BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Pasar Induk Kramat Jati
Pasar Induk Kramat Jati PIKJ terletak di Jalan Raya Bogor Km. 17, Jakarta Timur. PIKJ dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Daerah
Khusus Ibukota Republik Indonesia No. D-V-a. 181171973 tanggal 28 Desember 1973 tentang pendirian Pasar Induk sayur mayur dan buah-buahan
Kramat Jati, Jakarta Timur dan ketentuan pengurusannya. Mulai beroperasi pada tahun 1974 dengan menempati areal seluas 14,7 hektar dan mengalami
peremajaan yang dimulai pada tanggal 28 Februari 2002. Latar belakang didirikannya PIKJ adalah sebagai pusat perdagangan besar sayur mayur dan buah-
buahan untuk menjamin kelancaran distribusi dan juga sebagai terminal pengadaan dan penyaluran bahan makanan sayur mayur dan buah-buahan yang
berpengaruh kepada kegiatan perekonomian, baik lokal maupun regional. Jumlah tempat usaha yang terdapat di PIKJ sebanyak 3.573 kios yang
dikelola oleh 2.000 orang sebagai pedagang tetap dan 250 orang sebagai pedagang tidak tetap. Ukuran kios bervariasi, untuk grosir dengan luas sebesar 8,4 m
2
dan 12,6 m
2
, sedangkan subgrosir luasnya sebesar 4 m
2
. Pasar dengan luas areal sekitar 14,7 hektar ini terbagi dalam blok-blok perdagangan yang disebut dengan
Los. Ada delapan Los di PIKJ yang menjual komoditas yang berbeda-beda.
Khusus untuk komoditas bawang merah terdapat pada Los G yang menampung sekitar 20 pedagang grosir. Pasar ini beroperasi selama 24 jam penuh dengan rata-
rata pengunjung per hari sebanyak 20.000 orang, yang melakukan berbagai aktivitas, baik sebagai pedagang, buruh, sopir, pemulung dan lain sebagainya.
Pasar ini memiliki fasilitas pelayanan umum yang lengkap bagi para pelaku yang melakukan aktivitas di pasar tersebut. Fasilitas pelayanan umum yang
disediakan terdiri dari Bank di 3 lokasi, 3 lokasi areal parkir dengan daya tampung lebih dari 3.000 mobil, 1 pusat telekomunikasi, dan toilet di 14 lokasi, bahkan
fasilitas penitipan anak pun tersedia. Pasar ini juga menyediakan fasilitas ibadah berupa 1 mesjid dan tiga musholla. Layana n keamanan di PIKJ dikelola oleh
perusahaan swasta yaitu PT. Metro 11, sedangkan layanan kebersihan dikelola oleh PT. Garda Transmos Mandiri. Pasar ini dapat menampung sampah dengan
volume sekitar 300 m
3
hari. Untuk layanan angkutan dikelola oleh armada “KABAPIN” dengan jumlah angkutan resmi sebanyak 174 unit dan angkutan
omprengan sebanyak 1.026 unit. Badan yang mencatat berapa banyak barang yang dibongkar dan dimuat serta memfasilitasi terhadap pelayanan bongkar dan
muat barang di pasar dipercayakan kepada “BAPENGKAR” Badan Pengelola Pekerja Bongkar Muat.
Para pedagang sayuran dan buah-buahan melakukan usaha dalam bentuk grosir dan eceran. Usaha dalam bentuk grosir berjumlah 1.835 tempat dan eceran
berjumlah 1.818 tempat. Jumlah pedagang tetap di PIKJ berjumlah lebih dari 2.000 orang yang menempati lebih dari 3.500 kios. Tingkat pendidikan yang
mereka miliki bervariasi dari hanya tingkat sekolah dasar hingga tingkat sarjana. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kantor PIKJ, modal yang mereka
miliki bervariasi dari minimal 10 juta rupiah hingga mencapai milyaran rupiah.
Hal itu juga terkait dengan omzet harian mereka yang juga bervariasi dari sekitar 10 juta rupiah hingga milyaran rupiah.
Produk yang dipasarkan di PIKJ terdiri dari 37 jenis sayuran, 32 jenis buah-buahan dan 3 jenis umbi. Kegiatan-kegiatan yang ada di PIKJ meliputi
kegiatan penjualan grosir sayur mayur dan buah-buahan, pengaturan angkut dan bongkar muat barang. Selain itu juga mengatur usaha sortasi dan seleksi khusus
untuk buah-buaha n serta mengadakan pencatatan barang keluar masuk tonase dan harga sebagai laporan bulanan. Skema alur masuk keluar bawang merah yang
berlangsung di PIKJ melibatkan beberapa pihak, hal ini dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 6. Alur Masuk Keluar Bawang Merah di PIKJ Petani Produsen
Pedagang Pengumpul
Pedagang antar daerah
Pedagang Grosir
Pedagang Pengecer Kegiatan
di PIKJ
Para pedagang-pedagang besar yang dalam istilahnya disebut Lapak memiliki akses yang kuat terhadap informasi pasar karena mereka memiliki anak
buah atau orang suruhan yang bertugas mencari informasi harga dan kondisi perdagangan di tempat lain. Pada umumnya para lapak sudah memiliki jaringan
distributor di berbagai tempat yang akan memasok komoditas yang mereka perdagangkan. Pada Gambar 6 terlihat bahwa para pedagang grosir selain
memiliki hubungan langsung dengan pedagang pengumpul dan pedagang antar daerah namun mereka juga dapat berhubungan langsung dengan petani produsen
di daerah. Pada awalnya pedagang grosir di PIKJ melakukan transaksi perdagangan,
baik melalui perantara perdagangan maupun berhubungan langsung dengan petani produsen di daerah. Setelah mencapai kesepakatan harga, kemudian sejumlah
barang yang telah dipesan dikirimkan dengan armada pengangkut. Komoditas yang masuk ke PIKJ kemudian dibongkar muat oleh suatu badan yang disebut
“BAPENGKAR”. Selain bongkar muat barang, BAPENGKAR juga mempunyai tugas untuk melakukan penimbangan yang kemudian akan dicatat sebagai laporan
barang masuk tonase bulanan yang akan dilaporkan ke kantor PIKJ. Kegiatan sortasi dan seleksi terhadap barang yang masuk hanya diperuntukkan untuk
komoditas buah-buahan, sedangkan untuk sayur-sayuran termasuk bawang merah belum dilakukan. Komoditas yang telah mengalami proses tersebut kemudian siap
diperdagangkan. Pada umumnya, pembeli di PIKJ merupakan pedagang pengecer yang membeli dalam jumlah besar yang kemudian akan dijual kembali ke pasar-
pasar tradisional seperti Pasar Tanah Abang, Pasar Jatinegara, Pasar Minggu dan
pasar-pasar lainnya. Pembeli yang datang tidak hanya berasal dari Jakarta tetapi juga dari luar kota, bahkan juga dari luar Pulau Jawa.
Pendistribusian komoditas dari PIKJ ke konsumen untuk wilayah Jabotabek umumnya menggunakan jasa angkutan yang dibawa sendiri oleh
konsumen atau pedagang pengecer, sedangkan untuk pendistribusian ke luar Jabotabek, konsumen atau pedagang pengecer umumnya menggunakan truk dan
yang keluar Pulau Jawa Medan, Bangka, Batam dan daerah lainnya menggunakan kontainer atau penerbangan dengan kargo. Kegiatan lain yang
terdapat di PIKJ selain melakukan pendistribusian sayur-sayuran dan buah-buahan ialah layanan kepada para pelaku bisnis dan konsumen, dengan dibantu oleh 6
seksi, yaitu Seksi Umum, Seksi Usaha dan Pengembangan, Seksi Keuangan, Seksi Perawatan, Seksi Akuntansi dan Seksi Keamanan Pasar. Tugas sehari- hari
pengelola adalah memungut jasa atau iuran pengelolaan pasar, menerbitkan surat izin tempat, balik nama, penanganan kebersihan pasar , pemantauan dan
pencatatan harga serta menjaga keamanan dan ketertiban pasar. Perkembangan tingkat harga di PIKJ khususnya untuk bawang merah
mengala mi fluktuasi beberapa kali dalam sehari yang disebabkan antara lain karena supply dan demand yang tidak seimbang, daya beli masyarakat yang
menurun,adanya permintaan dari luar daerah yang tidak signifikan dan petani dari daerah Jawa Tengah yang memasok ke pasar eceran tidak melalui PIKJ khususnya
menjelang hari raya. Pasokan bawang merah yang terdapat di PIKJ berlimpah ketika memasuki bulan Agustus, sedangkan pasokan terendah terjadi pada bulan
Maret. Ketika pasokan rendah umumnya pedagang mengimpornya dari luar. Negara yang menjadi pemasok bawang merah antara lain adalah Thailand dan
Philipina. Sedangkan pasokan bawang lokal umumnya berasal dari daerah Brebes, Losari, dan Patrol. Menurut salah satu pedagang grosir permintaan bawang merah
per harinya bisa mencapai 15 ton pedagang besar. Di PIKJ terdapat 8 pedagang besar sehingga total permintaan per hari jika bawang merah terjual semua
mencapai 120 ton harinya atau permintaan rata-rata per bulannya mencapai 3600 ton. Jumlah pasokan bawang merah yang masuk ke PIKJ per bulannya dapat
dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Pasokan Bawang Merah Ton yang Masuk ke PIKJ periode
Tahun 2003 - 2005
Bulan 2003
2004 2005
Januari 1.942
3.342 2.960
Februari 2.173
3.158 3.033
Maret 2.036
3.946 3.252
April 2.711
4.581 4.129
Mei 3.120
3.091 3.136
Juni 2.719
2.760 2.859
Juli 2.802
3.630 3.627
Agustus 3.445
2.601 2.470
September 2.769
3.104 3.725
Oktober 3.832
4.082 3.253
Nopember 1.858
3.564 1.986
Desember 2.607
3.680 3.357
Pada Tabel 6 terlihat bahwa pasokan bawang merah yang masuk ke PIKJ berfluktuasi cukup besar. Hal ini disebabkan karena fluktuasi produksi bawang
merah pada berbagai daerah sentra produksi yang banyak dipengaruhi oleh iklim, mengingat bawang merah merupakan komoditas pertanian yang membutuhkan
cukup air untuk berproduksi secara optimal. Jika dibandingkan dengan permintaan rata-ratanya yang sebesar 3.600 ton maka terdapat kemungkinan bahwa pada
bulan – bulan tertentu akan terjadi defisit jumlah pasokan bawang merah di PIKJ
misalnya pada selang periode bulan Februari hingga bulan Mei dimana bawang merah memasuki masa kosong panen. Hal ini membuat para pedagang besar
terpaksa mengimpor bawang merah dari luar untuk menutupi defisit tersebut.
5.2 Identifikasi Pola Fluktuasi Harga Bawang Merah