis 13 9 American society for reproductive medicine revised classification of endometriosis 5 Universitas Sumatera Utara 19

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Transvaginal sonography TVS Diagnosa endometriosis pelvis didasari oleh perbedaan kriteria morfologi yang bervariasi untuk setiap lokasi anatomi penyakit ini dan mencakup penebalan dan nodul echogenic massa dengan batas yang tegas atau pun tidak. USLutero sacro ligament dianggap terkena jika pada pemeriksaan 3D dijumpai penebalan atau terlihat nodul hipoechogenik yang reguler ataupun tidak didaearah serviks. Keterlibatan fornix posterior vagina terlihat seperti kista atau daerah yang menebal. Abnormalitas seperti ini juga tampak pada septum rektovagina dibawah bidang horizontal melalui 15 Universitas Sumatera Utara 20 bibir posterior serviks, dibawah peritoneum. Terlibatnya kolon sigmoid di diagnosa jika dijumpai area hypoechogenic dengan batas irregular yang memasuki dinding usus. Beberapa penelitian memberikan aturan TVS dalam menegakkan diagnosa rektovagina endometriosis, terutama yang melibatkan rektosigmoid dengan sensitivitas sekitar 91 dan 98 dengan spesifisitas sekitar 97–100. Kemajuan akurasi diagnostik telah dideskripsikan jika TVS dilakukan dengan saline solution kedalam vagina atau dengan air- kontras kedalam rektum. Dibutuhkan pelatihan khusus untuk diagnosa rektovaginal endometriosis. Kemungkinan untuk mengetahui kedalaman infiltrasi didaerah rektum dengan TVS sejauh ini juga baru divalidasi oleh satu penelitian dan pengukuran jarak antara lesi dan batas anus cukup sulit. Lebih jauh, TVS dibatasi dengan ketidakmampuan untuk mendiagnosa infiltrasi endometriotik diatas rectosigmoid junction. 15 Rectal endoscopic sonographytransrectal ultrasonography 19 Pada beberapa penelitian yang relatif kecil, telah ditemukan bahwa rectal endoscopic sonography atau transrectal ultrasonography dapat digunakan sebagai alat diagnostik untuk rektovaginal endometriosis,terutama untuk mengevaluasi infiltrasi kolorektal, alat ini memiliki sensitivitas sekitar 78 sampai 100 dengan spesifisitas 66 sampai 100. Kebanyakan penelitian yang membandingkan rectal endoscopic sonography dengan magnetic resonance imaging MRI menunjukkan bahwa sonografi lebih unggul dalam mendeteksi infiltrasi kedalam dinding rektum. Jika dibandingkan dengan TVS, tidak dijumpai Universitas Sumatera Utara 21 perbedaan bermakna dalam hal diagnosa keterlibatan dinding rektum, hal ini dijumpai pada penelitian prospektif terhadap 134 pasien, sementara pada penelitian lainnya terhadap 81 pasien TVS dianggap lebih akurat untuk mendiagnosa intestinal endometriosis, dengan sensitifitas 93 dan 89 dan spesifisitas 100 dan 93, secara berurutan. Keterbatasan dari rectal endoscopic sonography adalah tidak dapat mendiagnosa lesi selain lesi didaerah retrouterin dan dibutuhkan keahlian radiologis atau gastroenterologis, juga dibutuhkan persiapan terhadap usus bahkan dibutuhkan sedasi. Magnetic resonance imaging 18 Endometriosis pelvis didiagnosa dengan MRI jika terlihat setidaknya satu lokasi yang terkena ovarium atau deep pelvic endometriosis. Deeply infiltrating pelvic endometriosis didefenisikan jika dijumpai adanya endometriosis pada salah satu daerah berikut ini: torus uterinus dan USL, vagina, rectovaginal septum, sigmoid colon, ureter, dan kandung kemih. Kista endometriosis didiagnosa dengan MRI jika kista endometriosis memiliki sinyal yang tinggi pada T1 dan T2-weighted sequences, dan menetap pada gambaran subsequent fatsuppressed T1- weighted. Terdapat variasi intensitas sinyal pada gambaran T2-weighted yang diseskripsikan sabagai ‘‘shading’’ dan gambaran spesifik lainnya. Perlengketan interovarian disebut dengan ‘‘kissing ovaries’’. Endometriosis ligamentum sakrouterina didiagnosa jika dijumpai nodul kecil ataupun besar dengan hipointensitas pada daerah belakang serviks dengan gambaran axial T2-weighted. Pada gambaran T2-weighted lesi ini Universitas Sumatera Utara 22 diidentifikasi sebagai gambaran iso- atau hypointense pada miometrium. Pada gambaran T1-weighted fat suppressed ditandai dengan nodul asimetris dengan USL irregular dan dihubungkan dengan bintik - bintik hyperintense. Gambaran resonansi magnetik endometriosis vagina dan rectovaginal septum T2-hypointensity dan berbagai variasi intensitas gambaran sinyal T1-weighted dihubungkan dengan bintik - bintik hyperintense pada gambaran fat-suppressed T1-weighted. Kriteria diagnostik invasi sigmoid pada MRI adalah penebalan asimetris pada permukaan terendah dari dinding sigmioid dan menampilkan gambaran ikatan zat kontras pada gambaran T1-weighted MR. Adanya obliterasi parsial maupun total dari kavum douglas atau adanya penumpukan cairan semua dicatat. Penebalan dinding kandung kemih yang terlokalisir biasanya menonjol kedalam lumen kandung kemih memberikan kriteria diagnosa utama untuk endometriosis kompartemen anterior. Hal ini menampilkan gambaran isointense pada T2-weighted dengan bintik bintik hiperintense pada sekuensi T1-weighted. endometriosis ureter tampak pada sekuensi T2-weighted sebagai nodul hipointense dan dihubungkan dengan gambaran hiperintense yang sangat dekat dengan ureter pada kedua sekuensi T1- dan T2- weighted. 15 Computerized tomography 15 Pada sebuah penelitian terhadap 98 pasien, didapatkan sensitivitas sebesar 99 dan spesifisitas 100 untuk diagnosa endometriosis usus, dengan computerized tomography pada distensi kolon. Walaupun telah Universitas Sumatera Utara 23 diketahui suatu gambaran kolonoscopi dengan computerized tomography untuk deep pelvic endometriosis, hal ini tetap harus dievaluasi lebih jauh. Eksposur tarhadap radiasi harus diperhitungkan. Double-contrast barium enema 18 Double-contrast barium enema sebelumnya dipakai dalam investigasi rektovaginal endometriosis, tetapi hanya sedikit penelitian yang berhasil. Pada penelitian retrospektif, 99 akurat untuk memprediksi kebutuhan operasi saluran cerna dijumpai 108 pasien dengan gejala yang menunjukkan endometriosis saluran cerna. Penelitian terbaru dijumpai sensitivitas 88 dan spesifisitas 93 untuk endometriosis usus pada 234 pasien, pemeriksaan dengan double-contrast barium enema tampaknya lebih unggul dibandingkan dengan MRI. Dua penelitian lainnya menilai pemeriksaan double-contrast barium enema pada rektovaginal endometriosis menunjukkan infiltrasi ke rektum secara tepat hanya sebesar 54 dan 33, secara berurutan dan rectal endoscopic ultrasound mungkin lebih baik. Double-contrast barium enema tidak menampilkan seluruh dinding usus begitu juga dengan kedalaman infiltrasi. Kolonoskopi 18 Lesi endometriosis biasanya didiagnosa dengan kolonoskopi, tetapi kebanyakan lesi tidak menginfiltrasi mukosa, hasil dari penelitian ini biasanya dilakukan untuk pasien dengan diagnosa banding penyakit saluran cerna. Transvaginal ultrasound, MRI atau transrectal ultrasound dapat menampilkan endometrioma dan deep infiltrating endometriosis. Pada 19 Universitas Sumatera Utara 24 kebanyakan kasus transvaginal ultrasound tampaknya lebih unggul dibandingkan dengan transrectal ultrasound. Secara terpisah MRI membantu ultrasonografi untuk memastikan massa pelvis dan mendiagnosa endometriosis ureter, kandung kemih, dan rektosigmoid. 18

2.7 Terapi