1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Badan Standar Nasional BSNP,2006:138ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia, ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia
mencakup komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek- aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis. Kurikulum tingkat satuan
pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa kurikulum satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu pada standar
isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam kehidupan siswa. Pembelajaran bahasa Indonesia SD merupakan
pembelajaran yang paling utama. Dikatakan demikian karena dengan bahasa, siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan informasi. Oleh
karena itu guru sebagai pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah dituntut untuk dapat merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kompetensi umum
dalam pembelajaran bahasa Indonesia Santosa,2010:3.17
Menulis adalah salah satu keterampilan bahasa Indonesia yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak
didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih. Doyin, 2011:13
Tarigan 2008:4 menyatakan bahwa kemampuan menulis merupakan ciri orang atau bangsa yang terpelajar. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari maju
atau tidaknya komunikasi tulis tersebut. Tulisan digunakan orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, dan mempengaruhi orang lain. Tujuan
tersebut hanya dapat tercapai jika seseorang dapat menyusun gagasannya dengan jelas dan mudah dipahami.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01 Semarang. Siswa Kelas IVbelum mampu menulis
karangan dengan baik. Dalam hal ini saat siswa diminta untuk menuliskan pengalaman dengan benar. Mereka belum mampu menulis serita pengalaman
dengan menggunakan bahasa baku. Dari jumlah total siswa 19 orang, sebanyak 12 siswa mendapat nilai dibawah KKM dan belum mampu menuliskan sebuah cerita
atau karangan dengan baik. Dengan kondisi seperti ini maka pada kelas IV SDN Gunungpati 01 Semarang perlu diadakan sebuah penelitian tindakan kelas
“Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Model Picture and PicturePada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 01
Semarang”. Picture and Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan
gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Kebaikan picture and picture adalah guru lebih mudah memahami dan mengetahui
kemampuan setiap siswa, dan melatih berpikir logis dan sistematis. Kekurangan model ini adalah memakan banyak waktu dan banyak siswa yang pasif.
Hamdani,2011:89 Penelitian yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Ika Siti Paramitha, dengan judul “Peningkatan Berbicara Krama Lugu Siswa Kelas II Menggunakan Picture and Picture
”. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, model Picture and Picture dapat meningkatkan keterampilan
guru, aktifitas siswa dan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil sebagai berikut keterampilan guru. Pada siklus I pertemuan 1 skor yang diperoleh
adalah 24 dengan persentase 60 kategori cukup; siklus I pertemuan 2 jumlah skor yang diperoleh adalah 27 dengan persentase 67,50 kategori baik; pada
siklus II pertemun 1 diperoleh skor 30 dengan persentase 75 kategori baik; silkus II pertemuan 2 mendapatkan skor 36 dengan persentase 90 kategori
sangat baik. Hasil belajar siswa juga meningkat terbukti dengan Ketuntasan klasikal yang dicapai siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 41 dan siklus I
pertemuan II sebesar 63. Pada siklus I keterampilan berbicara siswa masih termasuk dalam kategori cukup. Selanjutnya pada siklus II pertemuan
1,ketuntasan klasikal siswa meningkat menjadi 69 dan pada siklus II pertemun 2 ketuntasan klasikal siswa kembali mengalami peningkatan menjadi 77.
Keterampilan siswa pada siklus terakhir sudah termasuk dalam kategori baik. Pada siklus II penelitian dihentikan karena sudah mencapai indikator keberhasilan
yan g ditetapkan yaitu ≥ 75.
1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah