Teori-Teori Kepuasan Kerja Tingkat Kepuasan Siswa dalam Mempelajari Akuntansi .1 Pengertian Kepuasan Kerja

subjektif yang merupakan hasil simpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima oleh pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan apa yang diharapkan, diinginkan dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas, atau berhak baginya. Sementara setiap karyawan secara subjektif menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan.

2.1.2 Teori-Teori Kepuasan Kerja

Menurut Wexley dan Yulk yang dikutip Moh. As’ad 1995:105 pada dasarnya teori-teori tentang kepuasan kerja yang lazim dikenal ada tiga macam, yaitu: 1 Discrepancy theory, 2 Equity theory, 3 Two factors theory. Berikut adalah penjelasan masing-masing dari teori tersebut. Discrepancy theory yang dipelopori oleh Porter menjelaskan bahwa kepuasan kerja seseorang diukur dengan menghitung selisih apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Kemudian Locke dalam Moh As’ad 1995:105 menerangkan bahwa kepuasan kerja seseorang tergantung pada perbedaan antara apa yang diinginkan dengan apa yang menurut perasaannya atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui pekerjaannya. Orang akan puas bila tidak ada perbedaan antara yang diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan, karena batas minimum yang diinginkan maka orang kan menjadi lebih puas lagi walaupun terdapat discrepancy tetapi merupakan discrepancy positif. Sebaliknya makin jauh makin jauh dari kenyataan yang dirasakan itu dibawah standar minimum sehingga menjadi negatif discrepancy maka makin besar pula ketidakpuasan seseorang dalam pekerjaannya. Dalam equity theory kepuasan kerja seseorang tergantung apakah ia merasakan keadilan atau tidak atau suatu situasi. Perasaan keadilan atau ketidakadilan atas sesuatu diperoleh orang lain dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor maupun tempat lain. Elemen-elemen dari keadilan ada tiga yaitu: input, outcomes, dan comparation person. Input adalah sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaannya seperti: pendidikan, pengalaman, dan kecakapan. Sedangkan outcomes adalah sesuatu yang berharga yang dirasakan sebagai hasil dari pekerjaannya seperti: gaji, status, simbol, dan penghargaan. Comparation person adalah kepada orang lain dengan siapa karyawan membandingkan input-outcomes orang lain. Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan bisa menimbulkan kepuasan kepuasan tetapi bisa pula tidak. Akan tetapi bila perbandingan itu tidak seimbang dan merugikan, akan menimbulkan ketidakpuasan Moh As’ad, 1995:111. Menurut Two factors theory, kepuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda. Artinya kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu tidak merupakan suatu variabel yang kontinyu. Herzberg dalam bukunya Malayu S.P Hasibuan 2001:229, Handoko 1995:259, dan Robbins 2001:169 menyebutkan bahwa terdapat dua kelompok faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi. Faktor-faktor penyebab kepuasan kerja job satisfaction mempunyai pengaruh pendorong bagi prestasi dan semangat kerja, dan faktor-faktor penyebab ketidakpuasan kerja job dissatisfaction mempunyai pengaruh negatif. Herzberg membedakan antara motivators atau pemuas satisfiers dan faktor-faktor pemeliharaan atau hygienic factors dissatisfiers. Motivator mempunyai pengaruh meningkatkan prestasi atau kepuasan kerja sedangkan faktor-faktor pemeliharaan mencegah merosotnya semangat kerja atau efisiensi, dan meskipun faktor-faktor ini tidak dapat memotivasi, tetapi dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja atau menurunkan produktifitas. Perbaikan terhadap faktor-faktor pemeliharaan akan mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan kerja, tetapi tidak dapat dipergunakan sebagai sumber kepuasan kerja.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESULITAN BELAJAR AKUNTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Pakusari Tahun Ajaran 2013/2014)

1 25 17

Kendala-Kendala Yang Dihadapi Siswa XI IPS SMAN 15 Bandung Dalam Mempelajari Huruf Hiragana

0 3 1

TINGKAT KEPUASAN SISWA DALAM PEMINATAN PROGRAM STUDI PADA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

0 42 176

PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA SISWA KELAS XI JURUSAN IPA DENGAN JURUSAN IPS Perbedaan Tingkat Stres Pada Siswa Kelas XI Jurusan IPA Dengan Jurusan IPS di SMA N 2 Sukoharjo.

0 0 13

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SISWA KELAS XI ANTARA JURUSAN IPA DAN IPS PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SISWA KELAS XI ANTARA JURUSAN IPA DAN IPS DI SMA NEGERI 1 BABADAN PONOROGO.

0 0 14

Analisis tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa : studi kasus pada siswa kelas XI-Akuntansi di SMK STRADA 3 tahun ajaran 2011/2012.

0 1 169

Analisis kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa : studi kasus siswa kelas XI IPS SMA Tarakanita Magelang.

1 4 200

Kemandirian Belajar Akuntansi dalam Implementasi Kurikulum 2004 pada Siswa Kelas XI-IPS di SMA Negeri 3 Purworejo.

0 1 2

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Jurusan IPS SMA N 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2011/2012).

0 0 17

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS XI IPA MEMPELAJARI MATERI LIMIT FUNGSI DI SMAN 1 KASIHAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 208