Informan dari Kelompok Tani dan Tokoh Masyarakat

58 namun harus berawal dari masyarakat itu sendiri untuk mengawali pemecahan masalah yang menyebabkan tanah sengketa tersebut menjadi perluasan kawasan hutan lindung, tanah adat itu sendiri dahulunya dimiliki oleh masyarakat hukum adat atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan warganya, dimana kewenangan ini memperbolehkan masyarakat untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam, termasuk tanah, dalam wilayah tersebut bagi kelangsungan hidupnya. Masyarakat dan sumber daya yang dimaksud memiliki hubungan secara lahiriah dan batiniah turun temurun dan tidak terputus antara masyarakat hukum adat tersebut dengan wilayah yang bersangkutan.

4.2.4. Informan dari Kelompok Tani dan Tokoh Masyarakat

1. Nama : Mangatur Ompusunggu Umur : 54 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Petani Mangatur kelahiran desa Hutaginjang dusun III Lumban Dolok, 18 Agustus 1962 yang sekarang berumur 54 tahun dengan profesi seorang petani. Pendidikan terakhir SLTA dan seorang tokoh masyarakat di desa hutaginjang dimana sejak tahun 1999-2014 adalah komite masyarakat setempat dan juga sebagai raja adat di desa Hutaginjang.Mangatur terkenal sosok yang lemah lembut dan banyak membantu masyarakat dan juga jiwa kepemimpinannya terhadap masyarakat sangat baik dilihat dari hal pengetahuan kondisi masyarakat. Responden dikenal warga sebagai tokoh masyarakyat dimana sangat mengetahui jelas keberadaan tanah maupun lahan serta silsilah tanah warisan. Selain berprofesi seorang petani mangatur dikenal sebagai penyimpan silsilah tanah dan titipan surat warisan tanah dari nenek Universitas Sumatera Utara 59 moyang singga jika terjadi permasalahan tanah antar warga, responden bisa mengendalikan yang berkonflik. Responden juga dikenal sebagai orang yang rendah hati yang sudah benyak menolong warga termasuk dari luar dan memberikan lahannya di kerjakan untuk menghidupi kebetuhan mereka. Pandangan responden terhadap perluasan kawasan hutan lindung bahwa hak ulayat adalah kewenangan, yang menurut hukum adat, dimiliki oleh masyarakat hukum adat atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan warganya, dimana kewenangan ini memperbolehkan masyarakat untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam, termasuk tanah, dalam wilayah tersebut bagi kelangsungan hidupnya. Masyarakat dan sumber daya yang dimaksud memiliki hubungan secara lahiriah dan batiniah turun temurun dan tidak terputus antara masyarakat hukum adat tersebut dengan wilayah yang bersangkutan. 2. Nama : Derlina Rajagukguk Umur : 62 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Wiraswasta Derlina Rajagukguk adalah seorang tokoh masyarakat yang sudah berumur 62 tahun yang semenjak lahir telah tinggal di desa Hutaginjang. Lahir di dusun III Lumban Dolok, 14 Desember 1954 dengan pendidikan terakhir SLTP.Berprofesi sebagai wiraswasta di TVRI dan juga sebagai petani dengan luas lahan kurang lebih 15 Ha dimana 14 Ha dikelola sebagai lahan pertanian dan 1Ha sebagai lahan kosong.Bapak Derlina adalah tokoh masyarakat dan juga sebagai anggota kelompok tani sampai sampai saat ini.Responden juga adalah penatua gereja sejak tahun 1999 sampai sekarang.Derlina juga termasuk raja adat di desa Hutaginjang khususnya untuk marga Rajagukguk. Responden mempunyai pandangan-pandangan sendiri Universitas Sumatera Utara 60 dalam masyarakat majemuk khususnya desa Hutaginjang. Salah satunya perbedaan pendapat yang sangat mencolok di tengah-tengah warga yang aling mempertahankan pendapat yang akhirnya pergesekan selalu terjadi dan masyarakat memperuncing permasalahan sehingga antar warga saling menjatuhkan termasuk dalam masalah perluasan kawasan hutan llindung.Setiap sore sekitar Pukul. 17.30 responden akan nongkrong ke warung kopi yang hanya beberapa meter dari tempat kediaman dan sambal main catur dan itu dilakukan setiap hati dan pulang Pukul. 19.00 Wib dan tidak pulang terlalu larut malam karena ke warung hanya ingin mengetahui informasi dan keadaan masyarkat. Menurut responden terhadap perluasan kawasan hutan lindung di desa Hutaginjang Kecamatan Muara Harapan sangatlah mengganggu masyarakat termasuk warga desa Hutaginjang. Selain lahan pertanian warga yang dijadikan sebagi perluasan hutan llindung, warga juga merasa bahwa mereka akan segera berpindah ke daerah dimana hal itu akan membuat warga membuka lahan baru.Pak Derlina terhadap kondisi desa yaitu pemerintah selalu mengawasi dan tetap membantu masyarakat termasuk hal ulayat sehingga kesejahteraan warga lebih baik. 3. Nama : Porman Rajagukguk Umur : 55 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Petani Porman Rajagukguk adalah seorang tokoh masyarakat yang sudah berumur 55 tahun yang semenjak lahir telah tinggal di desa Hutaginjang.Lahir di dusun III Lumban Dolok, 7 Februari 1961 dengan pendidikan terakhir SLTP dan menetap di dusun III sampai sekarang.Responden mempunyai delapan anak Berprofesi sebagai petani dengan luas lahan Universitas Sumatera Utara 61 pertanian kurang lebih 6 Ha dan juga sebagai pemelihara kerbau dan babi terbanyak di desa Hutaginjang.Responden seorang tokoh masyarakat dan juga sebagai juga sebagai ketua kelompok tani dan sangat mendukung kinerja masyarakat dalam bertani. Responden berharap supaya perluasan kawasan hutan lindung lebih diperhatikan dengan tidak merugikan hak-hak ulayat dimana pemerintah melakukan pemetaan yang jelas supaya lahan dan pekarangan rumah tidak dijadikan sebagai perluasan hutan lindung. Pandangan responden terhadap perluasan kawasan hutan lindung bahwa apabila desa Hutaginjang harus dijadikan sebagai perluasan hutan lindung, setidaknya pemerintah menggunanakan lahan kosong atau lahan tidur agar kesejahteraan masyarakat tidak terganggu. Karena jika lahan kosong yang digunakan sebagai kawasan perluasan hutn lindung mungkin msyarakat tidak akan keberatan. Dan itupun harus ada pemberitahuan kepada masyarakat bahwa lahan kosong harus digunakan sebagai perluasan kawasan hutan llindung. Universitas Sumatera Utara 62

4.3. Interpretasi Data Penelitian

4.3.1. Perluasan Kawasan Hutan Lindung di Desa Hutaginjang

Hutan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan oleh pemerintah beserta kelompok masyarakat tertentu untuk dilindungi, agar tetap terjaga fungsi-fungsi ekologinya, terutama yang menyangkut tata air serta kesuburan tanah sehinngga dapat tetap berjalan dan manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat banyak. Kawasan desa Hutaginjang terletak di Kecamatan Muara di desa Hutaginjang. Desa Hutaginjang sebelum menjadi objek perluasan hutan lindung merupakan kawasan hutan produksi terbatas dari tahun 1997 sampai tahun 2012. Secara keseluruhan penduduk yangberada di sekitar Hutaginjang menggantungkanhidupnya dari bertani. Perluasan hutan lindung di Desa Hutaginjang merupakan salah satu penunjang konflik.Menurut Bapak Welseng Simaremare selaku kepala desa Hutaginjang mengatakan bahwa desa Hutaginjang memang sudah dicatat sebagai perluasan hutan lindung.Hal ini terlihat ketika dari dusun II sampai dusun IV, yang anehnya mmang dusun I tidak ada yang menjadi perluasan hutan lindung.Berdasarkan wawancara dengan responden Manat Simaremare selaku Badan Perwakilan desa Hutaginjnag; “Menurut saya, “saya tidak keberatan dengan perluasan hutan lindung selagi tanahnya kosong. Dan apabila ada tanah warga yang terkena untuk perluasan hutan lindung maka diganti rugi oleh pemerintah sebesar-besarnya berupa hasil pertanian dikali deposito pertahun sehingga hasilnya sama dengan hasil pertanian wargahasil wawancara tanggal 14 Mei 2016.” Defenisi Hutan Lindung menurut Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentanng kehutanan adalah “kawasan hutan yang mmpunyai fungsi pokok sebagai perlindungan system penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi tanah, mencegah intrusi air laut, dan menjaga kesuburan tanah”. Sedangkan sebagian warga sangat Universitas Sumatera Utara