Karakteristik absorbsi ekstrak wortel

beragam. Pigmen dalam rumput laut agak sulit dipisahkannya tetapi dapat menimbulkan dampak kurang baik pada produk akhir terutama pada penyimpanan yang lebih panjang, yaitu menimbulkan warna kecoklatan atau kusam. Hasil disajikan pada Tabel 12 dan Gambar 21. Tabel 12 Absorbsi ekstrak wortel pada berbagai konsentrasi kitosan Konsentrasi kitosan Absorbansi Rata-rata Standar deviasi 0,1 0,0860 0,0861 0,0001 0,0862 0,2 0,9770 0,0972 0,0085 0,9650 0,3 0,1224 0,1224 0,0000 0,1224 0,4 0,1401 0,1402 0,0001 0,1403 0,5 0,1639 0,1642 0,0004 0,1645 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Konse ntra si Kitosa n A b s o r b s i E k s tr a k W o r te l Gambar 21 Histogram absorbsi ekstrak wortel pada berbagai konsentrasi kitosan Gambar 21 menunjukkan nilai absorbsi ekstrak wortel oleh kitosan setelah mengalami desorbsi dengan pelarut aseton, untuk selanjutnya diplot ke kurva baku ekstrak wortel komersial. Hasil plot ke kurva baku diperoleh absorbsi rata rata pigmen ekstrak wortel adalah 50 untuk waktu absorbsi 30 menit. Gambar 22 menunjukkan absorpsi pigmen ekstrak wortel pada panjang gelombang 525 nm dan pewarna minuman pada panjang gelombang 425 nm semakin meningkat dengan meningkatnya perlakuan kitosan. Absorbsi ekstrak 0.861±0.0001 0.0972±0.0085 0.1224±0.000 0.1402±0.0001 0.1642±0.000 wortel mencapai rata rata 50 setelah diekstrapolasi ke kurva baku Lampiran 2 dan absorbsi pewarna minuman mencapai rata rata 55, dalam waktu absorbsi 30 menit. Gambar 22 Histogram sisa absorbsi ekstrak wortel dan pewarna minuman Dari hasil tersebut diketahui bahwa absorbsi pigmen yang mewakili pigmen dari rumput laut cenderung hampir sama. Absorbsi suatu komponen dipengaruhi oleh ukuran partikel dan muatan ionik dari komponen tersebut serta porositas dan jarak antar polimer dari absorben Knorr 1987, dengan demikian pigmen dalam rumput laut tersebut mempunyai sifat fisis dan kimiawi yang hampir bersamaan. Rendemen ekstrak wortel yang dihasilkan adalah 9,11 mg0,1 gram kitosan, dengan kata lain dapat diperoleh sekitar 1 gram hasil absorbsi untuk setiap pemakaian 10 gram absorben kitosan.

4.2.7 Karakteristik absorbsi E. coli

Bakteri E. coli yang mengandung enzim β galaktosidase dapat dideteksi keberadaannya melalui uji dengan ONPG Orto Nitro Phenil Glukosida, yang akan menghasilkan warna kuning dari ONP Orto Nitro Phenol sebagai hasil reaksi dari enzim β galaktosidase dengan ONPG yang dapat dideteksi dengan spektrometer pada panjang gelombang 420 nm Lapige et al. 1973, Maniatis et al. 1976. Gambar 23 menunjukkan terjadinya absorbsi sel E. coli oleh kitosan. Perlakuan penambahan kitosan 0,05-0,5 ke dalam hasil kultur E.coli dengan konsentrasi 0,2 gr sel per 10 ml dan waktu kontak 30 menit menunjukkan absorpsi sel yang meningkat sebesar 24 dari 62-86, dengan semakin tingginya konsentrasi kitosan yang ditambahkan semakin tinggi pula absorpsi yang terjadi dengan rata-rata mencapai 75. Gambar 23 Histogram absorbsi E. coli oleh kitosan Berdasarkan kurva standar Lampiran 11 yang diplot antara absorban dengan konsetrasi biomasa E. coli menunjukkan bahwa walaupun nilai absorpsi E. coli yang paling tinggi terjadi pada konsentrasi kitosan 0,5 dan terendah pada konsentrasi kitosan 0,05 tetapi perlakuan kitosan 0,05 sebenarnya paling tinggi daya absorbsinya terhadap sel E.coli, hal tersebut disebabkan adanya effek kepekatan, semakin tinggi kepekatan absorben dalam larutan semakin terbatas gerak molekul dalam larutan, akibatnya semakin rendah kemampuan molekul memasuki absorben difusi eksternal, begitu juga difusi antar partikelnya menjadi melemah. Dari hasil absorbsi E.coli yang diperoleh, maka untuk efisiensi dapat dipilih konsentrasi kitosan terbaik dalam mengabsorbsi E.coli adalah 0,05.

4.3 Aplikasi Absorben Kitosan dalam Pemurnian Agar-Agar

Aplikasi absorbsi dalam pemurnian agar dari jenis rumput laut Gracillaria, menghasilkan agar-agar, dengan karakteristik hampir mendekati kontrol agar bakto. Hasil penelitian dapat ditingkatkan sebagai penyediaan agar-agar untuk media kultur mikroorganisme atau media kultur jaringan yang sampai saat ini