Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori, maka kerangka pemikiran ini dapat diuraikan sebagai berikut: kurang efektifnya proses pembelajaran dapat disebabkan oleh pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat, motivasi belajar yang rendah, kurangnya profesionalisme guru, terbatasnya sarana dan sebagainya. Pendidikan di Indonesia dewasa ini banyak dihadapkan pada persoalan rendahnya kreativitas siswa. Hal ini disebabkan karena di sekolah kurang terciptanya situasi dan kondisi yang kondusif bagi tumbuhnya kreativitas anak. Situasi dan kondisi tersebut ditandai dengan misalnya masih banyak menggunakan model pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa, penggunaan tes obyektif dan sebagainya. Dalam posisi manusia merupakan makhluk sosial yang tak dapat berdiri sendiri, maka di sekolah siswa juga perlu dihadapkan pada situasi dan kondisi yang memungkinkan siswa dapat bekerjasama satu sama yang lain dengan tidak membatasi upayanya kearah meningkatnya kreativitas. Karena pada dasarnya kreativitas dapat dikembangkan baik secara individu maupun kelompok. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi, dan penemuan. Untuk bisa mencapai itu maka modal awal yang harus dimiliki oleh siswa adalah harus mempunyai pemahaman konsep yang kuat. Karena konsep merupakan batu-batu pembangaun building blocks berpikir; dasar bagi proses- proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi, dan untuk memecahkan suatu masalah. Dengan adanya masukan model pembelajaran berupa model investigasi kelompok, maka dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika dan kreativitas siswa bisa tercapai. Secara ringkas kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dengan kondisi sebagai berikut: a. Kondisi Awal Proses pembelajaran di dalam kelas belum menggunakan model-model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat bekerjasama dan mengembangkan kreativitas dan memperoleh pemahaman konsep yang dilakukan oleh siswa sendiri. Sebelum dilakukan tindakan siswa akan dilihat mengenai seberapa tingkat kreativitas dan pemahaman konsep matematika yang telah dimilik selama ini. b. Tindakan Dalam proses pembelajaran digunakan model pembelajaran Investigasi Kelompok secara bertahap yang memungkinkan siswa dapat memupuk jiwa kerjasama, mengembangkan kreativitasnya dan menginvestigasi suatu objek untuk meningkatkan pencapaian suatu pemahaman konsep yang dipelajarinya. 1 Siklus pertama penggunakan Model Investigasi Kelompok 2 Siklus kedua penggunakan Model Investigasi Kelompok yang telah diperbaiki berdasarkan pengalaman penggunaan Model Investigasi Kelompok siklus pertama. 3 Siklus ketiga penggunaan Model Investigasi Kelompok yang telah diperbaiki berdasarkan pengalaman penggunaan Model Investigasi Kelompok siklus kedua, dan seterusnya hingga pencapai tujuan penelitian terpenuhi. c. Kondisi Akhir Peningkatan pemahaman konsep diharapkan akan dapat dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model investigasi kelompok. Selain itu kreativitas juga diharapkan akan berkembang setelah siswa melalui berbagai proses kreatif dalam pembelajaran yang menggunakan model investigasi kelompok.

C. Hipotesis Tindakan