Kesulitan menilai kualitas risiko kinerja produk merupakan risiko yang paling sering dikutip oleh pengguna internet sebagai alasan
untuk tidak melakukan pembelian secara
online
Forsythe dan Shi: 2003. Lebih lanjut, Forsythe dan Shi dalam penelitiannya menemukan
bahwa risiko kinerja mempunyai pengaruh secara signifikan pada frekuensi pembelian secara
online
. b.
Indikator Risiko Kinerja Indikator risiko kinerja menurut Bo Dai, Sandra Forsythe, dan
Wi-Suk Kwon 2014 meliputi kesulitan untuk menilai kualitas produk difficult to judge products’ quality adequately, kesulitan untuk
membandingkan produk yang serupa
difficult to compare the quality of similar products
, dan produk yang dibeli kemungkinan tidak dapat menunjukkan kinerja sesuai yang diharapkan
The product purchased may not perform as expected
.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Raman Arasu dan Viswanathan A. 2011
yang berjudul “
Web Services and e-Shopping Decisions: A Study on Malaysian e-Consumer
”. Hasil menunjukkan bahwa faktor keamanan memiliki hubungan positif dan signifikan dalam mempengaruhi keputusan
pembelian
online
.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Moch Suhir, Imam Suyadi, dan Riyadi
2014 yang berjudul “Pengaruh Persepsi Risiko, Kemudahan, dan Manfaat terhadap Keputusan Pembelian secara
Online
”. Pada penelitian dengan responden pengguna situs
website
www.kaskus.co.id, peneliti menemukan hasil yang menunjukkan bahwa dari ketiga variabel persepsi
risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi manfaat secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian secara
online
. Secara sendiri- sendiri diketahui persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi
manfaat berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian secara
online
. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Sandra M. Forsythe dan Bo Shi 2003 yang berjudul “
Consumer Patronage and Risk Perceptions in Internet Shopping
”. Sebanyak 641 responden menjawab dari 18 potensi risiko yang mungkin mencegah pengguna internet untuk belanja
online
, sebesar 39 dari responden menyebutkan risiko kinerja produk, misalnya
kesulitan dalam menilai kualitas produk secara
online
; 23 menyebutkan risiko keuangan misalnya mengenai risiko bentuk kerugian penggunaan
kartu kredit secara
online
; 32 menyebutkan risiko psikologis, misalnya masalah privasi; dan 20 menyatakan keprihatinannya mengenai
wakturisiko kenyamanan,
misalnya lebih
cepatlebih mudah.
Kekhawatiran belanja
online
lainnya juga diidentifikasi dalam survei. Sebesar 23 menyebutkan
vendor
asing, 18 menyebutkan tidak cukup
informasi, 10 menyebutkan lebih memilih untuk berurusan dengan orang-orang, 13 menyebutkan tidak ada tanda terimadokumentasi, dan
terlalu rumit untuk menempatkan pesanan sebanyak 6. 4.
Penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Suhari 2008 yang berjudul “Keputusan Membeli secara
Online
dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya”. Hasil menunjukkan bahwa keputusan membeli
melalui secara
online
yang didahului oleh pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor ini dapat dikelompokkan menjadi faktor internal, yaitu psikologi konsumen, dan faktor eksternal, yang terdiri dari lingkungan sosial budaya
masyarakat, stimuli pemasaran, dan sistem kontrol
vendor
yang meliputi 1 Efisiensi untuk pencarian waktu cepat, mudah dalam penggunaan, dan
usaha pencarian mudah, 2
value
harga bersaing dan kualitas baik, dan 3 interaksi informasi, keamanan, load time, dan navigasi.
C. Kerangka Berpikir