2.6 Gambaran klinis
Gambaran klinis massive osteolysis bervariasi tergantung pada daerah yang terlibat massive osteolysis. Penyakit ini biasanya butuh waktu berbulan-bulan atau
bahkan bertahun-tahun sebelum akhirnya terdiagnosa. Gambaran klinis diperlukan sebagai diagnosa awal dari massive ostelysis. Walaupun massive osteolysis pernah
ditemukan pada pasien berusia 70 tahun, umumnya kelainan ini paling sering ditemukan pada anak-anak dan dewasa.
2,3,5,8
Massive osteolysis dapat terjadi hampir di semua tulang. Daerah yang paling sering terkena massive osteolysis yaitu pelvis, humerus kepala, humerus shaft dan
axial skeleton. Secara umum hasil pemeriksaan laboratorium pada penderita massive osteolysis umumnya normal. Kira – kira 30 dari kasus massive osteolysis terjadi
pada maxillofacial, dimana daerah yang paling sering terjangkit adalah mandibula. Namun, massive osteolysis juga dapat terjadi pada mandibula dan maksila secara
bersamaan.
2
Tanda dan gejala yang terjadi seperti gigi mobiliti, rasa sakit, maloklusi, deviasi mandibula dan secara klinis terjadi deformitas. Fraktur patologi pada
mandibula juga dapat terjadi. Pada permulaan massive osteolysis yang melibatkan maxillofacial diawali dengan gigi yang mobiliti, tetapi gigi yang mobiliti ini masih
dalam keadaan vital dan disertai dengan perdarahan pada gingiva.
1,2,6,8
Universitas Sumatera Utara
Massive osteolysis yang terjadi pada tulang alveolar dan tulang lainnya dapat mengakibatkan hipoplasia, rasa sakit, maloklusi dan resorpsi. Temporomandibular
joint yang terlibat massive osteolysis sering disalahartikan, dimana bukan fungsi dari temporomandibular joint yang rusak, akan tetapi tulang dari temporomandibular
jointnya yang dapat mengalami kerusakan.
1,4,8
Ada dua fase pada proses massive osteolysis. Fase pertama disebut juga dengan fase aktif, dimana pada fase ini terjadi resorpsi tulang dan perkembangannya.
Secara klinis pada fase ini terjadi hilangnya gigi, fraktur patologi disertai dengan rasa sakit yang sedang, namun kecenderungan untuk terjadinya bengkak kecil dan sepsis
dapat terjadi. Jika infeksi terjadi kembali maka dapat menyerang organ sekitarnya seperti telinga luar, telinga dalam dan selaput otak.
Fase kedua merupakan fase laten. Pada fase ini akan berlanjut pada kerusakan tulang dimana kerusakan pada tulang lebih dihubungkan kepada beberapa disfungsi
antara lain fungsi penguyahan, menelan, berbicara dan fungsi pernafasan dan juga deformitas wajah. Waktu dan lamanya fase ini tidak dapat diketahui. Fase yang aktif
dapat terjadi selama berbulan-bulan bahkan sampai menahun. Namun apabila dilakukan pemeriksaan laboratorium akan menunjukkan nilai yang normal.
1
2
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 GAMBARAN RADIOGRAFI