Dukacita dan Kehilangan 1. Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832012008 BAB II

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA Dukacita dan kehilangan adalah respon emosional yang dialami manusia pada umumnya akibat kematian orang-orang yang dikasihinya. Kematian adalah fakta universal yang dialami oleh manusia di seluruh dunia, dan ketika menghadapi kenyataan tersebut manusia juga tidak dapat memisahkan diri dari kebudayaan di mana terdapat cara-cara yang unik untuk berkabung sesuai dengan adat dan ritual masing-masing. Istilah dukacita dan kehilangan telah banyak digunakan oleh para ahli yang melakukan penelitian indigenous pada suatu masyarakat tertentu dengan keunikan budayanya masing-masing. Pada bagian ini akan dipaparkan deskripsi umum mengenai beberapa konsep yang menjadi acuan dalam penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun konsep-konsep yang akan digunakan yaitu pengertian dukacita dan kehilangan, sifat utama duka cita, faktor-faktor yang mempengaruhi dukacita, gejala-gejala utama proses dukacita, tugas proses berduka, kompleksitas kedukaan, ritual Ma’nenek serta aspek-aspeknya.

A. Dukacita dan Kehilangan 1.

Pengertian dukacita dan kehilangan Dukacita grief adalah sebuah sistem perasaan, pikiran dan perilaku yang dipicu ketika seseorang diperhadapkan pada peristiwa kehilangan, yaitu kematian orang yang dikasihi Jeffreys, 2005. Dukacita adalah sebuah respons yang muncul ketika seseorang merasa kehilangan. Attig dalam Leming Dickinson, 2006 mengatakan bahwa dukacita adalah kekuatan emosi yang sangat besar yang sering dipicu oleh kematian, terlebih khusus kematian orang yang dicintai. 13 Dukacita adalah emosi atau perasaan kehilangan yang dapat dialami oleh semua orang saat kematian orang yang dicintai ataupun orang yang dekat, misalnya keluarga, kekasih, atau sahabat; bahkan dapat juga saat kehilangan barang yang dianggapnya sangat berharga Helmer, 1975. Dalam Wiryasaputra 2003 Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary kata Grief kedukaan didefenisikan sebagai penderitaan batin yang sangat dalam akibat suatu peristiwa kehilangan. Sementara menurut Sterling 2003, dukacita adalah respon terdalam setiap individu terhadap peristiwa kehilangan. Dukacita merupakan sebuah pengalaman universal dalam diri manusia yang kompleks dan menimbulkan perilaku yang berbeda-beda sesuai dengan budaya masyarakatnya. Dukacita mengacu pada emosi yang subjektif dan afek yang merupakan respon normal terhadap kehilangan Gibson, 2007. Seseorang yang berduka tidak hanya melibatkan isi yakni apa yang dipikirkan, dikatakan dan dirasakan individu tetapi juga proses bagaimana individu berpikir, berkata dan merasa. Dukacita merupakan kesedihan mendalam dan berkepanjangan yang selalu berkaitan langsung dengan kehilangan seseorang yang dianggap penting, sangat berarti dan bernilai Hillers, 1992. Dengan demikian dukacita adalah respon yang normal terhadap kehilangan hubungan personal, status, tujuan, harga diri dan berbagai hal penting lainnya. Dukacita merupakan reaksi pertahanan diri dan tanggapan seseorang secara holistik atas peristiwa kehilangan yang sedang dirasakannya, sebuah reaksi normal terhadap suatu peristiwa kehilangan atas sesuatu yang berharga. Kehilangan didefenisikan sebagai respon dukacita karena berpisah dari seseorang yang sangat berarti, rasa sedih yang berkepanjangan sebagai ekspresi dukacita bukan hanya oleh kematian tetapi juga kehilangan makna 14 secara mendalam karena ditinggal orang yang dikasihi Max, 1997. Menurut Scheineider 1984 kehilangan terkait erat dengan kenangan. Rasa kehilangan merupakan suatu fenomena yang tidak mungkin dapat dipahami secara langsung karena sifatnya unik, ekspresinya sangat tergantung pada budaya dan struktur perasaannya tak terlukiskan. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa individu membangun hubungan dengan diri sendiri dan orang lain melalui kehilangan: kehilangan orang yang dicintai, kehilangan diri sendiri dan kehilangan masa lalu. Di sini kepribadian, subyektivitas dan individualitas, proses di mana melaluinya individu sampai pada mengenalimengakui dirinya terpisah dan berbeda dari orang lain, dibentuk di dalam dan melalui pengalaman kehilangan yang menyakitkan. Orang yang mengalami rasa kehilangan sering kali ambivalen; tidak bisa menangis, berkabung, perasaan negatif, rasa marah, penyangkalan dan rasa bersalah sebagai sebuah aspek kesedihan alami sampai ia benar-benar pulih. Reaksi kesedihan sangat lama sehingga individu terlibat dalam berbagai cara sebagai bentuk penyangkalan guna melindungi diri dari rasa kehilangan yang melandanya. Persepsi dan reaksi atas kehilangan sangat unik dan sifatnya individual Sterling, 2003. Marrone 1997, p.23 mengatakan “You can’t have grief without loss”. Dukacita dan kehilangan adalah ekspresi perasaan mendalam yang tak terpisahkan karena setiap kehilangan pasti menyebabkan dukacita grief. Itulah sebabnya setiap orang takut menghadapi kematian Adam, 1999. Hal tersebut nampak juga dari pandangan Cowles dan Rodgers 1991, yang menggambarkan duka cita sebagai kesedihan panjang dan mendalam disebabkan oleh kehilangan seseorang yang dicintainya misal kematian: 1. Duka cita dilihat sebagai suatu keadaan yang dinamis dan selalu berubah-ubah. Duka cita tidak berbanding lurus dengan keadaan emosi, pikiran maupun perilaku seseorang. Duka cita adalah suatu 15 proses yang ditandai dengan beberapa tahapan atau bagian dari aktivitas untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu : 1 menolak denial; 2 marah anger; 3 tawar-menawar bargaining; 4 depresi depression; dan 5 menerima acceptance.Pekerjaan duka cita terdiri dari berbagai tugas yang dihubungkan dengan situasi ketika seseorang melewati dampak dan efek dari perasaan kehilangan yang telah dialaminya. Duka cita berpotensi untuk berlangsung tanpa batas waktu. 2. Pengalaman duka cita dan kehilangan bersifat individu dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Duka cita lebih dari sekedar tetesan air mata, dimana ia memanifestasikan dirinya sendiri dalam kesadaran, fisik, tingkah laku, jiwa, psikologis, dan kehidupan sosial seseorang, seperti halnya perilaku emosional. 3. Duka cita bersifat normatif namun tidak ada kesepakatan universal yang bisa menjelaskan sejauh mana kondisi normalnya. Berdasarkan defenisi dan uraian tentang dukacita dan kehilangan di atas, penulis menyimpulkan bahwa dukacita dan kehilangan adalah ekspresi perasaan mendalam yang menyertai peristiwa kematian orang-orang terdekat yang sangat berarti. Dukacita dan kehilangan merupakan reaksi emosi setiap individu merespon kematian orang yang dikasihinya. Pengalaman kehilangan dan dukacita adalah hal yang esensial dan normal dalam kehidupan manusia. Membiarkan pergi, melepaskan dan terus melangkah menjalani kehidupan ini, hanya dapat dilakukan oleh individu yang dapat mengekspresikan perasaan kehilangan yang dialaminya. 16

B. Sifat utama dukacita 1.Dukacita bersifat unik

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: suatu analisis psikologi indigenous

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832013008 BAB I

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832013008 BAB II

1 1 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832013008 BAB IV

0 1 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832013008 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous

0 0 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832012008 BAB I

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832012008 BAB IV

0 3 53

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukacita dan Kehilangan Pada Orang Toraja dalam Ritual Ma’nenek: Suatu Analisis Psikologi Indigenous T2 832012008 BAB V

0 0 4