Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

49

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Masalah NEET bukanlah masalah baru dalam masyarakat Jepang. Istilah NEET ini pertama kali muncul di Inggris pada tahun 1990-an yang ditujukan pada para pengangguran berusia antara 16-18 tahun yang tidak mau bersosialisasi dalam negara Jepang. Munculnya NEET di Jepang serta peningkatannya dari tahun ke tahun menimbulkan keresahan masyarakat. Di Jepang yang masuk dalam klasifikasi NEET adalah orang-orang pada usia 15-34 tahun yang tidak bekerja, tidak berperan dalam rumah tangga, tidak terdaftar di sekolah atau pelatihan kerja. Pertumbuhan ekonomi yang lemah di Jepang pun termasuk salah satu pengaruh berkembangnya NEET di Jepang. Masalah NEET ini awalnya dianggap sebagai masalah keluarga dan pribadi masing-masing sehingga semakin banyak jenis-jenis NEET yang berkembang di masyarakat yaitu yankee kata, hikikomori kata, tachisukumu kata, dan tsumazuki kata. Yang dimana jenis-jenis itu memiliki dampak yang berbeda-beda akibat dari penyebab yang berbeda pula. 2. Masalah sosial seperti NEET ini menimbulkan beberapa dampak terhadap NEET itu sendiri, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dampak terhadap diri mereka sendiri yaitu, mereka tersisihkan dari lingkungan sosial, menjadi tidak mandiri karena selama hidupnya bergantung dengan orangtua dan rentan mengalami gangguan mental. Sedangkan terhadap Universitas Sumatera Utara 50 keluarga yaitu NEET yang tinggal bersama orangtua akan ketergantungan secara permanen bahkan ketika NEET berusia sekitar 40 tahun mereka akan hidup dari pensiun orangtuanya. Bagi masyarakat keberadaan NEET dianggap sebagai kumpulan orang yang tidak hanya dapat membahayakan stabilitas negara, tetapi juga merusak tatanan masyarakat Jepang yang tertata rapi karena perilaku dan gaya hidupnya tidak sesuai dengan norma- norma dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat Jepang. Kemudian bagi pemerintah sendiri tentu menjadi beban dan semakin menambah masalah yang harus segera mereka atasi. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi para NEET ini. Sebagian masayarakat yang peduli terhadap NEET dapat mendidik seorang NEET dalam pendidikan informal baik di lingkungan masyarakat maupun keluarga yaitu Personal Skills Education, Social Skills Education, Environmental Skills,dan VocationalOccupational Skills Education. Pemerintah juga mengalokasikan dana yang diambil dari pajak masyarakat dengan jumlah yang cukup besar untuk membangun organisasi-organisasi dan lembaga- lembaga pelatihan bagi NEET yang diharapkan dapat mengurangi jumlah NEET. Serta diberikan pengarahan, konseling,dan pengenalan dunia kerja bahkan mereka juga ditawarkan job training yang diharapkan bisa menumbuhkan rasa percaya diri mereka untuk terjun ke dunia kerja kembali. Universitas Sumatera Utara 51

4.2 Saran