Pencapaian Swasembada Beras Lembaran Persetujuan Ujian Skripsi Politik Pangan Di Sumatera Utara Tahun 1969-1997 (Suatu Tinjauan Historis)

87 BULOG melalui DOLOG segera melakukan operasi pemasaran pangan beras untuk memastikan harga tetap stabil dan berkoordinasi dengan seluruh daerah Kabupatenkota mengantisipasi kelangkaan beras. 128 Pada periode Repelita Kedua 1974-1978 pemerintah mengintruksikan untuk melakukan upaya maksimal dalam meningkatkan produksi beras yang kemudia disertai dengan pembangunan gudang- gudang BULOG baru di setiap Kabupaten. 129

4.8 Pencapaian Swasembada Beras

Selain memperkuat penyimpanan beras, pemerintah juga melakukan program penguatan lembaga ekonomi di tingkat desa yang di awali dengan pembentukan BUUD Badan Usaha Unit Desa sebagai cikal bakal KUD Koperasi Unit Desa. Setelah kita melihat usaha yang di implementasikan ke dalam berbagai program dan proyek secara kontinu baik melalui program Bimas, Inmas, Supra Insus dll. Masing-masing program memiliki paket kebijakan dalam stimulasi peningkatan produksi beras secara masif untuk mencapai mimpi bersama yang belum pernah terjadi sejak zaman kolonial Belanda yaitu swasembada beras. Sebagai gambaran secara nasional memperlihatkan bahwa Indonesia berhasil membuat sejarah baru melalui pertanian sebagai salah satu dari sedikit negara berkembang yang bisa mencapainya. Ini tidak terlepas daripada upaya pemerintah secara intensif dan masif untuk mendorong dan mengembangkan setiap daerah untuk terus berbenah dan meningkatkan produktifitas produksi padi. 128 Harian Analisa, 7 Januari 1982 129 Triwibowo, op.cit., hlm. 62 88 Sejak tahun 1969, pemerintah pusat terus membuat regulasi dan deregulasi untuk mendorong petani sebagai aktor utama sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Hampir semua daerah menunjukkan respon kemajuan yang cukup baik dengan memberikan pertumbuhan angka-angka produksi yang dinilai sebagai jawaban atas usaha dan kerja keras daripada pemerintah yang berhasil menjalankan program yang telah lama berjalan. Tab el. 5 Luas Panen Rata-Rata Produksi Padi Sawah Di Setiap KabupatenKota Tahun 1982 No. Kabupatenkota Luas Lahan panen Ha Rata-rata Ha Produksi Ton 1. Nias 20.984 32,37 67.928 2. Tapanulis Selatan 67.155 42,75 286.990 3. Tapanuli Utara 52.827 37,74 199.392 4. Tapanuli Tengah 7.686 41.44 31.894 5. Labuhan Batu 57.714 31,42 181.367 6. Asahan 55.935 42,76 239.179 7. Simalungun 63.000 51,63 325.558 8. Dairi 8.921 33,33 29.734 9. Karo 9.477 43,27 40.952 10. Deli Serdang 101.374 42,66 432.233 11. Langkat 38.530 29,10 112.112 12. Medan 6.344 46,63 29.582 Jumlah 489.957 40,35 1.976.921 Sumber data: BPS 89 Jika kita melihat tabel di atas, dari 12 Kabupaten kota di Sumatera Utara sebagai sumber penghasil beras, terdapat beberapa catatan menarik dari data yang dikeluarkan dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara mengenai hubungan antara luas lahan dengan produkstifitas. Pemilihan data tahun 1982 merupakan tahun yang tepat untuk melihat awal persiapan menuju swasembada pangan nasional. Jika kita mengacu pada sumber di atas, Kabupaten Deli Serdang merupakan areal terluas sebesar 101.374 Ha, di ikuti Tapanuli Selatan seluas 67.155 Ha, kemudian Simalungun 63.000 Ha. Jika kita melihat produktifitas rata-rata yang di hasilkan, kabupaten Simalungun unggul di banding dengan wilayah lain sebesar 51,6 sedangkan produktifitas rata-rata secara ke seluruhan hanya 40,35. Inilah yang menjadi persoalan yang harus di atasi. Jika di bandingkan dengan produksi padi ladang, terlihat perbedaan secara mencolok produksi yang di hasilkan seperti yang di gambarkan di tabel di bawah ini. Data tersebut menunjukkan perbedaan luas lahan antara padi sawah dan padi ladang. Luas lahan padi sawah 489.957 Ha, sedangkan padi ladang sekitar 91.096 Ha, dengan jumlah produksi 1.976.921 ton berbanding 202.536 ton, sementara perbedaan rata-rata produksi 40,35 Ha dengan 22,23 Ha. Rendahnya produktifitas daripada padi ladang dikarenakan minimnya eksperimen pemerintah untuk mengembangkan budi daya tersebut. Adapun biasa masyarakat melakukan budi daya padi ladang hanya sebatas mencukupi kebutuhan sendiri. Secara keseluruhan, luas lahan padi ladang selalu menurun dari tahun ke tahun sejak di terapkannya program Bimas dan Inmas. 90 Namun kita juga tidak boleh memandang sebelah maya peranan daripadi budidaya ini dalam menjaga ketahanan pangan. Secara produksi padi ladang cenderung stabil, namun juga tidak mengalami penurunan drastis. Ini dikarenakan bibit lokal daya tahannya lebih baik terhadap hama dan perubahan iklim. Tab el. 6 Luas Panen Padi Ladang Setiap KabupatenKota 1982 No. Kabupatenkota Luas Lahan panen Ha Rata-rata Ha Produksi Ton 1. Nias 12.372 18,67 23.093 2. Tapanulis Selatan 2.779 19,20 5.335 3. Tapanuli Utara 7.162 16,45 1.020 4. Tapanuli Tengah 620 18,61 13.331 5. Labuhan Batu 5.577 10,93 11.672 6. Asahan 11.279 26,11 29.444 7. Simalungun 10.744 18,05 19.397 8. Dairi 11.934 20,43 24.387 9. Karo 17.331 27,51 47.686 10. Deli Serdang 4.530 30,37 13.759 11. Langkat 6.768 19,82 13.412 12. Medan - - - Jumlah 91.096 22,23 202.536 Sumber: -BPS data di olah 91 Tab el 7. Luas Panen Dan Produksi Padi Sawah Tahun 1972-1997 No. Tahun Luas panen Ha Rata-rata kwHa Produksi Ton 1 1972 427.363 32,77 1.400.661 2 1973 436.258 32,67 1.425.085 3 1974 404.262 32,05 1.319.859 4 1975 363.369 32,25 1.135.702 5 1976 400.742 30,60 1.306.276 6 1977 395.828 31,60 1.211.140 7 1978 426.539 31,63 1.349.125 8 1979 423.502 31,79 1.346.208 9 1980 445.323 33,58 1.406.457 10 1981 440.443 35,39 1.346.208 11 1982 474.086 36,06 1.406.457 12 1983 453.702 37,19 1.487.378 13 1984 496.252 37,14 1.843.080 14 1985 525.431 37,64 1.977.867 15 1986 505.937 37,82 1.913.325 16 1987 569.454 39,79 2.152.146 17 1988 592.775 39,11 2.318.139 18 1989 599.523 40,53 2.369.841 19 1990 618.657 40,06 2.478.460 20 1991 614.898 40,02 2.584.678 21 1992 672.915 40,35 3.715.280 22 1993 680.277 40,43 2.750.463 23 1994 715.380 40,60 2.904.484 24 1995 720.990 40,11 2.964.280 25 1996 716.182 41,42 2.966.681 26 1997 726.612 41,93 3.046.330 Sumber data: -BPS di olah Jika kita melihat produksi padi di Sumatera Utara cenderung fluktuatif, dan sedikit terjadi perbaikan di tahun 1984-1992. Mengacu pada data statistik dalam periode awal tahun 1970-an produksi padi masih 2,0 juta ton meningkat menjadi 2,6 juta ton tahun 1985 kurun waktu 15 tahun. Sedangkan produksi padi secara nasional meningkat dar 13 juta ton tahun 1970 menjadi 27 juta ton pada tahun 1985. Itu artinya 92 swasembada pangan tahun 1985 adalah produksi secara kolektif, namun jika kita melihat peran Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi pengembangan Bimas dan Inmas sejak 19671968 masih jauh dari harapan. Dari sekian banyaknya proyek, program dan anggaran yang digelontorkan hanya mampu menaikkan 0,6 juta ton beras dalam kurun waktu 15 tahun. Jikalau data tabel di bawah demikian adanya, produksi padi sawah dan ladang di Sumatera Utara cenderung fluktuatif. Peningkatan produksi baru terlihat pada awal Pelita ke III yaitu tahun 1982-1992. Pada puncak pertumbuhan tersebut mencapai rekor baru yakni sebesar 3,9 juta ton beras. Jumlah ini tergolong cukup besar Tab el. 8 Total Produksi Padi Sawah Dan Ladang Di Sumatera Utara No. Tahun Padi sawahton Padi ladang ton Total Ton 1 1972 1.400.661 564.969 1.965.630 2 1973 1.425.085 561.619 1.986.704 3 1974 1.319.859 502.223 1.822.082 4 1975 1.135.702 477.528 1.613.230 5 1976 1.306.276 497.992 1.804.268 6 1977 1.211.140 513.586 1.724.726 7 1978 1.349.125 530.442 1.879.567 8 1979 1.346.208 533.225 1.879.433 9 1980 1.406.457 562.641 1.969.098 10 1981 1.346.208 550.793 1.897.001 11 1982 1.406.457 566.136 1.972.593 12 1983 1.487.378 551.784 2.039.162 13 1984 1.843.080 583.064 2.426.144 14 1085 1.977.867 612.350 2.590.217 15 1986 1.913.325 582.456 2.495.781 16 1987 2.152.146 656.654 2.808.800 17 1988 2.318.139 672.885 2.991.024 93 18 1989 2.369.841 679.423 3.049.264 19 1990 2.478.460 681.789 3.160.249 20 1991 2.584.678 714.060 3.298.738 21 1992 3.715.280 179.914 3.895.194 22 1993 2.750.463 167.689 2.918.152 23 1994 2.904.484 175.476 3.079.960 24 1995 2.964.280 170.253 3.134.533 25 1996 2.966.681 170.079 3.136.760 26 1997 3.046.330 165.878 3.212.208 Sumber data: - BPS di olah

4.9 Kondisi Pangan