Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

1.1.6. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

1. Pengetahuan Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi Hidayat, 2006. 2. Prasangka Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka Hidayat, 2006. 3. Kebiasaan Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat menyebabkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak Hidayat, 2006. Universitas Sumatera Utara 4. Kesukaan Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya fariasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini, para remaja di kota-kota besar di negara kita memiliki kecenderungan mengenai makanan tertentu secara berlebihan, seperti makanan cepat saji junkfood, bakso, dan lain-lainnya. Makanan-makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlatu sering dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik Hidayat, 2006. 5. Ekonomi Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah Hidayat, 2006.

2. Pengkajian 1. Riwayat keperawatan dan diet Tarwoto dan Wartonah, 2006

a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan. b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus? Universitas Sumatera Utara c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode waktunya? d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan demam? e. Adakah toleransi makanminum tertentu?

2. Faktor yang mempengaruhi diet Tarwoto dan Wartonah, 2006

- Status kesehatan. - Kultur dan kepercayaan. - Status sosial ekonomi. - Faktor psikologis. - Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.

3. Pemeriksaan fisik Tarwoto dan Wartonah, 2006

a. Keadaan fisik : apatis, lesu. b. Berat badan : obesitas, kurus underweight. c. Otot : fiaksialemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja. d. Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun. e. Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran liver. f. Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dan 100 kalimenit, mama abnormal, tekanan darah rendahtinggi. g. Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecahpatah-patah. h. Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada. i. Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stornatitis, membran mukosa pucat. Universitas Sumatera Utara j. Gusi : pendarahan, peradangan. k. Lidah: edema, hiperemis. l. Gigi : karies, nyeri, kotor. m. Mata : konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi. n. Kuku: mudah patah. o. Pengukuran antropometri: - Berat badan ideal: TB — 100 ± 10 - Lingkar pergelangan tangan - Lingkar lengan atas MAC: Nilai normal Wanita : 28,5 cm Pria : 28,3 cm - Lipatan kuilt pada otot trisep TSF: Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm Pria : 12,5-16,5 cm 4. Laboratorium Tarwoto dan Wartonah, 2006 a. Albumin N : 4-5,5 mg100 ml b. Transferin N: 170-25 mg100 ml c. Hb N:l2mg d. BUN N: 10-20 mg100 ml e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam N: laki-laki: 0,6-1,3 mg100 ml, wanita: 0,5-1,0 mg100 ml. Universitas Sumatera Utara

3. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

1. Perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh Definisi : Keadaan dimana intake nutrisi kurang dan kebutuhan metabolisme tubuh Tarwoto dan Wartonah, 2006. Kemungkinan berhubungan dengan Tarwoto dan Wartonah, 2006: a. Efek dan pengobatan. b. Mualmuntah. c. Gangguan intake makanan. d. Radiasikemoterapi. e. Penyakit kronis. Kemungkinan data yang ditemukan Tarwoto dan Wartonah, 2006: a. Berat badan menurun. b. Kelernahan. c. Kesulitan makan. d. Nafsu makan berkurang. e. Hipotensi. f. Ketidakseimbangan elektrolit. g. Kulit kering. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada Tarwoto dan Wartonah, 2006: a. Anoreksia nervosa b. AIDS c. Pembedahan d. Kehamilan Universitas Sumatera Utara e. Kanker f. Anemia g. Marasmus Tujuan yang diharapkan: a. Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu. b. Peningkatan status nutrisi.

4. Perencanaan Intervensi

Rasional 1. Tingkat intake makanan melalui: - Mengurangi gangguan dan Iingkungan seperti berisik dan lain-lain. - Jaga privasi pasien. - Jaga kebersihan ruangan barang-barang seperti sputum pot, urinal tidak berada dekat tempat tdur. - Berikan obat sebelum makan jika ada indikasi. 2. Jaga kebersihan mulut pasien. 3. Bantu pasien makan jika tidak mampu. 1. Cara khusus untuk meningkatkan nafsu makan 2. Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan. 3. Membantu pasien makan dan intake makan. Universitas Sumatera Utara 4. Sajikan makanan yang mudah dicerna, dalam keadaan hangat, tertutup, dan berikan sedikit sedikit tetapi sering. 5. Selingi makan dengan mmum. 6. Hindari makanan yang banyak mengandung gas. 7. Ukur intake makanan dan timbang berat badan. 8. Lakukan latihan pasif dan aktif. 9. Kaji tanda vital, sensori, bising usus. 10. Monitor hasil lab, seperti glukosa, elektrolit, albumin, hemoglobin, kolaborasi dengan dokter. 11. Berikan umpan balik yang positif tentang peningkatan intake, berat badan. 12. Berikan pendidikan kesehatan tentang cara diet, kebutuhan kalori, dan tindakan keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi jika pasien menggunakan NGT. 13. Cek kepatenan tube. 4. Meningkatkan selera makan dan 5. Memudahkan makanan masuk. 6. Mengurangi rasa nyaman. 7. Observasi kebutuhan nutrisi. 8. Menambah nafsu makan. 9. Membantu mengkaji keadaan pasien. 10. Monitor status nutrisi. 11. Meningkatkan kepercayaan untuk meningkatkan makan. 12. Meningkatkan pengetahuan agar pasien lebih kooperatif. 13. Menghindari aspirasi dan obstruksi Universitas Sumatera Utara 14. Pemberi cairanmakanan tidak lebih 150 cc sekali pemberian. 15. Cek temperatur makanan agar tidak terlalu panasdingin. 16. Atur posisi semifowler saat memberikan makanan. 17. Jelaskan bagaimana tube bekerja dan perawatannya. tube. 14. Menghindari aspirasi. 15. Mengurangi kram dan terbakar pada abdomen. 16. Mengurangi regurtasi. 17. Mencegah komplikasi. 2. Perubahan nutrisi lebih dan kebutuhan tubuh Definisi : Pasien dengan risiko atau aktual mengonsumsi makanan melebihi dan kebutuhan metabolisme tubuh Tarwoto dan Wartonah, 2006. Kemungkinan berhubungan dengan Tarwoto dart Wartonah,2006: 1. Kelebihan intake. 2. Gaya hidup. 3. Perubahan kultur. 4. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori. Kemungkinan data yang ditemukan Tarwoto dan Wartonah,2006: a. 20 lebih berat dan badan ideal. b. Pola makan yang berlebihan. Universitas Sumatera Utara Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada Tarwoto dan Wartonah,2006: a. Obesitas b. Hipotiroidesme c. Pasien dengan pemakaian kortikosteroid d. Imobilisasi yang lama e. Cushings syndrome f. Bulimia Tujuan yang diharapkan Tarwoto dan Wartonah, 2006: a. Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol. b. Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang. c. Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan. Intervensi rasional 1. Lakukan pengkajian kembali pola makan pasien. 2. Diskusikan dengan pasien tentang kelebihan makan. 3. Diskusikan motivasi untuk menurunkan berat badan. 4. Kolaborasi dengan ahli diet yang tepat. 5. Ukur intake makanan dalam 24 jam 1. Informasi dasar untuk perencanaan awal dan validasi data. 2. Membantu mencapai tujuan. 3. Membantu rnernecahkan masalah. 4. Menentukan makanan yang sesuai dengan pasien. 5. Mengetahui jumlah kalori yang masuk Universitas Sumatera Utara 6. Baut program latihan untuk olahraga. 7. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak. 8. Berikan pengetahuan kesehatan tentang: 12. Program diet yang benar. 13. Akibat yang mungkin timbul pada kelebihan berat badan. 6. Meningkatkan kebutuhan energi 7. Makanan berlemak banyak menghasilkan energi. 8. Memberikan informasi dan mengurangi komplikasi..

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian

DATA UMUM IDENTITAS PASIEN 1 Inisial Kepala Keluarga : Tn. B 2 Umur : 39 Tahun 3 Pendidikan Terakhir : SMA 4 Status Perkawinan : Menikah 5 Pekerjaan : Wiraswasta 6 Alamat : Jln. Perumahan Villa Asri Pasar V Marindal No. 8 Medan Universitas Sumatera Utara 7 Komposisi Keluarga : No Nama Hubungan dengan KK LP Umur Pendidikan Pekerjaan Imunisasi BCG DPT Polio HB Campak 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 1 Ny.R Istri P 32Thn SMA IRT P P P P P P P P P P P P 2 An. I Anak L 8 Thn SD Pelajar P P P P P P P P P P P P 3 An.R Anak P 6 Thn SD Pelajar P P P P P P P P P P P P Universitas Sumatera Utara 8 Genogram : 9 Tipe Keluarga Tipe Keluarga An.R adalah tipe keluarga inti Nuclear Family. 10 Suku Bangsa Tn.R dan Klien Ny.R bersuku batak. Keluarga Ny.R suka makan – makanan yang pedas, berminyak dan bersantan. Keluarga mengonsumsi sayur setiap makan dan hanya sesekali mengonsumsi buah-buahan. 11 Agama Keluarga Ny.R beragama Islam, biasanya keluarga melakukan sholat 5 waktu di rumah dan jarang sholat berjamaah dimesjid atau musholla. Ny.R mengatakan ia tidak aktif di dalam kegiatan pengajian di musholla, karena mengurus rumah dan kedua anaknya serta membantu suaminya berdagang. Menurut Ny.R semua penyakit adalah takdir yang digariskan oleh Allah tetapi sebagai manusia terus berusaha untuk mencapai kesembuhan. Tidak ada nilai- nilai keyakinan yang bertentangan dengan kesehatan. Universitas Sumatera Utara 12 Status Sosial Ekonomi Menurut Ny.R pendapatan keluarganya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ny.R mengatakan juga memiliki tabungan wajib setiap harinya yaitu Rp50.000hari. Pendapatan Tn.B ± Rp 1.500.000bulan. Kebutuhan yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli susu, listik dan air. Keluarga mempunyai TV, radio, kendaraan roda dua. 13 Aktivitas rekreasi keluarga Biasanya keluarga menonton TV bersama pada saat malam hari, sambil menonton keluarga saling bercerita dan sharing jika sedang menghadapi suatu masalah. Jika Tn. B dan Ny. R tidak bekerja dan kedua ananknya libur sekolah mereka sekeluarga pergi berekreasi.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 14 Tahap perkembangan keluarga saat ini

Saat ini keluarga masuk pada tahap keluarga childscod dengan tugas perkembangan sebagai berikut: 1. Membagi peran tanggung jawab 2. Mempersiapkan dana Child School 3. Memfasilitasi role learning anggota keluarga 4. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan anak sekolah 5. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin Universitas Sumatera Utara 15 Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi Keluarga Tn. B dan Ny. R belum memiliki rumah yang sesuai dengan keinginan mereka walaupun rumah tersebut milik sendiri dikarenakan kondisi dana yang belum mencukupi. 16 Riwayat Keluarga Inti Pada saat ini riwayat kehatan keluarga adalah sebagai berikut: • Tn.B pada saat pengkajian tidak memiliki keluhan kesehatan • Ny.R pada saat pengkajian tidak memiliki keluhan kesehatan • An. R pada saat pengkajian mengalami diare • An. I pada saat pengkajian tidak memiliki keluhan kesehatan 17 Riwayat Keluarga Sebelumnya • Riwayat keluarga dari pihak suami: Ayah Tn.R tidak pernah mengalami penyakit yang serius, beliau hanya mengalami penurunan status kesehatan karena proses menua. Ibu Tn.R menderita hipertensi sejak satu tahun yang lalu dan kolesterolnya tinggi. • Riwayat keluarga dari pihak istri : Ayah dan Ibu dari Ny.R tiadak ada menderita penyakit yang serius.

III. Pengkajian Lingkungan 18 Karakteristik Rumah

Rumah Tn.R dan Ny. R adalah rumah permanen dan merupakan rumah sendiri. Rumah terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, gudang dan kamar mandi. Dan penerangan inadekuat, lantai terbuat semen, tembok permanen, kuat dan dapat melindungi suhu dingin maupun Universitas Sumatera Utara gangguan keamanan yang lainnya. Ventilasi dan penerangan kedua kamar tidur inadekuat. Biasanya Ny.R membuang sampah di tempat pembuangan sampah.

1. Karakteristik tetangga dan Komunitas RW

Hubungan keluarga Ny.R dengan tetangga berjalan baik. Satu kali dalam sebulan dilingkungan tempat tinggal Ny.R diadakan gotong royong bersama tetangga untuk membersihkan lingkungan. Sebagian besar komunitas adalah penduduk pribumi. Perumahan penduduk dilingkungan rumah Ny.R cukup padat, jalan yang digunakan relatif aman namun jalanan disana cukup sepi. Pelayanan kesehatan yang ada berupa praktek bidan, dan puskesmas dan rumah sakit juga dekat tidak jauh. 19 Mobilitas Geografis Ny.R sudah 5 tahun menempati tempat tinggalnya sekarang. Universitas Sumatera Utara 20 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Tn.R dan Ny.R biasanya berkumpul pada malam hari bersama keluarganya, dimana seluruh anggota keluarga dapat berkumpul secara utuh setelah kesibukan pada pagi dan siang hari. Aktivitas yang dilakukan saat berkumpul di malam hari biasanya adalah makan malam bersama, dan menonton TV. Hubungan keluarga Tn.B dengan keluarga besar dari pihak Ny.R berjalan baik. Interaksi masyarakat : keluarga Tn B dan Ny R dapat berinteraksi baik dengan masyarakat di lingkungan rumahnya dan Tn.B cukup aktif mengikuti perkumpulan dengan pemuda kampung dilingkungan tempat tinggalnya. 21 Sistem Pendukung Keluarga. Apabila timbul masalah kesehatan, keluarga menggunakan sistem pendukung yang tersedia di lingkungannya seperti: praktek bidan lokasinya ±100m dan Puskesmas ±300 dari rumahnya. Keluarga Ny.R tidak memiliki ASKES untuk berobat ke pelayanan kesehatan.

IV. Struktur Keluarga 22 Pola komunikasi keluarga

Komunikasi antar keluarga cukup baik, terbuka, dan komunikasi berjalan dua arah karna adanya musyawarah jika ada masalah dalam keluarga. Tidak ada pola komunikasi disfungsional yang ditemukan dalam keluarga. Dalam berkomunikasi keluarga menggunakan bahasa batak, keluarga tidak Universitas Sumatera Utara memiliki kesulitan bahasa dalam penerimaan pesan, dan frekuensi komunikasi dalam keluarga setiap hari dilakukan. 23 Struktur Kekuatan Keluarga Pengendali keluarga adalah Tn.R sebagai kepala keluarga. Cara keluarga dalam mengambil keputusan adalah dengan musyawarah kesepakatan dengan seluruh anggota keluarga dan setelah pengambilan keputusan, tidak ada permasalahan dalam anggota keluarga. Secara umum tidak ada yang mendominasi kekuasaan. 24 Struktur Peran • Tn.B berperan sebagai suami bagi istrinya, dan kepala keluarga yang bertanggung jawab memberi nafkah bagi keluarga. Menjadi orang tua bagi anak-anaknya dan juga teman hidup bagi istrinya serta pelindung bagi Ny.R. • Ny.R berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga. Ny.R sangat menyayangi dan menghormati suaminya. Ny.R cukup bertanggung jawab terhadap urusan dapur dan merawat anaknya 25 Nilai dan Norma Keluarga Keluarga Tn.B memiliki nilai dan norma dalam membina keluarga seperti norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada keluarga yang sakit segera diperiksa ke sarana kesehatan seperti puskesmas ataupun rumah sakit kadang menggunakan jasa pengobatan tradisional. Universitas Sumatera Utara

V. Fungsi Keluarga 26 Fungsi Afektif

Ny.R mengatakan pernikahannya langgeng-langgeng saja. Walau kadang masih ada perbedaan pendapat dan pertengkaran kecil namun masih bisa diselesaikan dengan baik. 27 Fungsi Sosialisasi Ny.R mengatakan bahwa ia dan suaminya hidup bersama dan saling menyesuaikan dengan lingkungan yang ada dan berinteraksi dengan tetangga. Keluarga Ny.R selalu menjaga hubungan baik dengan tetangga mereka, jika ada tetangga yang sakit, pesta dan meninggal dunia, anggota keluarga Ny.R menjenguk dan ikut peran serta membantu tetangganya. 28 Fungsi Perawatan Kesehatan Menurut keluarga Ny.R sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan seluruh aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan. Sedangkan sakit adalah suatu keadaan dimana seluruh kegiatan tidak dapat dilaksanakan seluruh aktivitas sehari-hari tidak dapat dilakukan dengan baik dan optimal.

1. A. Diare

Pada saat pengkajian tanggal 28 Januari 2014 anaknya mengalami diare. Menurut Ny.R Diare adalah buang air besar yang encer dan sering.Menurut Ny.D anaknya sudah mencret sebanyak 4x dalam sehari disertai muntah sebanyak 2x. Penyebab dari penyakit diare menurut Ny.R adalah • Akibat makan – makanan sembarangan Universitas Sumatera Utara • Makan – makanan yang pedas Menurut Ny.R tanda dan gejala diare adalah: • Buang air besar encer • Anak sering rewel dan menangis akibat sakit • Nafsu makan anak berkurang Menurut Ny.R, dia tidak mengetahui dampak lanjut dari diare.Keluarga Tn. B sangat cemas dan takut melihat penyakit anaknya dan anaknya tidak mau makan dan minum. Keluarga Tn.B baru membawa An.R ke rumah bidan terdekat namun keluarga Tn.B belum puas karna penyakit An.R belum juga sembuh. Ny.R mengatakan sejauh ini sudah merawat An.R dirumah dengan cara mengompres suhu An.R. Ny.R mengatakan bahwa keluarganya selalu membersihkan lingkungan rumahnya dengan cara goro bersama anggota keluarga yang ada di rumah pada saat hari libur atau pada waktu tidak adanya kesibukan dari masing – masing anggota keluarga.Tempat pembuangan sampah terdiri dari tempat sampah kering dan basah yang telah di sediakan oleh pemerintah setempat. Ny.R mengatakan bila timbul masalah kesehatan keluarga,keluarga menggunakan sistem pendukung yang tersedia seperti bidan,puskesmas dan rumah sakit . 29 Fungsi Reproduksi Keluarga Ny.R memiliki 2 orang anak lak-laki dan 1 anak perempuan. Ia berencana cukup memiliki 2 anak. Saat ini Ny.R memakai alat kontrasepsi, yaitu spiral. Universitas Sumatera Utara 30 Fungsi Ekonomi Ny.R mengatakan dapat mengatur keuangannya dengan baik. Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari – hari dan memiliki tabungan untuk masa depan dan keperluan yang tidak terduga.

VI. Stres dan Koping Keluarga 31 Stresor jangka pendek

Saat ini An.R mengalami diare, An.R terlihat lemas dan lebih 3 kali ke kamar mandi serta tidak mau makan. Tn.B tidak ada keluhan kesehatan. 32 Stresor jangka panjang Tn.B dan Ny.R ingin dapat membangun rumahnya agar lebih layak dan nyaman ditempati. 33 Kemampuan Keluarga Berespon terhadap situasistressor Terhadap stress jangka pendek Ny.R mengawasi makanan yang akan di makan An.R dan segera memberikan obat apabila An.R diare. Sedangkan terhadap stress jangka panjang keluarga Tn.B sudah mulai menabung. 34 Strategi Koping yang digunakan Keluarga menggunakan sistem dukungan sosialnya dari keluarga besarnya. Jika ada keperluan mendadak. Sedangkan jika ada masalah dalam keluarga, keluarga berusaha untuk menyelesaikannya secara musyawarah dan mendiskusikanya. 35 Strategi Adaptasi Disfungsional Keluarga Ny.R tidak memiliki adaptasi yang disfungsional karena Ny.R dan anggota keluarga lainnya selalu terbuka terhadap semua persoalan Universitas Sumatera Utara yang dihadapi sehingga setiap masalah dapat dicarikan jalan keluar secara bersama-sama.

VII. Pemeriksaan Fisik No

Pemeriksaan Fisik An.R 1. Keadaan Umum TB : 96 cm BB :15 Kg 2. Kepala : Simetris, Benjolan - Lesi - • Rambut Lurus, tidak rontok dan berwarna hitam • Mata Mata cekung,air mata sudah mulai kurang, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik • Telinga Bentuk normal cerumen - pendengaran baik, sismetris • Hidung Polip -, sinusitis -, Lendir -, Penciuman baik, Simetris • Mulut Mukosa mulutbibir kering.bibir kering.lidah ada bercak putih.terlihat bekas jahitan bibir sumbing • Kulit Turgor kulit agak jelek,akral hangat 37,0 c 2. • Leher Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan KGB 3. Thorak Bentuk simetris, tidak teraba benjolan, Universitas Sumatera Utara tidak ada lesi dan lecet 4 Sistem Pernafasan Bunyi nafas vesikuler, RR = 20 xi, retraksi dinding dada - penggunaan otot bantu nafas - Sistem Cardivaskuler TD : 8060 mmHg ND : 90 xi, IC tidak terlihat, irama teratur, bunyi jantung jelas 4. Sistem GIT Distensi abdomen BAB 3-5xhari bising usus 40xi 5. Sistem Genitourinaria Anus lecet dan memerah, BAK frekuensi 2-3xhari 6. Sistem Muskuli Ekstremitas tidak edema, pergelanangan dengan tidak nyeri pergelangan kaki tidak nyeri varises - reflek patella + Universitas Sumatera Utara

2. ANALISA DATA NO DATA

ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN 1 DS : Ny. R mengatakan An. R tidak selera makan, merasa mual dan ingin muntah. DO : An. R terlihat lemah, wajah pucat. Diare Peningkatan sekresi HCL Mual muntah Tidak selera makan Asupan nutrisi peroral berkurang Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2 DS : Ny. R mengatakan dalam sehari An. R BAB 4 kali sehari DO : An. R perutnya teraba lunak dan peristaltik usus 30 x Makanan yang tidak sehat menit. Gangguan Absorsi pada usus Peningkatan pergerakan peristaltik usus Gangguan pola eliminasi BAB Universitas Sumatera Utara 3. RUMUSAN MASALAH 3.1. Masalah Keperawatan 3.1.1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 3.1.2.Perubahan pola eliminasi bowel 3.2. Diagnosa Keperawatan 3.2.1.Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd tidak mampu memasukkan makanan dd mual dan muntah. 3.2.2.Resiko tinggi perubahan pola eliminasi bowel bd ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan dd BAB 3 kali sehari.

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Diagnosa : Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd tidak mampu memasukkan makanan dd mual dan muntah. Tujuan : intake nutrisi pada pasien adekuat. Kriteria hasil : tidak terjadi penurunan BB, peningkatan status gizi Intervensi Rasional 1. Kaji kemampuan menelan pasien 2. Jaga kebersihan mulut pasien 3. Sajikan makanan yang mudah dicerna dalam keaadan hangat, 1. Mengetahui apakah ada tanda kesulitan untuk menelan dan memberikan informasi tentang jenis diet yang sesuai. 2. Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan. 3. Meningkatkan selera makan dan intake makan. Universitas Sumatera Utara tetutup dan berikan sedikit-sedikit tapi sering. 4. Selingi makan dengan minum 5. Hindari makanan yang banyak mengandung gas. 6. Posisikan pasien semi fowler saat memberikan diet. 7. Observasi muntah. 4. Memudahkan makanan masuk. 5. Mengurangi rasa nyaman 6. Membantu mengurangi resiko aspirasi 7. Mengetahui input dan out put yang keluar Diagnosa : Resiko tinggi perubahan pola eliminasi bowel bd ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan dd BAB 3 kali sehari. Tujuan : Pola eliminasi bowel kembali normal. Kriteria hasil : karakteristik feses dan frekuensinya kembali normal Intervensi Rasional 1. Catat dan kaji kembali warna, konsistensi, jumlah, dan waktu BAB 2. Kaji dan catat pergerakan usus 3. Berikan cairan ade kuat 4. Berikan makanan tinggi serat dan hindari makanan yang banyak mengandung gas 1. Pengkajian dasar untuk mengetahui adanya masalah bowel 2. Deteksi dini penyebab diare 3. Membantu feses lebih lunak 4. Menghindari konstipasi Universitas Sumatera Utara

5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN NO

Diagnosa Implementasi Evaluasi 1 Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd tidak mampu memasukkan makanan dd mual dan muntah. 1. Mengkaji kemampuan menelan pasien 2. Menjaga kebersihan mulut pasien 3. Menyajikan makanan yang mudah dicerna dalam keaadan hangat, tetutup dan berikan sedikit-sedikit tapi sering. 4. Menyelingi makan dengan minum 5. Menghindari makanan yang banyak mengandung gas. 6. Memposisikan pasien semi fowler saat memberikan diet. 7. Mengobservasi muntah. S : Ny. R mengatakan An. R tidak selera makan karena mual O : pucat + A : masala teratasi sebagian, rasa mual An. R berkurang P : intervensi dilanjutkan 2 Resiko tinggi perubahan pola eliminasi bowel bd ketidakmampuan 1. Mencatat dan kaji kembali warna, konsistensi, jumlah, dan waktu BAB 2. Mengkaji dan catat S : Ny. R mengatakan An. R 3 kali BAB sehari Universitas Sumatera Utara keluarga mengenal masalah kesehatan dd BAB 3 kali sehari. pergerakan usus 3. Memberikan cairan ade kuat 4. Memberikan makanan tinggi serat dan hindari makanan yang banyak mengandung gas O : Peristaltik 30 x Universitas Sumatera Utara BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 KESIMPULAN

Pada pasien yang mengalami diare terjadi gangguan proses pencernaan makanan yaitu pada tahap absorpsi. Dimana pada tahap ini makanan tidak dapat dicerna karena pasien mengalami mualmuntah, sehingga intake nutrisi tidak adekuat. Saat dilakukan pengkajian, pasien mengeluhkan mual, tidak selera makan, BAB cair 3 kali sehari. Intervensi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien adalah menganjurkan pasien untuk membersikan mulut 2 kali sehari, menganjurkan keluarga pasien untuk menyajikan makanan yang mudah dicerna, dalam keadaan hangat, tertutup, dan berikan sedikit-sedikit tetapi sering, serta tinggi protein dan karbohidrat, selingi makan dengan minum, menganjurkan pasien untuk menghindari makanan yang banyak mengandung gas, mengatur posisi semifowler saat memberikan makanan, dan memberikan larutan oralit. Namun jika keaadan semakin parah sebaiknya dirujuk ke rumah sakit. Dan setelah dievaluasi didapatkan data subyek klien masih mengatakan mual berkurang, dan data obyek peristaltic 30 kali menit. 1.2 SARAN 1.2.1 Tenaga Kesehatan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi dan khususnya perawat supaya mengetahui nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien.

1.2.2 Tenaga Pengajar

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RS. H. Adam Malik Medan

1 72 63

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 27 56

Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Rumah Sakit Jiwa Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Medan

2 44 58

Asuhan Keperawatan pada An. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II Medan Amplas

5 38 60

Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Prioritas Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 35 65

Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas Masalah Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RSUP H. Adam malik Medan

0 5 42

Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas Masalah Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RSUP H. Adam malik Medan

0 0 5

Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas Masalah Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RSUP H. Adam malik Medan

0 0 3

Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Prioritas Masalah Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di RSUP H. Adam malik Medan

0 0 17

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Nutrisi 1. Konsep Dasar 1.1. Nutrisi 1.1.1. Definisi nutrisi - Asuhan Keperawatan pada An. R dengan Prioritas Masalah Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Perumahan V

0 0 56