Rancangan percobaan dbs Sy

dimaksudkan untuk mengetahui kadar logam berat yang terkandung dalam limbah karagenan. Sedangkan analisis hasil akhir dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas khitosan dalam mengikat sebagai pengkhelat logam berat tersebut. Tahap analisis yang dilakukan adalah samp el homogen diambil 100 ml. Kemudian dimasukkan ke dalam labu destruksi, dengan ditambah H 2 SO 4 pekat sebanyak 10 ml dan HNO 3 pekat sebanyak 5 ml. Labu dipanaskan dalam alat destruksi selama ± 1 jam atau sampai nitrat hilang dan larutan berwarna hitam. Setelah itu diangkat dan setelah dingin ditambahkan asam perklorat HClO 4 sebanyak 5 ml. Kemudian sampel dipanaskan sampai berwarna bening. Selanjutnya labu diangkat dan didinginkan, setelah itu larutan ditepatkan volumenya sampai dengan 50 ml dengan HCl 1 N. Larutan dianalisis dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom AAS model 170-30 merk Hitachi. Analisis yang dilakukan pada Pb menggunakan panjang gelombang 283,5 nm dengan aliran lampu sebesar 7,5 µA, dan gas pembakarnya adalah oksigen-asetilen. Hasil analisis dapat diketahui melalui perhitungan dengan rumus : Keterangan: Sp = Pembacaan AAS untuk sampel Bl = Pembacaan AAS untuk blanko fp = Faktor pengenceran

3.5 Rancangan percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 5 perlakuan dan 2 kali ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah perlakuan konsentrasi, masing-masing 0 ppm, 1,25 ppm, 2,5 ppm, 3,75 ppm, 5 ppm, dan 6,25 ppm. Model rancangan percobaan yang digunakan menurut Steel dan Torrie 1995 adalah sebagai berikut : Y i j = µ + α i + ε ij ; dimana i = 1,2,3,....,a dan j = 1,2,3,....,b Logam berat ppm = Absorban Sp – Bl x fp gram sampel Keterangan: Y ij = Nilai pengamatan perlakuan ke-i ulangan ke-j µ = Nilai rata-rata pengamatan α i = Faktor pengaruh perlakuan ke-i ε ij = Pengaruh galat p Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam ANOVA. Selanjutnya untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Uji Beda Nyata Jujur Uji Tukey menurut Steel dan Torrie 1995 sebagai berikut: BNJ = q a2

p, dbs Sy

Dimana: q a 2 = Taraf nyata diperoleh dari table wilayah yang distudenkan p = jumlah perlakuan dbs = Derajat bebas sisa Sy = r KTS

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penelitian pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan dengan tujuan mendapatkan khitosan dari limbah rajungan. Pembuatan khitosan yang dihasilkan dari limbah rajungan ini yang akan digunakan dalam penelitian utama. Setelah mendapatkan khitosan, kemudian khitosan tersebut dianalisis mutunya yang terdiri dari kadar air, kadar abu, kadar nitrogen, derajat deasetilasi dan viskositas. Data hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil analisis mutu khitosan Parameter Fisika Kimia Nilai Kadar air 8, 04 Kadar abu 2,88 Derajat deasetilasi 84,84 Viskositas cps 224,25 Kadar air dari khitosan hasil penelitian ini sebesar 8,04 lebih kecil dari standar kadar air maksimal khitosan yaitu 10 dengan demikian maka khitosan tersebut sudah sesuai dengan standar mutu khitosan. Nilai kadar air ini dipengaruhi oleh proses pengeringan dalam pembuatan khitosan dan kemampuan khitosan itu sendiri untuk menyerap air serta ditentukan oleh kelembaban relatif udara lingkungan. Sedangkan kadar abu khitosan pada penelitian ini diperoleh sebesar 2,88 lebih besar dari standar mutu khitosan yaitu 2. Nilai kadar abu berhubungan dengan proses demineralisasi yaitu proses penghilangan mineral dari khitin dengan larutan HCl 1,5 N. Pada proses demineralisasi terjadi reaksi kimia antara asam klorida HCl dengan kalsium CaCO 3 dan CaPO 4 2 dan akan menghasilkan kalsium klorida yang larut dan mudah dipisahkan dari produk. Kadar abu yang terdapat pada khitosan ini lebih besar dari standar yang telah ditetapkan dikarenakan cangkang rajungan yang lebih tebal dibandingkan dengan cangkang udang seperti yang diungkapkan Wibowo et. al. 2005 bahwa kulit rajungan umumnya mengandung sekitar 75 – 85 BK. Ini berarti bahwa kulit