BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Ekstrak etanol daun kemenyan mempunyai aktivitas antibakteri terhadap
bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis. 2.
Ekstrak etanol daun kemenyan dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan gel dan sediaan gel yang dibuat relatif stabil.
3. Sediaan gel yang mengandung 500 mgml ekstrak etanol daun kemenyan
mempunyai aktivitas antibakteri yang baik terhadap bakteri uji, lebih efektif terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dengan diameter zona
hambat rata-rata 21,73 mm sedangkan terhadap bakteri Propionibacterium acne hanya memberikan diameter zona hambat rata-rata sebesar 14,02
mm.
5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan formulasi ekstrak etanol daun
kemenyan, dalam bentuk sediaan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Jenis-Jenis Jerawat. http:www.majalahkesehatan.com. Kategori: Kesehatan Umum. Diakses 26 july 2009.
Aiache, J.M. dan J. Devissaguet. 1993. Farmasetika 2: Biofarmasi. terjemahan Soeratri W. ed. ke-2. Surabaya: Airlangga University Press. Hal. 443-483.
Adams, R., Johnsons, J.R., and Wilson, C.F., Jr. 1970. Laboratory Experiments in Organic Chemistry. Edisi Keenam. New York: Mac Millan Publishing Co, Inc. Hal. 98-101.
Ditjen POM. 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 513-522, 536-540, 549-553.
Difco Laboratories. 1977. Difco Manual of Dehydrated Culture Media and Reagents for Microbiology and Clinical Laboratory Procedures. Ninth
Edition. Detroit Michigan: Difco Laboratories. Hal. 32. Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 32-36. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 4-8,891 - 898, 1035. Dwidjoseputro. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Hal. 22. Goodman and Gilman. 2001. The Pharmacological Basis of Therapeutics.
10
th
Hutapea, J. R. dkk. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Depkes RI. Hal. 279.
ed. New York: McGraw-Hill. Hal. 1809-1813.
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Jilid 1. Bandung: CV. Yrama Widya. Hal. 170-177.
Universitas Sumatera Utara
Jawetz, E., J.L. Melnick, E.A. Adelberg, G.F. Brooks, J. S. Butel, L.N. Ornston. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. terjemahan E. Nugroho dan R.F.
Maulany. ed ke-20. Jakarta: EGC. Hal. 211 - 217. Jeni. 2010. Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas
Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Dan Getah Kemenyan Styrax benzoin Dryand. Terhadap Beberapa Mikroba. Medan: Skripsi Universitas
Sumatera Utara Fakultas Farmasi. Hal. 32. Kashio, Masakazu and Dennis V. Johnson. 2001. Monograph On Benzoin
“Balsamic Resin From Styrax Species”. Thailand: FAO Regional Office For Asia And Pacific. Hal. 8 – 9, 101.
Lieberman, Herbert. A. 1997. Pharmaceutical Dosage Form: Disperse Sytems, Vol. 1. New York: Marcell Dekker Inc. Hal. 315-319.
Lachman, L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi Kedua. Jilid Kedua. Jakarta: UI Press. Hal. 1098, 1105.
Mitsui, T.
ed
Moechtar. 1989. Farmasi Fisik: Bagian Larutan dan Dispersi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 198.
1997. New Cosmetic Science. Tokyo: Elsevier. Hal. 28-32, 157
Rawlins, E. A. 2003, Bentleys of Pharmaceutics, 18 ed. London: Baillierre Tindall Hal. 22,35.
Redaksi AgroMedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat 431 Jenis Tanaman Penggempur Aneka Penyakit. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Hal. ii.
Soerartri, W. 2004. Pengaruh Penambahan Asam Glikolat Terhadap Efektivitas Sediaan Tabir Surya Kombinasi Anti UV-A dan Anti UV-B Dalam Basis
Gel. Surabaya: Majalah Farmasi Airlangga Vol. 4 No. 3. Hal. 76.
Universitas Sumatera Utara
Tranggono, R.I. dan Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Editor: Joshita Djajadisastra, Pharm., MS, Ph.D. Jakarta:
Penerbit Pustaka Utama. Hal. 11 - 25, 165 – 166.
Wade, A. and P. J. Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 2
nd
ed. Washington D. C.: American Pharmaceutical Association Publ. Hal. 13, 89,
257, 390, 526, 663.
Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Penerbit UI-Press, Hal. 28, 59 – 60, 182-188.
Wirakusumah, E. S., Setyowati, R. N. 1999. Cantik Dan Bugar Dengan Ramuan Nabati. Cetakan Keempat. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal.9-11.
World Health Organization. 1992. Quality Control Methods for Medicinal Plant Material. WHOPHARM92.559. Switzerland: Geneva. Hal. 25-28.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Gambar Tumbuhan Kemenyan Styrax benzoin Dryand.
Gambar 1. Tumbuhan Kemenyan Styrax benzoin Dryand.
Gambar 2. Daun Kemenyan Segar
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambar Simplisia Kemenyan Styrax benzoin Dryand.
Gambar 3. Simplisia Daun Kemenyan
Gamabar 4. Serbuk Simplisia Daun Kemenyan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Gambar Mikroskopik Serbuk Simplisia Daun Kemenyan Styrax
benzoin Dryand.
1
2 3
Gambar 5. Mikroskopik Serbuk Simplisia Daun Kemenyan
Keterangan: 1 = Stomata tipe anomositik
2 = Trikoma glandular bentuk bintang 3 = Kristal Ca oksalat bentuk prisma
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Gambar Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Kemenyan Dan Basis
Gel
Gambar 6. Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Kemenyan Dan Basis Gel Keterangan:
FI : Formula dengan konsentrasi ekstrak etanol daun kemenyan 40 FII : Formula dengan konsentrasi ekstrak etanol daun kemenyan 50
B : Formula tanpa ekstrak etanol daun kemenyan kontrol
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Gambar Hasil Uji Homogenitas
Gambar 7. Hasil Uji Homogenitas
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Gambar Hasil Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kemenyan Styrax
benzoin Dryand.
Gambar 8. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kemenyan
terhadap bakteri Propionibacterium acne Keterangan: A = Konsentrasi 500 mgml; B = Konsentrasi 400 mgml; C =
Blanko etanol 96
Gambar 9. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kemenyan
terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis
Keterangan: A = Konsentrasi 500 mgml; B = Konsentrasi 400 mgml; C =
Blanko etanol 96
A B
C
A B
C
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Gambar Hasil Uji Aktivitas Gel Ekstrak Etanol Daun Kemenyan
Styrax benzoin Dryand.
Gambar 10. Hasil uji aktivitas antibakteri gel ekstrak etanol daun kemenyan
terhadap bakteri Propionibacterium acne Keterangan: FI = Gel mengandung 400 mgml ekstrak etanol daun kemenyan
FII = Gel mengandung 500 mgml ekstrak etanol daun kemenyan B = Blanko, basis gel tanpa ekstrak etanol daun kemenyan
Gambar 11. Hasil uji aktivitas antibakteri gel ekstrak etanol daun kemenyan
terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis Keterangan: FI = Gel mengandung 400 mgml ekstrak etanol daun kemenyan
FII = Gel mengandung 500 mgml ekstrak etanol daun kemenyan B = Blanko, basis gel tanpa ekstrak etanol daun kemenyan
FII B
FI
FII FI
B
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Gambar Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Basis Gel Dan Pengawet
Yang dipakai Dalam Formula
Gambar 12. Hasil uji aktivitas antibakteri basis gel dan pengawet yang dipakai
dalam formula terhadap bakteri Propionibacterium acne Keterangan: P = Pengawet Nipagin 0,15 dan Nipasol 0,05
HPMC = Basis gel HPMChidoksipropilmetilselulosa 2,75 B = Blanko etanol 96
Gambar 13. Hasil uji aktivitas antibakteri basis gel dan pengawet yang dipakai
dalam formula terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis Keterangan: P = Pengawet Nipagin 0,15 dan Nipasol 0,05
HPMC = Basis gel HPMChidoksipropilmetilselulosa 2,75 B = Blanko etanol 96
P
B HPMC
B
HPMC P
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Perhitungan Pemeriksaan Karakterisasi Serbuk Simplisia 10.1
Perhitungan Kadar Air
Kadar air = 100
x g
sampel berat
ml air
volume
1. Volume air
: 0,3 ml Berat sampel : 5,003 g
Kadar air = 5,99
100 x
g 5,003
ml 0,3
=
2. Volume air
: 0,4 ml Berat sampel : 5,002 g
Kadar air = 7,99
100 x
g 5,002
ml 0,4
=
3. Volume air
: 0,4 ml Berat sampel : 5,004 g
Kadar air = 7,99
100 x
g 5,004
ml 0,4
=
Kadar air rata-rata =
3 99
, 7
99 ,
7 99
, 5
+ +
= 7,32
10.2 Perhitungan Kadar Sari Yang Larut Dalam Air