83
dari usaha menghindari sampai pada menghadap konflik itu dalam usaha mencari
jalan keluar sehingga pihak-pihak yang terlibat dapat mencapai tujuannya, misalnya
di desa Hutaginjang adanya warga yang menjadi dua kubu dan saling berlawanan,
pilakdes yang gagal oleh ulah dua kelompok warga pada bulan oktober 2015 sampai
sekarang.
4.5. Tanggapan Camat
Desa Hutaginjang merupakan desa yang sistem kepemilikan lahannya secara turun temurun dimana tanah yang dimiliki oleh masyarkat adalah tanah warisan dari nenek
moyang.Status kepemilikan lahan di desa Hutaginjang terbagi dalam tiga bagian yaitu milik rakyat seluas 278 Ha, milik pemerintah 70 Ha, dan juga milik desa.Tanah di Desa
Hutaginjang kebanyakan merupakan daerah perbukitan dengan demikian sebagian besar lahan didesa Hutaginjang cocok untuk lahan pertanian. Penduduk desa Hutaginjang berasal
dari daerah yang berbeda-beda dimana mayoritas penduduk yang paling dominan berasal dari Suku Batak sehingga tradisi-tradisi musyawarah dan mufakat, gotong royong dan kearifan
local yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya desa Hutaginjang dan hal tersebut secara efektif dapat menghindari adanya benturan-benturan antar kelompok
masyarakat. Namun, karena masalah perluasan hutan lindung masyarakat desa Hutaginjang kelihatan menjadi dua bagian dimana satu kelompok yang pro dengan adanya perluasan hutan
lindung dan juga satu kelompok yang berkonflik.
Universitas Sumatera Utara
84
Masyarakat yang tidak setuju dengan perluasan hutan lindung mencari tahu kebenarannya siapa yang menginjinkan adanya perluasan hutan lindung. Namun, karena
status tanah adalah tanah warisan ada baiknya bahwa pemerintah turun ke masyarakat dan mengadakan penjelasan dengan adanya perluasan hutan lindung dan tanah di desa
Hutaginjang yang merupakan lahan kosong yang tidak digunakan masyarakat bisa dijadikan jadi areal perluasan hutan lindung dengan syarat bahwa pemerintah turun langsung ke
masyarakat berhubung tanah dan lahan kosong dilindungi oleh hak masyarakat ulayat. Karena apabila desa Hutaginjang dijadikan sebagai perluasan hutan lindung, maka
masyarakat tentu harus pindah daerah sementara masyarakat desa Hutaginjang sudah berdiri sejak ribuan tahun.
Pemerintah bisa saja mengadakan perluasan hutan lindung dengan syarat turun kelapangan dan melihat apa yang menjadi hak-hak ulayat setempat. Luas wilayah desa
Hutaginjang adalah 970 Ha dimana persawahan 200 Ha, pemukiman 350 Ha, perladanganlahan tidur 350 Ha, Hutan milik Negara 70 Ha. Pemerintah bisa saja
menggunakan lahan tidur sebagai perluasan hutan lindung. Jika dilihat dari aspek masyarakat, hal itu wajar menjadi keresahan karena selain mereka akan pindah daerah memreka juga
kehilangan mata pencaharian sebab mata pencaharian warga adalah bertani. Dan apabila hal itu demikian terjadi, maka mayarakat yang berpindah daerah juga pada akhirnya akan
membuka daerah baru yang tentunya adanya pembukaan lahan. Dan dilihat dari segi jumlah penduduk yang berjumlah 1722 jiwa, hal itu tidak memungkinkan masyarakat untuk pindah
ke daerah lain.Kabid Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Taput SN Tampubolon ketika dikonfirmasi melalui selulernya mengaku, hutan tersebut masuk kawasan hutan dengan
koordinat N.02.18.35.68 dan E.98.58.21.84 sesuai Surat Keputusan SK menhut No 579 tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan