di air dengah suhu 60˚C selama kurang lebih 45 – 60 menit , lalu kemudian dilakukan uji tekan marshall terhadap seluruh briket untuk mendapatkan parameter stabilitas dan
kelelehan .
Untuk menentukan kadar aspal optimum yang dipakai , diambil berdasarkan 6 karakteristik Marshall , yaitu : Stabilitas , kelelehan dan hasil bagi Marshall dari
pengujian tekan dan VIM , VMA , serta VFA dari analisis volumetrik .
Kadar aspal optimum selanjutnya akan ditentukan dari nilai kadar tengah antara rentang kadar asal maksimum dan minimum yang memenuhi persyaratan spesifikasi.
3.2.2 Pembuatan Benda Uji dengan Campuran Zeolit
Dalam proses pembuatan benda uji yang dicampur dengan zeolit, dilakukan proses yang sama dengan proses di atas tetapi memiliki beberapa perbedaan , seperti :
Kadar aspal yang digunakan adalah adalah kadar aspal optimum KAO
Selanjutnya setelah didapatkan Kadar Aspal Optimum, maka dengan kadar tersebut
kita variasikan juga kadar aditif zeolit teraktivasi pada campuran sebanyak 0, 2,
3, dan 4, masing-masing sebanyak 5 sample.
Temperatur untuk campuran agregat dan aspal dilakukan pada temperatur yang lebih
rendah , sekitar C dibawah temperatur HotMix . Temperatur yang dipakai sekitar
130- 135˚C untuk pencampuran dan untuk pemadatan dilakukan pada temperatur
120˚C- 125˚C..
Dalam proses pencampuran antara zeolit dengan agregat dan juga bitumen, zeolit dicampur dengan agregat dan aspal yang sudah dipanaskan terlebih dahulu sampai
mencapai suhu sekitar 130- 135˚C. Setelah tercapai temperatur yang diinginkan, zeolit
dicampurkan. Pencampuran zeolit akan mempengaruhi viskositas aspal dan juga akan memberikan efek busa pada aspal karena pelepasan kandungan air didalam zeolit
Universitas Sumatera Utara
sedang terjadi. Aspal akan menjadi lebih encer, dan hal ini menyebabkan aspal akan semakin mudah untuk menyelimuti agregat secara merata, maka proses pencampuran
aspal dan agregat akan semakin cepat dan dapat disesuaikan nantinya dengan suhu
pemadatan yang diinginkan, yakni sekitar 120˚C- 125˚C.
Langkah selanjutnya sama dengan sebelumnya, melakukan pemadatan dengan cara
penumbukan sebanyak 75 kali tumbukan, dengan menggunakan alat marshall comapaction hammer. Setelah dipadatkan, disimpan pada temperatur ruang selama 24
jam, kemudian di ukur tinggi dan di timbang berat dalam kondisi kering. Benda uji direndam selama 24 jam di dalam air, kemudian ditimbang berat dalam air dan dalam
kondisi jenuh air permukaan saturated surface dry. Sampel kemudian direndam dalam waterbath pada temperature
� selama 30 menit, kemudian lakukan pengujian untuk mendapatkan karakteristik uji marshall, yakni nilai stabilitas
stability, kelelehan flow, marshall quotient, VIM, VFB, VMA dan indeks kekuatan
sisa.
Lakukan hal yang sama seperti langkah sebelumnya, dengan jumlah tumbukan yang
dilakukan sebanyak 400 kali tumbukan pada setiap sisi benda uji untuk mendapatkan
nilai VIM PRD.
3.3. Analisis dan Pembahasan