Karagenan dan Limbah Karagenan

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karagenan dan Limbah Karagenan

Karagenan merupakan getah rumput laut yang diperoleh dari hasil ekstraksi rumput laut merah dengan menggunakan air atau larutan alkali dengan temperatur tinggi Glicksman 1983. Karagenan yang merupaka n produk utama jenis alga merah, secara luas digunakan untuk berbagai produk makanan, mulai dari susu, es krim sampai produk industri seperti pasta gigi, cat, kosmetik dan sebagainya Dahuri 2003. Karagenan diberi nama berdasarkan persentase kandungan ester sulfatnya, yaitu : kappa : 25-30 , iota : 28-35 dan lambda : 32-39 . Larut dalam air panas 70 C, air dingin, susu, dan larutan gula, sehingga sering digunakan sebagai pengentalpenstabil pada berbagai minuman atau makanan. Dapat membentuk gel dengan baik, sehingga dapat digunakan sebagai peng-gel dan thickener Suptijah 2002. Karagenan banyak digunakan pada produk pangan dan non pangan. Kurang lebih 80 produksi karagenan digunakan pada industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Pada produk pangan karagenan banyak digunakan untuk gel dalam selai, sirup, saus, makanan bayi, produk susu, daging, ikan, bumbu, dan sebagainya. Senyawa ini banyak digunakan ubtuk mengentalkan bahan bukan pangan seperti odol, shampoo, dan hasilnya digunakan juga untuk industri tekstil dan cat Angka dan Suhartono 2000 Karagenan dalam industri makanan dan minuman biasa digunakan sebagai dietetic food dalam bentuk jelly. Susu kental manis dan yoghurt menggunakan karagenan sebagai pensuspensi, sedangkan dalam industri milk-gel puding, custard, minuman kaleng dan antacid-gel berfungsi sebagai gelling agent, demikian pula dalam water-gel, fish dan meat-gel dan gel pengharum ruangan berfungsi sebagai pembentuk gel. Penggunaan lain dari karagenan adalah sebagai binder pada pasta gigi, sebagai bodying agent pada cream lotion dan saus tomat, dan sebagai penstabil lemak pada makanan ternak Anggadiredja et al. 1993 Proses proses produksi tepung karagenan secara umum terdiri dari pembersihan dan pencucian, penirisan, ekstraksi, penyaringan, pengendapan filtrat, dan penggilingan. Menurut Fellows 1992 penyaringan bertujuan untuk menjernihkan cairan dengan cara membuang sejumlah partikel padat atau untuk memisahkan cairan dari bagian padat bahan pangan dengan cara menggunakan saringan. Penyaringan adalah suatu unit proses dimana komponen solid tidak larut dalam suspensi solid-likuid dipisahkan dari komponen likuidnya dengan melewatkan suspensi tersebut melalui suatu membran yang dapat menahan solid dipermukaannya atau dalam struktur di dalamnya atau keduanya. Suspensi solid likuid dikenal sebagai bubur sedangkan cairan yang melewati membran saringan disebut medium saringan. Solid yang sudah dipisahkan dari komponen likuid tersebut disebut ampas Wirakartakusumah et al. 1992. Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan danatau proses produksi. Suryadiputra 1995 dalam Prantommy 2005 mendefenisikan air limbah sebagai limbah yang berbentuk cair, dimana di dalamnya mengandung proporsi air limbah dalam jumlah relatif lebih banyak dibandingkan dengan kontaminan yang terdapat di dalamnya. Limbah karagenan adalah bahan sisa yang diperoleh dari hasil akhir proses produksi karagenan. Dari proses pembuatan karagenan tersebut dapat menghasilkan limbah dari sisa pengolahan. Limbah karagenan berwarna keruh kecoklatan dan agak kental. Karagenan dapat dipisahkan dari filtratnya dengan cara presipitasi dengan alkohol, pengeringan “drum” drum drying dan dengan cara pembekuan Food Chemical Codex 1981. Hasil pemisahan inilah yang akan menjadi limbah. Limbah tersebut apabila tidak ditangani dengan baik maka dapat mengakibatkan dampak negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu limbah tersebut harus ditangani lebih lanjut. Filtrat karagenan merupakan campuran antara air, karagenan dan benda- benda asing lainnya yang berukuran sangat kecil. Menurut Overbeek dan Jong 1949 dalam Luthfi 1988, karagenan dapat dipisahkan dari air dan zat-zat lainnya dengan menambahkan zat tertentu misalnya alcohol, garam-garam dan aseton. Zat-zat tersebut berfungsi untuk memisahkan karagenan dengan cara pembentukan polimer sehingga terjadi agregasi yang menyebabkan penggumpalanpengendapan. Pemisahan karagenan juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode gel-press, KCL press, pembekuan menggunakan KCL atau presipitasi oleh alkohol Ceamsa 2001. Limbah hasil pengolahan karagenan masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku misal, sebagai serat, protein sel tunggal dan juga untuk tambahan makanan. Limbah tersebut kadang masih mengandung berbagai pencemar diantaranya yaitu logam timbal, oleh karena itu sebelum limbah tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku seperti serat, protein sel tunggal dan sebagainya maka terlebih dahulu perlu diberi perlakuan untuk mengurangi pengotorkontaminan seperti logam timbal. Karena apabila serat, protein sel tunggal, bahan tambahan makanan, dan pupuk yang diperoleh dari pemanfaatan limbah tersebut masih mengandung logam berat maka dipastikan logam berat tersebut akan terakumulasi dalam tubuh manusia dan ini sangat tidak bermanfaat bagi manusia. Salah satu cara mengurangi kontaminan logam timbal adalah diberi perlakuan dengan khitosan. Hal ini juga dapat memberikan dampak positif terhadap penyelamatan lingkungan dari pencemaran limbah tersebut.

2.2 Logam Timbal Pb