Teory Belajar Vygotsky Teori Belajar Jerome S. Bruner

Dari ketiga prinsip tersebut penerapan model pembelajaran Aptitude treatment Interaktion mengemas dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

2.3.2. Teory Belajar Vygotsky

Berkaitan dengan pembelajaran, Vygotsky mengemukakan empat prinsip seperti yang dikutip oleh Slavin 2000: 256 yaitu: 1 pembelajaran sosial social leaning. Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai adalah pembelajaran kooperatif. Vygotsky menyatakan bahwa siswabelajar melalui interaksi bersama dengan orang dewasa atau teman yang lebih cakap; 2 ZPD zone of proximal development. Bahwa siswaakan dapat mempelajari konsep-konsep dengan baik jika berada dalam ZPD. Siswabekerja dalam ZPD jika siswatidak dapat memecahkan masalah sendiri, tetapi dapat memecahkan masalah itu setelah mendapat bantuan orang dewasa atau temannya peer; Bantuan atau support dimaksud agar si anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi tingkat kerumitannya dari pada tingkat perkembangan kognitif si anak. 3 Masa Magang Kognitif cognitif apprenticeship. Suatu proses yang menjadikan siswasedikit demi sedikit memperoleh kecakapan intelektual melalui interaksi dengan orang yang lebih ahli, orang dewasa, atau teman yang lebih pandai 4 Pembelajaran Termediasi mediated learning. Vygostky menekankan pada scaffolding. Siswadiberi masalah yang kompleks, sulit, dan realistik, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam memecahkan masalah peserta didik. Vygotsky menekankan pada pentingnya hubungan antara individu dan lingkungan sosial dalam pembentukan pengetahuan yang menurut beliau, bahwa interaksi sosial yaitu interaksi individu tersebut dengan orang lain merupakan faktor terpenting yang dapat memicu perkembangan kognitif seseorang. Vygotsky berpendapat bahwa proses belajar akan terjadi secara evisien dan efektif apabila anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana dan lingkungan yang mendukung supportive, dalam bimbingan seseorang yang lebih mampu, guru atau orang dewasa.

2.3.3. Teori Belajar Jerome S. Bruner

Menurut brunner sebagaimana dikutip oleh Keiichi 2008 tujuan pembelajaran adalah “disciplined understanding By emphasizing understanding, rather than performance, he means that it is not sufficient to have information in the sense that it is simply displayed in multiple-choice or short-answer questions; information or knowledge must be structured so that the individual can a expand and deepen his or her knowledge more efficiently, and b go beyond what is simply given. Dalam proses belajar siswabrunner menyatakan 3 tahapan sebagaimana ditulis oleh Ahmad Rifa‟i 2010 ; 32 yaitu; 1 Tahap enaktif Tahap enaktif ini siswaterlibat langsung dalam memanipulasi objek. 2 Tahap ikonik Tahap ini lebih pada mental yaitu gambaran dari objek-objek yang dimanipulasi. Siswatidak langsung memanipulasi objek seperti tahap enaktif 3 Tahap simbolik Tahap ini peserta memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu, tidak lagi terikat dengan objek-objek pada tahap sebelumnya. Dari hasil pengamatan brunner di sekolah dapat diambil beberapa kesimpulan yang melahirkan dalil-dalil 1 Dalil penyusunan atau konstruksi Dalil ini menyatakan bahwa jika siswaingin mempunyai kemampuan dalam hal menguasai konsep, teorema, definisi dan semacamnya maka harus dilatih untuk penyusunan representasinya. Dalam melatih siswaharus menguasai konsep dengan mencoba dan melakukanya sendiri. 2 Dalil notasi Dalil ini mengungkapkan bahwa dalam penyaian konsep, notasi memegang peranan penting dan harus disesuaikan dengan perkembangan mental anak. 3 Dalil pengkontrasan dan keanekaragaman Dalil ini sangat penting dalam melakukan pengubahan konsep difahami dengan mendalam, diperlukan contoh yang banyak sehingga siswadapat mengetahui karakteristik konsep tersebut. 4 Dalil pengaitan atau konektivitas Dalil ini menyatakan bahwa adanya keterikatan antara konsep matematika satu dengan konsep lainya ada hubungan yang erat, bukan dari segi isi, namun juga dari segi rumus-rumus yang digunakan. Jerome brunner menyatakan untuk teorinya bahwa, belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur- struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarakan. dalam teori brunner lebih menyarankan pada keaktifan siswadalam proses belajar secara penuh sehingga untuk penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaktion dalam prosesnya sangat mendukung, adanya pengelompokan siswayang bertujuan mengaktifkan seluruh siswadengan berbagai perlakuan untuk meningkatkan kreatifitas berpikir pada peserta didik.

2.4. belajar dan mengajar